Marriage Journey - Bab 181 Roda Berputar
Decky tidak berani mengatakan apapun lagi, hanya saja dirinya tidak memiliki cara untuk menghadapi wanita seperti ini.
Melihat Sifa, dirinya bisa memikirkan apa yang dilakukan olehnya dan Laras, dan hatinya pun berkedut.
“Direktur Leng, malam ini ada acara yang harus dihadiri.”
Linda berkata dengan tersenyum di luar pintu.
Decky menganggukan kepala: “Pergi aturkan saja.”
Ariana sudah berdandan di ruang rias selama beberapa jam, sambil terus tersenyum di hadapan cermin.
Semua orang sedang bertanya kepada Ariana:”Kak Ariana, hal apa yang membuatmu sangat gembira?”
Ariana membalikkan badannya memandang model yang lebih muda darinya dan berkata:”Apa yang tidak perlu ditanya tidak perlu ditanyakan.”
Setelah mengatakannya para model membalikkan badannya membiarkan perias wajah untuk merias wajahnya, malam ini semua persiapan yang dia lakukan adalah demi Decky.
Sebelumnya dirinya selalu memikirkan cara untuk mengeliminasi Sifa, namun saat ini seakan sudah selesai, dirinya sudah tidak memiliki kompetitor.
Asalkan memikirkan Sifa sudah bercerai dengan Decky, dirinya merasa sangat gembira, dengan begitu kesempatan untuk dirinya langsung naik drastis.
Ketika Decky sampai ke lokasi, sudah banyak tamu yang datang, Laras adalah pewaris dari keluarga An, secara logis dia juga datang ke sini.
Ketika Laras bertemu dengan Decky, mereka berdua langsung bertatapan.
Laras maju dengan cepat, tidak memperdulikan siapa yang ada disana langsung menarik baju Decky dan berkata:”Beraninya kamu masih memiliki wajah untuk datang kesini?”
Laras yang melihat Decky langsung menjadi marah, matanya menjadi merah, dan menggenggam baju Decky dengan erat.
Namun Decky juga bukan orang biasa, dia pun langsung membalikkan lengan Laras.
Menatap mata Laras dengan langsung dan berkata:” Mengapa aku tidak berani datang, yang seharusnya tidak punya wajah untuk bertemu denganku seharusnya kamu, apa yang sudah kamu lakukan, kamu sendirilah yang paling mengetahuinya.”
Lara mengepalkan tangan membentuk tinju dan mengarahkannya ke arah wajah Decky, namun ditahan oleh Linam .
“Laras, apakah kamu tidak tahu dimana ini?” Linam adalah orang yang paling tegas kepada Laras, sehingga perkataan yang paling Laras dengar adalah perkataan dari Linam .
Laras berdiri diam di tempatnya, dengan perlahan menurunkan tangannya dengan terus menatap Decky.
Decky membalikan badan dan tidak lagi memperdulikan Laras, dia sudah tidak ingin masuk menjadi topik utama lagi.
Seiring berjalannya waktu, jamuan makan malam ini mengundang seorang tamu untuk menghibur semua orang.
Ariana dibawah pandangan berharap dari semua orang akhirnya berjalan keluar.
Seluruh wartawan langsung bersorak, tidak menyangka tamu yang diundang adalah Ariana.
Ariana berjalan keluar dengan mengenakan gaun berwarna putih, di tangannya dia memegang mikrofon dengan wajah yang tersenyum.
“Para hadirin sekalian, hari ini sangat terhormat bisa menjadi tamu dari acara hari ini, semoga anda sekalian bisa menghabiskan waktu dengan gembira…”
Ariana sudah terbiasa dengan acara seperti ini, sehingga dia menghadapinya dengan sangat mudah.
Wartawan terus memfoto Ariana tanpa henti, asalkan tempat dimana Ariana berada dan bisa bertemu dengan Decky itu adalah berita yang besar.
Semua wartawan langsung mengarahkan lensanya ke arah wajah Decky.
Decky mengerutkan wajah melihat Ariana, Ariana sejak awal terus menatap Decky.
Karena dia tahu, Decky pasti akan tertarik pada dirinya.
Sarah pada saat ini muncul di acara ini, melihat Ariana yang berdiri di atas panggung dengan memegang mikrofon, dia pun langsung menggertakkan giginya.
Tidak menyangka ketika fokusnya dia tujukan kepada Sifa dan Decky, kesempatan baik miliknya direbut oleh wanita licik bernama Ariana ini.
Jika tidak ada kesalahan, seharusnya dia lah yang berdiri disana.
Sarah menjadi sangat benci kepada Ariana, hal yang paling dia benci adalah orang yang berebut dengan dirinya.
Laras di bawah panggung melihat wajah Ariana yang bangga dan langsung menjadi marah.
Jika bukan karena wanita ini, saat ini Sifa dengan tidak kehilangan apapun, sudah pergi ke amerika untuk mendapatkan perawatan.
Namun karena wanita ini, Sifa saat ini masih terbaring di rumah sakit dan janin kandungannya hampir tidak bisa diselamatkan.
Ketika memikirkan ini, Laras merasa hatinya menjadi murka, menunggu hingga Ariana turun dari panggung,
Laras sudah menunggu Ariana di belakang panggung beberapa saat, Ariana tidak menyangka yang menunggu dirinya ternyata adalah Laras.
Dengan sedikit terkaget melihat Laras dan berkata:”Nona Laras? Apakah kamu menungguku disini?”
Ariana berkata sambil tertawa, Laras dengan tersenyum dingin menjawab:”Jika bukan menunggu kamu, jadi aku menunggu siapa?”
Ariana dengan tersenyum menatap Laras dan berkata:”Ada urusan apa hingga Nona Laras mencariku kali ini ?”
Ariana menatap Laras, pandangannya terlihat sudah berpengalaman.
Laras tersenyum dengan dingin:”Tidak tahu apakah Nona Ariana puas dengan kondisi Sifa saat ini?”
Ariana tidak menyangka Laras akan langsung menunjuk dirinya seperti ini.
Wajahnya langsung terpancar ekspresi yang tidak nyaman:”Apa yang sedang Nona Laras bicarakan, semua hal ini dibuat sembarang oleh media, masalah seperti ini mohon jangan anda masukan ke dalam hati.
Laras tertawa dingin, mendekat ke arah Ariana dengan tubuh yang dipenuhi aura yang jijik.
Ariana dengan sedikit takut mundur ke belakang dan sedikit panik:”Nona Laras, apa yang anda lakukan, bukankah sudah aku beritahu, masalah ini sama sekali tidak ada hubungannya denganku.”
Ariana langsung menjadi panik, melihat wajah Laras yang marah.
“Nona Ariana juga bisa takut ya, tidak tahu cara apa yang digunakan ketika mencelakai Sifa, sekejam apa cara yang digunakan, wanita sepertimu seharusnya dibiarkan mati di jalanan.”
Perkataan Laras langsung membuat Ariana takut, dia langsung mundur perlahan hingga menyentuh dinding,
Laras menatap Ariana yang pandangannya panik dan berkata dengan tergugup:”Aku tidak tahu apa yang kamu katakan…”
Laras tersenyum dingin:”Aku tidak tahu bagaimana kamu bisa mengetahui rencana kami, aku juga tidak tahu sejak kapan kamu mengetahui Sifa sakit.”
“Tapi aku tahu, kamu memasukkan sesuatu ke dalam alkohol milik Sifa, wartawan juga kamu yang panggil, selain itu yang membongkar hubunganmu sebelumnya dengan Decky juga adalah kamu, bagaimana bisa di dunia ini ada wanita dengan pikiran jahat sepertimu…”
Laras terus menatap Ariana dan kemudian sudut bibirnya pun terangkat membentuk sebuah senyuman ejekan.
Ariana tidak menyangka Laras bisa mengetahui hal ini, dengan suara kencang berteriak kepada Laras:” Aku sudah mengatakan bukan aku yang melakukannya, bukti apa yang kamu miliki yang membuktikan aku yang melakukannya…”
Ariana penuh dengan rencana, namun tidak menyangka Laras akan melihat semua ini dari sebuah catatan kendaraan.
Namun saat ini membongkar apa yang Ariana lakukan kepada Sifa tidak ada keuntungannya sama sekali, sehingga dia menyimpannya terlebih dahulu, namun mengatakan dia memiliki bukti yang menunjuk kepada Ariana.
Laras tersenyum dingin dan berkata:”Bukti? kamu saat ini masih dengan tidak tahu malu mau meminta bukti, aku kapanpun bisa mengerjaimu, namun saat ini aku tidak mau memperhitungkan semua ini, sebaiknya kamu mempersiapkan dirimu, roda itu berputar.”
Setelah mengatakan ini, Laras langsung membalikkan badan dan pergi ke arah yang lain.
Ariana langsung lemas dan terjatuh di atas lantai, tidak menyangka ada banyak orang yang berdiri di sisi Sifa, bagaimana bisa wanita itu menarik hati orang- orang ini, apa yang lebih baik darinya!
Novel Terkait
Pengantin Baruku
FebiHidden Son-in-Law
Andy LeeThe True Identity of My Hubby
Sweety GirlAdore You
ElinaMy Cold Wedding
MevitaPrecious Moment
Louise LeeLoving The Pain
AmardaMarriage Journey×
- Bab 1 : Kanker Lambung Stadium Terakhir
- Bab 2 : Kamu Kotor
- Bab 3 : Decky Menidurinya
- Bab 4 : Menghindar Bagaikan Ular Berbisa
- Bab 5 : Berikan Jantungku Kepadanya
- Bab 6 : Aku Merasa Aku Kotor !
- Bab 7 Transplantasi Dihentikan
- Bab 8 Hamil ?
- Bab 9 Anak Haram Siapa
- Bab 10 Kamu Tidak Pantas Menjadi Seorang Ibu
- Bab 9 Aku Tidak Punya Rumah
- Bab 12 Hasil Terburuk
- Bab 13 Wanita Tidak Tahu Malu
- Bab 14 Wanitaku
- Bab 15 Itu Anakku
- Bab 16 Shen, Kamu Tidak Pantas!
- Bab 17 Berubah Seiring Berjalannya Waktu
- Bab 18 Orang Seperti Apa
- Bab 19 Tamu Yang Tiba-tiba Datang Tanpa Diundang
- Bab 20 Membusuk Di Sekitarku
- Bab 21 Sedikit Berubah
- Bab 22 Harapan Mendapatkan Kekecewaan
- Bab 23 Bersimpati
- Bab 24 Bertemu di Rumah Sakit Secara Tidak Sengaja
- Bab 25 Keadaan Darurat
- Bab 26 Wanita Kuat
- Bab 27 Tidak Boleh Mati!
- Bab 28 Terserah!
- Bab 29 Mengkhawatirkanku?
- Bab 30 Seperti Sepasang Suami Istri
- Bab 31 Curiga
- Bab 32 Aku Nyonya Leng
- Bab 33 Kamu Mengorok
- Bab 34 Bawa Masuk
- Bab 35 Isi Hati
- Bab 36 Aku Sudah Memperkerjakan Pembantu Untukmu
- Bab 37 Shen Yang Berbeda
- Bab 38 Pembukuan?
- Bab 39 Kamu Hari Ini Cantik Sekali
- Bab 40 Makan Malam Keluarga Leng
- Bab 41 Serangan Balik
- Bab 42 Wanita Dengan Dua Watak
- Bab 43 Kami Akan Berusaha
- Bab 44 Secercah Harapan, Beratus Kali Lipat Usaha
- Bab 45 Menjadi Asistennya?
- Bab 46 Wanita Ini Tidak Gampang
- Bab 47 Rumor
- Bab 48 Bercanda Berlebihan
- Bab 49 Jaga Dirimu Dengan Baik (1)
- Bab 50 Jaga Dirimu Dengan Baik (2)
- Bab 51 Wanita Cantik, Marsha
- Bab 52 Pria Munafik
- Bab 53 Biarkan Aku Menemanimu Di Saat Sedih
- Bab 54 Wanita Pemberani
- Bab 55 Dengan Begini Apakah Kita Sudah Menjadi Teman?
- Bab 56 Aku Akan Melindungimu Mulai Dari Sekarang
- Bab 57 Bukankah Kamu Suka Seperti Ini?
- Bab 58 Bisakah Kamu Membawakanku Pakaian
- Bab 59 Tidak Peduli Apa Tujuanmu, Kamu Telah Berhasil
- Bab 60 Momen Yang Memalukan
- Bab 61 Tetap Terasa Dingin
- Bab 62 Apakah Dia Telah Pergi?
- Bab 63 Cemburu
- Bab 64 Lihat Saja Pulang Nanti
- Bab 65 Semakin Menarik Semakin Berbahaya
- Bab 66 Kekecewaan Dan Keputusasaan Datang Dari Harapan
- Bab 67 Tolong aku!
- Bab 68 Situasi Berbahaya
- Bab 69 Pegang Erat Tanganku
- Bab 70 Wanita Bertekad Dengan Pisau
- Bab 71 Tuhan Tahu Betapa Khawatirnya Dia
- Bab 72 Perubahan Mendadak
- Bab 73 Aku Dan Dia Pilih Salah Satu
- Bab 74 Jangan Bergerak!
- Bab 75 Melepaskanmu
- Bab 76 Kamu Tidak Pantas Menyukai Dia!
- Bab 77 Niat Licik
- Bab 79 Dia Sedang Sakit, Penyakit Yang Tidak Dapat Disembuhkan
- Bab 79 Laras, Tolong Menjaga Rahasia Ini
- Bab 80 Kondisi Penyakit Semakin Memburuk
- Bab 81 Perhatian Yang Tiba-Tiba
- Bab 82 Kehangatan
- Bab 83 Gaun Motif Bintang
- Bab 84 Sangat Cocok Denganmu
- Bab 85 Penghargaan Untukmu!
- Bab 86 Pikiran Ariana
- Bab 87 Lebih Perhatian Dari Dirinya Sendiri?
- Bab 88 Pusat Perhatian Semua Orang
- Bab 89 Tubuhmu Begitu Jujur?
- Bab 90 Beri Kesempatan?
- Bab 91 Mau Jadi Wanita Sejatiku?
- Bab 92 Wanita Yang Sedang Jatuh Cinta Memang Berbeda
- Bab 93 Hidup yang Didambakan
- Bab 94 Ngambek?
- Bab 95 Bagaimana Menghadapinya
- Bab 96 Tidak Ada Yang Lebih Mencintaimu Daripada Aku
- Bab 97 Merebut Wanita Orang Lain
- Bab 98 Harus Memperlakukannya Dengan Baik
- Bab 99 Pelecehan Seksual Dan Kekerasan
- Bab 100 Luka Hati
- Bab 101 Masalah Ini Tidak Begitu Sederhana
- Bab 102 Takut Akan Kepergiannya Yang Mendadak
- Bab 103 Kamu Suka Dia Kan?
- Bab 104 Aku Tidak Mau Bermain-Main Lagi
- Bab 105 Aku Jatuh Cinta Dengannya, Apakah Ada Yang Salah?
- Bab 106 Perjanjian Perceraian
- Bab 107 Ayo Kita Mulai Dari Awal Hubungan Kita?
- Bab 108 Selama Aku Ingin Kamu Milikku, Maka Kamu Hanya Bisa Jadi Milikku
- Bab 109 Kalau Merindukannya, Harusnya Pergi Langsung Menemuinya Tidak Peduli Seberapa Jauh Itu
- Bab 110 Aku Hanya Mencintai Satu Pria
- Bab 111 Gunung Es Ribuan Tahun Telah Meleleh?
- Bab 112 Romantis
- Bab 113 Sifa, Wanitaku
- Bab 114 Tidakkah Harus Memberiku Penghargaan?
- Bab 115 Takut Semua Ini Hanyalah Mimpi
- Bab 116 Penurunan Suhu Secara Tiba-tiba
- Bab 117 Mengibaskan Ekor
- Bab 118 Dia Tidak Bisa
- Bab 119 Mengapa Dia Melakukan Ini
- Bab 120 Cemburu
- Bab 121 Mengambil Inisiatif
- Bab 122 Perasaan Bukan Sesuatu Yang Dapat Dikendalikan
- Bab 123 Benar-Benar Menganggap Dirimu Sebagai Anak Dari Keluarga An
- Bab 124 Aku Tidak Akan Meremehkan Seseorang Sepertimu
- Bab 125 Memasuki Ranah Hiburan
- Bab 126 Status Sosial
- Bab 127 Sekolah Akting
- Bab 128 Cari Masalah?
- Bab 129 Kesempatan Membuktikan Diri
- Bab 130 Membentuk Tim Proyek
- Bab 131 Tidak Akan Melupakan Pelajaran
- Bab 132 Kura-kura Tua Akhirnya Berubah Cerdas
- Bab 133 Membuat Rencana Baru
- Bab 134 Mengambil Langkah Yang Tidak Biasa
- Bab 135 Bermain Dengan Api
- Bab 136 Apa Kamu Merindukan Aku ?
- Bab 137 Kebuntuan Investigasi
- Bab 138 Kekalahan
- Bab 139 Bisa Terpikirkan Aku, Itu Sudah Cukup
- Bab 140 Pertikaian Yang Jelas Sekali
- Bab 141 Tidak Kenal Akrab
- Bab 142 Kemunculan Yang Mengejutkan
- Bab 143 Kehangatan Sementara
- Bab 144 Krisis
- Bab 145 Menyelamatkan Korban
- Bab 146 Juna Lai
- Bab 147 Kamu Adalah Ayah Yang Baik
- Bab 148 Penyelidikan
- Bab 149 Kebenaran
- Bab 150 Keputusan Akhir
- Bab 151 Serangan Balik Yang Kuat
- Bab 152 Tertawalah Kalau Senang
- Bab 153 Bisakah Kamu Membantuku
- Bab 154 Apa Pun Yang Terjadi, Tolong Selamatkan Anakku
- Bab 155 Punya Hak Apa Kamu
- Bab 156 Jangan Mati Di Dalam Mobilku!
- Bab 157 Kabar Baik
- Bab 158 Kamu Tunggu Saja!
- Bab 159 Beritahu Aku Kalau Itu Bukan Sungguhan
- Bab 160 Pria Lain
- Bab 161 Kamu Coba Saja
- Bab 162 Perang Dingin
- Bab 163 Rasa Cemburu Yang Berlebihan
- Bab 164 Jangan Lupa Masalah Sebelumnya
- Bab 165 Sayang, Santai saja
- Bab 166 Kesempatan Yang Bisa Disembuhkan Dari Penyakit
- Bab 167 Selamat Ulang Tahun
- Bab 168 Rencana
- Bab 169 Rencana (2)
- Bab 170 Meskipun Tidak Percaya
- Bab 171 Aku Berharap Kamu Mati
- Bab 172 Badai Rumor
- Bab 173 Dia Yang Tidak Normal
- Bab 174 Perjanjian Perceraian
- Bab 175 Menginginkannya dengan Ganas
- Bab 176 Anakku ...
- Bab 178 Apakah Kondisi Ini Bisa Membaik?
- Bab 179 Gangguan Tanpa Henti
- Bab 180 Tidak Menghalangimu!
- Bab 181 Roda Berputar
- Bab 182 Apakah Kamu Orang Dunia Hiburan!
- Bab 183 Sadar Sepenuhnya
- Bab 184 Pergi
- Bab 185 Awalan Baru
- Bab 186 Masa Lalu Yang Tidak Bisa Dikenang
- Bab 187 Bangun
- Bab 188 Curhat
- Bab 189 Marsha Pergi
- Bab 190 Tindakan Kecil
- Bab 191 Terekspos
- Bab 192 Mencari Kesempatan
- Bab 193 Selalu Merindukannya
- Bab 194 Aku Ingin Dia Mati
- Bab 195 Sherly
- Bab 196 Pernah Mencintainya
- Bab 197 Menutup Pameran Lukisan
- Bab 198 Berangkat Ke Amerika Serikat
- Bab 199 Gerakan Janin
- Bab 200 Perhatian Hendi
- Bab 201 Sama Sekali Tidak Tahu Pameran Lukis Ditutup
- Bab 202 Diam-Diam Menyelidiki
- Bab 203 Menuju Apartemen
- Bab 204 Yuli Sakit Parah
- Bab 205 Menerima Pukulan
- Bab 206 Tidak Bisa Menghadapi Tekanan
- Bab 208 Tekanan Sifa
- Bab 208 Mendatangi
- Bab 209 Terpancing Emosi
- Bab 211 Kecemasan
- Bab 212 Kabar Mendadak
- Bab 213 Perasaan Bertentangan
- Bab 213 Penyebaran Sel Kanker
- Bab 214 Pertahanan Satu-Satunya
- Bab 215 Kedatangan Decky
- Bab 217 Tubuh Yang Lemah
- Bab 218 Kemarahan Yang Tidak Terkendali
- Bab 219 Diri Yang Tidak Berdaya
- Bab 219 Tubuh Lemah
- Bab 220 Memberi Tugas Secara Rahasia
- Bab 221 Menjaga Sepenuh Hati
- Bab 222 Menerima Pengobatan
- Bab 223 Mengatur Secara Rahasia
- Bab 224 Mengenang Masa Kecil
- Bab 225 Mendadak Pulang
- Bab 226 Bertemu Yuli
- Bab 227 Suasana yang Menekan
- Bab 228 Mengetahui Balas Dendam Dari Hendi
- Bab 229 Kerahasiaan Laras
- Bab 230 Kabar Baik Mendadak
- Bab 231 Yuli Akan Segera Bangun
- Bab 232 Ariana Memicu Keributan Besar
- Bab 233 Menjerat Tanpa Akhir
- Bab 234 Melihat Trik Licik Ariana
- Bab 235 Kabar Baik
- Bab 236 Insiden Ariana
- Bab 237 Yuli Bangun
- Bab 238 Mendapatkan Tanggapan
- Bab 239 Minta Enam Milyar
- Bab 240 Sudah Boleh Pulang
- Bab 241 Terus Berpikir
- Bab 242 Kembali Normal
- Bab 243 Panggilan Telepon Dari Ibu Leng
- Bab 244 Ketenangan Yang Akan Segera Hancur
- Bab 245 Tidak Ingin Membebani Hendi
- Bab 246 Kabar Baik Yang Tiba-Tiba Datang
- Bab 247 Dipaksa Kembali
- Bab 248 Diantar Lagi Ke Gerbang Pintu Rumah Keluarga Leng
- Bab 249 Hendi Mencari Dengan Sangat Panik
- Bab 250 Menanyakan Dan Menyalahkan
- Bab 251 Mendapat Saham
- Bab 252 Bertengkar
- Bab 253 Mengingat Masa Lalu
- Bab 254 Kekecewaan Tidak Berujung
- Bab 255 Menyewa Rumah Di Luar
- Bab 256 Bertemu Dengan Laras
- Bab 257 Hendi Kembali
- Bab 258 Tragedi
- Bab 259 Mengubah Pemikiran
- Bab 260 Pertemuan Yang Canggung
- Bab 262 Benar-Benar Kehilangan Harapan
- Bab 262 Sengketa Di Ruang Tamu
- Bab 264 Jatuh
- Bab 265 Mencoba Membuat Tuduhan Palsu
- Bab 266 Pertengkaran Antar Teman Baik
- Bab 267 Pikiran Yang Jahat
- Bab 268 Dia Sedang Berbohong
- Bab 269 Melakukan Kepalsuan
- Bab 270 Damai
- Bab 271 Tes DNA
- Bab 272 Ayo Bicarakan Ini Denganku
- Bab 273 Penghinaan
- Bab 274 Dilema
- Bab 275 Dilema
- 276 Menolak Cek
- 277 Berkomunikasi dengan Kakek
- BAB 278 Kecewa
- 279 Dalam Suasana Hati yang Buruk
- Bab 280 Bertemu Hendi Di Bar
- Bab 281 Main Tangan
- Bab 282 Kembali Ke Rumah Keluarga Leng
- Bab 283 Punya Pemikiran Masing-masing
- Bab 284 Diperingatkan
- Bab 285 Tidak Boleh Mengalah
- Bab 286 Dikalahkan
- Bab 287 Tidak Puas
- Bab 288 Kekhawatiran
- Bab 289 Diskusi Tak Berhasil
- Bab 290 Rapat di Ruang Kerja
- Bab 291 Tiga Persyaratan
- Bab 292 Mengikat
- Bab 293 Pembagian Warisan
- Bab 294 Mengobrol Secara Terbuka