Marriage Journey - Bab 248 Diantar Lagi Ke Gerbang Pintu Rumah Keluarga Leng

Sifa tidak tahu situasi seperti apa yang akan dia hadapi ketika dia kembali pulang kali ini. Dia sudah tanpa sadar memasang garis pertahanan ganda di dalam hatinya.

Menurutnya, akan lebih baik untuk waspada dengan orang-orang di keluarga Leng ini. Walaupun anak yang ada di dekapannya ini memang adalah darah daging keluarga Leng, tapi dirinya tidak mau sesantai itu dengan menyerahkan anaknya ke tangan orang asing....

"Baikah,tolong ya kedepannya pasti akan merepotkanmu.”

Setelah mengatakan ini, Sifa mengikuti apa yang telah diaturkan oleh Kepala Petugas Zhang. Dia masuk dan duduk ke mobil lalu pergi menuju rumah besar keluarga Leng.

Di dalam mobil, Kepala Petugas Zhang tidak berkata apa-apa sampai akhirnya hampir tiba di rumah besar Keluarga Leng.

Dia berkata pada Sifa, "Nona Shen, hari ini tuan muda tidak ada di rumah. Sementara ini, kamu tinggal dulu saja di rumah ini. Tuan besar sudah lama tidak melihatmu, dia sangat merindukanmu. Adalagi, anak ini juga, orang-orang di rumah juga belum pernah melihat wajahnya sama sekali...”

Ketika mendengarkan apa yang dikatakan Kepala Petugas Zhang kepada dirinya, Hati Sifa yang begitu tidak tenang dan waspada jadi sedikit lebih tenang.

Mungkin karena Decky tidak ada di rumah. Jadi, hatinya yang gugup itu bisa jadi lebih sedikit tenang.

“Em, baiklah, aku tahu, Kepala Petugas Zhang."

Setelah menjawab ini, Sifa mulai berpikir di dalam hatinya. Nanti ketika bertemu dengan kakek Decky, harus bagaimana menghadapinya. Karena bagaimanapun juga dirinya kali ini pulang, tidak ingin untuk tinggal lebih lama di rumah keluarga Leng.

Bayi yang ada di dekapannya ini memang darah daging keluarga Leng. Tapi dia tidak pernah sekalipun berpikir untuk terkurung bersama dengan keluarga ini hanya karena anak ini.

Jika seperti ini, yang ada bukankah malah akan membuat dirinya jadi lebih rendah di mata Decky ...

Mobil dengan cepat melaju sampai ke vila besar keluarga Leng.

Berdiri di depan vila, Sifa melihat ke tempat yang dulu dia tinggali ini. Memikirkan semua orang yang ada di rumah, dia bahkan tidak merasakan kedekatan intim apapun di sini. Bahkan dia merasakan perasaan asing dan penolakan yang tak tertandingi dalam hatinya....

Karena semua ini baginya, dia merasa sangat tidak berdaya dan tak bisa apa-apa.

Pada saat ini, seiring dengan mengikuti Kepala Petugas Zhang , Sifa pun dengan cepat masuk ke dalam vila. Sekilas langsung bisa melihat ada kakek Decky yang sedang duduk di sofa menunggu dirinya.

Melihat Kepala Petugas Zhang berjalan menghampiri kakek Decky.

“Tuan besar, aku membawa Nona Shen dan anak itu kembali pulang.” Begitu suara itu keluar, kakek Decky mengangkat kepalanya dan memandang Sifa yang berdiri tak jauh dari sana dan anak dalam pelukannya.

Pada saat ini, semua pengasuh dan pelayan di belakangnya juga pergi satu demi satu, menyibukkan diri dengan pekerjaan mereka masing-masing..

Sifa memandang kakek Decky, meski matanya penuh keakraban dengan orang ini.

Karena bagaimanapun, kakek Decky selalu memihak dan melindugi dirinya dalam beberapa tahun ini sehingga membuat Sifa tidak menerima begitu banyak penghinaan atau terlihat menyedihkan di depan anggota keluarga Leng lainnya.

Begitu memikirkan ini, Sifa tersenyum kepada orang tua di depannya ini.

“Kakek.... sudah lama tidak bertemu. Bagaimana kesehatan tubuhmu, semuanya baik-baik saja kan”

Seiring dengan pertanyaan Sifa ini, dia hanya melihat Kakek berdiri dari sofa, lalu berjalan menghampirinya.

Kali ini, hati Sifa berdegup dengan kencang. Walaupun dirinya dalam hati tahu kalau orang di depannya ini tidak akan menjadi ancaman apapun untuk dirinya.

Tapi hatinya masih saja merasakan rasa panik yang tak bisa dijelaskan.

“Sifa, baguslah kalau sudah kembali. Pasti kamu capek sepanjang jalan ini. Ayo sini, jangan berdiri saja. Ayo ikut aku duduk di sofa sana!”

Setelah selesai bicara, Sifa mengikuti kakek Decky duduk di sofa. Yang membuatnya tidak menyangak adalah, kakek pertama kali tidak langsung minta menggendong anak itu. Dia malah menyuruhnya duduk di sampingnya dan menatapnya dengan penuh kasih sayang.

“Sifa, terima kasih sudah melahirkan anak untuk keluarga Leng ini. Aku tidak menyangka di umurku yang sudah segini, aku bisa melihat cicitku sendiri. Apakah boleh aku melihat anak di gendonganmu itu?”

Sifa mendengarkan Kakek Leng yang bicara kepadanya dengan begitu tulus tanpa memperlihatkan statusnya. Dian Sifa juga tidak punya alasan apapun untuk menolak permintaan ini.

Perlahan Sifa menyerahkan anak dalam gendokannya itu ke tangan Kakek Leng. Pada saat ini, anak itu sedang menatap kakek Leng dengan mata berbinar dan sangat patuhnya.

Mungkin hidup ini terlalu indah sekali, Begitu anak itu melihat Kakek Leng, dalam sekejap dia menunjukkan wajah tersenyum yang jarang terlihat. Sifa bisa melihat wajah yang tersenyum ini sangat rileks dan bahagia. Tanpa tercampur dengan emosi rumit apapun.

"Sifa ... Lihatlah, anak ini kelihatannya tampak dan sangat baik sekali. Sekali lihat memang seperti anak dari keluarga Leng. Kedepannya kalau sudah besar nanti, pasti akan jadi anak yang sangat tampan dan baik juga.”

Mendengarkan perkataan Kakek ini, Sifa yang ada di sampingnya tersenyum. Dia tidak tahu harus menjawab apa.

Bagaimanapun, ucapan yang menyakiti membuatnya merasa dirinya tidak akan bisa mengatakan itu kepada kakek.

Hendi yang ada di Amerika masih belum tahu kalau Sifa sudah kembali ke negaranya. Di tangannya, dia membawa bahan makanan yang telah dibelinya dari supermarket. Dia berjalan menuju tempat tinggal Sifa.

Ketika dia sudah sampai di depan pintu, dia menyadari kalau pintu rumah Sifa terkunci rapat. Dia berpikir dalam hati, kenapa di siang bolong seperti ini pintunya di kunci rapat.

Dia mengeluarkan kunci cadangan di sakunya dan membuka pintu, lalu berjalan masuk dengan sedikit cemas ke dalam rumah...

Ketika dia berjalan ke ruang tamu, dia menyadari kalau ada beberapa barang di ruang tamu yang tidak ada. Pada saat ini hatinya langsung semakin cemas dan panik.

Sehingga, dia di rumah itu langsung memanggil nama Sifa, dan terus berteriak memanggilnya berkali-kali tapi sayangnya masih saja tidak ada yang menjawab. Ini sungguh membuat hati Hendi jadi semakin panik.

Dia buru-buru berjalan naik ke lantai atas menuju kamar tidur, lalu membuka pintu, dan menemukan ruangan itu sudah kosong, semua barang bayi telah dibersihkan dan dibereskan!

Walaupun masih ada beberapa barang Sifa yang tersisa di rumah itu, tapi itu bukanlah barang dan dokumen yang sangat penting.

Pada saat itu juga, dia melihat sebuah kertas di atas meja, dia berpikir Sifa pasti meninggalkan pesan untuknya. Dia membuka kertas catatan itu . Isi di dalam kertas itu perlahan bersinar di depan Hendi....

“Hendi, ketika kamu sudah melihat kertas catatan ini, berarti aku sudah pergi dari sini..”

“Terima kasih telah merawat dan menjagaku selama ini. Kamu juga tahu kalau kondisiku sudah sangat terkontrol dan aku juga sudah bisa merawat anak ini sendiri. Aku tidak ingin menunda masa depanmu. Sherly adalah gadis yang sangat baik. Kamu harus mempertimbangkannya baik-baik. Setelah aku pergi, jangan panik mencariku. Aku harap kamu dapat memiliki kehidupan yang baik. Jangan mengkhawatirkanku. Aku pasti akan bisa menjaga diriku dan anakku dengan sangat baik. Dari, Sifa.”

Hendi melihat isi kertas catatan itu berulang kali. Dia ingin mencari petunjuk tentang Sifa, tapi dia tidak bisa menemukan informasi dan petunjuk apapun yang bisa dia gunakan pada kertas catatan ini.

Dia tiba-tiba merasa sangat kecewa dan tak bertenaga di rumah ini. Dia melihat rumah besar ini yang tiba-tiba jadi kosong. Di pikirannya sejenak muncul bayangan Sifa saat dia tinggal di rumah ini...

Sifa yang sedang melukis, sedang memasak, bahkan ketika Sifa berdiri melamun di depan jendela menatap pemandangan di luar.

Mengingat Sifa yang tersenyum manis di halaman rumput di luar sana...

Hendi memikirkan dan mengingat semua ini. Hatinya merasakan kesepian yang sulit untuk diutarakan, yang memenuhi seluruh hati dan tubuhnya ini. Dia sepenuhnya tidak bisa terima Sifa yang meninggalkannya seperti ini.

Walaupun dia mengerti niat baik Sifa. Dia sebenarnya tidak ingin dirinya mengganggu masa depan Hendi. Tapi Hendi tidak pernah menunjukkan dan mengungkapkan apa yang dipikirkannya pada Sifa. Dia mengeluh dan kesal dengan gadis ini. Bagaimana bisa gadis itu sekejam ini padanya.

Tapi begitu memikirkan ini, dia juga tidak tega dengan Sifa. Dia berpikir dalam hati, Sifa sendirian sambil membawa anak. Bisa pergi kemana dia.Padahal jelas-jelas pagi ini dia bilang kepadanya mau mencari seorang pengasuh anak. Kenapa tiba-tiba decepat ini dia melakukannya, dan memutuskan membawa anaknya pergi.

Semakin Hendi berpikir, dia semakin merasa gelisah sekali dalam hati. Dia pun dengan segera pergi dari rumah ini dan mulai mencari bayangan Sifa di mana-mana.

Novel Terkait

CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
3 tahun yang lalu