Ternyata Suamiku Seorang Sultan - Bab 419 Diserang

Untuk berbagai teknologi maju yang terdapat dalam Manik misterius itu, Rendi telah mengetahui banyak hal. Ia sudah mempelajari apa yang telah ditemukan tim penelitian.

Jadi ia langsung menyadari saat melihat kejanggalan pada kulit beberapa mayat pada televisi.

Hal itu bukan terluka karena ledakan, melainkan membusuk karena terkena bahan radioaktif.

Perusahaan bioteknologi? Bahan radioaktif?

Rendi berkerut alis, merasa perusahaan bioteknologi yang misterius ini bukanlah perusahaan biasa.

“Sebisanya kita beli Perusahaan Oddisey dari Keluarga Yurishiro. Kita tidak perlu ke Pulau Kyushu.” ujar Rendi.

Bahan radioaktif mungkin saja merupakan bahan penelitian perusahaan bioteknologi terbocorkan. Maka dalam puluhan tahun yang akan datang, seluruh Pulau Kyushu akan ternodai, jadi Rendi lebih memilih tidak ke Pulau Kyushu.

“Perusahaan bioteknologi, bahan penelitian...”

Rendi mengerutkan dahi lagi. Hal ini sungguh tidak biasa.

“Kalau ada waktu bantu aku periksa kondisi perusahaan bioteknologi ini.” ujar Rendi kepada Sulan. Ia terus merasakan hal-hal yang janggal.

“Baik.” Sulan mengangguk dan tidak menanyakan tujuan Rendi.

Rendi melirik lagi kearah layar televisi, lalu menunduk makan.

Lalu saat ini ada firasat buruk yang merayap di hati Rendi. Itu adalah peringatan saat menghadapi kematian.

Hatinya terkejut, lalu memeluk Sulan mengguling keluar.

“Huft!”

Saat mereka berdua menggelinding keluar, sebuah peluru hampir saja melayang dari samping telinganya, lalu menembus dinding kedai kopi.

Rendi tidak melihat peluru, tapi ia merasakannya.

Ini merupakan firasat yang ia latih bertahun-tahun.

Ini juga merupakan peringatan detik-detik dimana ia akan bertemu dengan kebahayaan.

Sulan sama sekali tidak tahu apa yang terjadi saat Rendi tiba-tiba memeluk dirinya menggelinding ke luar dan menjerit kaget.

Sulan menatap Rendi bingung setelah Rendi memeluknya menggelinding ke sofa.

Ia tidak menganggap Rendi ingin mengambil keuntungan dari dirinya.

Adegan ini terlalu tiba-tiba dan ini membuatnya bingung.

“Ada orang yang ingin membunuh kita. Bukan, seharusnya aku. Kamu tunggu disini dulu, jangan bangun. Aku akan kembali secepatnya.” ujar Rendi, lalu melepaskan pelukan pada Sulan.

Seharusnya Keyla sudah mulai beraksi. Hanya saja serangan kali ini juga sangat meremehkan Rendi.

Sulan tidak curiga. Untuk Rendi, ia selalu percaya kepadanya.

Dengan cepat ia juga menemukan lubang kecil yang tertembus peluru pada tembok. Ada seorang penembak jitu yang sedang menyerang mereka.

Ia langsung teringat kepada Keluara Yurishiro dan ini berbeda dengan pikiran Rendi.

Rendi bangun dan ingin pergi, lalu melihat jaket pada Sulan. Ia langsung melepaskan jaketnya dan lempar kepada Sulan. Tanpa banyak penjelasan, ia juga langsung melepaskan jaket Sulan.

“Ah?” Sulan cukup terkejut dan menatap Rendi tak percaya. Ia tidak menghentikan gerakan Rendi, tapi memasang wajah memerah.

“Aku ingin mengejar pembunuh, jadi aku pinjam dulu jaketmu. Kamu disini tunggu aku. Aku akan segera kembali.” ujar Rendi sambil memaksa lepas jaket Sulan.

Walaupun tubuh Sulan agak ramping, tapi ia cukup tinggi. Meskipun agak kekecilan, tapi juag tidak terasa aneh jika Rendi yang memakainya.

Rendi dengan cepat memakai jaket Sulan dan langsung pergi, meninggalkan Sulan yang masih terkejut.

“Ia sungguh mesum!” Sulan tidak tahan ingin tertawa setelah melihat Rendi yang memakai jaketnya.

Lalu ia sibuk memakai jaket Rendi pada tubuhnya.

Saat ini seorang pelayan datang dan membuka matanya besar setelah melihat Sulan yang terduduk di sofa sambil tertawa dengan jaket pria.

”Nona, ada apa?” tanya pelayan itu terkejut.

”Tidak perlu banyak tanya. Kamu pergilah, jangan peduli aku.” ujar Sulan sambil mengerutkan dahi.

“Oh, baiklah.” Pelayan itu menggelengkan kepalanya dan mengatakan kedua orang itu aneh dalam hatinya.

Tapi kemanakah pria itu pergi? Jangan-jangan mengambil pakaian wanita itu untuk melakukan hal-hal kotor di dalam toilet?

Meskipun pelayan ini juga adalah seorang wanita, tapi di jaman teknologi yang maju ini, ia juga sering membaca berita seperti itu.

Ada beberapa lelaki mesum suka mengambil pakaian dalam wanita kesukaan untuk melakukan hal-hal kotor.

Ia berpikir lagi mungkin kedua orang itu adalah sepasang kekasih. Lebih memilih melakukan hal itu, juga tidak ingin mencari hotel, sungguh menjijikan.

Restoran juga tidak ada banyak orang sata ini. Semua orang duduk di tempat yang terbatas tembok, ditambah mereka semua menaruh perhatian pada berita, sehingga tidak ada orang yang menyadari bahwa peluru menembus dinding.

Hal ini juga membuat Sulan menjadi tenang.

Kalau tidak ia memakai jaket Rendi sambil duduk di lantai sendirian, tidak mungkin jika tidak ditertawakan.

Tapi mengingat Rendi pergi mengejar pembunuh, ia kembali khawatir lagi untuk Rendi, karena orangnya memiliki pistol.

Sebenarnya bagaimana Rendi keluar, bahkan para pelayan tidak melihatnya.

Saat ia berbalik badan dan meninggalkan Sulan, ia juga sekalian mengambil topi salah satu pelanggan disana.

Ia memakai topi dan jaket wanita, ditambah tubuhnya yang ramping, kalau tidak dilihat secara teliti, mungkin orang-orang akan mengira ia adalah seorang wanita.

Rendi dengan cepat keluar dari restoran. Ia mengangkat kepalanya melihat gedung tinggi di hadapannya dan menemukan seseorang di dekat jendela lantai tiga yang kabur begitu saja.

Ia langsung berlari kearah sana tanpa ragu. Karena ia asal melewati jalan raya, seketika banyak mobil tiba-tiba berhenti dan hampir saja menimbulkan kecelakaan.

Untuk para supir yang mengomelnya, ia sama sekali tidak peduli, lagipula ia juga tidak mengerti bahasa Jepang dan langsung memasukki bangunan tinggi itu.

Bangunan ini baru saja selesai direnovas dan belum direkor. Rendi langsung berlari ke lantai tiga dan menemukan seorang pemuda yang berusia tiga puluh tahun dengan kaos hitam keluar sambil membawa tas gitar.

Pemuda itu melirik Rendi sekilas. Melihat Rendi memakai jaket wanita dan topi wanita, ia tidak peduli dalam pertama kali lihat.

Tapi dengan cepat ia tiba-tiba merasa kenal dnegan jaket ini. Sepertinya sebelumnya ia melihat wanita di samping tujuannya juga memakai jaket ini.

Rendi juga melihat pemuda itu. Meskipun pemuda itu tidak menunjukkan kekejaman, tapi ia bisa menemukan niat pembunuhan dari tatapan pemuda ini.

Tentunya niat itu tidak tertuju kepadanya, melainkan aura yang terbentuk oleh pembunuh.

Tentu hanya orang-orang yang pernah mengalami kematian juga baru bisa merasakannya.

Tapi saat ia melihat pemuda itu, pemuda itu langsung melihat jelas wajahnya dan raut wajahnya seketika berubah.

Melihat Rendi yang terus berjalan kearahnya, mata pemuda itu pelan-pelan menyipit.

Saat bahu mereka berdua bersentuhan, pemuda ini tiba-tiba bergerak.

Novel Terkait

Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu