Ternyata Suamiku Seorang Sultan - Bab 155 Membunuh Perampok

Berjalan keluar dari bank melihat mini bus di depan, si botak dan 4 perampok lain tampak jelas canggung dan penasaran.

Yang mencanggungkan adalah tidak tahu apakah di dalam ada jebakan, dan juga tidak tahu apakah penembak tersebut bisa tidak memedulikan keamanan Rendi Lu berdua dan tiba-tiba menyerangnya.

Tapi mereka sudah berpikir terlalu banyak.

Hanya dengan identitas Rendi Lu saja, Jenderal Danny tidak boleh ada kesalahan apapun, dia hanya mengutus 2 mobil mengikuti dari belakang dan bersedia untuk menjemput Rendi Lu berdua setiap saat.

Setelah perampok masuk ke dalam mobil, langsung mengarah ke arah pinggiran kota.

Sebelum keluar dari pinggiran kota, mini bus masih dalam pantauan pihak kepolisian, tetapi setelah keluar dari pinggiran kota, karena pantauannya tidak terlalu akurat, jadi mereka juga kehilangan titik mini bus.

Hingga Howard dan lainnya yang membawa 2 mobil di belakang juga kehilangan jejak mereka.

Si botak mengendarai mobil melewati jalan gunung yang berkelok-kelok, dan tidak tahu sudah berapa lama belok ke sana sini, akhirnya berhenti di depan villa gunung.

"Aku salut dengan keberanianmu, juga salut dengan keheninganmu. Sebenarnya aku bisa melepaskanmu, hanya saja tampak jelas kalian pihak kepolisian tidak akan melepaskan kita. Jadi sementara ini hanya bisa merepotkan kalian berdua." Si botak menatap Rendi Lu sambil mengatakannya, dia dari dalam hati sangat salut dengan Rendi Lu.

Tapi mereka masih ingin melakukan sebuah usaha besar baru meninggalkan Kota Yuzoda. Dalam sepanjang jalan, dia sudah menyadari jika piha kepolisian sangat mengkhawatirkan Rendu Lu dan fina berdua.

Jadi dia memberikan kesempatan untuk mereka.

Rendi Lu menggerakkan bahunya tanpa berkata apapun.

fina memang sedikit tidak tenang, walaupun dia tahu jika perampok tersebut tidak akan melepaskan dia dan Rendi Lu dengan mudah, tetapi saat sasaran beneran tidak ada rencana untuk melepaskan mereka membuat dirinya sedikit khawatir dan ketakutan.

Karena tempat ini adalah markas perampok dan dia adalah seorang perempuan yang lumayan cantik, jadi ditangkap perampok membuat dirinya tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.

Dan kebetulan kini perampok yang menahannya, tidak tahu sengaja atau tidak menyentuh tubuhnya beberapa kali.

Pastinya dia tahu jika itu sengaja.

Ini membuatnya menjadi semakin tidak tenang.

"Robert, jangan kira aku tidak berani membunuhmu, jika kamu berani keluar dari sini, aku akan membuatmu tubuhmu dipenuhi dengan darah!"

Kini terdengar sebuah suara rendah pria yang berasal dari villa gunung.

"Prajurit Robin, jika kamu berani menembakku, perjalanan Kota Yuzoda kalian tidak berarti lagi." terdengar suara pria yang lain, kemudian seorang pria paruh baya yang memiliki tinggi bada 170 cm berjalan keluar dari villa gunung.

Boom!

Kini terdengar sebuah suara tembakan, yang terlihat hanyalah pria yang berjalan keluar dari villa gunung menghentakkan nafasnya, kemudian terjatuh.

Si botak dan 4 teman lainnya melihat ke arah pria yang terjatuh, Rendy Lu melihat tidak ada orang yang memerhatikannya, kedua tangan dengan sekuat tenaga langsung mematahkan benang yang mengikat kedua tangannya.

Perampok yang menahannya menyadari, kemudian langsung mengarahkan senapan ke arah Rendi Lu.

Rendi Lu dengan cepat langsung menahan tangan perampok, kemudian memiringkan kepalanya langsung mendobrak ke wajah perampok itu.

Sebuah suara kretek langsung membuat batang hidung perampok tersebut patah.

Seketika dia langsung kehilangan semangat bertarung, dia memegang hidungnya dan menjongkok.

Adegan ini terjadi dalam waktu yang sangat cepat, saat 3 orang lainnya menyadari, perampok tersebut sudah kehilangan tenaga bertarung.

Boom Boom Boom!

3 orang yang lain langsung menembak Rendi Lu tanpa ragu-ragu.

Reaksi Rendi Lu sangat cepat, saat mereka bertiga menyadarinya, dia sudah melompat dan dirinya masih di udara langsung menebak 3 orang tersebut.

Reaksi si botak sangat cepat, dia memiringkan menjatuhkan tubuhnya untuk menghindari peluru, tetapi 2 orang yang lain tidak begitu beruntung lagi. Dada mereka tertembak dan terjatuh dengan darah yang mengalir.

Lixi langsung bersembunyi ke belakang mini bus setelah melihat keadaan ini, kemudian mematahkan tali yang mengikat di tangannya dengan cepat.

Untungnya sebelumnya perampok itu tidak mengikat tangannya di belakang, jika tidak akan lebih merepotkan.

Kini Rendi Lu juga tiba di belakang mini bus, dia membantu fina melepaskan talinya kemudian berdiri dari sisi lain mencari si botak.

Kini si botak sedang berlari ke arah pintu gerbang villa gunung, Rendi Lu melihatnya, kemudian langsung menembaknya.

Boom!

Si botak langsung terjatuh saat mendengarnya, walaupun tembakan Rendi Lu sampai ke punggungnya, tetapi tidak sampai di bagian vitalnya. Jadi meskipun si botak terluka, dia tetap merangkak keluar dari pintu gerbang.

"Apa kondisi di bagian luar?"

Saat si botak merangkak keluar, dia melihat 4 hingga 5 pria berbadan kekar menatap dirinya.

Sebelumnya mereka mendengar suara tembakan, jadi tidak berani keluar karena tidak tahu kondisi di luar.

"Sh*t, sudah gagal. Awalnya sudah ada 2 tahanan, tidak disangka orang itu sangat hebat, jadi aku juga sudah tertipu." si botak mengatakannya.

"Kalian gagal, dan sudah membawa 2 tahanan kembali?" salah satu pria berbadan kekar bertanya dengan merengutkan alisnya.

"Keadaan saat itu membuat kita terpaksa untuk membawa mereka kembali sebagai tahanan, jika tidak kita akan mati semua." si botak menjelaskan kejadian bank sebelumnya dengan sederhana.

Beberapa orang tersebut menganggukkan kepala setelah mendengarkannya, memang mereka tidak ada pilihan lain di saat itu, kecuali mereka membunuh tahanan dan melawan pihak kepolisian.

"Di mana mereka?" Pria berbadan kekar menanyakannya.

"2 orang, satu pria dan satu wanita. Tidak tahu bagaimana kekuatan perempuan, yang pria sangat hebat." si botak mengatakannya.

"Hmm, bunuh mereka berdua dulu. Menurutku kita sudah ketahuan." Pria berbadan kekar itu mengatakan sambil memberi kode untuk pria satu lagi, kemudian pria tersebut langsung menganggukkan kepala kemudian setelah menembak ke arah depan, dia langsung berlari dengan cepat ke sisi lain di pintu gerbang sambil melihat keadaan di luar.

Tapi tidak ada pergerakan apapun di bagian luar, dia langsung membalikkan kepalanya dan menganggukkan kepada pria yang lain. Kemudian mereka langsung berjalan ke pintu sambil memegang senapan.

"Tidak ada orang lain, menurutku mungkin mereka di belakang mini bus." pria yang datang duluan berbisikan.

"Daud, kamu keluar memancing mereka keluar, kita tiga siap-siap." pria berbadan kekar mengatakan terhadap anak muda rambut pirang.

Anak muda rambut pirang menganggukkan kepala, kemudian menembak ke arah luar. Setelah melihat tidak ada reaksi apapun, dia langsung berlari keluar.

Saat dia berlari keluar, dia langsung menembak 2 kali ke arah mini bus.

Pria berbadan kekar langsung berlari keluar dengan kesempatan ini, dia juga tidak berhenti menembak ke arah mini bus.

Tapi detik kemudian, Rendi Lu dan fina malah menaikkan kepalanya dari dinding di samping pintu gerbang, kemudian menembak ke arah 4 orang tersebut.

Pria berbadan kekar dan 4 orang lainnya tidak menyangka jika 2 orang ini bisa bersembunyi di bawah dinding rendah sebelah pintu gerbang, saat mereka menyadarinya, 4 orang tersebut sudah tertembak.

"Teknik menembakmu lumayan tepat." fina melihat dan mengatakan kepada Rendi Lu.

"Kamu juga lumayan." Rendi Lu senyum kemudian mencari ponsel dia dan fina.

Lalu membuangkan ponsel fina kepadanya bermaksud untuk menyuruh dia menghubungi orang datang untuk membereskannya.

Walaupun beberapa preman ini tertembak, tetapi Rendi Lu tidak menembak ke bagian vital mereka, jadi mereka hanya kehilangan tenaga tetapi tidak meninggal.

Novel Terkait

This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu