Ternyata Suamiku Seorang Sultan - Bab 53 Lelaki yang Berani dan Ambisius!

“Bawa mereka semua masuk. Temukan Roni di seluruh ruangan disini. Mau mati atau hidup, harus temukan ia.” Mata Rendi sama sekali tidak mengedip meskipun ia ditodong pistol oleh Clay.

Hendri mulai ragu, ini sungguh ingin merusak hubungan dengan Clay.

Apalagi tangan Clay ada sesuatu yang membahayakan.

Tapi ia tetap mengirimkan pesan setelah ragu sesaat.

Saat ini Rendi baru berbalik badan melihat Clay. Ia berkata, “Ada berapa peluru di dalam pistol ini? Apakah kamu tahu berapa banyak orang yang kubawa?”

“Kamu ingin membanding jumlah orang di wilayahku?” Clay tertawa dingin.

“Aku berani menjamin, kalau kamu berani mulai menembak, maka sebelum orang-orangmu datang, kamu pasti akan menjadi mayat.” ucap Rendi tenang.

Jarak yang begitu dekat, ia tentunya tidak bisa menghindari peluru, tapi ia percaya Clay tidak akan berani menembaknya.

Karena Rendi belum memaksanya hingga ujung jalan.

Lagipula ia juga belum terlalu kenal dengan Rendi.

Keberadaan hal yang tidak dikenal paling membuat orang berwaspada dan menghindarinya.

”Oh, apakah kamu ingin mencobanya?” Clay memandang remeh ke Rendi. Ia juga tidak percaya Rendi tidak takut ia menembaknya.

Saat Clay bersiap untuk memberi pelajaran kepada Rendi, tiba-tiba bawahannya masuk ke dalam.

“Ada hal buruk, Kak Clay. Seluruh tempat kita telah dikerumuni oleh orang-orang Tiga Ksatria Margin. Setidaknya ada seratus orang!” ujar pemuda itu kepada Clay dengan tatapan yang ketakutan dan kesal.

”Apa?” Raut wajah Clay berubah. Meskipun tempat ini adalah milknya, tapi biasanya orang yang menetap disini tidak lebih dari tiga puluhan orang. Sedangkan musuhnya ada seratus orang yang datang. Tunggu ia memanggil seluruh bawahannya datang, mungkin tempat ini sudah hancur.

Saat ia kehilangan kesadaran, akhirnya Rendi bergerak.

Saat ia mengangkat tangannya, sebuah dadu langsung melayang dari jarinya.

Dadu itu langsung menyerang kearah pergelangan tangan Clay yang memegang pistol.

Clay menahan rasa sakitnya dan pistolnya terjatuh ke lantai.

Rendi langsung berlari dan mengambil pistol itu.

Bang! Bang!

Terdengar dua kali suara tembakan, seketika ruangan menjadi hening.

Semua orang melototi Rendi.

Sedangkan Rendi meniup mulut pistol. Ia berkata, “Bagus juga pistol ini!”

Orang-orang yang mendengar kata-kata itu, baru menyadari bahwa kedua peluru itu tertembak di kaki Clay.

Saat ini Clay terduduk di lantai sambil memasang raut wajah ketakutan dan kesakitan.

Sedangkan Tiga Ksatria Margin tercengang. Mereka sekarang baru tahu bahwa begitu keren jika Tuan Mudanya beraksi.

Merebut pistol dan menembak, sekaligus dilaksanakan. Kecepatannya sangatlah cepat.

Apakah itu bisa dilakukan oleh orang biasa?

“Sebenarnya siapakah dirimu?” Clay menatap Rendi takut. Ia jarang bertemu dengan orang yang begitu kejam seperti Rendi.

Kalaupun ia memiliki pistol di tangannya, ia juga tidak berani asal menembak. Melainkan setelah ia memberikan kesempatan untuk Rendi, Rendi langsung menembaknya dengan begitu kejam.

Iya, sekarang sepasang kakinya tertembak, tangan kanannya terluka dan seluruh klubnya dikerumuni, bahkan ia tidak ada kesempatan untuk kabur.

Rendi tidak berbicara, melainkan memberi kode kepada Suandi, lalu Suandi langsung menarik paksa pemuda yang datang memberi informasi.

Sebelum menemukan Roni, Rendi tidak boleh membiarkan Clay untuk memberi informasi.

Tindakan ia ini juga menjaga-jaga. Kalau akhirnya Clay menggunakan Roni untuk mengancamnya, maka ia akan susah beraksi.

Dengan cepat, dua bawahan Tiga Ksatria Margin membawa Roni ke dalam ruangan.

Roni awalnya tercengang setelah melihat Rendi, lalu ia mengangguk kepalanya kepada Rendi, tanpa mengatakan kata terima kasih dan rasa terharu.

“Mereka membawa istriku pergi dan menggunakan ia untuk mengancamku.” Roni begitu mudah meberitahu seluruh yang terjadi kepada Rendi.

“Dimanakah ia?” tanya Rendi.

“Aku masih belum tahu sekarang. Aku berharap ia baik-baik saja, kalau tidak hari ini akan menjadi hari kematiannya!” ujar Roni sambil menatap dingin kepada Clay yang terduduk di lantai.

Clay mulai takut setelah mendengar ucapan Roni, tapi dengan cepat ia menutupi perasaan itu.

Beberapa menit berlalu kemudian, bawahan Tiga Ksatira Margin masuk lagi, tapi kali ini membawa mayat seorang wanita.

Dada wanita ini berdarah, terlihat jelas bahwa dadanya dirobek paksa dengan senjata.

“Rina!” Raut wajah Roni berubah dan segera memeluk mayat itu dalam pelukannya.

”Rina!” Roni berteriak dengan sedih dan air matanya mengalir di wajahnya.

Rendi menghela nafas. Ia meletakkan pistol di tangan Roni. “Turut berduka cita.”

Meskipun Rina menjadi lebih sombong dan pernah meremehkannya.

Tapi Rina adalah istri Roni dan Roni adalah sahabatnya.

Detik ini, hati Rendi masih agak merasa sedih.

Setelah itu, ia langsung membawa banyak orang keluar dari ruangan. Satu ruangan hanya tersisa Roni yang sedih sambil memeluk mayat istrinya dan Clay yang terduduk lemas di lantai.

“Mau merokok?” Rendi mengeluarkan sebatang rokok kepada Suandi setelah mereka berada di luar ruangan.

Tiga Ksatria Margin yang berada di belakang tercengang. Rendi memberikan rokok kepada Suandi dan tidak kepada mereka, ini menunjukkan sikap Rendi kecewa kepada mereka.

Mereka juga tahu mereka sendiri cukup tidak berani di hadapan Clay dan itu membuat Tuan Muda mereka kecewa.

Hanya saja mereka lebih tercengang kepada gerakan Rendi yang lincah.

Mereka terus mengira bahwa Rendi hanyalah seorang Tuan Muda, tapi siapa sangka hari ini Rendi memberi pelajaran yang cukup banyak untuk mereka.

“Kak Roni mungkin akan membunuhnya.” ucap Suandi sambil menyalakan rokoknya.

Rendi tidak berbicara. Hal itu sudah sangat pasti, kalau bukan ia adalah Roni.

Ini juga mengapa ia memberikan pistol kepada Roni.

Setelah Suandi selesai berkata, langsung terdengar enam kali suara tembakan yang berterusan dari dalam ruangan.

Tidak perlu diberitahu lagi, Rendi juga bisa menebak bahwa Roni sangatlah kesal, bahkan melampiaskan enam peluru yang tersisa pada Clay.

Ia rela meninggalkan pekerjaan yang ia usahahkan demi istrinya. Sekarang ia tentunya tidak akan membiarkan Clay hidup juga.

Sepuluh menit kemudian, Roni keluar dengan tubuh yang penuh darah.

Ia tahu Rendi akan menungguhnya diluar, lalu ia berbelok ke hadapan Rendi.

Melihat wajah dan tubuh Roni yang penuh darah, Tiga Ksatria Margin sedikit merinding.

Mereka juga telah menebak bahwa Clay pasti telah mati di tangan Roni.

“Waktu itu kamu bilang akan memberiku selembar kartu. Apakah sekarang itu masih berlaku?” Roni merebut rokok dari Rendi dan menghisapnya.

““Berlaku, tapi setelah mengambil dua miliar hari ini, kamu boleh datang mencariku lagi, jika tidak cukup.” Rendi mengangguk untuk memberi kode kepada Suandi. Suandi memberikan kartu yang diberikan Rendi kepada Roni.

”Kak Roni, aku turut berduka cita.” ucap Suandi.

”Aku tak apa-apa.” Roni menepuk pelan bahu Suandi.

“Turut berduka cita. Aku pergi terlebih dahulu.” ucap Rendi lalu ia menoleh kearah Tiga Ksatria Margin.

“Kalian bertiga tetap disini dulu untuk membantu Roni mengurus masalah disini.”

Ia lalu membawa Suandi pergi dari Klub Sakura.

Roni memandang punggung kepergian Rendi dan Suandi, lalu melihat kondisi dua lantai bawah tanah. Ia menghisap rokok untuk terakhir kali, lalu berkata.

“Kota Yuzoda, aku kembali lagi!”

Seketika ia menegakkan tubuh kekarnya, tidak lagi bermalas-malasan seperti beberapa hari sebelumnya saat Rendi mentraktirnya makan.

Roni di detik ini, seperti kembali ke sepuluh tahun yang lalu.

Lelaki yang garang dan ambisius!

Novel Terkait

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu