Ternyata Suamiku Seorang Sultan - Bab 39 Famrik Dan Yanto Bertekuk Lutut

“apa? Kamu mengatakan jika kamu adalah pemegang saham yang baru? Rendi apa kamu ingin membuatku tertawa sampai mati?”

Mendengar perkataan Rendy membuat Famrik tidak bisa menahan tertawanya lagi, ini adalah lelucon terlucu yang pernah dia dengar selama ini.

Mengenai keadaan Rendi dia lebih mengetahui dengan jelas dibandingkan dengan siapapun.

Dulu dia hanya karena uang 600 juta saja dia sampai memohon mohon kepada kakek untuk meminjam uang, dan akhirnya dia memilih untuk mengirim istrinya ke ranjang Sandro untuk mendapatkan kekuasaan di perusahaan, dan menggantikan posisi Linda dan naik jabatan.

Dia sekarang malah dengan gilanya mengatakan jika dialah pemilik saham yang baru, takutnya ini hanyalah kebodohan dia saja.

“Rendi, kamu benar benar tidak tau malu, jika kamu adalah pemilik saham yang baru maka sekarang kamu jadi orang kaya baru.” Yanto mencibirnya.

“dia memang pemilik saham baru di perusahaan kita, pada waktu itu dia mengeluarkan sebanyak 200 milyar untuk mengakuisisi 70% saham perusahaan kita. Pada waktu itu tuan Rendy menduduki posisi sebagai Direktur perusahaan kita, hanya saja tuan tidak ingin mengemban jabatan itu saja.” Sandro mencoba menjelaskan.

Seketika penjelasan itu memuat Famrik dan Yanto merasa seperti tersambar petir disiang bolong, dan membuatnya tercengang.

“Direktur sandro, jangan bercanda, orang miskin ini, dia dulu demi untuk membayar pengobatan anaknya saja, sampai sekarang pun masih memiliki hutang biaya pengobatan sebanyak ratusan juta, bagaimana mungkin dia adalah pemilik saham baru perusahaa kita.” Famrik sama sekali tidak percaya akan kenyataan yang dia dengar.

Dia sama sekali tidak bisa menerima akan hal ini, anjing menyedihkan yang selama ini selalu dia kerjai tiba tiba berganti status dan menduduki posisi yang mana selalu dia dambakan selama ini.

Jika benar memang seperti itu maka benar benar membuatnya menggila.

“tuan Rendi bukan hanya pemilik saham perusahaan kita yang baru, dia juga adalah pemilik dari perusahaan Wijaya, dan Alex hanyalah seseorang yang bekerja untuk keluarganya saja, jika tidak menurutmu bagaimana bisa supervisor Linda bisa mendapatkan proyek dari distrik perumahan danau Jinglong? Setelah kamu merebut hasil kerja keras supervisor Linda, apa kamu tau kenapa manajer Wolf tidak mempermasalahkan hal itu dan membiarkanmu begitu saja?”

Karena supervisor Linda adalah nyonya muda dari manajer Wolf.

“kamu membual saja.”

Sandro berkata dengan penuh lelucon.

Apa?

Seketika Famrik dan Yanto menjadi menggila, dia tidak bisa mempercayai akan Rendi yang sedang meluruskan kakinya di atas meja ruangannya.

Dia, dia ternyata juga pemilik dari perusahaan Wijaya, dan Alex hanyalah pelayan untuk keluarganya?

Ya tuhan, bagaimana bisa seperti ini?

Kenapa dunia ini menjadi semakin se nyeleneh ini!

Suandi juga masih menganga karena saking terkejutnya.

Dia sejak kemarin sudah mengetahui jika identitas Rendi tidaklah sesederhana itu.

Tetapi dia benar benar tidak menduga akan hal ini.

Rendi ternyata memiliki kedudukan yang setinggi ini, dan ternyata perusahaan Wijaya juga merupakan miliknya.

Dia merupakan orang yang lebih hebat dari Alex ternyata!

“baiklah, sekarang sudah saatnya aku mencari kalian berdua para pecundang untuk memberikan pelajaran kepada kalian.”

Rendi terlihat mengambil sebatang rokok dan menyalakannya, dan baru kemudian berkata dengan pelan, “sebelumnya kalian sudah memprovokasiku, aku menganggap kalian hanyalah ayam kampung, dan tidak ingin terlalu memperdulikan kalian, kemudian kemarin kalian kembali merencanakan untuk mencelakaiku, dan aku juga masih menahan akan hal itu, dan meskipun kamu Famrik, kemarin kamu ternyata mencuri hasil kerja keras dari istriku, aku juga tidak akan mempermasalahkannya denganmu.”

“tetapi kamu malah dengan beraninya memfitnah istriku dengan kejam dibelakangku, aku tidak bisa menerima hal ini begitu saja!”

Rendi mengatakan itu sambil mengarahkan ujung rokok yang sedang dia hisap ke arah Famrik.

Famrik seketika menjadi gemetaran, dia tidak berani menghindar, dan membiarkan Rendi mengarahkan ujung rokok yang sudah tersulut ke wajahnya.

“Ren, Direktur, maafkan saya, masalah ini bukan hanya aku yang merancanakannya, semuanya adalah Famrik lah yang memintaku untuk melakukannya, dia lah yang memintaku untuk merencanakan untuk mencelakaimu, dan dia jugalah yang memintaku untuk menyebarkan mengenai fitnah kepada supervisor Linda, jika ingin menyalahkan seseorang maka salahkan saja dia, aku ini tidak bersalah!” Yanto berkata dengan kedua matanya yang gemetaran, dan dia sibuk menjelaskan dirinya sendiri.

Alex saja hanyalah seseorang yang bekerja untuk keluarganya, bagaimana bisa dia bisa menyinggung Rendi, Rendi memiliki identitas yang begitu hebat seperti ini, jika menyinggungnya maka jalan kedepan untuknya di perusahaan akan tamat, sampai sampai dia tidak akan bisa memiliki pekerjaan di seluruh kota ini.

Jadi dia dengan terpaksa mengorbankan Famrik.

Hanya seorang pengawas saja, maka itu tidak akan dianggap di depan Rendi.

Rendi lah penguasa yang sebenarnya.

“cih, kenapa memangnya jika kamu adalah pemilik saham yang baru, kenapa memangnya jika status mu begitu luar biasa, apa kamu akan berani membunuhku?” Famrik masih berkata dengan sinis.

Bagaimanapun juga masalahnya memang seperti ini, meskipun mereka menjilat Rendi, tetapi sudah tidak mungkin untuk membuat masalah ini selesai begitu saja, famrik juga sudah pasrah.

Paling tidak dia hanya akan dipecat saja.

“aku tidak akan berbuat apa apa, hanya saja aku akan membuatmu mendapatkan harga yang pantas untuk perbuatanmu yang memfitnah istriku. Aku memiliki dua cara agar kamu memohon untu mati saja dibandingkan hidupmu yang tidak itu.”

1. aku akan membuatmu meringkuk dipenjara.

2. kebetulan aku memiliki beberapa orang dibawah perintahku, aku akan meminta mereka turun tangan.

Tiga ksatria margin, orang yang paling berkuasa di bawah distrik Sriwijaya, dibawah kendalinya dia memiliki beberapa eksekutor.” Rendi berkata dengan penuh lelucon.

Tiga ksatria margin!

Ketiga kata itu seketika membuat kedua kaki Yanto gemetaran, hingga hampir membuatnya terjatuh ke lantai.

Mereka adalah kelompok yang benar benar memiliki keberanian untuk membunuh seseorang!

Mereka lah yang paling berkuasa di distrik Sriwijaya, mereka tidak takut akan hal apapun, jika sampai terjatuh ke tangan mereka, meskipun bisa keluar hidup hidup juga hanya akan menjadi orang yang cacat.

“Rendi, kak Rendi, Direktur, maaf, aku tau akan kesalahanku! Semuanya benar benar Famrik yang memerintahkanku untuk melakukannya, hal itu benar benar tidak ada hubugannya denganku, aku mohon lepaskan aku!” Yanto memohon hingga gemetaran, meskipun dia berawal dari seorang satpam dan sekarang berhasil menjadi pengawas, tetapi jika di depan tiga ksatria margin yang begitu kejam, maka dia hanya bisa memohon dan meminta ampun.

Dia sekarang benar benar merasa ketakutan.

Membuat marah Rendi seseorang yang sehebat itu, meskipun dia meninggalkan perusahaan tanpa gaji dan bonus, dia juga tidak akan selamat tanpa menerima balasan apapun.

Wajah Famrik terlihat begitu pucat, cara yang Rendi sebutkan, entah itu yang mana, semuanya sama saja dengan ingin menghabisinya.

Status yang dimiliki Rendi sekarang ini dia benar benar percaya jika dia melakukan kedua hal yang dia sebutkan tadi itu.

Keluarganya masih memiliki satu putra dan putri, mereka juga baru masuk sekolah dasar, jika terjadi sesuatu dengannya, maka kedua anaknya itu mungkin juga akan tamat.

Bruukk!

Kedua kaki Famrik terasa lemas, dan dia langsung terjatuh di lantai.

“Direktur..... aku sadar akan kesalahanku, aku tidak seharusnya selalu memprovokasimu, dan tidak seharusnya memfitnah istri Direktur, tolong berikan aku kesempatan sekali lagi.”

Famrik menundukkan kepalanya, sampai saat ini dia baru mengerti akan segalanya.

Dari awal sampai akhir jika Rendi tidak sekalipun pernah menganggapnya sebagai musuh.

Sampai sampai jika bukan karena kecerobohannya yang tidak henti hentinya memprovokasinya, sampai sampai jika dia tidak berusaha untuk menyakiti Linda, maka Rendi tidak akan pernah meladeninya dan menganggapnya serius.

Dan tidak akan memancing amarahnya.

Melihat Famrik yang sudah berlutut yanto juga langsung berlutut, “kak Rendi, aku benar benar tau akan kesalahanku, tolong berikan satu kesempatan lagi untukku!”

Kedua mata Rendi menatap Famrik dan Yanto dengan dingin, saat dia akan mengatakan sesuatu tiba tiba teleponnya berdering.

Melihat jika Alex yang menghubunginya, maka dia langsung mengangkatnya.

“paman, ada apa? Rendi bertanya.

Tuan, tolong datang ke hotel Wijaya, aku memiliki hal penting yang ingin aku bicarakan denganmu.” Alex menjelaskan.

“baiklah, aku akan segera kesana.” Rendi mengiyakan tetapi merasa curiga dan tidak tenang.

Jika didengar dari nada bicara Alex, rasanya akan ada masalah yang terjadi.

Rendi menyimpan kembali teleponnya, dan melihat sekilas ke arah mereka berdua yang masih berjongkok, kemudian berkata dengan dingin, “jika ingin aku memaafkan kalian maka boleh saja, tetapi kalian harus menggantung sebuah papan di depan dada kalian dan berlutut di pintu masuk selama dua hari, mengenai tulisan di dalamnya, kalian tulis setelah memikirkanya dengan baik, jika kalian bisa melakukannya maka aku akan membiarkan masalah ini.”

Dia berkata sambil melihat Sandro, “mulai hari ini, bagian keamanan akan ketambahan seorang manajer, Suandi yang akan menjadi manajer, Linda di bagian penjualan akan dipromosikan sebagai manajer penjualan. Kalian berdua Famrik dan Yanto, jika kalian berhasil menyelesaikan tugas kalian, maka Yanto akan kembali menjadi satpam, dan Famrik akan turun jabatan menjadi wakil manajer, tentu saja jika kalian tidak bersedia maka kalian bisa pergi.”

Rendi setelah itu langsung meninggalkan ruangan Sandro.

Rendi terlihat begitu buru buru dan gelisah, yang paling penting sekarang dia harus segera kesana dan melihat apa yang sebenarnya terjadi.

Novel Terkait

Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu