Ternyata Suamiku Seorang Sultan - Bab 298 Melumpuhkan Jordan

Dor ! Dor ! Dor !

Tepat pada saat Rendi baru saja keluar, dan baru saja berdiri di posisinya, tiba tiba pilar besi terkena beberapa tembakan dan mengakibatkan percikan api yang memercik ke segala penjuru.

Pada saat itu ada belasan pengawal yang datang dari lantai satu. Mereka mengarahkan tembakan kepada Rendi yang sedang mencoba melarikan diri.

Ini adalah tempat kekuasaan Jordan, dan dia sering datang kesini untuk melihat perjudian, tentu saja dia sudah mengatur begitu banyak pengawal di tempat ini.

Para pengawal ini mereka bahkan memiliki senapan mesin ringan.

Pada saat ini, baku tembak yang terjadi di lantai dua sudah membuat semua orang takut.

Semua orang yang berada di ruangan di lantai dua tidak berani melakukan pergerakan apapun dan hanya berdiam di dalam ruangan. Mereka juga tidak bisa turun ke bawah, dan mereka menyadari jika pintu sudah terkunci dari luar, begitu mendengar suara tembakan, mereka langsung berteriak histeris, bahkan sampai ada yang menangis berteriak memanggil orang tua mereka, kericuhan tidak bisa dihindari.

Saat para pengawal itu mengarahkan tembakan kepada Rendi, Roni kemudian muncul dari belakang pilar, dor dor dor ! Dia melakukan tembakan dan berhasil melumpuhkan tiga orang pengawal.

Pada saat itu, Jordan yang bersembunyi di belakang sofa juga memunculkan kepalanya, dan mengarahkan tembakan kepada Roni.

Roni menghindar dengan cepat, dan peluru yang diarahkan kepadanya menghantam pilar begitu saja.

Saat tiga orang pengawal berhasil dilumpuhkan, baku tembak terhenti untuk beberapa saat.

Rendi memanfaatkan momen itu untuk muncul dari tempat persembunyiannya, dan mencoba untuk melumpuhkan satu pengawal.

Tetapi situasinya masih kurang menguntungkan.

Pengawal yang berada di bawah perintah Jordan, senjata yang mereka gunakan adalah senapan api ringan, dan tembakannya terlalu kuat, entah itu Rendi ataupun Roni, mereka hanya bisa mengarahkan satu tembakan dalam satu pergerakan.

Untung saja tembakan yang mereka arahkan tepat mengenai sasaran, jika tidak, maka situasi akan semakin tidak menguntungkan.

Ada begitu banyak pengawal yang memegang senjata di tangan mereka, saat beberapa pengawal bersembunyi, maka pengawal yang lain akan mengarahkan senjata mereka kepada Roni ataupun Rendi.

Rendi dan Roni juga mengetahui taktik dan pergerakan yang mereka lakukan ini, jadi sebelum mereka sempat mengarahkan tembakan kearahnya, Rendi dan Roni sudah melakukan tembakan terlebih dahulu ke arah mereka.

Karena selalu saja ada tembakan yang diarahkan kepada mereka, Rendi hanya bisa melompat dan meraih kayu di langit langit atap di lantai dua. Dengan bantuan kayu kayu itu Rendi berhasil melakukan tembakan dan melumpuhkan beberapa orang.

Setelah itu pergerakan Rendi berhasil diketahui oleh beberapa pengawal yang lain, dan mereka langsung mengarahkan tembakan mereka ke arahnya.

Rendi melepaskan pegangan tangannya di kayu langit langit atap, dan membuat tubuhnya terjatuh ke lantai, saat dia masih menggantung di udara, dia juga sempat melepaskan tiga tembakan, dan berhasil melumpuhkan dua orang pengawal.

Saat itu dia kembali menggelundungkan tubuhnya, dan kembali bersembunyi di balik pilar besi.

Pada saat ini perhatian para pengawal tertuju kepada Rendi, dan Roni memanfaatkan kesempatan ini untuk mengarahkan tembakannya kepada para pengawal. Dia berhasil melumpuhkan beberapa diantaranya saat mereka begitu lengah.

“perhatikan Jordan.”

Rendi berteriak dan bergegas menjauh.

Para pengawal itu sudah berhasil mereka lumpuhkan setidaknya setengah dari jumlah mereka, sedangkan sisanya, tidak berani menampakkan batang hidung mereka, dan bersembunyi di balik pilar besi.

Rendi yang menyadari jika para pengawal itu tidak berani muncul dan melakukan pergerakan, dia memanfaatkan keadaan ini untuk mendekat pelan pelan.

Jordan yang bersembunyi di balik sofa saat akan mengarahkan pistolnya ke arah Rendi, tiba tiba Roni menembak lengannya, dan membuat pistol di tangannya terjatuh di lantai.

Roni memanfaatkan kesempatan ini dan langsung berhambur mendekat, sebelum Jordan berhasil meraih pistolnya kembali dengan tangan kirinya, Roni sudah berhasil menghentikan pergerakan Jordan dan melumpuhkannya.

“suruh mereka menyerah dan keluar!” Roni mengancam sambil menyodorkan pistolnya di kepala Jordan.

Jordan juga tidak tau apakah Roni benar benar akan membunuhnya atau tidak, dia hanya berteriak, “jatuhkan senjata kalian semua!”

Begitu mendengar perintah dari Jordan, mereka hanya bisa menjatuhkan senjata di tangan mereka, dan keluar dari balik pilar besi tempat mereka bersembunyi.

Ada 7 orang pengawal yang berhasil tertangkap, dan Rendi tidak akan melepaskan mereka begitu saja, di mengangkat pistolnya dan mengarahkan pistol kepada mereka bertujuh.

Melihat pemandangan itu mereka para petinju pada awalnya ingin membantu tetapi langsung mengurungkan niat itu di hati mereka.

Dia begitu kejam, tentu saja mereka tidak akan menyerahkan nyawa mereka begitu saja.

Jordan yang melihat Rendi yang bahkan tidak melepaskan pengawalnya seketika menjadi menciut, dia akhirnya mengerti kenapa keluarga Zuo tidak berani menyinggung Rendi.

Orang itu terlalu kejam, jika dia diberikan kesempatan lagi, maka Jordan tidak akan berani memprovokasi monster sepertinya ini.

“siapa yang tau di mana markas Jordan berada, dan siapa yang jelas mengenai markasnya dengan baik?” Rendi mendekat ke depan para petinju, dia berkata dengan nada kejam.

“aku tau, sebelumnya aku adalah tentara kecil di bawah kekuasaannya, tetapi karena aku melakukan kesalahan jadi dipaksa untuk melakukan pertandingan tinju gelap, jadi aku begitu paham betul akan markas Jordan.” Patrick Xiao maju dan menjelaskan.

“bagus sekali, aku akan membiarkanmu menggantikan Jordan, sekarang kita pergi ke markasnya.” Rendi mengangguk mengiyakan, dan mengisyaratkan Patrick untuk memimpin jalan.

Mendorong Jordan untuk keluar, Patrick menunjuk sebuah jip militer di luar dan berkata, “ini adalah kendaraan milik Jordan, jika kita menaiki mobil ini maka akan menghindari kecurigaan dari anak buahnya.”

“hem.” Rendi mengangguk mengerti, dia melihat wajah Jordan yang terlihat pasi.

Bagaimana lagi, sebagai seorang pemimpin, meskipun dia ketakutan, Jordan juga masih harus bersikap seolah olah tidak ada yang terjadi.

“keluarkan kunci mobil.” Rendi berkata kepada Jordan.

Jordan kemudian mengeluarkan kunci mobil dan menyerahkannya kepada Rendi, kekejaman Rendi juga membuatnya sedikit gemetaran.

Tetapi begitu memikirkan Rendi yang berani untuk mendatangi markasnya malah membuat Jordan bisa bernapas lega, itu menandakan jika Rendi tidak akan membunuhnya.

“kamu bawa mobilnya.” Rendi melemparkan mobil itu kepada Patrick dan dia duduk di kursi samping kemudi dengan membawa senapan mesin ringan bersamanya.

Roni membawa Jordan untuk duduk di kursi belakang.

Patrick menyalakan mobil, dan melajukannya menuju ke markas black dragon.

“kalian, Ariel lah yang memintaku untuk membunuh kalian berdua

“kalian mengetahui jika Ariel lah yang memintaku untuk menghabisi kalian berdua kan.” Saat mobil dinyalakan, Jordan mencoba untuk mencari tau.

“iya benar, berapa banyak yang dia berikan untuk memintamu membunuh kami?” Roni bertanya kepada Jordan.

“200 miliyar, ditambah dengan harga batu asli yang naik menjadi 10%. Jika kalian melepaskanku, maka aku akan membuat harga batu asli turun 10 %, bagaimana?” Jordan berusaha untuk berunding.

“kita bicarakan nanti setelah sampai di markas.” Roni menjawab dengan menyunggingkan senyum sinis.

Setelah itu Jordan menjadi terdiam tanpa berkata kata lagi.

Tetapi sesampainya di markas nanti, jika Rendi dan Roni melepaskannya, maka Jordan akan memberikan serangan sambutan kepada mereka berdua.

“ceritakan kepadaku mengenai kekuatan dari Jordan.” Rendi bertanya kepada Patrick.

Patrick mengiyakan, dan memberitahukan apa yang dia ketahui kepada Rendi.

Ada lebih dari 2000 tentara di bawah kekuasaannya, ada tiga letnan, dan juga puluhan pemimpin kelompok.

Bisa dibilang dia sebagai bandit, dan juga panglima perang, tetapi jika menyebutnya sebagai panglima perang, tetapi semua tindakan dan pergerakannya sama seperti bandit.

Ditambah lagi dia juga tidak melakukan hal yang berlebihan, dia menunjukkan dengan jelas jika dia mendukung pemerintahan Naypyidaw, jadi Naypyidaw membiarkannya mengendalikan situasi yang berani.

Ternyata Jordan mengendalikan tiga tambang batu alam terbesar, dan merupakan salah satu pemilik dari tambang terbesar di Myanmar, uang yang dia hasilkan dari tambang itu adalah yang dia gunakan untuk mengontrol 2000 tentara yang berada di bawah kendalinya.

“setelah memasuki perbukitan ini, di depan sudah merupakan markas mereka, jangan sampai dia membuat pergerakan, jika tidak maka akan dicurigai oleh petugas yang berjaga di depan.” Saat sudah memasuki kota, Patrick mulai menjelaskan.

“baiklah.”

Roni mengangguk mengiyakan, dan mengarahkan pistol ke arah pinggang Jordan.

“kamu boleh mencoba dan melihat apakah aku benar benar berani untuk membunuhmu atau tidak.” Roni mencoba mengancam di telinga Jordan.

Novel Terkait

You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu