Ternyata Suamiku Seorang Sultan - Bab 103 Davin Masuk Jebakan

Mendengar ucapan Darius, Rendi mengangkat alisnya, memandang Darius, hatinya penasaran, pak tua ini akan menggunakan cara apa untuk memaksanya keluar.

Gunawan dan Davin, mereka berdua memandang Rendi, tatapan mata mereka bersinar kilau.

Mereka sudah bisa memastikan, di antara keempat keluarga besar hanya mereka keluarga Chen yang mengetahui identitas Rendi yang sebenarnya.

“Aku tidak mau proyek kerja sama dengan LKK Tekno Sains, lebih baik kamu ganti yang lain.”Davin menggelengkan kepalanya dan langsung menolak tawaran Dsrius.

Omong kosong, keluarga Chen secara lisan sudah mencapai kesepatakan bekerja sama dengan LKK Tekno Sains dengan proyek senilai puluhan Triliun, walaupun keluarga Zhang, Zuo dan Liu memaksa Rendi keluar, untuk memberikan mereka sedikit keuntungan, berapa keuntungan yang diberikan?

Hanya ada satu potong kue,dan keluarga Chen sudah mengambil proyek senilai puluhan Triliun , sisanya hanya tinggal sedikit.

Lagipula, sekarang keluarga Chen dan Rendi dalam hubungan kerja sama, kalau dia menerima persyaratan dari Darius, bukankah ini sama saja dengan menampar wajah Rendi.

“Apa yang kamu inginkan?”tanya Darius.

“Proyek pulau Randayan.”ucap Davin.

Proyek pulau Randayan adalah proyek pengembangan yang baru diambil keluarga Zhang, dengan total investasi lebih dari 6T, jika dioperasikan dengan baik, akan terus menghasilkan uang tanpa henti.

“Baik, itu keputusannya.”Darius menyetujuinya tanpa berpikir, karena dia sangat yakin dengan master bela diri yang dia undang.

Semua orang berkumpul, penasaran dengan taruhan kedua orang ini akan berakhir seperti apa.

Tetapi detik berikutnya, Davin membantah: “Putuskan apa, aku tidak setuju menjadikan Sulan sebagai bahan taruhan, karena kamu sudah mengeluarkan proyek pulau Randayan, keluarga Chen juga akan mengeluarkan taruhan yang setara, katakanlah proyek apa yang kamu inginkan dari keluarga Chen.”

Davin tidak bodoh, Darius yang begitu percaya diri, master bela diri yang bernama Handoko pasti sangat hebat, kalau muridnya kalah, bukankah akan kehilangan kebahagiaan cucu tersayangnya?

“Davin, aku baru menyadari sejak kapan kamu berubah menjadi cerewet? Percaya diri sedikit, oke? Ucap Darius.

Davin mengerutkan kening tidak mengatakan apa-apa, semakin Darius begini, semakin dia tidak yakin.

“Sulan, kakekmu akan menjadi kura-kura yang bersembunyi dalam tempurung.”ucap Darius tersenyum memandang Sulan.

Dia menyaksikan Sulan tumbuh dewasa, dan sangat menyukai Sulan, bahkan menganggap Sulan sebagai cucu menantu, jadi kali ini, dia harus memaksa Davin menikahkan Sulan kepada cucunya.

“Kakek, aku percaya padamu, percaya pada kekuatan semuanya.”Di bawah ejekan Darius, dalam sesaat Sulan menjadi tidak senang, dia tidak bisa membiarkan orang lain memandang rendah kakek sendiri.

Dia percaya kalau kakeknya tidak menyetujui syarat Darius, kakek pasti akan sangat malu.

Dan dari sifat Darius, setelah keluar pasti akan memberitahu khalayak ramai, bahkan membuat kakeknya malu.

“Baik, aku menyetujuimu.”tentu saja Davin tidak ingin dikatakan sebagai kura-kura, dia juga orang yang gengsi.

Di tambah dengan bujukan cucu sendiri, dia langsung menyetujui syarat Darius.

Yang paling penting adalah dia tidak percaya murid-muridnya kalah dengan yang lain.

“Hahaha, ini baru Davin yang berani maju di medan perang.”ucap Darius licik tertawa keras.

Semua orang penasaran melihat taruhan kedua pak tua ini, meskipun mereka tidak mengerti seni bela diri, tapi tidak mencegah mereka menikmati pertunjukkan.

“Davin masuk perangkap.”ucap Rendi di samping Gunawan.

“Adik Rendi maksudmu yang bernama Handoko itu sangat hebat?”tanya Gunawan melihat wajah dingin Handoko.

“Ehn, murid-murid tuan Davin sama sekali bukan lawannya.”ucap Rendi mengangguk, pernapasan Handoko sangat stabil, tindakannya yang kuat dan penuh energi, sekali melihat pada pandangan pertama pasti seorang master bela diri, orang biasa bagaimana mungkin menjadi lawannya.

Iya, di matanya, beberapa murid Davin tiada bedanya dengan orang biasa.

Kalau mereka benar-benar master bela diri yang hebat, nafas mereka tidak akan begitu kacau.

Rendi menyimpulkan mereka yang menyerang bersama, belum tentu bisa mengalahkan Handoko.

“Hmph, beraninya kamu menyimpulkan beberapa murid itu bukan tandingan orang itu?”ucap Sulan yang mendengar ucapan Rendi dan mempertanyakannya dengan tidak senang.

Pertandingan kali ini berhubungan dengan kebahagiaannya, bagaimana mungkin kalah.

Rendi tersenyum dan berkata: “Aku tebak.”

Sulan meliriknya, dan tidak ingin mempedulikan Rendi, tapi kakek dan ayahnya sangat mengagumi Rendi, dia juga tidak boleh bertindak keterlaluan.

“Tentu saja, kalau kamu tidak ingin menikahi Kevin, bisa datang kemari meminta bantuanku.”ucap Rendi dengan santai, melihat Sulan yang marah.

“Membantuku? Kalau beberapa temanku bukan tandingan Handoko, apakah kamu bisa mengalahkannya? Bagimana kalau kamu dipukul hingga cacat, keluarga Chen tidak sanggup memikul tanggung jawab ini.”ucap Sulan menghina, tapi dia tetap berusaha mengontrol nada bicara dan cara bicaranya.

Rendi tersenyum tidak mengatakan apa-apa, tetapi mata Gunawan berbinar dan bertanya: “Adik Rendi pernah berlatih bela diri?”

“Dulu waktu kecil pernah belajar beberapa tahun.”ucap Rendi dengan hati-hati.

“Baiklah, anggap saja aku tidak pernah bertanya.”Gunawan tersenyum, Rendi yang baru belajar beberapa tahun, dan ketika masih kecil, dalam sekejap dia tidak berharap apapun.

Beberapa murid ayahnya telah mengikutinya ayahnya selama puluhan tahun, kalau mereka bukan lawan Handoko, maka Rendi lebih tidak mungkin menjadi lawannya.

Dengan cepat sebuah lahan di taman dikosongkan, dibawah perintah Darius, Handoko duluan berjalan ke tengah tanah kosong.

Dia melirik beberapa murid Davin dengan sombong, dengan tatapan menjijikkan sambil memiringkan kepalanya mengarah ke langit, dia sama sekali tidak menghargai orang-orang itu di matanya.

Orang-orang Davin kesal ketika mereka melihat ini, Handoko terlalu sombong, hari ini kalau tidak mengalahkannya, keluarga Chen akan malu.

“Orang ini tidak mudah, setelah kamu maju, pertama-tama cari tahu kemampuannya, lalu serang sekuat tenaga.”ucap Davin pada murid pertama yang maju.

Ini bukan pertandingan kemenangan atau kekalahan, Darius sudah mengatakan murid-muridnya dapat secara bergilir menyerang Handoko, demi kebahagiaan cucunya, dia tidak boleh kalah.

Jadi meskipun maju secara bergilir sangat memalukan, dia juga tidak peduli.

Di ronde pertama, dia mengirim murid ketiga, murid ketiganya bukan murid terkuat, demi menguji kekuatan fisik Handoko, dan memudahkan murid pertamanya menaklukkan lawan.

“Guru tenang saja, walaupun aku bukan tandingannya, aku juga tidak akan mengapuninya.”ucap murid ketiga Davin dengan percaya diri, dan berjalan ke arah Handoko dengan bangga melihat ke langit.

“Dan…… murid ketiga Davin mendekati Handoko, mengepalkan tangan mereka dan bersiap-siap memperkenalkan diri.

“Jangan omong kosong, sudah siap, aku akan menyerang.”Handoko memandang murid ketiga Davin dan berkata dengan acuh tak acuh.

“Hmph, sombong!”wajah murid ketiga Davin berubah menjadi jelek, meninju Handoko dengan satu pukulan.

Dia memukul dengan cepat dan kekuatan besar, tapi itu tidak mematikan, dalam sekejap langsung menyerang Handoko.

Tapi detik berikutnya——

Pang!

Handoko menyerang kemudian, dia meninju dada murid ketiga Davin, dia mengerang kesakitan, badan yang begitu besar langsung ditinju melayang sejauh dua meter.

Novel Terkait

Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu