Marriage Journey - Bab 244 Ketenangan Yang Akan Segera Hancur

Di telepon ada keheningan beberapa saat.

“Decky, mama juga tidak berdaya dengan masalah ini. Kamu tahu, aku juga tidak suka Sifa. Tapi ini adalah maksud dari kakek dan ayahmu. Sudahlah, jika punya waktu luang ingat pulang ke rumah. Aku tutup dulu teleponnya ya.”

Decky bisa mendengar ketidakberdayaan ibunya dari ucapan ibunya ini. Dia juga tahu, mengenai Sifa, ibunya tidak pernah menyukainya sama sekali.

Karena bagaimanapun Sifa yang kelihatannya seperti wanita biasa saja ini, bahkan di mata dia dan keluarganya ini, Sifa tampak licik. Tapi, kabar yang diberikan oleh ibunya tadi ini memang bukanlah hal yang baik baginya.

Mengenai kakek dan ayahnya yang terus mengawasi segala hal yang dilakukannya, Decky juga merasa cukup tak berdaya. Dirinya lahir di sebuah keluarga besar seperti ini. Jadi juga tidak akan mudah kabur dan lepas dari nasib dikendalikan oleh orang tuanya atau tetua keluarga yang lain.

Decky berpikir terus dalam hatinya, tidak peduli bagaimanapun, dia harus menghentikan semua ini. Karena bagaimanapun Yuli akan segera keluar dari rumah sakit. Jika semua ini diketahui olehnya, entah resiko apa yang akan terjadi kedepannya....

Decky merasa di dalam hatinya dia tidak takut sama sekali dengan Yuli. Tapi tidak tahu kenapa, dia selalu saja merasa bersalah kepada Yuli.

Dia seorang diri melamun cukup lama di koridor. Dengan pemikiran dan tekanan yang berat ini, dia pun kembali lagi ke bangsal Yuli.

Atau mungkin karena Decky yang pergi terlalu lama. Jadi dia menemukan Yuli yang sudah tidur begitu dia kembali ke bangsal. Dia pun akhirnya menutup lagi pintu bangsal Yuli dengan pelan-pelan, lalu pergi meninggalkan rumah sakit.

Mobilnya melaju pergi dengan cepat ke arah rumahnya sendiri. Di sepanjang jalan ini, dia tidak bisa mengendalikan semua pemikirannya.

Dia tidak menyangka kalau Sifa, wanita ini dan dirinya dari awal sampai akhir punya hubungan yang tidak bisa dilepas ataupun diselesaikan...

Dia sedikit kesal dan resah, jadi dia pun ingin menelepon Laras.

“Decky, tengah malam seperti ini, kenapa kamu tiba-tiba meneleponku? Ada urusan yang mendesakkah?”

Laras menjawab panggilan Decky dengan nada bicara yang terdengar masih mengantuk.

“Laras, wanita itu akan kembali....”

Seiring dengan ucapan Decky ini, Laras yang ada di sisi lain telepon dalam sekejap langsung tersadar sepenuhnya dari kantuknya.

Dia tahu lebih baik dari siapapun kalau wanita yang dimaksud oleh Decky ini adalah Sifa.

Laras tidak tahu sebenarnya apa yang telah terjadi. Akhir-akhir ini, dia tidak pernah mendengar Decky membahas apapun mengenai Sifa. Kenapa di waktu ini, tiba-tiba dia meneleponnya dan mengatakan hal ini.

Apalagi Laras juga tahu kalu akhir-akhir ini kesehatan Yuli cukup pulih dengan baik. Decky juga punya keinginan untuk menjemput Yuli pulang ke rumahnya, lalu dia juga bilang akan menikahi Yuli dan membawanya masuk ke keluarganya.

Tapi pada saat ini, seiring dengan ucapan Decky ini. Semua hal dari semuanya ini di luar dugaan Laras. Hanya karena, kabar yang mengatakan kalau Sifa akan kembali.

“Decky, ada apa denganmu? Apakah ada sesuatu yang terjadi? Sifa bukannya sudah lama tidak ada kabar ya. Kenapa tiba-tiba dia akan kembali, kalau waktu itu tiba, lalu bagaimana dengan Yuli?”

Laras seolah menanyakan semua yang pemikiran dan pertanyaan yang ada di lubuk hati Decky.

“Kamu jangan bertanya lagi, Bahkan aku juga tidak tahu apa yang sebaiknya harus dilakukan. Atau mungkin karena anak dari wanita itu. Sudahlah, tidak usah bicara mengenai ini lagi. Aku juga sedikit resah dan kesal, karena itulah aku meneleponmu. Aku pulang dulu dan memahami jelas situasinya. Besok aku hubungi lagi.”

Seiring dengan selesainya ucapan Decky ini, telepon pun ditutup....

Laras pun tidak bisa tidur lagi. Kabar ini adalah kabar baik baginya. Tapi, di sisi lain, Laras juga merasa khawatir dan bingung untuk Decky.

Laras tidak tahu apakah dengan kembalinya Sifa, ini adalah hal yang baik atau buruk bagi Decky, Yuli dan juga Sifa wanita yang sangat dirindukannya ini. Tapi semua ini bagaimanapun adalah hal pasti akan terjadi.

Laras awalnya mengira dengan bangun dan siumannya Yuli. Maka semua hal mengenai Sifa atau mungkin mengenai segalanya akan terkubur dalam-dalam di hati semua orang. Dan tidak akan lagi muncul atau dibahas lagi.

Apalagi beberapa hari ini, Decky juga mana mungkin tidak melakukan semua ini. Di malam yang begitu dalam dan gelap ini, Laras tidak pernah sesadar ini. Bahkan dia sangat menantikan pagi ini. Menantikan saat Sifa kembali.

Walaupun Laras diam-diam juga mencari informasi mengenai kabar Sifa di Amerika. Namun dia juga tidak menyangka kalau orang yang selalu dinantikan dan diharapkannya ini akan kembali.

Pada saat ini, Hendi dan Sifa yang berada jauh di Amerika, masih saja tidak tahu semuanya ini....

Dia dan Hendi sama sekali tidak tahu kalau di Amerika ada orang yang mengawasi dan memantau semua yang dilakukan mereka. Mengenai anak itu, mengenai hubungannya dan Hendi, bahkan hal-hal yang sangat kecil, semuanya dicatat dan direkam baik-baik oleh seseorang yang kemudian semua itu akan diteruskan dan dilaporkan ke keluarga Leng yang ada di dalam negeri.

Sifa melihat anak kecil yang baik dan patuhnya sedang bermain di dalam kereta bayi. Dia tersenyum lalu melanjutkan melukis lukisan di depannya yang ada di bingkai lukisan.

Matahari sudah menandakan siang hari, Hendi menenteng kantong berisi sayuran dan kembali pulang ke kediaman Sifa.

Dari kejauhan dia melihat Sifa yang sedang melukis dan melihat juga anak kecil yang begitu patuh dan baiknya di samping Sifa. Hendi tersenyum lalu berjalan ke dalam rumah.

“Sifa, lihat apa yang aku bawakan. Siang hari ini ayo kita makan dumpling. Sepertinya sudah lama sekali kita tidak makan dumpling....”

Hendi bicara sambil berjalan masuk ke dalam dapur. Sifa berdiri perlahan lalu menggendong anak yang ada di dalam kereta bayi. Dia pun juga ikut masuk ke dalam dapur.

Dia melihat dumpling yang ada di tangan Hendi. Dia baru ingat kalau dirinya memang sudah lama tidak pernah makan ini sejak dia datang ke Amerika.

“Hendi, walaupun dumpling ini froozen food. Tapi, kelihatannya lumayan enak juga ya.”

Setelah selesai mengatakan ini, Sifa mencium pipi anak yang ada di pelukannya.

“Sifa, jangan hanya melihat kalau dumpling ini frozen food saja. Di sini banyak sekali mahasiswa dari negara kita yang sangat suka makan ini. Bos toko saja bilang kalau dumpling frozen ini adalah yang paling cepat habis dibelinya.”

Hendi mengatakan semua ini dengan senang dan seriusnya.

“Iya iya, pokoknya aku sudah lapar. Sini, kamu gendong dia, aku akan rebus dumplingnya.”

Setelah selesai bicara, Sifa menyerahkan anak yang ada di tangannya ke Hendi. Dia pun mulai menyiapkan dan memasak segala bahan makanan yang baru dibeli dan dibawa Hendi pulang ini.

“Oh iya, kamu akhir-akhir ini selalu saja datang terus ke rumahku. Apa kamu sudah menghubungi Sherly? Sherly sering sekali menemuiku. Walaupun sering juga kamu tidak ada. Gadis muda itu benar-benar menyukaimu loh.”

Sifa bicara ke Hendi yang ada di ruang tamu sambil membereskan semua barang.

Padahal Hendi jelas-jelas mendengar apa yang dikatakan oleh Sifa. Tapi dia malah masih saja berpura-pura tidak mendengarnya. Dia masih saja bermain menggoda anak yang ada di gendongannya.

Sifa melihat Hendi yang tidak juga menjawab ucapannya. Dia bisa menebak kalau Hendi sengaja memberikan reaksi ini kepadanya.

Setelah dia memasukkan dumpling ke dalam panci, dia berhalan ke ruang tamu....

“Hei, kamu ini sengaja pura-pura tidak dengar apa yang aku ucapkan ya. Hendi....”

Begitu medengar pertanyaan Sifa kepadanya, Hendi tersenyum dengan malu dan tidak enak.

Sifa juga tidak tahan melihat Hendi yang masih saja pura-pura tak berdosa itu, dia terus saja menyalahkannya lagi.

"Kalau begitu aku akan memberitahumu lagi. Sherly, gadis itu sering menemuiku akhir-akhir ini. Menurutku, dia memang benar-benar sangat menyukaimu. Kamu jangan menggantungkan gadis ini terlalu lama.”

Dia mendengarkan Sifa berbicara tentang Sherly di telinganya. Walaupun dia juga tahu kalau Sherly ini juga adalah gadis yang luar biasa. Tapi, dia sama sekali tidak punya perasaan dan keinginan untuk menyukai Sherly. Jika jadi sahabat baik, Hendi sangat tidak masalah dan tidak keberatan.

Karena bagaimana pun dia sangat mengerti kalau di dalam lubuk hatinya orang yang sangat diinginkan dan selalu dirindukannya adalah Sifa. Tidak akan lagi ada siapapun yang bisa mengisi hatinya....

Walaupun Hendi tidak pernah mengungkapkan isi hatinya kepada Sifa. Tapi dia sudah merasa sangat puas hanya dengan terus menemani dan berada di sisi Sifa seperti ini dan dengan dia yang bisa melindungi dan menjaga Sifa seperti ini.

Novel Terkait

See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
3 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu