Marriage Journey - Bab 35 Isi Hati

Hendi melihat reaksi Sifa , juga tidak enak menasihatinya lagi, meskipun dirinya juga sangat sengsara, namun masalah sudah terjadi, dirinya juga tidak mungkin mengabaikannya.

Hendi sudah menghubungi profesor yang berada di Inggris pada saat mengetahui kondisi penyakit Sifa , berharap untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.

Namun profesor tersebut masih tidak ada kabar, sehingga Hendi sedikit panik, Hendi hanya bisa sambil menjaga kondisi kesehatan anak, sambil memperhatikan kondisi kesehatan Sifa .

Hendi menemani Sifa untuk mencari dokter yang melakukan pemeriksaan pada sebelumnya, Sifa dapat langsung masuk ke dalam ruangan pemeriksaan tanpa antri berkat bantuan Hendi .

Sifa merasakan cairan sejuk dan lengket di mesin yang melekat pada perut sendiri, dia bergerak dengan tidak nyaman.

Dokter tersenyum sambil menanya kondisinya dalam waktu dekat ini, akhirnya baru membuka selembar data hasil pemeriksaan seperti sebelumnya.

Hendi berdiri di belakang gorden jendela sambil menunggu Sifa , dokter melihat hasil pemeriksaan lalu berkata kepada Sifa :”Bayi sangat sehat, selanjutnya jalankan saja pemeriksaan sesuai waktunya.”

Sifa mengangguk-angguk dan lalu mengucapkan terima kasih kepada dokter, setelah selesai beres dia berjalan menghampiri Hendi .

Hendi semalam terus bekerja, sampai saat ini belum pernah istirahat juga, dia memakai jas putihnya lalu ketiduran dengan menyandar di dinding.

Waktu Sifa masuk ke dalam ruangan hanya lima menit saja, Hendi bahkan sudah tertidur di luar.

Sifa berjalan mendekati Sifa , menatap Hendi dan memperhatikannya, Hendi sama saja seperti waktu kecil, wajah tampannya bahkan membuat dirinya yang sebagai wanita juga iri padanya.

Namun satu-satunya hal yang berbeda dengan dulu adalah, wajah Hendi juga sudah mulai ada jejak kehidupan, wajahnya dipenuhi dengan kelelahan.

Sifa berdiri di samping Hendi sambil membisik namanya, namun Hendi tetap saja tidak sadar, mungkin benaran sangat kelelahan.

Sifa sedikit tidak berdaya, tidak tega untuk membangunkan Hendi , Hendi tidak tahu sedang bermimpi apa, terus mengerutkan alisnya dengan erat.

Dahi Hendi dipenuhi dengan keringat kecil, Sifa baru saja ingin membangunkan Sifa , Hendi sudah membuka matanya secara tiba-tiba dan berkata :” Sifa !” Hendi berteriak nama Sifa dengan kuat.

Sifa sedikit kaget, membuka lebar matanya dan menatap pada Hendi , Hendi menatap Sifa dengan tatapan bingung, ekspresi wajahnya tetap saja seperti sebelumnya, keringat kecil di dahinya terus mengalir mengikuti wajahnya.

Akhirnya ekspresi wajah Hendi berubah juga, dia terus melotot Sifa , membujuknya dan berkata :”Tidak apa-apa, aku cuma mimpi kejadian kamu terjatuh di waktu kecil.”

Sifa menatap Hendi sambil tersenyum :”Tidak masalah, bukan kesalahan kamu juga, sudah berapa lamanya kamu bahkan masih ingat.”

Ekspresi Hendi tetap saja terkesan tidak berdaya, lalu menunduk dan berkata dengan nada rendah :”Aku selalu ingat dengan kejadian itu, kalau bukan karena aku, kamu juga tidak akan terluka.”

Sifa beranjak ke depan sambil menepuk bahu Hendi :” Hendi , tidak apa-apa, sudah lewat, ke depannya jangan dipikirkan lagi.”

Hendi tetap saja menunduk kepalanya, kejadian ini adalah bekas luka di dalam hatinya yang tidak akan bisa hilang, dirinya juga sudah tidak ingat, ini sudah yang ke berapa kalinya dia terbangun dari mimpi sambil berteriak nama Sifa .

Hendi mengatur suasana hatinya sendiri, lalu melihat waktu sudah mendekati jam pulang kerja, dia membawa Sifa berjalan keluar dari rumah sakit.

Dia terus menatap Sifa dengan tatapan ingin mengatakan sesuatu, namun dia menggerakkan bibirnya dan tetap saja tidak bisa membuka mulut.

Sifa tidak menyadari kejanggalan Hendi , setelah berpamitan dengan Hendi dia berjalan keluar rumah sakit.

Hendi tetap berdiri di tempat, tersenyum pahit lalu menggeleng kepalanya sendiri, sejak kapan dia begitu pengecut.

Sebenarnya pada saat dirinya pulang negeri, dia sudah menyadari perasaan sendiri, meskipun Sifa telah menikah, meskipun dia telah hamil, meskipun dia sedang sakit….

Namun dia tetap tidak bisa melepaskannya, tetap ingin mengutarakan perasaannya, Hendi ingin memberitahukan Sifa , meskipun seberapa susahnya hidup, dia tetap akan menemaninya untuk melewati bersama.

Meskipun sebelumnya dia tidak menyadari isi hatinya sendiri, dia tidak cepat kembali ke sisi Sifa , apabila tidak, mungkin saja tidak akan mendapatkan hasil seperti ini, namun dirinya tetap tidak ada keberanian untuk mengutarakan isi hatinya….

Sifa sudah tiba di villa dengan cepat, dan mulai menyiapkan makan malam, tidak tahu juga apa yang terjadi pada Decky dalam waktu dekat ini, dia jadi lebih sering pulang ke rumah.

Sifa selalu berhati-hati dalam melayani Decky , takut akan memancing amarahnya.

Seperti biasanya, Sifa menyiapkan makan malam dan terus menanti Decky pulang ke rumah, dia melipat kakinya dan duduk di atas sofa, lalu mengeluarkan gambar sketsa untuk menggambar.

Decky tetap saja seperti beberapa hari yang lalu, jam tujuh lewat tiga puluh sudah sampai di rumah, Sifa meletakkan gambarnya dan berjalan menghampiri Decky setelah mendengar suara di ruang tamu.

Dia membungkuk badan lalu mengeluarkan sepasang sendal jepit untuk Decky .

Decky mengangkat alis, wanita ini sepertinya sudah terbiasa dengan hidup seperti ini, dia melihat tatapan Sifa yang berhati-hati.

Decky merasakan risi di hatinya yang tidak jelas, dia hanya bisa mengeluarkan tatapan seperti ini terhadap dirinya ya ?

Decky sedikit tidak senang, dia membungkuk badannya untuk memakai sendal di tangan Sifa , lalu berjalan ke arah ruang tamu.

Sifa sedikit bingung, tidak tahu dirinya telah melakukan kesalahan apa lagi, sehingga dia terus membungkuk di lantai dan tidak berdiri.

Setelah beberapa lamanya ketika dia mendengar suara Decky sedang makan, baru buru-buru berdiri dan berjalan menghampiri ruang tamu.

Decky sambil makan dengan ekspresi seram, seluruh makanan di atas meja adalah makanan kesukaan Decky .

Meskipun waktu bersamanya dia dan Decky tidak terlalu panjang, namun Sifa sudah mulai memperhatikannya ketika dia mulai jatuh cinta pada Decky .

Sebenarnya selera Decky selalu tetap, sejak saat itu, Sifa yang tidak pernah masak juga sudah mulai mempelajari cara memasak pada setiap harinya.

Sifa buru-buru berjalan menghampiri Decky , Decky duduk sendirian di meja makan, Sifa ingin duduk bersama Decky dan makan bersamanya.

Namun pada saat dia baru duduk, Decky langsung melotot Sifa dengan tatapan dingin, tatapannya penuh dengan tidak nyaman, lalu Decky meletakkan sumpit di tangannya dan berkata kepada Sifa dengan nada dingin.

“Aku tidak pernah suka makan bersama dengan wanita sepertimu.”

Selesai bicara dia menatap Sifa dengan tatapan kejam, Sifa menatap Decky dengan tatapan panik, sepertinya dirinya memang tidak pernah makan bersama Decky .

Sifa mengangguk-angguk, buru-buru berdiri, mengambil piring dan sumpit sendiri lalu beranjak ke dalam dapur.

Decky baru menunduk kepala dan mulai makan lagi, Sifa duduk di dapur, melihat nasi putih di hadapannya, lalu tersenyum pahit.

Dia sudah terbiasa, menunduk kepala dan terus menyantap nasi putih di hadapannya, air matanya berjatuhan ke dalam piringnya.

Sebenarnya lambung Sifa sudah tidak sehat, nasi yang tidak ada rasa sama sekali tidak bisa di makan, sehingga ketika dia baru makan sedikit, sudah mulai merasa mual.

Sifa meletakkan piringnya, menahan mulut sendiri dan berlarian ke arah toilet, lalu menekuk di samping kloset dan memuntahkan semua makanan yang dari pagi dan siang ini.

Sifa dengan mata yang kemerahan, berjongkok di toilet dengan tubuh kelelahan, wajahnya sangat pucat, air keringat Sifa telah membasahi sedikit rambut kecil yang berada di dahinya, membuat Sifa kelihatannya sangat kasihan.

Novel Terkait

Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu