Ternyata Suamiku Seorang Sultan - Bab 183 Tidak tahu malu

Tatapan penyambutan Naga syaki bagaikan obor yang menyala, sepasang mata Rendi Lu seperti hendak melompat keluar.

Bagi rendi Selain Paman Martin, Naga syaki adalah orang yang paling ahli dalam seni bela diri.

Terutama aura dari tatapan dari Naga syaki, bahkan dia yang melihatnya merasa tidak nyaman.

Tetapi dia sedari kecil telah belajar seni bela diri dan metode menjaga kesehatan, seluruh stamina dan mentalnya tidak dapat dibandingkan dengan orang biasa.

Oleh karena itu meskipun Naga syaki memiliki aura layaknya naga, dan juga memberi tekanan pada Rendi Lu, tetapi Rendi Lu tetap saja tidak berkedip sama sekali.

“Benar, aku adalah orang itu, ternyata yang ingin menantangku, adalah kamu?” Rendi Lu tersenyum tipis.

“Jika itu adalah kamu maka baiklah, kemari untuk mati.” Meskipun Naga syaki kaget karena ternyata Rendi Lu tidak terpengaruh oleh auranya, tetapi juga tidak terlalu mempedulikannya.

Lagi pula tadi dia hanya menggunakan sedikit dari ilmu dalamnya, Rendi Lu ternyata dapat mengalahkan adiknya Handoko dengan satu tinju, berarti dia juga memiliki ilmu dalam yang cukup hebat.

Ilmu dalam yang hebat, tentu saja tidak dapat terintimidasi oleh aura kuat lain.

“Apa yang kamu katakan? Katakan sekali lagi?”Rendi Lu memiringkan kepalanya, dengan telinga menghadap Naga syaki.

Saat dia datang, Naga syaki telah hendak memberi dia sebuah pukulan, tidak peduli Naga syaki adalah orang hebat, dia juga tidak perlu memberikan lawannya harga diri.

Tentu saja, dia tidak seratus persen bisa mengalahkan Naga syaki, hanya saja ini adalah stategi yang bagus sebelum perang.

Tetapi bagi orang biasa, jika tidak puas maka tidak perlu dilakukan.

Langsung menyerang saja.

Tetapi bagi mereka yang memiliki ilmu bela diri yang hebat, emosi adalah hal yang paling utama, di tengah tengah perang jika satu bertindak gegabah hingga membuat masalah, juga sedikit dirugikan, jika tidak di selesaikan maka mungkin saja akan kalah.

Naga syaki sangat membara, maka Rendi Lu mempersiapkan diri memilah ketajamannya.

Melihat Rendi Lu cukup lancang di depan Naga syaki, orang-orang yang memuja Naga syaki menatap Rendi Lu dengan marah, satu per satu dari mereka memiliki keinginan turun dan memberi pelajaran kepada Rendi Lu.

Tetapi melihat seluruh Villa dikepung oleh ratusan orang, mereka segera menciut.

Demi idola mereka mencurahkan kemarahan itu sangat penting.

Tetapi nyawa kecil mereka lebih penting.

Darius Zhang melihat Rendi Lu memancing emosi Naga syaki, wajahnya mencibir.

Rendi Lu sedang mencari mati, dia percaya akan mati mengenaskan.

Mungkin saja Naga syaki hanya ingin mengalahkan Rendi Lu.

Tetapi Rendi Lu yang tidak tahu diri itu telah emancing emosi Naga syaki, tidak bisa dikatakan, Naga syaki harus turun tangan membunuhnya.

Jika tidak dia hatinya tidak akan tenang, keinginannya tidak terpenuhi.

“Kakek, apa yang dipikirkan Rendi Lu, saat ini dia memancing emosi Naga syaki, tidak rasional.” Sulan Chen berkata dengan prihatin.

Davin Chen juga merasa apa yang dilakukan Rendi Lu sedikit tidak rasional.

“Bocah, kamu ingin mati!” Ternyata, Naga syaki menjadi marah.

Meskipun dia berlatih diri bertahun-tahun, tetapi tetap saja emosi besar, sama seperti kesempatan hari itu, satu kata saja yang tidak cocok maka dia memukul orang biasa, jika ada orang yang berhati tinggi, pasti tidak akan mengira demi masalah kecil saja harus memukul orang.

Rendi Lu sedang tidak ragu-ragu untuk mempermalukan dia, bagaimana dia dapat sanggup untuk menahan emosi.

“Apa? Kamu benar-benar ingin membunuh aku?” Rendi Lu sengaja untuk menampilkan wajah kaget, lalu berbalik belakang menghadap villa berteriak dengan keras, “Saudara-saudara sekalian, ternyata disini ada seorang ahli bela diri ingin membunuh aku, bagaimana pendapat kalian?”

Baru saja Rendi Lu selesai berkata, seketika beberapa puluh orang lelaki mengangkat pisau belati maju kedepan.

“Bajingan, siapa yang ingin membunuh Rendi Lu, jika berani majulah kedepan aku, lihat bagaimana aku akan membuat kamu mati.”

Berpuluh-puluh terima bersama, satu persatu memancarkan tatapan kejam, hingga terdengar suara gema.

Orang sekitar yang menonton dibuat takut oleh aura puluhan orang itu, seketika saja wajah mereka berubah, dengan segera menyingkir dari tepat itu, satu persatu dari mereka takut jika salah satu dari orang itu lalai, maka akan melukai orang yang tidak bersalah.

Orang-orang mengetahui kehebatan pasukan Rendi, hanya dengan sedikit gerakan saja, maka juga akan melakukan sesuatu yang buruk. Pada dasarnya tanpa kesepakatan langsung melaksanakannya.

Wajah Keluarga Zhang sangat tidak nyaman, tidak disangka Rendi Lu bergerak tanpa aturan, tidak bertarung dengan Master Naga syaki, apakah hanya berpikir untuk sekelompok mengepung master naga syaki.

Naga syaki terlihat emosi hingga hampir hendak memuntahkan darah.

Bukankah sudah sepakat untuk bertanding bela diri?

“ bukankah tadi kamu sangat galak, turunlah, kemarilah untuk melawanku, lihat apakah saudara-saudaraku takut kepadamu.” Rendi Lu bercanda dengan Naga syaki yang berada di atas platform.

“Kamu…. Apakah kamu masih seorang master seni bela diri? Apakah kamu masih memiliki jiwa master? Jika kamu berani naiklah keatas platform untuk bertarung satu ronde!” Naga syaki berkata dengan marah.

Kalaupun dia sangat hebat, bisa satu orang melawan sepuluh, tetapi dia juga tidak bodoh, orang yang dibawa oleh Rendi Lu sebanyak ratusan orang, sehebat apapun dia juga tidak mungkin dapat menghabisi ratusan orang yang mengepung tersebut.

Meskipun orang-orang tersebut dimatanya hanya seperti semut.

Tidak peduli setinggi apa ilmu bela diri, juga takut banyak orang.

Bagaimana dia dapat keluar dari kerumanan orang orang tersebut, bahkan bisa membuatnya kelelahan hingga mati.

“Siapa yang kamu sebut sebagai master seni bela diri? Aku ini adalah seorang bos besar, adalah orang yang bijak, tentang pembunuhan itu adalah pekerjaan brutal.” Rendi Lu yang mengeluarkan paras terhormatnya, “Tentu saja, jika kamu ingin beradu, aku juga tidak akan mengecewakan kamu, apalagi kamu ini telah jauh-jauh datang ke kota Yuzoda, jika tidak mengabulkan keinginanmu, aku sebagai tuan rumah ini merasa tidak enak hati.”

Bagian pertama kata-kata Rendi Lu, segera membuat Naga syaki marah hingga tubuhnya gemetar.

Dia seorang master taoism, dia adalah pujaan hati di orang banyak, Rendi Lu malah membandingkan dia dengan penjahat brutal, memang kurang ajar.

“Baiklah, jika kamu ingin mengabulkan keinginanku, naik dan bertarunglah!” Menarik nafas dalam-dalam, menekan perasaan Rendi Lu sampai batas, Naga syaki berkata dengan pelan.

“Saudara-saudaraku, kalian naik untuk menyambutnya. Tidak perlu takut, dibelakang kalian ada ratusan saudara-saudara.” Rendi Lu membalikkan kepalanya berkata kepada puluhan orang yang maju kedepan tadi.

Huff!

Naga syaki emosi sekali, tidak dapat menahan lagi, dan memuntahkan darah keluar.

Keluarga Zhang juga sama halnya emosi, bagaimana bisa ada orang yang tidak bermoral seperti ini!

Ini juga sangat tidak tahu malu.

Jelas-jelas datang untuk bertarung, dia bukan hanya menjadi pengecut, malah membuat ratusan orang mengepung Naga syaki, apa yang special?

“Tuan Rendi Lu, dewa tongkat ini telah muntah darah, apakah masih bertarung? Apakah dia akan mati?” Leo Hu sengaja berbicara dengan keras.

Huff!

Naga syaki yang berada di atas platform sekali lagi muntah darah.

Dia adalah orang yang hebat, tidak peduli sampai dimana juga tetap dihormati oleh ribuan orang.

Hari ini malah dipermalukan oleh prajurit sialan ini, lebih menyakitkan dibandingkan dengan membunuh dia dengan pisau.

“Rendi Lu, brengsek kamu ini apakah kamu berani untuk bertarung!” Naga syaki berkata dengan suara keras.

“Kamu benar-benar ingin bertarung? Kalau begitu aku menyuruh saudara-saudaraku untuk maju keatas, jika nanti dibunuh oleh mereka, berubah menjadi hantu, jangan salahkan aku jika tidak mengingatkan aturan di tempat ini.”Rendi Lu mengerutkan dahinya, dan bercanda.

“Kamu!” Tubuh Naga syaki gemetar, berlatih berpuluh puluh tahun, hari ini ilmunya menjadi tidak stabil.

Ini adalah pertama kalinya dia menjumpai orang yang tidak bermoral seperti ini, jika boleh, dia sangat ingin memberi tinju kepada Rendi Lu.

“Rendi Lu, brengsek tidak tau malu.

Kevin Zhang tidak dapat menahan lagi, melompat keluar menunjuk Rendi Lu.

Novel Terkait

Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu