Marriage Journey - Bab 273 Penghinaan
Seiring itu, Sifa pun menatap mata yang hitam dan begitu dalam itu, seluruh kelembutan dalam matanya sekejap menghilang, melihat ekspresi semacam ini, Decky berkata dengan sinisnya, “Bukannya kamu bahkan bermimpi pun, ingin sekali bertemu denganmu? Sekarang tujuanmu sudah tercapai, tapi masih saja kamu berpura-pura suci dan sok di depanku, aku sarankan lebih baik kamu hemat saja tenagamu itu, tidak usah berakting lagi di depanku.”
Sejak Sifa kembali, dia tahu kalau Decky akan terus menyimpan dendam padanya seperti dulu, jadi, dia tidak terlalu berharap besar kepada Decky, lebih tepatnya dia sudah sangat kecewa dan mati rasa, dia awalnya ingin membesarkan anak itu sendiri, tapi, tidak disangka keluarga Leng mencari tahu mengenai kabarnya, sehingga, terpaksa dia pun harus membawa anaknya pulang kesini.
Kakek Leng selalu melindunginya, Sifa benar-benar tidak tega membuat anak dan keluarga Leng ini tidak bertemu dan saling mengenal.
Walaupun semua ikatan ini, dia dan Decky yang membuatnya, tapi, dia tidak ingin sampai menyakiti dan melukai anaknya yang tak bersalah, menghadapi hinaan dan kata-kata kasar Decky, Sifa tidak mengatakan apa-apa, mereka berdua membeku sendiri di sana cukup lama...
Akhirnya Decky lah yang memecah keheningan, “Karena kamu sudah mencapai tujuanmu untuk kembali ke keluarga Leng, apa tidak seharusnya kamu dan aku berdiskusi dan bicara baik-baik?”
Baru saja Decky mengatakan ini, Sifa hendak menutup pintu kamarnya dan dia tidak ingin memperdulikan Decky, ketika tangannya baru saja menyentuh pintu itu, tiba-tiba tangan besar menggenggam dengan kasar tangannya, lalu tangannya dilemparkan dengan keras, Decky menutup pintunya dengan kasar sampai terdengar suara “Bruak”.
Dia diam-diam datang ke kamar Sifa, dan tidak ingin membuat kakeknya tahu masalah ini, dia sendiri yang akan membicarakan sebuah kesepakatan dengan Sifa, tidak peduli Sifa setuju atau tidak, dia tetap akan memaksa seperti itu, dari dulu selalu seperti itu, lahir di keluarga Leng yang merupakan keluarga terpandang ini, membuat Decky tidak takut pada siapa pun, kecuali kakek Leng yang seperti langit itu.
Begitu melihat pintu ditutup, Sifa lagi-lagi tidak memperdulikannya, tatapan matanya jatuh ke anak di pelukannya, dia sedang menyalahkan dirinya sendiri dalam hati, karena aku tidak bisa mendapatkan cinta ayahmu, sehingga dia juga tidak menyukaimu, ini semua adalah salahnya mama, mama terlalu egois, membuatmu terlahir di dunia ini dan membuatmu jadi menderita seperti mama.
Bayi yang ada di pelukannya itu hanyalah bayi umur beberapa bulan saja, dia tidak bisa memikirkan apa yang dipikirkan mamanya, hanya saja, mata besar dan jernihnya yang terbuka sangat lebar itu, dia mengemut tangannya bermain-main, melihat penampilan bayinya yang begitu polos dan imut ini, Sifa menahan air mata sedihnya untuk tidak menetes.
Setiap kali dia mengalami pukulan dan tekanan hidup, dia akan kembali penuh dengan kekuatan dan energi selama dia menatap tatapan mata tak berdosa dan begitu polos dari anaknya ini.
Demi anaknya ini, dia harus berusaha menjalani hidup ini dengan kuat, walaupun semua orang di dunia ini membuangnya seperti Decky, dia juga tetap harus kuat dan bertekad keras untuk membesarkan anak ini.
Anak inilah yang membuatnya melihat sebuah harapan, membuatnya bertahan dengan berani dan kuat dalam memerangi penyakitnya yang mengerikan itu.
Melihat Sifa yang acuh dan tak mempedulikannya seperti ini, membuat Decky tidak hanya tidak senang, tapi ada kekecewaan yang aneh yang muncul dalam lubuk hatinya....
Selama ini, dia yang selalu berada di atas dan memimpin, Sifa selalu mendengar dan patuh kepadanya, dia tidak menyangka Sifa sekarang bisa tidak memperdulikannya seperti ini, bagi Decky yang begitu dominan ini, perlakuan seperti ini kepadanya lebih menyakitkan dan terasa tidak nyaman daripada dihina dengan kata-kata kasar.
Mata gelapnya melirik ke Sifa, suaranya terdengar semakin dingin, “Tidak usah berakting malang dan kasihan di depanku, jangan kira, aku tidak tahu tujuanmu untuk memikirkan beribu rencana licik agar bisa kembali ke rumah keluarga Leng ya? Bukannya kamu ini hanya ingin menjadi nyonya muda dari keluarga Leng? Aku peringatkan ya, kamu jangan bermimpi lagi.”
Sifa tidak ingin bertengkar dengan Decky, jadi dia bahkan tidak menoleh sedikitpun, hanya berkata dengan santai, “Aku kembali ke rumah keluarga Leng, bukan karena ingin punya hubungan yang tak terputus denganmu.”
Decky tersenyum sinis, “Ini adalah lelucon paling bagus yang pernah aku dengar tahun ini, kamu menganggapku anak umur tiga tahun apa? Bicaranya dengan sombong tidak ingin punya hubungan denganku, lalu kenapa kamu melahirkan anak itu?”
“Kamu pasti mau menjadikan anak itu budak caturmu untuk mengancamku kan, jangan kira, dengan adanya anak itu maka kamu punya tempat bergantung yang luar biasa, lalu, mengira kakek akan selalu mendengarkanmu, aku beritahu ya, kamu tidak usah bermimpi bodoh lagi.”
Selesai bicara, Decky tertawa dingin, “Hahaha...”
Lalu, dia menghina dengan berkata, “Ayam gunung tidak akan pernah bisa naik dan terbang ke cabang dan berubah menjadi Phoenix.”
Menghadapi penghinaan Decky ini, air mata Sifa sudah menggantung di matanya, dia menggunakan harga diri terakhirnya untuk melindungi dan menahan air matanya agar tidak menetes dari matanya,
Bukan karena dia tidak ingin bertengkar dengan Decky, hanya saja, dia takut kalau dia bertengkar dan ribut maka akan menakuti anaknya, jadi, dia terus berusaha menahan diri menghadapi Decky, tapi dia tidak menyangka, kesabarannya ini malah membuat Decky bertambah semakin gila-gilaan mengina dan menggunakan kata-kata kasar kepadanya.
Tangan kecil bayi itu tidak hentinya mencengkram, seperti mau menggenggam sesuatu, mata besar dan polosnya itu tiba-tiba bersinar, tidak tahu apa yang terjadi kepada ayah dan ibunya, dia juga tidak tahu bagaimana salahnya hingga dia terlahir di dunia ini.
Dia hanyalah bayi tak berdosa yang tidak disukai oleh ayahnya, dia juga adalah dorongan dan motivasi kuat untuk ibunya agar bisa bertahan hidup.
Sifa menghela napas, lalu berkata, “Tolong pergilah dari kamarku, aku tidak ingin bertengkar denganmu.”
Decky tersenyum dingin lalu berkata, “Benar saja memang wanita licik, selama setahun tidak bertemu, kelicikanmu ini bertambah ya, kelihatannya aku benar-benar telah meremehkanmu, kamu sekarang punya kakek yang membelamu, jadi tentu saja tidak menghiraukan dan menganggapku lagi.”
“Kamu sudah salah paham denganku.”
“Salah paham, hahaha! Yang benar, hanya topeng kemunafikanmu itu yang sudah aku buka, kamu sendiri yang melahirkan anak itu dan membawanya pulang kesini, itu semua hanya karena kamu ingin bermalas-malasan dan terus berada di rumah keluarga Leng, aku beritahu kamu ya, semua rencana dan keinginanmu itu sudah salah perhitungan.”
Sifa memejamkan kedua matanya, “Tolong segera pergi!”
Jika bukan karena anaknya, dia tidak akan mungkin bisa bersabar sampai seperti ini, dia tahu, anaknya ini tidak bersalah, sejak lahirnya dia, dia sudah ditakdirkan untuk tidak akan mendapatkan kasih sayang seorang ayah, jadi, Sifa ingin menggunakan kasih sayang ibu berkali lipat untuk melindungi anaknya,
karena itulah dia terus menahan diri dan bersabar menghadapi Decky, dia tidak ingin sampai terjadi pertengkaran dan keributan yang akan menakuti dan mengejutkan anaknya, dia tidak ingin anaknya yang masih polos ini masuk ke dalam lingkaran dendam ini.
Dia sekarang benar-benar telah menyadari kalau kembalinya dia kesini adalah kesalahannya yang sangat besar, namun, dia juga tidak bisa apa-apa, karena bagaimanapun kekuasaan dan kekuatan keluarga Leng begitu besar, dia yang begitu lemah tidak bisa apa-apa untuk melawan kekuatan dan kekuasaan keluarga Leng, dia hanya bisa berusaha semaksimal mungkin untuk melindungi anaknya agar tidak disakiti dan terluka.
Melihat Sifa yang masih saja cuek, Api kemarahan di diri Decky meningkat drastis.
Selama ini dia yang selalu berada di atas dan selalu menolak orang lain, dia tidak menyangka wanita yang dulu terpesona dan tergila-gila olehnya itu, sekarang bisa-bisanya berani menolaknya, sepenuhnya tidak menganggapnya sama sekali, sifat posesif Decky yang besar tiba-tiba terangsang....
Dia melangkahkan kakinya dengan cepat menghampiri Sifa, lalu menggunakan tangannya meremas dagu Sifa, di bibirnya muncul senyum yang begitu menakutkan, “Cih...benar-benar cantik juga ya, tidak ku sangka setelah melahirkan, malah terlihat punya pesona seorang wanita yang lebih dewasa.”
"Tolong singkirkan tanganmu."
"Haha ..." Dia tersenyum lebih jahat lagi.
"Jika bukan karena aku memahamimu, aku pasti sudah tertipu oleh wajah polos dan bersihmu ini, tidak usah berakting polos lagi di depankku, tujuanmu kembali kesini bukannya ingin masuk ke pelukanku kan? Hari ini, aku akan memberimu kesempatan ini.”
Tidak tahu kenapa, sejak melihat tatapan mata Sifa yang begitu dingin dan acuh, Decky tiba-tiba punya hasrat dan keinginan yang kuat untuk memiliki wanita ini.
Tanpa menunggu Sifa bicara, dia dengan arogannya memajukan bibirnya ke arah Sifa, tapi ketika bibirnya yang panas hampir menempel di bibir Sifa, Sifa tidak tahu dapat kekuatan darimana, dia tiba-tiba langsung mendorong Decky menjauh darinya, Decky pun bangkit dari lantai dan berkata, "Sengaja melepaskan agar hasratku jadi meningkat ya! semua ini adalah tipuanmu, oke, hari ini, aku akan menemanimu bermain.”
Selesai bicara, Decky langsung bergegas ke arah Sifa...
Novel Terkait
Aku bukan menantu sampah
Stiw boyUntouchable Love
Devil BuddyMi Amor
TakashiStep by Step
LeksMy Beautiful Teacher
Haikal ChandraSiswi Yang Lembut
Purn. Kenzi KusyadiTernyata Suamiku Seorang Sultan
Tito ArbaniCintaku Pada Presdir
NingsiMarriage Journey×
- Bab 1 : Kanker Lambung Stadium Terakhir
- Bab 2 : Kamu Kotor
- Bab 3 : Decky Menidurinya
- Bab 4 : Menghindar Bagaikan Ular Berbisa
- Bab 5 : Berikan Jantungku Kepadanya
- Bab 6 : Aku Merasa Aku Kotor !
- Bab 7 Transplantasi Dihentikan
- Bab 8 Hamil ?
- Bab 9 Anak Haram Siapa
- Bab 10 Kamu Tidak Pantas Menjadi Seorang Ibu
- Bab 9 Aku Tidak Punya Rumah
- Bab 12 Hasil Terburuk
- Bab 13 Wanita Tidak Tahu Malu
- Bab 14 Wanitaku
- Bab 15 Itu Anakku
- Bab 16 Shen, Kamu Tidak Pantas!
- Bab 17 Berubah Seiring Berjalannya Waktu
- Bab 18 Orang Seperti Apa
- Bab 19 Tamu Yang Tiba-tiba Datang Tanpa Diundang
- Bab 20 Membusuk Di Sekitarku
- Bab 21 Sedikit Berubah
- Bab 22 Harapan Mendapatkan Kekecewaan
- Bab 23 Bersimpati
- Bab 24 Bertemu di Rumah Sakit Secara Tidak Sengaja
- Bab 25 Keadaan Darurat
- Bab 26 Wanita Kuat
- Bab 27 Tidak Boleh Mati!
- Bab 28 Terserah!
- Bab 29 Mengkhawatirkanku?
- Bab 30 Seperti Sepasang Suami Istri
- Bab 31 Curiga
- Bab 32 Aku Nyonya Leng
- Bab 33 Kamu Mengorok
- Bab 34 Bawa Masuk
- Bab 35 Isi Hati
- Bab 36 Aku Sudah Memperkerjakan Pembantu Untukmu
- Bab 37 Shen Yang Berbeda
- Bab 38 Pembukuan?
- Bab 39 Kamu Hari Ini Cantik Sekali
- Bab 40 Makan Malam Keluarga Leng
- Bab 41 Serangan Balik
- Bab 42 Wanita Dengan Dua Watak
- Bab 43 Kami Akan Berusaha
- Bab 44 Secercah Harapan, Beratus Kali Lipat Usaha
- Bab 45 Menjadi Asistennya?
- Bab 46 Wanita Ini Tidak Gampang
- Bab 47 Rumor
- Bab 48 Bercanda Berlebihan
- Bab 49 Jaga Dirimu Dengan Baik (1)
- Bab 50 Jaga Dirimu Dengan Baik (2)
- Bab 51 Wanita Cantik, Marsha
- Bab 52 Pria Munafik
- Bab 53 Biarkan Aku Menemanimu Di Saat Sedih
- Bab 54 Wanita Pemberani
- Bab 55 Dengan Begini Apakah Kita Sudah Menjadi Teman?
- Bab 56 Aku Akan Melindungimu Mulai Dari Sekarang
- Bab 57 Bukankah Kamu Suka Seperti Ini?
- Bab 58 Bisakah Kamu Membawakanku Pakaian
- Bab 59 Tidak Peduli Apa Tujuanmu, Kamu Telah Berhasil
- Bab 60 Momen Yang Memalukan
- Bab 61 Tetap Terasa Dingin
- Bab 62 Apakah Dia Telah Pergi?
- Bab 63 Cemburu
- Bab 64 Lihat Saja Pulang Nanti
- Bab 65 Semakin Menarik Semakin Berbahaya
- Bab 66 Kekecewaan Dan Keputusasaan Datang Dari Harapan
- Bab 67 Tolong aku!
- Bab 68 Situasi Berbahaya
- Bab 69 Pegang Erat Tanganku
- Bab 70 Wanita Bertekad Dengan Pisau
- Bab 71 Tuhan Tahu Betapa Khawatirnya Dia
- Bab 72 Perubahan Mendadak
- Bab 73 Aku Dan Dia Pilih Salah Satu
- Bab 74 Jangan Bergerak!
- Bab 75 Melepaskanmu
- Bab 76 Kamu Tidak Pantas Menyukai Dia!
- Bab 77 Niat Licik
- Bab 79 Dia Sedang Sakit, Penyakit Yang Tidak Dapat Disembuhkan
- Bab 79 Laras, Tolong Menjaga Rahasia Ini
- Bab 80 Kondisi Penyakit Semakin Memburuk
- Bab 81 Perhatian Yang Tiba-Tiba
- Bab 82 Kehangatan
- Bab 83 Gaun Motif Bintang
- Bab 84 Sangat Cocok Denganmu
- Bab 85 Penghargaan Untukmu!
- Bab 86 Pikiran Ariana
- Bab 87 Lebih Perhatian Dari Dirinya Sendiri?
- Bab 88 Pusat Perhatian Semua Orang
- Bab 89 Tubuhmu Begitu Jujur?
- Bab 90 Beri Kesempatan?
- Bab 91 Mau Jadi Wanita Sejatiku?
- Bab 92 Wanita Yang Sedang Jatuh Cinta Memang Berbeda
- Bab 93 Hidup yang Didambakan
- Bab 94 Ngambek?
- Bab 95 Bagaimana Menghadapinya
- Bab 96 Tidak Ada Yang Lebih Mencintaimu Daripada Aku
- Bab 97 Merebut Wanita Orang Lain
- Bab 98 Harus Memperlakukannya Dengan Baik
- Bab 99 Pelecehan Seksual Dan Kekerasan
- Bab 100 Luka Hati
- Bab 101 Masalah Ini Tidak Begitu Sederhana
- Bab 102 Takut Akan Kepergiannya Yang Mendadak
- Bab 103 Kamu Suka Dia Kan?
- Bab 104 Aku Tidak Mau Bermain-Main Lagi
- Bab 105 Aku Jatuh Cinta Dengannya, Apakah Ada Yang Salah?
- Bab 106 Perjanjian Perceraian
- Bab 107 Ayo Kita Mulai Dari Awal Hubungan Kita?
- Bab 108 Selama Aku Ingin Kamu Milikku, Maka Kamu Hanya Bisa Jadi Milikku
- Bab 109 Kalau Merindukannya, Harusnya Pergi Langsung Menemuinya Tidak Peduli Seberapa Jauh Itu
- Bab 110 Aku Hanya Mencintai Satu Pria
- Bab 111 Gunung Es Ribuan Tahun Telah Meleleh?
- Bab 112 Romantis
- Bab 113 Sifa, Wanitaku
- Bab 114 Tidakkah Harus Memberiku Penghargaan?
- Bab 115 Takut Semua Ini Hanyalah Mimpi
- Bab 116 Penurunan Suhu Secara Tiba-tiba
- Bab 117 Mengibaskan Ekor
- Bab 118 Dia Tidak Bisa
- Bab 119 Mengapa Dia Melakukan Ini
- Bab 120 Cemburu
- Bab 121 Mengambil Inisiatif
- Bab 122 Perasaan Bukan Sesuatu Yang Dapat Dikendalikan
- Bab 123 Benar-Benar Menganggap Dirimu Sebagai Anak Dari Keluarga An
- Bab 124 Aku Tidak Akan Meremehkan Seseorang Sepertimu
- Bab 125 Memasuki Ranah Hiburan
- Bab 126 Status Sosial
- Bab 127 Sekolah Akting
- Bab 128 Cari Masalah?
- Bab 129 Kesempatan Membuktikan Diri
- Bab 130 Membentuk Tim Proyek
- Bab 131 Tidak Akan Melupakan Pelajaran
- Bab 132 Kura-kura Tua Akhirnya Berubah Cerdas
- Bab 133 Membuat Rencana Baru
- Bab 134 Mengambil Langkah Yang Tidak Biasa
- Bab 135 Bermain Dengan Api
- Bab 136 Apa Kamu Merindukan Aku ?
- Bab 137 Kebuntuan Investigasi
- Bab 138 Kekalahan
- Bab 139 Bisa Terpikirkan Aku, Itu Sudah Cukup
- Bab 140 Pertikaian Yang Jelas Sekali
- Bab 141 Tidak Kenal Akrab
- Bab 142 Kemunculan Yang Mengejutkan
- Bab 143 Kehangatan Sementara
- Bab 144 Krisis
- Bab 145 Menyelamatkan Korban
- Bab 146 Juna Lai
- Bab 147 Kamu Adalah Ayah Yang Baik
- Bab 148 Penyelidikan
- Bab 149 Kebenaran
- Bab 150 Keputusan Akhir
- Bab 151 Serangan Balik Yang Kuat
- Bab 152 Tertawalah Kalau Senang
- Bab 153 Bisakah Kamu Membantuku
- Bab 154 Apa Pun Yang Terjadi, Tolong Selamatkan Anakku
- Bab 155 Punya Hak Apa Kamu
- Bab 156 Jangan Mati Di Dalam Mobilku!
- Bab 157 Kabar Baik
- Bab 158 Kamu Tunggu Saja!
- Bab 159 Beritahu Aku Kalau Itu Bukan Sungguhan
- Bab 160 Pria Lain
- Bab 161 Kamu Coba Saja
- Bab 162 Perang Dingin
- Bab 163 Rasa Cemburu Yang Berlebihan
- Bab 164 Jangan Lupa Masalah Sebelumnya
- Bab 165 Sayang, Santai saja
- Bab 166 Kesempatan Yang Bisa Disembuhkan Dari Penyakit
- Bab 167 Selamat Ulang Tahun
- Bab 168 Rencana
- Bab 169 Rencana (2)
- Bab 170 Meskipun Tidak Percaya
- Bab 171 Aku Berharap Kamu Mati
- Bab 172 Badai Rumor
- Bab 173 Dia Yang Tidak Normal
- Bab 174 Perjanjian Perceraian
- Bab 175 Menginginkannya dengan Ganas
- Bab 176 Anakku ...
- Bab 178 Apakah Kondisi Ini Bisa Membaik?
- Bab 179 Gangguan Tanpa Henti
- Bab 180 Tidak Menghalangimu!
- Bab 181 Roda Berputar
- Bab 182 Apakah Kamu Orang Dunia Hiburan!
- Bab 183 Sadar Sepenuhnya
- Bab 184 Pergi
- Bab 185 Awalan Baru
- Bab 186 Masa Lalu Yang Tidak Bisa Dikenang
- Bab 187 Bangun
- Bab 188 Curhat
- Bab 189 Marsha Pergi
- Bab 190 Tindakan Kecil
- Bab 191 Terekspos
- Bab 192 Mencari Kesempatan
- Bab 193 Selalu Merindukannya
- Bab 194 Aku Ingin Dia Mati
- Bab 195 Sherly
- Bab 196 Pernah Mencintainya
- Bab 197 Menutup Pameran Lukisan
- Bab 198 Berangkat Ke Amerika Serikat
- Bab 199 Gerakan Janin
- Bab 200 Perhatian Hendi
- Bab 201 Sama Sekali Tidak Tahu Pameran Lukis Ditutup
- Bab 202 Diam-Diam Menyelidiki
- Bab 203 Menuju Apartemen
- Bab 204 Yuli Sakit Parah
- Bab 205 Menerima Pukulan
- Bab 206 Tidak Bisa Menghadapi Tekanan
- Bab 208 Tekanan Sifa
- Bab 208 Mendatangi
- Bab 209 Terpancing Emosi
- Bab 211 Kecemasan
- Bab 212 Kabar Mendadak
- Bab 213 Perasaan Bertentangan
- Bab 213 Penyebaran Sel Kanker
- Bab 214 Pertahanan Satu-Satunya
- Bab 215 Kedatangan Decky
- Bab 217 Tubuh Yang Lemah
- Bab 218 Kemarahan Yang Tidak Terkendali
- Bab 219 Diri Yang Tidak Berdaya
- Bab 219 Tubuh Lemah
- Bab 220 Memberi Tugas Secara Rahasia
- Bab 221 Menjaga Sepenuh Hati
- Bab 222 Menerima Pengobatan
- Bab 223 Mengatur Secara Rahasia
- Bab 224 Mengenang Masa Kecil
- Bab 225 Mendadak Pulang
- Bab 226 Bertemu Yuli
- Bab 227 Suasana yang Menekan
- Bab 228 Mengetahui Balas Dendam Dari Hendi
- Bab 229 Kerahasiaan Laras
- Bab 230 Kabar Baik Mendadak
- Bab 231 Yuli Akan Segera Bangun
- Bab 232 Ariana Memicu Keributan Besar
- Bab 233 Menjerat Tanpa Akhir
- Bab 234 Melihat Trik Licik Ariana
- Bab 235 Kabar Baik
- Bab 236 Insiden Ariana
- Bab 237 Yuli Bangun
- Bab 238 Mendapatkan Tanggapan
- Bab 239 Minta Enam Milyar
- Bab 240 Sudah Boleh Pulang
- Bab 241 Terus Berpikir
- Bab 242 Kembali Normal
- Bab 243 Panggilan Telepon Dari Ibu Leng
- Bab 244 Ketenangan Yang Akan Segera Hancur
- Bab 245 Tidak Ingin Membebani Hendi
- Bab 246 Kabar Baik Yang Tiba-Tiba Datang
- Bab 247 Dipaksa Kembali
- Bab 248 Diantar Lagi Ke Gerbang Pintu Rumah Keluarga Leng
- Bab 249 Hendi Mencari Dengan Sangat Panik
- Bab 250 Menanyakan Dan Menyalahkan
- Bab 251 Mendapat Saham
- Bab 252 Bertengkar
- Bab 253 Mengingat Masa Lalu
- Bab 254 Kekecewaan Tidak Berujung
- Bab 255 Menyewa Rumah Di Luar
- Bab 256 Bertemu Dengan Laras
- Bab 257 Hendi Kembali
- Bab 258 Tragedi
- Bab 259 Mengubah Pemikiran
- Bab 260 Pertemuan Yang Canggung
- Bab 262 Benar-Benar Kehilangan Harapan
- Bab 262 Sengketa Di Ruang Tamu
- Bab 264 Jatuh
- Bab 265 Mencoba Membuat Tuduhan Palsu
- Bab 266 Pertengkaran Antar Teman Baik
- Bab 267 Pikiran Yang Jahat
- Bab 268 Dia Sedang Berbohong
- Bab 269 Melakukan Kepalsuan
- Bab 270 Damai
- Bab 271 Tes DNA
- Bab 272 Ayo Bicarakan Ini Denganku
- Bab 273 Penghinaan
- Bab 274 Dilema
- Bab 275 Dilema
- 276 Menolak Cek
- 277 Berkomunikasi dengan Kakek
- BAB 278 Kecewa
- 279 Dalam Suasana Hati yang Buruk
- Bab 280 Bertemu Hendi Di Bar
- Bab 281 Main Tangan
- Bab 282 Kembali Ke Rumah Keluarga Leng
- Bab 283 Punya Pemikiran Masing-masing
- Bab 284 Diperingatkan
- Bab 285 Tidak Boleh Mengalah
- Bab 286 Dikalahkan
- Bab 287 Tidak Puas
- Bab 288 Kekhawatiran
- Bab 289 Diskusi Tak Berhasil
- Bab 290 Rapat di Ruang Kerja
- Bab 291 Tiga Persyaratan
- Bab 292 Mengikat
- Bab 293 Pembagian Warisan
- Bab 294 Mengobrol Secara Terbuka