Marriage Journey - Bab 163 Rasa Cemburu Yang Berlebihan
Dalam waktu sekejap, Saras melihat ke arah Sifa, tatapannya terlihat jelas membawa aura yang ingin membunuh orang, tangannya mengepal dengan erat, tapi wajahnya malah mengeluarkan senyuman dan terus menatap Sifa dengan menyembunyikan pisau di balik senyuman.
Sifa bisa merasakannya dengan jelas, dia berbalik badan dan melirik Saras.
Ariana berjalan ke sebelah Saras dengan penampilan sedikit malu, mengulurkan tangan sambil tersenyum: “Saras, kapan kamu datang ke sini, kenapa aku tidak tahu?”
Saras berbalik badan dan memberi senyuman dingin kepada Ariana: “Iya kah, jika aku membiarkanmu tahu kapan aku datang ke sini, apa yang ingin kamu lakukan?”
Ariana menjawabnya sambil tersenyum: “Bagaimana kamu bisa mengatakannya seperti itu, aku hanya bertanya saja.”
Ariana melihat Saras sambil tersenyum, wajahnya penuh dengan ekspresi tidak berbahaya.
Saras tidak berbicara lagi, berbalik badan dan berkata kepadaAndri: “Ayo kita masuk ke dalam, Ayah.”
Andri mengangguk ke arah Ariana, dia berkata sambil tersenyum: “Ariana, Ayo kita masuk dulu.”
Ariana mengangguk sambil tersenyum, mengangkat rok dan ikut di belakang mereka, berjalan ke dalam ruang pesta.
Di dalam ruang pesta terlihat mewah, kemudian sisanya tidak ada perbedaan dengan pesta yang pernah dihadiri sebelumnya.
Sifa ikut di belakang Decky dan berjalan ke tempat duduk yang paling belakang, Decky yang selalu berprofil rendah juga tidak terlalu menyukai acara seperti ini.
Sifa duduk diam di belakang Decky, tidak berbicara dan juga tidak ada gerakan apapun.
Saras tampak sudah melakukan persiapan, berjalan ke arah Decky dan duduk di sebelah Decky dengan wajah tersenyum, dia berkata sambil tersenyum: “Bang Decky, apakah kamu sangat sibuk dalam waktu dekat-dekat ini?”
Decky melihat ke arah Sifa, dia sama sekali tidak menjawab pertanyaan Saras.
Saras melihat ke arah Sifa dan berkata: “Siapa ini, kenapa aku tidak pernah melihatnya?”
Saras membelalakkan mata dan menatap Sifa, wajahnya penuh dengan ekspresi bingung.
Saat ini, Ariana juga berjalan kemari, menyaksikan adegan yang bagus ini.
Sifa melihat ke arah Decky, dia seketika ingin berdiri untuk menjelaskan identitas dirinya sendiri.
Saras seketika berkata sambil tersenyum: “Lihatlah aku, baru saja mendengar bahwa kamu mengatakan Asisten Shen kan, aku benar-benar bodoh, maaf Bang Decky, aku terlalu banyak bicara.”
Sifa menghela napas dalam dan duduk, Ariana segera berjalan kemari dan berkata pada Decky: “Presdir Leng, sudah lama tidak bertemu denganmu.”
Decky sama sekali tidak mendongak untuk melihat Ariana, tapi malah berbalik badan, mengambil gelas alkohol di atas meja dan minum.
Ariana seketika menunjukkan ekspresi malu di wajahnya, kedinginan Decky membuat semua orang merasa sedikit ketakutan.
Sifa malah mengangkat alisnya dengan biasa dan duduk di sebelah tanpa mengatakan apa-apa, Sifa sudah terbiasa dengan adegan seperti ini.
Entah kenapa, Sifa melihat Decky tidak menghiraukan Ariana, hatinya langsung terlintas perasaan senang.
Sifa memang tidak terlalu menyukai Ariana, ditambah kemarin Decky pernah membawa Ariana datang ke rumah dan berada di depannya…
Begitu Sifa memikirkan masalah ini, hatinya akan merasa sangat tidak nyaman seperti disumbat oleh sesuatu.
Decky menyadari ekspresi Sifa, tampaknya wanita ini bisa cemburu?
Ariana berjalan ke sebelah Sifa dan duduk, menatap Sifa dengan menyembunyikan pisau di balik senyuman, mengangkat gelas alkohol di tangannya dan menyerahkannya kepada Sifa: “Asisten Shen, sudah lama tidak bertemu denganmu, kamu menjadi lebih kurus, kan?”
Sifa menggelengkan kepalanya dan menolak gelas anggur yang diserahkan oleh Ariana kepada dirinya sendiri: “Terima kasih, Nona Yan, aku tidak bisa minum alkohol.”
Ariana malah tidak menyerah, dia tetap tersenyum sambil mengulurkan tangan dan menyerahkannya: “Iya kah, kemarin aku melihat Nona Shen minum banyak alkohol dengan Direktur An?”
Decky seketika melihat ke arah Sifa, sepasang mata penuh dengan maksud membunuh.
Sifa seketika mengerti tujuan Ariana, jika bermusuhan dengan dirinya sendiri, maka dirinya sendiri tidak boleh takut..
“Terima kasih, Nona Yan, itu hanyalah masalah pekerjaan, aku secara pribadi tidak minum alkohol, aku berbeda dengan Nona Yan, minum alkohol akan membuat masalah menjadi buruk, bahkan akan menimbulkan masalah yang memalukan.”
Wajah Ariana seketika memerah, apakah Sifa sedang menyindir masalah kemarin di mana dirinya berlutut untuk memohon pada Decky dan dilakukan di depannya?
Wajah Ariana seketika menjadi pucat, tangannya mengepal dengan erat, kuku yang panjang menusuk ke dalam daging.
Ariana menggigit bibir dirinya sendiri dengan erat dan tiba-tiba tidak tahu harus berkata apa, Sifa tersenyum polos dan memanggil pelayan untuk mengantar segelar air putih untuk dirinya sendiri.
Ariana hanya bisa berkata sambil tersenyum dengan menahan kemarahan: “Nona Shen benar-benar mempunyai kemampuan berbicara yang bagus, sehingga baru bisa menjadi asisten di sebelah Presdir Leng.”
Sifa mendongak dan matanya bertatapan dengan mata Ariana: “Iya, baguslah kalau Nona Yan tahu, orang yang bisa berada di sebelah Presdir Leng merupakan orang yang seperti apa, bukan semua orang bisa berada di sebelahnya.”
Seluruh tubuh Sifa penuh dengan aura, membuat Ariana tiba-tiba terdiam.
Decky sengaja mengalihkan pandangan dan tidak pergi melihat, tapi senyuman polos di sudut bibirnya tetap mengkhianati dirinya sendiri.
Saras menyadari suasana berperang antara Sifa dengan Ariana, wajahnya penuh dengan senyuman puas.
Inilah tujuan kenapa dirinya sendiri menyuruh Ayahnya mengatur Ariana untuk datang.
Kalau tidak, Ariana mengira dia bisa datang ke acara seperti ini dengan identitas seorang artis di dalam lingkaran hiburan?
Sudut bibir Saras mengeluarkan senyuman puas, matanya penuh dengan kekejaman, Sifa, tidak peduli seberapa kuatnya peranmu, kamu hanya bisa menyerah di depanku.
Sifa bangkit dan berkata kepada Ariana: “Maaf, aku ingin pergi ke kamar mandi.”
Wajah Ariana terlihat pucat, dengan sulit mengeluarkan sedikit senyuman.
Setelah melihat Sifa bangkit, seketika berdiri dan mengikutinya, acara seperti ini ada banyak orang, hampir semuanya merupakan penjabat tinggi dan bangsawan, Decky takut orang lain akan melakukan sesuatu pada Sifa.
Sifa menyadari gerakan Decky, seketika mempercepat langkah kakinya dan berjalan keluar.
Saras sama sekali tidak mengejar, tapi malah berdiri di sebelah Ariana dan tertawa dengan suara kecil: “Tampaknya mulut Nona Yan tidak sekuat Nona Shen?”
Ekspresi wajah Ariana langsung berubah dan tidak tahu bagaimana menjawabnya, Ariana yang kehilangan muka tiba-tiba menjadi pucat di depan Saras.
Saras membungkukkan badan dan melihat Ariana, matanya penuh dengan perlawanan: “Apakah kamu tahu, aku paling tidak suka wanita seperti kamu yang mengira diri sendiri sangat pintar, berpenampilan polos sambil menunggu keuntungan tanpa melakukan apa-apa, tapi kamu tidak menyangka bahwa aku yang berada di Keluarga An begitu lama sudah bosan dengan beberapa trikmu ini.”
Ariana langsung mengangkat kepala dan menatap Saras dengan tatapan kaget, tidak menyangka bahwa gadis kecil ini bisa mengenal dirinya sendiri begitu dalam, dirinya sendiri benar-benar sudah meremehkannya.
Ariana berkata sambil menatap Saras: “Aku tidak tahu apa yang kamu katakan.”
Saras tersenyum: “Haha, lupakan saja jika kamu tidak tahu, aku rasa kamu seharusnya mengerti, kamu bisa merebut pria dengan siapa pun, tapi jangan merebut pria denganku, Bang Decky milikku, bukan orang yang bisa kalian kasihani.”
Setelah berkata, Saras berbalik badan dan berjalan pergi, meninggalkan Ariana yang berpenampilan marah duduk di kursi kosong sendirian.
Tidak menyangka Saras merupakan wanita yang keras kepala semacam ini, pada saat itu, Ariana terus mengira bahwa Saras hanyalah seorang putri yang dimanja, tapi tidak menyangka bahwa Saras yang mempunyai pemikiran dalam tidak pernah membongkarkan sifat aslinya di depan dirinya sendiri, membuat dirinya sendiri ditipu untuk sementara waktu.
Tiba-tiba Ariana mengalami penderitaan pahit yang tak terkatakan, jelas orang yang seharusnya berdiri di depan Decky hari ini adalah dirinya sendiri, tapi tidak menyangka malah membuat Saras merebut pusat perhatian dirinya sendiri.
Sifa mempercepat langkah kakinya dan ingin melarikan diri dari pandangan Decky, tapi Decky sama sekali tidak memberikan kesempatan, dia langsung melangkah maju dan memegang tangan Sifa di tempat yang tidak ada siapa pun.
“Apa yang kamu lakukan? Jalan begitu cepat.” Decky berkata sambil menatap Sifa dengan tatapan sinis.
Sifa menatap Decky dengan tatapan sedikit marah dan berkata dengan nada masam: “Presdir Leng benar-benar sudah merepotkanmu, untuk apa mengikutiku yang hanya sebagai asisten kecil dan tidak pergi menikmati perasaan yang dikelilingi oleh banyak orang.”
Sifa mengalihkan pandangannya dan tidak melihat Decky, dalam waktu sekejap, Decky tertawa-tawa: “Tampaknya Asisten Shen sudah cemburu? Apakah Asisten Shen tidak tahu aku selalu seperti ini? Dikelilingi oleh banyak orang?”
Seketika, Sifa yang selalu memiliki bakat mengobrol di depan orang menjadi tidak tahu harus berkata apa setelah ditanya oleh Decky seperti ini, dia hanya bisa memelototi Decky dan tidak berbicara.
Decky tersenyum garing, sejak kapan perasaan cemburu wanita ini begitu dalam, Decky benar-benar salah pada hari itu, tapi dirinya sendiri sangat jelas menunjukkan penampilan yang ingin berdamai dengan Sifa, tapi Sifa sengaja mencari seorang pria yang bernama Hendi Shen untuk membuatnya marah, Decky baru melakukannya seperti itu.
Sifa berbalik badan dan berkata dengan nada dingin: “Kalau begitu, aku tidak menganggu kehidupan pribadi Presdir Leng lagi, lepaskan aku, aku ingin pergi ke kamar mandi.”
Tangan Decky yang memegang Sifa sama sekali tidak bermaksud untuk melepas, tapi langsung memiringkan badan dan menahan kedua tangan Sifa, ujung hidung Decky mendekati pipi Sifa.
Gerakan ini terlihat sangat intim, napas yang hangat menyembur ke wajah Sifa.
Wajah Sifa seketika memerah, melihat ke sekeliling dan berkata sambil berjuang untuk melarikan diri: “Jangan seperti ini, bagaimana jika dilihat oleh orang?”
Novel Terkait
More Than Words
HannyIstri ke-7
Sweety GirlMy Charming Lady Boss
AndikaHis Soft Side
RiseYou're My Savior
Shella NaviMy Tough Bodyguard
Crystal SongMarriage Journey×
- Bab 1 : Kanker Lambung Stadium Terakhir
- Bab 2 : Kamu Kotor
- Bab 3 : Decky Menidurinya
- Bab 4 : Menghindar Bagaikan Ular Berbisa
- Bab 5 : Berikan Jantungku Kepadanya
- Bab 6 : Aku Merasa Aku Kotor !
- Bab 7 Transplantasi Dihentikan
- Bab 8 Hamil ?
- Bab 9 Anak Haram Siapa
- Bab 10 Kamu Tidak Pantas Menjadi Seorang Ibu
- Bab 9 Aku Tidak Punya Rumah
- Bab 12 Hasil Terburuk
- Bab 13 Wanita Tidak Tahu Malu
- Bab 14 Wanitaku
- Bab 15 Itu Anakku
- Bab 16 Shen, Kamu Tidak Pantas!
- Bab 17 Berubah Seiring Berjalannya Waktu
- Bab 18 Orang Seperti Apa
- Bab 19 Tamu Yang Tiba-tiba Datang Tanpa Diundang
- Bab 20 Membusuk Di Sekitarku
- Bab 21 Sedikit Berubah
- Bab 22 Harapan Mendapatkan Kekecewaan
- Bab 23 Bersimpati
- Bab 24 Bertemu di Rumah Sakit Secara Tidak Sengaja
- Bab 25 Keadaan Darurat
- Bab 26 Wanita Kuat
- Bab 27 Tidak Boleh Mati!
- Bab 28 Terserah!
- Bab 29 Mengkhawatirkanku?
- Bab 30 Seperti Sepasang Suami Istri
- Bab 31 Curiga
- Bab 32 Aku Nyonya Leng
- Bab 33 Kamu Mengorok
- Bab 34 Bawa Masuk
- Bab 35 Isi Hati
- Bab 36 Aku Sudah Memperkerjakan Pembantu Untukmu
- Bab 37 Shen Yang Berbeda
- Bab 38 Pembukuan?
- Bab 39 Kamu Hari Ini Cantik Sekali
- Bab 40 Makan Malam Keluarga Leng
- Bab 41 Serangan Balik
- Bab 42 Wanita Dengan Dua Watak
- Bab 43 Kami Akan Berusaha
- Bab 44 Secercah Harapan, Beratus Kali Lipat Usaha
- Bab 45 Menjadi Asistennya?
- Bab 46 Wanita Ini Tidak Gampang
- Bab 47 Rumor
- Bab 48 Bercanda Berlebihan
- Bab 49 Jaga Dirimu Dengan Baik (1)
- Bab 50 Jaga Dirimu Dengan Baik (2)
- Bab 51 Wanita Cantik, Marsha
- Bab 52 Pria Munafik
- Bab 53 Biarkan Aku Menemanimu Di Saat Sedih
- Bab 54 Wanita Pemberani
- Bab 55 Dengan Begini Apakah Kita Sudah Menjadi Teman?
- Bab 56 Aku Akan Melindungimu Mulai Dari Sekarang
- Bab 57 Bukankah Kamu Suka Seperti Ini?
- Bab 58 Bisakah Kamu Membawakanku Pakaian
- Bab 59 Tidak Peduli Apa Tujuanmu, Kamu Telah Berhasil
- Bab 60 Momen Yang Memalukan
- Bab 61 Tetap Terasa Dingin
- Bab 62 Apakah Dia Telah Pergi?
- Bab 63 Cemburu
- Bab 64 Lihat Saja Pulang Nanti
- Bab 65 Semakin Menarik Semakin Berbahaya
- Bab 66 Kekecewaan Dan Keputusasaan Datang Dari Harapan
- Bab 67 Tolong aku!
- Bab 68 Situasi Berbahaya
- Bab 69 Pegang Erat Tanganku
- Bab 70 Wanita Bertekad Dengan Pisau
- Bab 71 Tuhan Tahu Betapa Khawatirnya Dia
- Bab 72 Perubahan Mendadak
- Bab 73 Aku Dan Dia Pilih Salah Satu
- Bab 74 Jangan Bergerak!
- Bab 75 Melepaskanmu
- Bab 76 Kamu Tidak Pantas Menyukai Dia!
- Bab 77 Niat Licik
- Bab 79 Dia Sedang Sakit, Penyakit Yang Tidak Dapat Disembuhkan
- Bab 79 Laras, Tolong Menjaga Rahasia Ini
- Bab 80 Kondisi Penyakit Semakin Memburuk
- Bab 81 Perhatian Yang Tiba-Tiba
- Bab 82 Kehangatan
- Bab 83 Gaun Motif Bintang
- Bab 84 Sangat Cocok Denganmu
- Bab 85 Penghargaan Untukmu!
- Bab 86 Pikiran Ariana
- Bab 87 Lebih Perhatian Dari Dirinya Sendiri?
- Bab 88 Pusat Perhatian Semua Orang
- Bab 89 Tubuhmu Begitu Jujur?
- Bab 90 Beri Kesempatan?
- Bab 91 Mau Jadi Wanita Sejatiku?
- Bab 92 Wanita Yang Sedang Jatuh Cinta Memang Berbeda
- Bab 93 Hidup yang Didambakan
- Bab 94 Ngambek?
- Bab 95 Bagaimana Menghadapinya
- Bab 96 Tidak Ada Yang Lebih Mencintaimu Daripada Aku
- Bab 97 Merebut Wanita Orang Lain
- Bab 98 Harus Memperlakukannya Dengan Baik
- Bab 99 Pelecehan Seksual Dan Kekerasan
- Bab 100 Luka Hati
- Bab 101 Masalah Ini Tidak Begitu Sederhana
- Bab 102 Takut Akan Kepergiannya Yang Mendadak
- Bab 103 Kamu Suka Dia Kan?
- Bab 104 Aku Tidak Mau Bermain-Main Lagi
- Bab 105 Aku Jatuh Cinta Dengannya, Apakah Ada Yang Salah?
- Bab 106 Perjanjian Perceraian
- Bab 107 Ayo Kita Mulai Dari Awal Hubungan Kita?
- Bab 108 Selama Aku Ingin Kamu Milikku, Maka Kamu Hanya Bisa Jadi Milikku
- Bab 109 Kalau Merindukannya, Harusnya Pergi Langsung Menemuinya Tidak Peduli Seberapa Jauh Itu
- Bab 110 Aku Hanya Mencintai Satu Pria
- Bab 111 Gunung Es Ribuan Tahun Telah Meleleh?
- Bab 112 Romantis
- Bab 113 Sifa, Wanitaku
- Bab 114 Tidakkah Harus Memberiku Penghargaan?
- Bab 115 Takut Semua Ini Hanyalah Mimpi
- Bab 116 Penurunan Suhu Secara Tiba-tiba
- Bab 117 Mengibaskan Ekor
- Bab 118 Dia Tidak Bisa
- Bab 119 Mengapa Dia Melakukan Ini
- Bab 120 Cemburu
- Bab 121 Mengambil Inisiatif
- Bab 122 Perasaan Bukan Sesuatu Yang Dapat Dikendalikan
- Bab 123 Benar-Benar Menganggap Dirimu Sebagai Anak Dari Keluarga An
- Bab 124 Aku Tidak Akan Meremehkan Seseorang Sepertimu
- Bab 125 Memasuki Ranah Hiburan
- Bab 126 Status Sosial
- Bab 127 Sekolah Akting
- Bab 128 Cari Masalah?
- Bab 129 Kesempatan Membuktikan Diri
- Bab 130 Membentuk Tim Proyek
- Bab 131 Tidak Akan Melupakan Pelajaran
- Bab 132 Kura-kura Tua Akhirnya Berubah Cerdas
- Bab 133 Membuat Rencana Baru
- Bab 134 Mengambil Langkah Yang Tidak Biasa
- Bab 135 Bermain Dengan Api
- Bab 136 Apa Kamu Merindukan Aku ?
- Bab 137 Kebuntuan Investigasi
- Bab 138 Kekalahan
- Bab 139 Bisa Terpikirkan Aku, Itu Sudah Cukup
- Bab 140 Pertikaian Yang Jelas Sekali
- Bab 141 Tidak Kenal Akrab
- Bab 142 Kemunculan Yang Mengejutkan
- Bab 143 Kehangatan Sementara
- Bab 144 Krisis
- Bab 145 Menyelamatkan Korban
- Bab 146 Juna Lai
- Bab 147 Kamu Adalah Ayah Yang Baik
- Bab 148 Penyelidikan
- Bab 149 Kebenaran
- Bab 150 Keputusan Akhir
- Bab 151 Serangan Balik Yang Kuat
- Bab 152 Tertawalah Kalau Senang
- Bab 153 Bisakah Kamu Membantuku
- Bab 154 Apa Pun Yang Terjadi, Tolong Selamatkan Anakku
- Bab 155 Punya Hak Apa Kamu
- Bab 156 Jangan Mati Di Dalam Mobilku!
- Bab 157 Kabar Baik
- Bab 158 Kamu Tunggu Saja!
- Bab 159 Beritahu Aku Kalau Itu Bukan Sungguhan
- Bab 160 Pria Lain
- Bab 161 Kamu Coba Saja
- Bab 162 Perang Dingin
- Bab 163 Rasa Cemburu Yang Berlebihan
- Bab 164 Jangan Lupa Masalah Sebelumnya
- Bab 165 Sayang, Santai saja
- Bab 166 Kesempatan Yang Bisa Disembuhkan Dari Penyakit
- Bab 167 Selamat Ulang Tahun
- Bab 168 Rencana
- Bab 169 Rencana (2)
- Bab 170 Meskipun Tidak Percaya
- Bab 171 Aku Berharap Kamu Mati
- Bab 172 Badai Rumor
- Bab 173 Dia Yang Tidak Normal
- Bab 174 Perjanjian Perceraian
- Bab 175 Menginginkannya dengan Ganas
- Bab 176 Anakku ...
- Bab 178 Apakah Kondisi Ini Bisa Membaik?
- Bab 179 Gangguan Tanpa Henti
- Bab 180 Tidak Menghalangimu!
- Bab 181 Roda Berputar
- Bab 182 Apakah Kamu Orang Dunia Hiburan!
- Bab 183 Sadar Sepenuhnya
- Bab 184 Pergi
- Bab 185 Awalan Baru
- Bab 186 Masa Lalu Yang Tidak Bisa Dikenang
- Bab 187 Bangun
- Bab 188 Curhat
- Bab 189 Marsha Pergi
- Bab 190 Tindakan Kecil
- Bab 191 Terekspos
- Bab 192 Mencari Kesempatan
- Bab 193 Selalu Merindukannya
- Bab 194 Aku Ingin Dia Mati
- Bab 195 Sherly
- Bab 196 Pernah Mencintainya
- Bab 197 Menutup Pameran Lukisan
- Bab 198 Berangkat Ke Amerika Serikat
- Bab 199 Gerakan Janin
- Bab 200 Perhatian Hendi
- Bab 201 Sama Sekali Tidak Tahu Pameran Lukis Ditutup
- Bab 202 Diam-Diam Menyelidiki
- Bab 203 Menuju Apartemen
- Bab 204 Yuli Sakit Parah
- Bab 205 Menerima Pukulan
- Bab 206 Tidak Bisa Menghadapi Tekanan
- Bab 208 Tekanan Sifa
- Bab 208 Mendatangi
- Bab 209 Terpancing Emosi
- Bab 211 Kecemasan
- Bab 212 Kabar Mendadak
- Bab 213 Perasaan Bertentangan
- Bab 213 Penyebaran Sel Kanker
- Bab 214 Pertahanan Satu-Satunya
- Bab 215 Kedatangan Decky
- Bab 217 Tubuh Yang Lemah
- Bab 218 Kemarahan Yang Tidak Terkendali
- Bab 219 Diri Yang Tidak Berdaya
- Bab 219 Tubuh Lemah
- Bab 220 Memberi Tugas Secara Rahasia
- Bab 221 Menjaga Sepenuh Hati
- Bab 222 Menerima Pengobatan
- Bab 223 Mengatur Secara Rahasia
- Bab 224 Mengenang Masa Kecil
- Bab 225 Mendadak Pulang
- Bab 226 Bertemu Yuli
- Bab 227 Suasana yang Menekan
- Bab 228 Mengetahui Balas Dendam Dari Hendi
- Bab 229 Kerahasiaan Laras
- Bab 230 Kabar Baik Mendadak
- Bab 231 Yuli Akan Segera Bangun
- Bab 232 Ariana Memicu Keributan Besar
- Bab 233 Menjerat Tanpa Akhir
- Bab 234 Melihat Trik Licik Ariana
- Bab 235 Kabar Baik
- Bab 236 Insiden Ariana
- Bab 237 Yuli Bangun
- Bab 238 Mendapatkan Tanggapan
- Bab 239 Minta Enam Milyar
- Bab 240 Sudah Boleh Pulang
- Bab 241 Terus Berpikir
- Bab 242 Kembali Normal
- Bab 243 Panggilan Telepon Dari Ibu Leng
- Bab 244 Ketenangan Yang Akan Segera Hancur
- Bab 245 Tidak Ingin Membebani Hendi
- Bab 246 Kabar Baik Yang Tiba-Tiba Datang
- Bab 247 Dipaksa Kembali
- Bab 248 Diantar Lagi Ke Gerbang Pintu Rumah Keluarga Leng
- Bab 249 Hendi Mencari Dengan Sangat Panik
- Bab 250 Menanyakan Dan Menyalahkan
- Bab 251 Mendapat Saham
- Bab 252 Bertengkar
- Bab 253 Mengingat Masa Lalu
- Bab 254 Kekecewaan Tidak Berujung
- Bab 255 Menyewa Rumah Di Luar
- Bab 256 Bertemu Dengan Laras
- Bab 257 Hendi Kembali
- Bab 258 Tragedi
- Bab 259 Mengubah Pemikiran
- Bab 260 Pertemuan Yang Canggung
- Bab 262 Benar-Benar Kehilangan Harapan
- Bab 262 Sengketa Di Ruang Tamu
- Bab 264 Jatuh
- Bab 265 Mencoba Membuat Tuduhan Palsu
- Bab 266 Pertengkaran Antar Teman Baik
- Bab 267 Pikiran Yang Jahat
- Bab 268 Dia Sedang Berbohong
- Bab 269 Melakukan Kepalsuan
- Bab 270 Damai
- Bab 271 Tes DNA
- Bab 272 Ayo Bicarakan Ini Denganku
- Bab 273 Penghinaan
- Bab 274 Dilema
- Bab 275 Dilema
- 276 Menolak Cek
- 277 Berkomunikasi dengan Kakek
- BAB 278 Kecewa
- 279 Dalam Suasana Hati yang Buruk
- Bab 280 Bertemu Hendi Di Bar
- Bab 281 Main Tangan
- Bab 282 Kembali Ke Rumah Keluarga Leng
- Bab 283 Punya Pemikiran Masing-masing
- Bab 284 Diperingatkan
- Bab 285 Tidak Boleh Mengalah
- Bab 286 Dikalahkan
- Bab 287 Tidak Puas
- Bab 288 Kekhawatiran
- Bab 289 Diskusi Tak Berhasil
- Bab 290 Rapat di Ruang Kerja
- Bab 291 Tiga Persyaratan
- Bab 292 Mengikat
- Bab 293 Pembagian Warisan
- Bab 294 Mengobrol Secara Terbuka