Ternyata Suamiku Seorang Sultan - Bab 182 Datang dengan persiapan

Rendi Lu tidak datang seorang diri.

Dia membawa serta teman-teman dia datang Mendekati tiga ratus saudara-saudara, dengan penuh semangat pergi berperang, satu per satu memiliki pisau di tangannya, melihat begitu banyak orang yang gemetar ketakutan.

“Nicholas, apakah Rendi Lu ingin berkelahi, membawa sebegitu banyak orang?” Sekretaris yang berada di samping Nicholas berkata dengan mata terbelalak.

Sama halnya dengan Nicholas juga melotot dengan tajam, dia tiba-tiba merasa masalah ini berada di luar kendalinya.

Tetapi tidak peduli Rendi Lu ataupun Keluarga Zhang, dia juga sulit untuk mengendalikannya.

Jika tidak ada tiga kejadian yang terjadi di siang tadi, dia masih bisa menengahi mereka, tetapi tidak peduli keluarga Zhang menghancurkan supermarket Rendi Lu, ataupun Rendi Lu membakar gedung besar Keluarga Zhang, juga sama kedua kubu layaknya api dan air yang tidak dapat bersatu, tak dapat di kendalikan.

“Nicholas, apakah anda ingin mengirim Jenderal Danny turun untuk mengendalikan situasi?” Sekretaris bertanya dengan cemas.

Jika kedua orang tersebut berkelahi, maka akan terjadi korban yang cukup banyak.

Apalagi di pulau ini masih terdapat banyak orang pada saat ini, dan lagi sebagian besar adalah orang kaya di kota Yuzoda.

Jika mereka juga ikut terluka, masalah ini tidak mudah diselesaikan.

Kedua alis tebal Nicholas berkerut, dia tidak ingin dia yang baru saja mengantor, telah menjumpai kerusuhan ini, maka perjalanan dia di kota Yuzoda ini telah gagal.

Dia ini datang untuk memperoleh prestasi, baru pulang ke kota untuk naik pangkat.

Rendi Lu ini, mengapa selalu membuat orang khawatir?

Nicholas berpikir sejenak, tetap saja mengeluarkan ponselnya menelepon Rendi Lu sendiri.

Dengan cepat di jawab telepon tersebut, dengan tegas Nicholas berkata: “Rendi Lu, kakakmu ini baru saja akan naik pangkat, tidak ingin melihat situasi yang diluar kendali terjadi.”

“Nicholas, kamu tenang saja, aku dapat memilah, lagipula aku membawa orang datang, yang terpenting itu mencegah keluarga Zhang dari menyerangku, aku dapat menjamin kepada kamu, orang-orangku hanya akan memberi gertakan, tidak akan menyentuh mereka.” Jawab Rendi Lu.

“Baik, kali ini aku percaya kepada kamu.” Setelah selesai berkata Nicholas lalu menutup telepon.

Dia sangat mengerti, kali ini orang-orang Rendi Lu telah datang, dia juga sangat kesulitan untuk menahannya, tetapi jika Rendi Lu membuat dia kecewa, maka ini adalah terakhir kalinya dia mempercayai Rendi Lu.

“Nicholas, apa yang dia katakan?” tanya Sekretaris itu.

“Dia berkata dia tidak akan melakukannya.” Jawab Nicholas.

“Tetapi jika Keluarga Zhang yang turun tangan terlebih dahulu, apakah dia dapat mengendalikan anak buahnya?” Sekretaris sedikit khawatir.

Nicholas ragu-ragu, akhirnya berkata: “Aku percaya padanya.”

Sekretaris menghela nafas di dalam hati, merasa mungkin saja kali ini akan dijebak oleh Rendi Lu.

Tetapi Nicholas mempercayai Rendi Lu, maka dia juga tidak dapat berkata-kata lagi.

“Bagaimana jika aku menelepon Keluarga Zhag, dan memperingati mereka.” Kata Sekretaris.

“Baik.” Nicholas menganggukkan kepala, bagian Keluarga Zhang dia tidak sendiri menelepon mereka lagi.

Saat Sekretaris menelepon Keluarga Zhang, Rendi Lu tetap membawa beratus-ratus orang itu menuju bagian luar Pulau Randayan, beratus-ratus orang tersebut dengan segera mengepung seluruh pulau.

Lalu Rendi Lu membawa Roni, Tiga ksatria Margin dan Robert berjalan menuju ke villa.

Orang-orang yang ada di villa tersebut melihat sekeliling telah terkepung oleh anak buah itu, tatapan mereka terhadap Rendi Lu satu per satu menjadi berubah, berubah menjadi ketakutan.

Bahkan jika Rendi Lu bukan siapapun di dalam hati mereka.

Tetapi untuk saat ini, dari dalam hati mereka keluar pemikiran yang tidak masuk akal.

Malam ini nyawa mereka seakan berada dalam kuasa Rendi Lu.

Kevin Zhang menunggu semua Keluarga Zhang melihat seluruh villa telah dikelilingi beratus-ratus orang, raut wajah mereka satu per satu berubah kusam.

Strategi mereka kali ini seperti telah diselubungi, tidak diduga siasat kali ini telah diketahui oleh Rendi Lu,

Saat itu juga, mereka bahkan meragukan apakah terdapat mata-mata dalam Keluarga Zhang.

“Kakek, apa yang harus dilakukan, anjing ini memiliki persiapan untuk kemari!” Kevin Zhang berkata dengan tidak rela.

Wajah Dalvin Zhang tidak terlihat baik, saat itu dari atas platform dia menatapnya dan menutup matanya, Naga syaki yang tidak terpengaruh oleh keadaan sekitarnya, tiba-tiba hatinya di penuhi dengan percaya diri.

“Jangan hiraukan dia dulu, tunggu sampai master naga syaki mengalahkan dia.” Kata Dalvin Zhang.

Arthur yang berada di samping menganggukan kepala, berkata dengan marah: “Tadi Sekretaris supermarket meneleponku, tunggu hingga mereka selesai bertarung dulu baru bicarakan.”

Bagimana dia tidak marah, hari ini Nicholas membiarkan Rendi Lu melakukan sesuatu hal yang tidak baik terhadap Keluarga Zhang, tetapi saat mereka akan bergerak menyentuh Rendi Lu, Nicholas malah memperingati Keluarga Zhang, hal ini seperti tidak menghargai Keluarga Zhang.

“Sudah dikatakan orang hebat tidak dapat mengalahkan orang biasa, meskipun Nicholas ini adalah orang yang hebat, tidak lebih dari hanya orang hebat di seberang lautan, apakah dia berpikir Keluarga Zhang ini dapat semudah itu dipermain?” Arthur menggeram, di dalam hatinya terdapat kemarahan.

“Kakek, benar seperti apa yang kamu pikirkan, Rendi Lu ini ternyata memiliki persiapan kemari.” Sulan Chen berkata dengan kejutan.

Davin Chen tersenyum, terdapat rasa senang di dalam hatinya.

Dia berkata dia mengetahui Rendi Lu ini bukanlah orang biasa.

Tentu saja, jika Rendi Lu tidak memiliki persiapan kemari, jika Rendi Lu benar-benar kalah oleh Keluarga Zhang, mereka juga sama akan turun tangan membantu Rendi Lu.

Tetapi dia tidak dapat memandang tinggi Rendi Lu lagi.

Sejak saat itu, tidak peduli apakah Rendi Lu, maupun LKK Tekno Sains, juga tidak akan dipandang oleh Keluarga Chen.

“Kakak, lihatlah, kakak ipar ternyata memanggil orang banyak, ini lebih banyak orang daripada orang-orang Keluarga Zhang!” Lissa membuka matanya dengan besar, terkesima hingga jantung hatinya seperti hendak melompat keluar.

Pada saat itu, Rendi Lu di dalam hatinya, benar-benar seperti pahlawan besar, orang terpandang, seperti seekor naga yang menyeramkan.

juga terkejut hingga menutup mulutnya dengan tangan, tidak berani percaya.

Bukankah Rendi Lu hanya seorang satpam?

Bagaimana bisa dia memanggil orang-orang sebanyak ini?

Apa mungkin dia adalah penguasa orang bawah tanah?

Linda juga sama kagetnya, lalu menarik nafas dalam-dalam, performa Rendi Lu hari ini, membuatnya kembali mengenal dia sekali lagi.

Tetapi saat dia menghembuskan nafasnya itu, dia tidak dapat tidak mengakui, dia mengerti keadaan Rendi Lu, sedikit menyedikan.

Terdapat rasa sakit di dalam hati dia.

Dia adalah suaminya sendiri!

Tetapi mengapa dia sendiri merasa dia semakin terasa asing?

Saat ini Rendi Lu berjalan ke halaman depan, melihat wajah ketakutan dari para penonton, dalam hatinya dia tertawa, dengan suara keras berkata: “Para hadirin sekalian tidak perlu terkejut, mereka hanya datang untuk melihat aku bertanding, hanya saja mainan yang ada di tangan mereka, hanya perlengkapan untuk hiburan di Danau Nature saja.”

Semua orang menghujat, si brengsek ini mengira kami adalah bocah berumur tiga tahun.

Melihat kamu bertarung?

Mungkin nantinya akan ada sekelompok orang yang menyerang.

Ditambah lagi, apakah mata kamu buta atau mata kami yang buta, apakah belati di tangan mereka hanya sebuah mainan?

Apakah mainan di rumahmu adalah pisau belati yang mengkilap ?

“Aduh, tatapan apa yang kalian berikan, tidak percaya kepadaku? Baiklah, sebernarnya mereka datang untuk menghalangi aku yang hina ini, kalian semua adalah orang terpandang di Kota Yuzoda, orang kaya, tidak ada yang berani menyentuh kalian, sebaliknya, jika ada yang berani menyentuh kalian, mereka pasti akan pertama sekali keluar untuk melindungi kalian.” Rendi Lu berkata dengan tersenyum.

Meskipun kata-kata Rendi Lu tidak satupun yang benar, tetapi kata-katanya, akhirnya membuat orang-orang merasa lega, selama Rendi Lu tidak bertindak diluar nalar saja.

Tetapi bagi keluarga Zhang kata-kata Rendi Lu, malah membuat mereka satu persatu emosi.

Di wilayah kekuasaan Keluarga Zhang, membawa beratus-ratus orang, untuk menjadi prajurit kecil.

Ini secara langsung memarahi mereka bahwa Keluarga Zhang adalah keturunan orang kecil.

“Kamu adalah Rendi Lu yang telah mengalahkan adikku dengan satu pukulan?

Saat ini, orang-orang di atas platform yang dari tadi menutup mata akhirnya membuka matanya melihat kearah Naga syaki, sepasang mata yang melotot tajam kearah Rendi Lu, tatapan terlihat seperti obor menyala.

Novel Terkait

Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu