Ternyata Suamiku Seorang Sultan - Bab 7 Mengapa Selalu Tidak Ada yang Percaya Saat Mengatakan Sebenarnya?

“Maksudmu Rian?” tanya Amelia.

Lissa mengangguk kepalanya dengan kurang pasti.

“Sepertinya bukan ia, lagipula Manajer Wang juga tidak begitu ramah kepada Rian.” ujar Amelia sambil menggelengkan kepalanya.

“Siapa lagi kalau begitu? Kurasa orang yang bisa membantu kita untuk berbicara di hadapan Pengusaha Terkaya Yuzoda, juga memiliki posisi yang cukup tinggi. Tapi kita tidak pernah menemukan orang yang seperti itu.” Lissa juga mulai curiga.

Mereka berdua tenggelam dalam pemikiran mereka, hanya saja mereka tak pernah terpikir bahwa Rendi yang menolong mereka.

Bagi mereka, Rendi adalah orang yang tidak berguna, tentu tidak mungkin ada kaitan dengan Pengusaha Terkaya Yuzoda.

Kalau harus dikaitkan hubungan mereka, maka marga mereka berdua sama alias bermarga Lu.

“Baik, tidak perlu peduli itu. Mari kita bahas lagi setelah menandatangani surat perjanjian. Lalu kita baru tanya kepada Manajer Wang siapakah orang itu.”

Saat ini Rendi ke ruang inap Kiki setelah selesai makan mie. Melihat wajah Amelia mereka yang begitu ceria, ia telah tahu bahwa pihak Perusahaan Wijaya telah menghubungi mereka.

“Rawat Kiki dengan baik. Kita pergi membahas pekerjaan dengan Perusahaan Wijaya.” Suasana hati Amelia sangat baik, bahkan nada bicaranya terdengar lebih baik dari sebelumnya.

Rendi mengangguk. Amelia mereka baru saja ingin pergi, lalu telepon Lissa berdering. Setelah mengangkat, ia langsung berkata, “Ibu, tunggu sebentar lagi. Rian datang menjenguk Kiki. Ia telah tiba di rumah sakit.”

Rian dengan cepat membawa satu keranjang buah yang kecil masuk. Itu adalah buah naga, anak kecil juga suka makan itu.

Tatapan Rian kepada Rendi hari ini juga mulai berubah, tidak seperti kemarin, begitu meremehkan orang.

Ini sama sekali tidak aneh. Siapa sangka kalau sekretaris pribadi Alex akan begitu hormat kepada Rendi. Ia persis dengan Amelia mereka, berpikir bahwa identitas Rendi mungkin saja tidak biasa.

Tapi Rian tidak berbicara, begitupula dengan Rendi.

Ia tahu kalau Rian bukan sengaja datang untuk menjenguk anaknya, jadi tidak perlu berterima kasih kepadanya.

“Oh iya, Rian, apakah kamu meminta bantuan Ayahmu? Tadi Manajer Wang Perusahaan Wijaya menghubungi Ibuku, menyuruh kita kesana untuk membahas kerja sama kita dan ingin membeli produk Ibuku.” tanya Lissa tiba-tiba. Ia masih merasa bahwa Rian lebih mungkin untuk membantu Ibunya.

“Hah?” Rian terkejut pelan dan berpikir bagaimana mungkin Ayahnya sehebat itu. Apalagi Ayahnya mungkin saja bisa mengomelinya karena dirinya meminta bantuan.

“Aku sudah bilang kemarin Manajer Wang tidak memberi muka kepada Rian, jadi mungkin saja orang lain yang membantu kita.” ujar Amelia setelah melihat reaksi Rian.

Lissa juga mengangguk dan menatap sedikit kecewa kepada Rian.

“Tante Amelia, Manajer Wang telah menghubungimu? Gerakan Ayahku cepat juga. Baru saja siang ini aku meminta bantuannya dan ia bilang akan mencari waktu untuk bertemu dengan Manajer Wang. Kukira ia hanya bercanda denganku.” Rian ragu untuk sesaat, lalu mengakuinya.

Lagipula ia juga tidak takut terbongkar. Kalaupun ia akan terbongkar lain kali, ia juga telah mendapatkan Lissa saat itu, jadi tidak perlu dipedulikan lagi.

Hal yang terpenting adalah ia curiga Perusahaan Wijaya memang sudah ingin bekerja sama dengan Amelia, jadi menghubungi Amelia hari ini. Kalau seperti ini, rahasia ini tidak akan terbocorkan.

Kebetulan Lissa curiga ia yang melakukannya, lalu ia sekaligus mengambil kesempatan ini, sehingga ia semakin dekat untuk mendapatkan Lissa.

“Astaga, ternyata kamu yang meminta bantuan Ayahmu. Sungguh terima kasih!” Lissa menatap Rian dengan semangat. Ia bilang selain Rian, juga tidak ada yang lain bisa membantu Ibunya.

”Rian, sungguh terima kasih!” Amelia juga agak semangat, ia tidak sangka ternyata Rian yang melakukannya.

Rendi menatap Rian terkejut, tidak sangka bedebah ini begitu tidak tahu malu.

”Apakah kamu yakin Ayahmu yang membantu Ibu Mertuaku?” Rendi tersenyum sambil menatap Rian.

Rian agak tercengang, tatapannya penuh dengan kepanikan.

“Bukan bantuan dari Rian, apakah ada kemungkinan kamu yang melakukannya? Apakah kamu memiliki kemampuan seperti itu?” Lissa menatap Rendi dengan tidak puas. Tatapannya penuh dengan kebencian.

“Tidak perlu peduli ia. Ayo kita pergi untuk menandatangan surat perjanjian.” Amelia juga menatap Rendi dengan benci, lalu membawa Lissa dan Rian pergi bersamanya.

Rendi tertawa dingin dan menggelengkan kepalanya. Ia sudah malas untuk mengurusnya. Mau kepribadian Rian baik atau tidak, juga tida ada kaitan dengannya.

”Ayah, mengapa Tante dan Nenek begitu galak kepadamu?” Kiki memandang Rendi bingung.

Rendi terkekeh pelan, entah bagaimana untuk membalas pertanyaan Kiki.

Ia tentu tidak boleh bilang karena mereka merasa Ayahnya begitu tidak berguna. Di hadapan anaknya, ia harus memberikan sikap positif untuk anaknya.

Hari kedua, Alex akhirnya menemukan sumsum yang cocok dengan Kiki. Pihak rumah sakit juga segera melaksanakan operasi kepada Kiki.

Operasi berlangsung dengan lancar dan Kiki memulih dengan cepat, bahkan Linda terlalu senang hingga melupakan untuk menanyakan biaya operasi dan biaya pemindahan Kiki ke ruang inap VIP.

Dua hari setelah Kiki keluar dari rumah sakit, Linda sengaja minta ijin kerja dua hari untuk menemani anaknya.

“Sekarang Kiki juga telah berusia tiga tahun, boleh masuk taman kanak-kanak. Dan apakah kamu memiliki rencana selanjutnya?” Sebelum mematikan lampu, Linda bertanya kepada Rendi.

“Rencana apa?” Rendi sedang memikirkan masalah lain, tidak menaruh perhatian kepada ucapan Linda.

“Kemu berhutang begitu banyak uang, apakah kamu tidak ingin cepat mencari cara untuk mendapat uang dan segera membayar hutangmu?” tanya Linda sambil berkerut alis.

“Aku hanya berhutang kepada Roni seratus juta. Aku akan segera membayarnya dalam dua hari ini.” ucap Rendi.

“Baik sekali kamu, Rendi. Apakah maksudmu biaya ratusan juta Kiki yang lain, kamu mau aku sendirian bekerja untuk membayar hutangnya?” Linda berbalik badan dan menatap Rendi yang bersandar di bantal sambil merokok dengan kecewa.

Ia juga tak pernah tahu bahwa Rendi begitu tak bertanggung jawab. Apakah Rendi masih lelaki yang ia cintai?

“Untuk apa kamu marah-marah? Sejak kapan aku menyuruh untuk membayar hutang itu. Biaya akhir itu juga menggunakan uangku. Sekarang aku hanya menghutang seratus juta kepada Roni.” ujar Rendi.

“Uangmu? Biaya akhir itu setidaknya ada satu miliar lebih. Kamu kira aku bodoh?” ujar Linda dengan kesal.

“Sayang, aku beritahu kepadamu yang sebenarnya. Sebenarnya aku adalah keturunan orang kaya...”

Rendi mematikan rokoknya dan berbalik badan merangkul bahu Linda. Ia bersiap memberitahu identitas aslinya dan segera membayar susah payah Linda beberapa tahun ini untuknya.

“Kamu pergi! Jangan sentuh aku!”Siapa tahu Linda langsung marah besar dan mendorong Rendi pergi.

“Rendi, kamu sungguh membuatku kecewa. Hanya demi tidak bekerja, kamu memikirkan alasan yang begitu lucu. Apakah kamu adalah lelaki sejati? Aku bilang kepadamu malam ini. Aku tidak peduli kamu pergi kerja atau tidak. Kalau ada orang yang datang meminta hutang, aku akan segera cerai denganmu.”

Linda langsung menyingkap selimutnya dan turun dari ranjang. Ia sungguh marah. Waktu itu ia menikah karena cinta, meskipun usaha Rendi gagal dan perasaan putus asa selama anaknya terbaring di rumah sakit, tapi ia hanya mengeluh kepada Rendi.

Tapi sekarang Rendi mencari alasan yang begitu tak mungkin ,demi tidak bekerja. Ini sungguh membuat ia kecewa kepada Rendi.

“Apa yang ingin kamu lakukan?” tanya Rendi tak berdaya.

“Kita tidur pisah!” Linda mendengus dan langsung buka pintu keluar kamar.

Rendi sungguh ingin tertawa setelah melihat Linda menutup pintu kamar dengan kencang.

Mengapa selalu tidak ada orang yang percaya saat ia mengatakan yang sebenarnya?

Novel Terkait

Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu