Ternyata Suamiku Seorang Sultan - Bab 368 Rinho yang Kegirangan

Pertandingan utama tim Sway hari ini dipenuhi dengan penonton, hal ini sangat jarang dijumpai.

Hari ini adalah pertandingan pertama dari tim Sway setelah diambil alih oleh LKK Tekno Sains, totalnya mencapai jutaan penonton yang datang untuk melihat pertandingan ini, menjadi saksi hidup kembalinya tim Sway.

Walaupun hari ini lawan mereka adalah tim Offshore yang sebelumnya mendapatkan posisi kedua dalam liga turnamen, namun semua orang memiliki harapan yang tinggi terhadap tim Sway.

Karena sistem penghargaan mencapai jutaan yang baru saja Rendi terapkan kemarin, mengakibatkan semua orang melihat sebuah harapan.

Inilah yang disebut dibalik penghargaan yang besar maka akan ada pemberani, dihadapan penghargaan yang begitu besar, jika anggota tim Sway masih tidak berusaha maksimal, maka mereka benar-benar tidak profesional.

Melihat Rendi berjalan ke arah daerah ruang pribadi, semua anggota kamar dagang dan industri menyapanya satu per satu, Gunawan dan Dewi juga datang secara pribadi.

Rendi tahu bahwa mereka berdua tidak tertarik dengan sepak bola, sangat jelas bahwa mereka datang untuk melihat pertandingan sepak bola hari ini pasti hanya karena menghormati Rendi.

"Bos Rendi, tidak menyangka bahwa kamu juga masuk kedalam industri sepak bola."

Pada saat ini, ada seorang pria paruh baya yang mendekati mereka, pria paruh baya itu lumayan menonjol, dia mengenakan jas, mengulurkan tangannya kepada Rendi dengan ekpresi wajah yang sangat ramah.

"Dia adalah bos dari tim Offshore, namanya Rinho Hu." Kata menejer Lay yang ada disamping Rendi.

Malam ini Rendi mewakili tim sepak bola untuk makan bersama dengan Rinho, Rinho melihat Rendi tidak pergi, langsung menolak untuk makan bersamanya, membuat Rinho merasa sangat malu.

namun Rendi mengetahui bahwa dirinya dan Rinho tidak berada pada level yang sama, walaupun dirugikan, juga hanya bisa menyimpannya dalam hati, hanya berharap malam ini tim Sway bisa mengalahkan tim Offshore.

"Halo Bos Rinho." Melihat Rinho yang tersenyum, Rendi juga menjabat tangannya sambil tersenyum.

"Halo, halo, aku datang kesini khusus untuk menghampiri Bos Rendi, tidak menyangka Bos Rendi sangat sibuk, namun untungnya Bos Rendi masih bersedia untuk datang melihat pertandingan. silahkan Bos Rendi." kata Rinho sambil tersenyum kecil.

Rendi menaikkan alisnya, merasa bahwa ada maksud lain dibalik perkataan orang ini.

Namun dia juga tidak memperdulikannya, memberi tanda kepada Gunawan, Dewi dan yang lain untuk duduk, kemudian berjalan sampai di ruang pribadi khusus untuk kedua pihak bos tim sepak bola.

Beberapa saat setelah mereka duduk ditempat, pertandingan dimulai.

Melihat anggota tim sepak bolanya terus merebut bola dari tim Sway, dan dengan sangat cepat mengepung tim lawan, jangan katakan seberapa senangnya Rinho.

Dia terus-terusan bersorak disamping Rendi.

Rendi menolehkan kepala melihat Rinho, kemudian lanjut melihat pertandingan seperti biasa.

Hanya saja walaupun anggota tim Sway sudah berusaha sekuat tenaga, namun taktik mereka masih ada sedikit masalah, tidak bisa melewati bagian tengah lapangan, dikepung terus oleh tim Offshore.

Rendi menghela nafas dalam hati, perbandingan kemampuan mereka sangatlah jauh.

Dalam hatinya sudah ada sebuah rencana, setelah musim pertandingan ini berakhir, dia akan merekrut beberapa anggota luar yang berkemampuan tinggi kedalam tim.

Tim Sway juga memiliki seorang anggota luar, namun kemampuannya tidaklah bagus, setelah bertanding selama dua puluh menitan, bahkan satu gol pun tidak ada, Rendi melihat mereka seperti sedang tidur sambil berjalan.

Akhirnya, ketika pertandingan sudah berlangsung selama tiga puluh menit, tim Offshore akhirnya memasukkan satu bola kedalam gawang.

seluruh anggota tim tim Offshore bersorak, Rinho juga berdiri sambil memberikan tepuk tangan.

Rendi juga menepuk tangannya sebagai formalitas.

Dan seluruh anggota tim tim Sway hanya diam saja.

"Bos Rendi, sepak bola ini tidak seperti industri lainnya, banyak orang yang membuahkan hasil yang sangat bagus di industri lain, namun ketika tiba dalam industri sepak bola, maka menjadi pecundang." Seteleh bersorak, Rinho kembali duduk, menolehkan kepala melihat Rendi sambil tersenyum senang.

Sejujurnya, biasanya dia sangat jarang pergi keluar bersama dengan anggota tim, namun karena Rendi telah mengambil alih tim Sway, maka dia sengaja datang ke kota Yuzoda.

Awalnya dia berencana memanfaatkan kesempatan ini untuk mendekati Rendi, bagaimanapun Rendi termasuk tokoh yang sangat hebat dalam negri ini, dari berbagai aspek dia melampauwi beberapa pengusaha kecil dibelakangnya.

Tidak disangka, Rendi bahkan tidak bersedia menemani Rinho makan, Rinho merasa dihina, maka dari itu, ketika mannajer Lay dari tim Sway pergi menemani dia, dia segera mengusir Lay.

Sebenarnya Rendi tidak berencana untuk mengurus tim sepak bola sendiri, maka dari itu dia tidak bersedia untuk makan bersama Rinho, bukan karena memandang rendah Rinho.

"Benarkah? Mendengar perkataan direktur ini membuat saya menjadi tertarik." Kata Rendi datar.

"Yah, kalau begitu aku memberi selamat kepada Bos Rendi terlebih dahulu, semoga tim Sway kamu sukses dalam mempertahankan level. Kata Rinho sambil tersenyum.

Maksud dari perkataannya ini yaitu dalam musim pertandingan berikutnya, tim Sway akan diturunkan dari liga super ke liga level pemula, walaupun kamu memiliki kemampuan yang hebat, jug hanya bisa bermain di liga level kedua.

Dipandang rendah oleh Rinho, Rendi hanya tersenyum kecil, tidak mengatakan apapun, juga tidak membantah.

Penampilan dari tim Sway hari ini memang membuat dia tidak bisa membantah perkataan Rinho.

Jika pertandingan hari ini kalah, maka sisa empat pertandingan lainnya harus menang semua baru bisa mempertahankan level yang sekarang, jika tidak maka mereka harus turun level.

Pertandingan berlanjut, namun setelah gawang tim Sway sudah dimasuki satu bola, mereka tidak lagi memiliki semangat, melakukan pertahanan seperti seekor kura-kura yang bersembunyi dalam cangkang, satu per satu dari mereka seperti belum makan.

Akhirnya, sebelum babak pertama berakhir, pemain tengah dari tim Offshore memberi tendangan jauh yang memasukkan satu bola lagi kedalam gawang tim Sway.

Melihat rinho yang bertepuk tangan dengan semangat disamping, ekspresi wajah Rendi berubah gelap.

Rendi berdiri, dengan ekspresi wajah yang sangat buruk berjalan sendirian ke arah ruang ganti tim sepak bola.

Melihat Rendi yang pergi, menejer Lay hanya mengikutinya.

Ketika tiba di ruang ganti, Rendi berdiri didepan pintu, Lay melihat ekpresi wajah Rendi yang buruk, juga berdiri disamping, tidak berani bersuara.

Beberapa menit kemudian, satu per satu anggota tim sepak bola kembali ke ruang ganti , ekspresi mereka semua seperti balon yang kempes.

Namun ketika melihat Rendi, dari dalam hati mereka merasa sedikit panik.

Dalam babak pertama pihak lawan sudah mencetak dua gol, dan lawan mereka adalah tim Offshore yang berada dalam peringkat ke-2, mereka bahkan tidak memiliki sedikitpun kesempatan untuk membalikkan keadaan.

Sangat jelas bahwa Rendi datang ke ruang ganti karena sangat tidak puas dengan performa mereka dalam babak ini.

"Bos Rendi."

"Bos Rendi."

Satu per satu anggota tim sepak bola menyapa Rendi dengan hati-hati.

Rendi menganggukkan kepala, hingga kedatangan pelatih utama.

Ketika pelatih utama melihat Rendi, ekspresi wajahnya berubah sedikit panik.

Demi kemenangan anggota tim sepak bola, Rendi sudah mengeluarkan banyak uang untuk penghargaan, dia bahkan datang melihat pertandingan secara pribadi untuk menyemangati semua pemain.

Tidak disangka baru satu babak, pihak lawan sudah mencetak dua gol, mereka tidak memiliki kesempatan untuk membalikkan keadaan, dia benar-benar tidak memiliki wajah untuk bertemu dengan Rendi.

"Masuk dulu." Kata menejer Lay sambil mengerutkan kening.

Performa para anggota tim sepak bola hari ini juga berada diluar perkiraannya, juga membuat dia merasa tidak senang.

Walaupun performa para anggota tim hari ini tidak ada hubungannya dengan dia, Rendi juga tidak akan menyalahkannya, namun performa pertandingan pertama dari tim sepak bola yang diambil alih oleh Rendi sudah membuahkan hasil seperti ini, dia juga merasa agak tidak berani untuk berhadapan dengan Rendi.

Ketika seluruh anggota tim beristirahat, mereka semua tidak berani bertatapan langsung dengan Rendi.

Rendi melihat semua orang sejenak, kemudian membuka mulut.

Novel Terkait

Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu