Marriage Journey - Bab 203 Menuju Apartemen

Tepat ketika dia sedang memikirkan hal ini, ponsel Decky berdering.

Ini merupakan panggilan tak terjawab yang ditinggalkan oleh beberapa orang tadi, dia segera menyambungkan telepon.

Dalam hati dia berpikir mungkinkah sudah ada informasi tentang Sifa

“Hallo, Direktur Leng. Kami sudah mendapatkan informasi keberadaan Sifa ”

Ketika Decky mendengar apa yang orang ini katakanya, hatinya langsung bergetar.

Setiap kali dia mendengar nama Sifa dari mulut orang lain, dia selalu merasakan sebuah perasaan yang sulit diungkapkan.

Perasaan ini terasa menjeratnya, membuatnya ingin terus mencari tahu……

“Oh iya? Dimana dia sekarang? Bisa berikan alamatnya?”

Seiring pertanyaan yang dilontarkan Decky, orang dibalik telepon itu menjawab Decky : “Bisa, namun wanita ini sudah hamil beberapa bulan, dan sekarang sudah mendekati masa bersalin, bahkan tidak memiliki alamat tempat kerja, hanya tinggal di sebuah apartemen.”

Setelah mendengar ini, Decky lanjut bertanya.

“Baiklah, kirimkan alamatnya ke nomor saya, hal lainnya tidak perlu anda urus lagi, cukup siapkan mobil untuk saya saja sudah cukup.”

Setelah berpesan, Decky langsung memutus sambungan telepon.

Dia bertolak kembali ke hotel, kedua orang itu segera kembali ke hotel dan mempersiapkan mobil yang akan digunakan oleh Decky.

Mereka menyerahkan alamat Sifa kepada Decky.

Setelah mendapatkan alamat, Decky langsung naik keatas mobil, lalu kembali meninggalkan hotel, melaju ke alamat yang diberikan.

Sejak selesai menenangkan Sifa semalam, hati Hendi terus merasa tidak tenang……

Meskipun semua berita tentang pameran lukis di dalam negeri sudah dia blokir, namun dalam hati Hendi terus merasa akan ada yang terjadi.

Dia seolah takut akan ada orang yang membocorkan informasi kepada Sifa, dan malah akan membuat Sifa shock.

Bagaimana pun sekarang Sifa sedang mengandung, bahkan sudah mendekati masa persalinan, terutama penyakitnya yang masih belum terkendali lebih jauh.

Semakin Hendi memikirkannya semakin merasa tidak tenang, sehingga dia segera pergi dari tempat tinggalnya.

Ketika dia mempercepat langkahnya menuju tempat tinggal Sifa, dia melihat Sifa sedang berjalan-jalan di jalan kecil depan apartemen.

Melihat sikapnya sepertinya Sifa sama sekali tidak tahu hal yang terjadi di dalam negeri, sehingga dia mempercepat langkahnya.

Sifa melihat Hendi berlari mendekat, dia menyambutnya dengan wajah penuh senyuman.

“Bukankah sudah kukatakan kalau aku akan mengajakmu ke taman, kenapa kamu malah jalan-jalan di depan pintu rumah lebih awal?”

Hendi berkata padanya sambil tersenyum, Sifa juga menatapnya sambil tersenyum.

Pria yang memiliki hubungan yang dekat bagaikan saudara kandung, selalu melindunginya setiap saat.

Dia tahu dengan jelas, sejak dia datang ke Amerika, Hendi selalu begitu baik padanya tanpa pamrih.

“Tidak apa, jalan-jalan bisa dimana saja, udara pagi begitu segar, sehingga aku ingin turun untuk berjalan-jalan.”

Sifa berkata sambil mengusap perutnya.

Usia kehamilannya yang sekarang, membuat Sifa merasa perutnya mulai terasa berat.

Karena seiring perutnya yang perlahan membesar, kelahiran anak ini semakin lama semakin mendekat.

“Disaat seperti ini, kamu butuh seseorang yang berjaga-jaga disampingmu, kalau ingin keluar jalan-jalan, kamu bisa meneleponku, tempat tinggalku juga begitu dekat, untuk menjagamu sama sekali tidaklah sulit!”

Sifa mendengar ucapan Hendi yang terdengar menyalahkannya, membuatnya tertawa.

“Apakah aku begitu manja, bukankah kamu sudah tahu sifatku, dan lagi bukankah sekarang aku baik-baik saja? Tidak perlu mengkhawatirkan hal yang tidak perlu.”

Setelah Hendi mendenngar apa yang Sifa katakan, dia tidak mengatakan apapun lagi.

Melainkan menemani Sifa berjalan santai disekitar apartemen dengan pelan.

Sejak datang ke Amerika, memang terasa jauh lebih santai disini, mungkin dengan suasana hati dan lingkungan yang seperti inilah yang paling membantu penyakit Sifa

Dalam hati Hendi diam-diam berpikir, asalkan tidak ada Decky.

Bagi Sifa, dimanapun merupakan lingkungan yang baik.

Meskipun dalam hati Hendi dipenuhi kebencian terhadap pria itu, namun dia sama sekali tidak ingin membahas tentang pria itu dihadapan Sifa sama sekali.

Tepat disaan ini, Decky juga berhasil menemukan apartemen ini mengikuti alamat yang dia dapatkan.

Ketika dia menghentikan mobil di pingir jalan dan bersiap untuk turun, dia langsung melihat Hendi dan Sifa yang sedang berjalan tidak jauh darinya…

Ketika Decky melihat mereka berdua sedang berjalan dengan santai dijalan, ada api amarah yang entah datang dari mana, sama seperti kebenciannya terhadap Sifa beberapa tahun ini, perasaan yang sama sekali tidak pernah berkurang.

Rasanya dia ingin segera turun dari mobil, memarahi mereka bahkan menyalahkan mereka sepuasnya.

Dalam hatinya berpikir, dia tidak menyangka Sifa melalui hari yang begitu santai dan menyenangkan di Amerika, bahkan disisinya ada seorang pria yang bersedia menemani disampingnya dan menjaga juga melalui semuanya.

Dalam hati Decky berpikir, wanita ini ternyata memiliki hati yang licik, meskipun sudah datang ke Amerika, disisinya tetap tidak kekurangan pria untuk menjaganya.

Ketika memikirkan ini, senyum dingin mengembang di bibirnya, dia tidak turun dari mobil, melainkan tetap duduk di dalam mobil dan memperhatikan pergerakan mereka berdua.

Dia perlahan memperhatikan perut Sifa, dia melihat perut Sifa memang sudah jauh lebih besar dibadingkan ketika dia pergi.

Dalam hati dia berpikir anak dalam perut Sifa ini memang benar anaknya, namun entah kenapa dirinya sama sekali tidak memiliki perasaan sedikitpun terhadap anak ini.

Dan dalam hati dia tetap memiliki perasaan menyalahkan terhadap kedua orang ini, mungkin siksaan yang biasa dia lakukan pada Sifa beberapa tahun ini sudah menjadi kebiasaan yang melekat dalam dirinya.

Decky berpikir sambil mengamati kedua orang yang sedang berjalan diluar sana, dia melihat Hendi memapah Sifa berjalan dijalan kecil itu dengan perlahan.

Meskipun Decky tahu dalam hatinya ada semacam perasaan marah dan amarah yang tidak bisa diungkapkan, namun entah kenapa, cukup lama dia tidak bisa melangkah turun, berjalan kehadapan mereka dan mengatakan apa yang ia pikirkan dengan lantang.

Tidak lama kemudian dia melihat mereka berdua berjalan masuk kembali ke apartemen itu, melihat alamat yang tertera, itu merupakan alamat yang dia dapatkan.

Dia turun dari mobil perlahan, setelah melihat kesekeliling, ia pun berjalan ke depan apartemen.

Dan disaat ini, dari kejauhan dia melihat dari balik jendela, Hendi sedang menyiapkan sarapan untuk Sifa

Mereka berdua sarapan sambil mengobrol dan tertawa, dan terkadang terlihat Sifa yang sesekali mengusap perutnya.

Decky menertawakan Sifa, wanita yang dia benci ini, ternyata tinggal bersama dengan pria yang bernama Hendi ini.

Dan tepat disaat ini, terdengar dering dari ponsel Decky.

Decky hanya fokus mengamati apa yang terjadi dalam rumah itu, sampai langsung mengangkat telepon tanpa melihat nomor yang menelepon.

Dan dari balik telepon, Decky bisa mendengar dengan jelas suara perawat yang biasa merawat Yuli di rumah sakit.

Novel Terkait

Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu