Marriage Journey - Bab 273 Penghinaan

Seiring itu, Sifa pun menatap mata yang hitam dan begitu dalam itu, seluruh kelembutan dalam matanya sekejap menghilang, melihat ekspresi semacam ini, Decky berkata dengan sinisnya, “Bukannya kamu bahkan bermimpi pun, ingin sekali bertemu denganmu? Sekarang tujuanmu sudah tercapai, tapi masih saja kamu berpura-pura suci dan sok di depanku, aku sarankan lebih baik kamu hemat saja tenagamu itu, tidak usah berakting lagi di depanku.”

Sejak Sifa kembali, dia tahu kalau Decky akan terus menyimpan dendam padanya seperti dulu, jadi, dia tidak terlalu berharap besar kepada Decky, lebih tepatnya dia sudah sangat kecewa dan mati rasa, dia awalnya ingin membesarkan anak itu sendiri, tapi, tidak disangka keluarga Leng mencari tahu mengenai kabarnya, sehingga, terpaksa dia pun harus membawa anaknya pulang kesini.

Kakek Leng selalu melindunginya, Sifa benar-benar tidak tega membuat anak dan keluarga Leng ini tidak bertemu dan saling mengenal.

Walaupun semua ikatan ini, dia dan Decky yang membuatnya, tapi, dia tidak ingin sampai menyakiti dan melukai anaknya yang tak bersalah, menghadapi hinaan dan kata-kata kasar Decky, Sifa tidak mengatakan apa-apa, mereka berdua membeku sendiri di sana cukup lama...

Akhirnya Decky lah yang memecah keheningan, “Karena kamu sudah mencapai tujuanmu untuk kembali ke keluarga Leng, apa tidak seharusnya kamu dan aku berdiskusi dan bicara baik-baik?”

Baru saja Decky mengatakan ini, Sifa hendak menutup pintu kamarnya dan dia tidak ingin memperdulikan Decky, ketika tangannya baru saja menyentuh pintu itu, tiba-tiba tangan besar menggenggam dengan kasar tangannya, lalu tangannya dilemparkan dengan keras, Decky menutup pintunya dengan kasar sampai terdengar suara “Bruak”.

Dia diam-diam datang ke kamar Sifa, dan tidak ingin membuat kakeknya tahu masalah ini, dia sendiri yang akan membicarakan sebuah kesepakatan dengan Sifa, tidak peduli Sifa setuju atau tidak, dia tetap akan memaksa seperti itu, dari dulu selalu seperti itu, lahir di keluarga Leng yang merupakan keluarga terpandang ini, membuat Decky tidak takut pada siapa pun, kecuali kakek Leng yang seperti langit itu.

Begitu melihat pintu ditutup, Sifa lagi-lagi tidak memperdulikannya, tatapan matanya jatuh ke anak di pelukannya, dia sedang menyalahkan dirinya sendiri dalam hati, karena aku tidak bisa mendapatkan cinta ayahmu, sehingga dia juga tidak menyukaimu, ini semua adalah salahnya mama, mama terlalu egois, membuatmu terlahir di dunia ini dan membuatmu jadi menderita seperti mama.

Bayi yang ada di pelukannya itu hanyalah bayi umur beberapa bulan saja, dia tidak bisa memikirkan apa yang dipikirkan mamanya, hanya saja, mata besar dan jernihnya yang terbuka sangat lebar itu, dia mengemut tangannya bermain-main, melihat penampilan bayinya yang begitu polos dan imut ini, Sifa menahan air mata sedihnya untuk tidak menetes.

Setiap kali dia mengalami pukulan dan tekanan hidup, dia akan kembali penuh dengan kekuatan dan energi selama dia menatap tatapan mata tak berdosa dan begitu polos dari anaknya ini.

Demi anaknya ini, dia harus berusaha menjalani hidup ini dengan kuat, walaupun semua orang di dunia ini membuangnya seperti Decky, dia juga tetap harus kuat dan bertekad keras untuk membesarkan anak ini.

Anak inilah yang membuatnya melihat sebuah harapan, membuatnya bertahan dengan berani dan kuat dalam memerangi penyakitnya yang mengerikan itu.

Melihat Sifa yang acuh dan tak mempedulikannya seperti ini, membuat Decky tidak hanya tidak senang, tapi ada kekecewaan yang aneh yang muncul dalam lubuk hatinya....

Selama ini, dia yang selalu berada di atas dan memimpin, Sifa selalu mendengar dan patuh kepadanya, dia tidak menyangka Sifa sekarang bisa tidak memperdulikannya seperti ini, bagi Decky yang begitu dominan ini, perlakuan seperti ini kepadanya lebih menyakitkan dan terasa tidak nyaman daripada dihina dengan kata-kata kasar.

Mata gelapnya melirik ke Sifa, suaranya terdengar semakin dingin, “Tidak usah berakting malang dan kasihan di depanku, jangan kira, aku tidak tahu tujuanmu untuk memikirkan beribu rencana licik agar bisa kembali ke rumah keluarga Leng ya? Bukannya kamu ini hanya ingin menjadi nyonya muda dari keluarga Leng? Aku peringatkan ya, kamu jangan bermimpi lagi.”

Sifa tidak ingin bertengkar dengan Decky, jadi dia bahkan tidak menoleh sedikitpun, hanya berkata dengan santai, “Aku kembali ke rumah keluarga Leng, bukan karena ingin punya hubungan yang tak terputus denganmu.”

Decky tersenyum sinis, “Ini adalah lelucon paling bagus yang pernah aku dengar tahun ini, kamu menganggapku anak umur tiga tahun apa? Bicaranya dengan sombong tidak ingin punya hubungan denganku, lalu kenapa kamu melahirkan anak itu?”

“Kamu pasti mau menjadikan anak itu budak caturmu untuk mengancamku kan, jangan kira, dengan adanya anak itu maka kamu punya tempat bergantung yang luar biasa, lalu, mengira kakek akan selalu mendengarkanmu, aku beritahu ya, kamu tidak usah bermimpi bodoh lagi.”

Selesai bicara, Decky tertawa dingin, “Hahaha...”

Lalu, dia menghina dengan berkata, “Ayam gunung tidak akan pernah bisa naik dan terbang ke cabang dan berubah menjadi Phoenix.”

Menghadapi penghinaan Decky ini, air mata Sifa sudah menggantung di matanya, dia menggunakan harga diri terakhirnya untuk melindungi dan menahan air matanya agar tidak menetes dari matanya,

Bukan karena dia tidak ingin bertengkar dengan Decky, hanya saja, dia takut kalau dia bertengkar dan ribut maka akan menakuti anaknya, jadi, dia terus berusaha menahan diri menghadapi Decky, tapi dia tidak menyangka, kesabarannya ini malah membuat Decky bertambah semakin gila-gilaan mengina dan menggunakan kata-kata kasar kepadanya.

Tangan kecil bayi itu tidak hentinya mencengkram, seperti mau menggenggam sesuatu, mata besar dan polosnya itu tiba-tiba bersinar, tidak tahu apa yang terjadi kepada ayah dan ibunya, dia juga tidak tahu bagaimana salahnya hingga dia terlahir di dunia ini.

Dia hanyalah bayi tak berdosa yang tidak disukai oleh ayahnya, dia juga adalah dorongan dan motivasi kuat untuk ibunya agar bisa bertahan hidup.

Sifa menghela napas, lalu berkata, “Tolong pergilah dari kamarku, aku tidak ingin bertengkar denganmu.”

Decky tersenyum dingin lalu berkata, “Benar saja memang wanita licik, selama setahun tidak bertemu, kelicikanmu ini bertambah ya, kelihatannya aku benar-benar telah meremehkanmu, kamu sekarang punya kakek yang membelamu, jadi tentu saja tidak menghiraukan dan menganggapku lagi.”

“Kamu sudah salah paham denganku.”

“Salah paham, hahaha! Yang benar, hanya topeng kemunafikanmu itu yang sudah aku buka, kamu sendiri yang melahirkan anak itu dan membawanya pulang kesini, itu semua hanya karena kamu ingin bermalas-malasan dan terus berada di rumah keluarga Leng, aku beritahu kamu ya, semua rencana dan keinginanmu itu sudah salah perhitungan.”

Sifa memejamkan kedua matanya, “Tolong segera pergi!”

Jika bukan karena anaknya, dia tidak akan mungkin bisa bersabar sampai seperti ini, dia tahu, anaknya ini tidak bersalah, sejak lahirnya dia, dia sudah ditakdirkan untuk tidak akan mendapatkan kasih sayang seorang ayah, jadi, Sifa ingin menggunakan kasih sayang ibu berkali lipat untuk melindungi anaknya,

karena itulah dia terus menahan diri dan bersabar menghadapi Decky, dia tidak ingin sampai terjadi pertengkaran dan keributan yang akan menakuti dan mengejutkan anaknya, dia tidak ingin anaknya yang masih polos ini masuk ke dalam lingkaran dendam ini.

Dia sekarang benar-benar telah menyadari kalau kembalinya dia kesini adalah kesalahannya yang sangat besar, namun, dia juga tidak bisa apa-apa, karena bagaimanapun kekuasaan dan kekuatan keluarga Leng begitu besar, dia yang begitu lemah tidak bisa apa-apa untuk melawan kekuatan dan kekuasaan keluarga Leng, dia hanya bisa berusaha semaksimal mungkin untuk melindungi anaknya agar tidak disakiti dan terluka.

Melihat Sifa yang masih saja cuek, Api kemarahan di diri Decky meningkat drastis.

Selama ini dia yang selalu berada di atas dan selalu menolak orang lain, dia tidak menyangka wanita yang dulu terpesona dan tergila-gila olehnya itu, sekarang bisa-bisanya berani menolaknya, sepenuhnya tidak menganggapnya sama sekali, sifat posesif Decky yang besar tiba-tiba terangsang....

Dia melangkahkan kakinya dengan cepat menghampiri Sifa, lalu menggunakan tangannya meremas dagu Sifa, di bibirnya muncul senyum yang begitu menakutkan, “Cih...benar-benar cantik juga ya, tidak ku sangka setelah melahirkan, malah terlihat punya pesona seorang wanita yang lebih dewasa.”

"Tolong singkirkan tanganmu."

"Haha ..." Dia tersenyum lebih jahat lagi.

"Jika bukan karena aku memahamimu, aku pasti sudah tertipu oleh wajah polos dan bersihmu ini, tidak usah berakting polos lagi di depankku, tujuanmu kembali kesini bukannya ingin masuk ke pelukanku kan? Hari ini, aku akan memberimu kesempatan ini.”

Tidak tahu kenapa, sejak melihat tatapan mata Sifa yang begitu dingin dan acuh, Decky tiba-tiba punya hasrat dan keinginan yang kuat untuk memiliki wanita ini.

Tanpa menunggu Sifa bicara, dia dengan arogannya memajukan bibirnya ke arah Sifa, tapi ketika bibirnya yang panas hampir menempel di bibir Sifa, Sifa tidak tahu dapat kekuatan darimana, dia tiba-tiba langsung mendorong Decky menjauh darinya, Decky pun bangkit dari lantai dan berkata, "Sengaja melepaskan agar hasratku jadi meningkat ya! semua ini adalah tipuanmu, oke, hari ini, aku akan menemanimu bermain.”

Selesai bicara, Decky langsung bergegas ke arah Sifa...

Novel Terkait

Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu