Marriage Journey - Bab 100 Luka Hati
Sifa membelalak dan mendekap mulutnya dengan tidak percaya, air mata mengalir turun dari pipinya.
Dokter bergeleng dan lanjut berkata “Aku pikir, masalah ini lebih baik dilaporkan pada polisi saja, kelihatannya kondisi pasien sekarang sangat tidak stabil, hanya bisa menunggu dia sadar untuk melakukan pemeriksaan mental lebih lanjut.”
Lalu dokter bergeleng dan berjalan pergi, bagaikan merasa iba untuk Marsha.
Laras berdiri di sisi Sifa, dia mengulurkan tangan ingin menghibur Sifa, tetapi pada akhirnya dia menarik kembali tangannya, lalu berkata menenangkan Sifa “Jangan cemas, tunggu dia sadar terlebih dahulu.”
Hal ini berada dalam dugaan Laras, wajahnya sama sekali tidak berekpresi, tetapi dalam hatinya tetap merasa sedih untuk Marsha.
Sifa berjalan ke dalam bangsal dan melihat Marsha yang berbaring terluka di atas kasur.
Wajah cantik Marsha dibalut dengan kain kasa pada saat ini, hampir tidak terlihat wajahnya.
Sepasang matanya bengkak dan lesu, hampir tidak ada bagian tubuhnya yang tidak terluka.
Wanita yang pernah membujuknya dengan logis, saat ini berbaring tak bergerak di atas kasur rumah sakit.
Namun, bagaimanapun juga air matanya tetap mengalir turun ke bawah.
Sifa terisak-isak karena menangis dan napasnya terengah-engah.
Laras tahu akan hubungan Sifa dan Marsha, dia juga tidak bisa terus menghiburnya, mungkin pada saat ini, yang paling dia butuhkan bukanlah penghiburan, melainkan menangis dengan puas.
Sifa berdiri di samping kasur, matanya merah dan bengkak, dia menarik tangan Marsha dengan pelan, lalu meletakkannya pada pipinya.
Air mata mengucur bagaikan aliran sungai, tetapi wajah Sifa membawa senyum ringan “Marsha, ini aku, Sifa, siapa yang mencelakaimu, hhmm?”
Perasaan Sifa sedikit bergejolak, dia lanjut berkata dengan suara tersedak.
Bagaikan tidak kenal lelah, Sifa duduk tak bergerak di kursi sambil menatap erat pada Marsha dan menggenggam tangannya dengan erat.
Laras melihat jam, Sifa sudah tinggal di sini selama hampir empat jam, tidak makan dan tidak minum.
Laras melangkah maju dan berkata dengan khawatir “Jangan khawatir dulu, tidak akan ada yang terjadi di rumah sakit, kamu istirahatlah sebentar, aku akan cari orang untuk berjaga di sini, kamu pergi makan sedikit saja.”
Laras membungkuk dan berkata perlahan-lahan sambil menatap erat pada Sifa.
Wajah Sifa putih pucat, bibirnya tertutup rapat dan dia bergeleng.
Tidak ada pilihan, Laras hanya bisa menuruti kehendak Sifa.
Kejadian Marsha langsung meyebar, tetangga satu komplek Marsha pun samar-samar merasa ada yang tidak beres setelah Marsha dibawa pergi oleh mobil ambulan.
Ditambah lagi aparat polisi juga sudah terlibat dalam kejadian ini, lalu tetangga itu menelepon kepada wartawan.
Demi mendapatkan bayaran atas informasi, tetangga itu mulai asal berkata kepada wartawan “Ketika pagi hari tadi, aku sudah merasa ada yang tidak beres.”
“Gadis ini biasanya pulang larut malam, tampangnya cantik dan juga berpakaian dengan terbuka, kelihatannya bukanlah gadis baik. Pagi hari ini, dia dibawa oleh mobil ambulan, lalu polisi pun datang.”
Para wartawan yang memiliki jaringan koneksi yang luas, langsung datang menyerbu ke kerumunan orang begitu mendengarkan desas-desus. Aparat polisi sudah menyegel rumah Marsha, tidak ada orang yang bisa keluar dan masuk untuk sementara waktu.
Seketika, banyak orang yang mengetahui kejadian ini, tetapi untuk sementara waktu, aparat polisi tidak mengumumkan asal mula kejadian ini.
Oleh karena itu, orang-orang juga hanya membicarakannya secara pribadi dan berbual kepada wartawan demi mendapatkan perhatian, mereka menceritakan banyak masa lalu Marsha, menggoda suami orang lain, merebut pacar orang lain, melakukan seks bebas di bar….
Tidak sedikit opini publik yang mengarah kepada Marsha, banyak yang berkata bahwa tidaklah disayangkan jika wanita seperti ini mati.
Marsha tetap tidak sadarkan diri setelah disuntik dengan obat penenang, sudah dua hari, tidak ada apa-apa setelah semua pemeriksaan dokter, hanya ada luka kecil pada badannya.
Namun Marsha tetap tidak sadarkan diri, hasil kesimpulan dari dokter adalah pasien tidak ingin sadar dari alam bawah sadarnya.
Sifa berjaga di samping Marsha dengan hati penuh dan tidak pergi ke mana-mana.
Semua orang sudah mengetahui akan kejadian Marsha, di dalam perusahaan penuh dengan cemooh terhadap Marsha, orang yang sebelumnya ingin melihat Marsha malu pun mulai menyebarluaskan berita buruk Marsha dengan congkak di dalam perusahaan.
Bahkan ada banyak media yang mencegat para karyawan yang pulang kerja di depan pintu perusahaan untuk menanyakan masalah terkait Marsha.
Seketika, orang-orang mencurigai standar perekrutan karyawan PT. Leng Tbk, kalaupun wanita seperti ini merupakan lulusan dari universitas ternama dan sangat unggul, tetapi dengan etiket dan gaya hidup yang seperti itu, apakah bisa masuk ke dalam PT. Leng Tbk yang sangat diincar seluruh anak muda yang mulai berkecimpung ke dalam dunia pekerjaan?
Di dalam bangsal, ada satu kasur yang disewa oleh Laras untuk Sifa beristirahat.
Sifa tidak ingin pergi dari sini, tetapi rumah sakit juga telah dikepung oleh wartawan akhir-akhir ini, maka Laras mengutus orang untuk berjaga di sini siang dan malam.
Tentu saja Sifa tahu untuk tidak membesarkan kejadian Marsha, tetapi Marsha hanyalah seorang karyawan yang sederhana, bagaimana bisa menjerat begitu banyak masalah?
Sifa pun curiga, jangan-jangan sebelumnya Marsha pernah bermusuhan dengan orang?
Sifa berpikir keras, tetapi tidak mendapatkan hasil apa-apa.
Dalam kelelahan akhir-akhir ini, Hendi langsung datang ke bangsal rumah sakit setelah mengetahui kejadian Marsha.
Melihat Hendi, Sifa tiba-tiba merasakan canggung yang tak terucapkan.
Namun, Hendi tidak peduli, seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
Setelah berganti dengan dokter yang bertugas sebelumnya, Hendi membawa beberapa perawat pergi ke bangsal, lalu dia tersenyum kepada Sifa “Sifa, kamu tenanglah, aku pasti akan mengerahkan seluruh yang aku pelajari untuk membuat Marsha sadar kembali.”
Sifa tidak bisa berkata apa-apa, hanya mengangguk dan tersenyum.
Sifa tahu Hendi berwawasan luas dan lebih unggul dalam bidang kedokteran daripada semua dokter sebelumnya.
Sifa menundukkan kepala dan menggigit bibir, dia ragu sejenak, lalu bertanya “Hendi, bisakah kamu katakan padaku, apakah kondisi Marsha parah?”
Melihat tampang Sifa yang khawatir, Hendi ragu sejenak, lalu mengatakan yang sebenarnya “Jujur saja, Sifa, kalaupun Marsha sadar kembali, hatinya akan meninggalkan luka yang tak terelakkan, sedangkan luka ini, sangat sulit pulih.”
Sifa menenangkan pikirannya, kesedihan tampak jelas di wajahnya, dia mengangguk dengan bengong, lalu berbalik badan.
Hendi tidak rela melihat Sifa yang begitu sedih “Namun Sifa, aku berjanji, aku akan membuat Marsha sehat kembali, aku tahu tidak banyak orang yang baik padamu di dunia ini.”
Sifa mengangguk pelan, kejadian Marsha telah menjadi kacau balau, kalaupun dia adalah Marsha, dia juga akan memilih untuk menghindar jika harus menghadapi keadaan seperti ini setelah bangun. Sifa duduk di samping kasur dengan tak berdaya, lalu menghela napas panjang.
Decky tentu tidak memiliki waktu untuk mengurusi masalah ini, masalah pendanaan luar negeri sudah disepakati, tetapi muncul kejadian seperti ini pada saat yang penting ini.
Sungguh kebetulan sekali, Laras juga menyadari kejadian ini dan mengutus orang untuk melakukan penyelidikan secara pribadi.
Novel Terkait
Istri kontrakku
RasudinAsisten Wanita Ndeso
Audy MarshandaHabis Cerai Nikah Lagi
GibranHusband Deeply Love
Naomi1001Malam bersama pramugari cantik
andrian wijayaSederhana Cinta
Arshinta Kirania PratistaMy Beautiful Teacher
Haikal ChandraMarriage Journey×
- Bab 1 : Kanker Lambung Stadium Terakhir
- Bab 2 : Kamu Kotor
- Bab 3 : Decky Menidurinya
- Bab 4 : Menghindar Bagaikan Ular Berbisa
- Bab 5 : Berikan Jantungku Kepadanya
- Bab 6 : Aku Merasa Aku Kotor !
- Bab 7 Transplantasi Dihentikan
- Bab 8 Hamil ?
- Bab 9 Anak Haram Siapa
- Bab 10 Kamu Tidak Pantas Menjadi Seorang Ibu
- Bab 9 Aku Tidak Punya Rumah
- Bab 12 Hasil Terburuk
- Bab 13 Wanita Tidak Tahu Malu
- Bab 14 Wanitaku
- Bab 15 Itu Anakku
- Bab 16 Shen, Kamu Tidak Pantas!
- Bab 17 Berubah Seiring Berjalannya Waktu
- Bab 18 Orang Seperti Apa
- Bab 19 Tamu Yang Tiba-tiba Datang Tanpa Diundang
- Bab 20 Membusuk Di Sekitarku
- Bab 21 Sedikit Berubah
- Bab 22 Harapan Mendapatkan Kekecewaan
- Bab 23 Bersimpati
- Bab 24 Bertemu di Rumah Sakit Secara Tidak Sengaja
- Bab 25 Keadaan Darurat
- Bab 26 Wanita Kuat
- Bab 27 Tidak Boleh Mati!
- Bab 28 Terserah!
- Bab 29 Mengkhawatirkanku?
- Bab 30 Seperti Sepasang Suami Istri
- Bab 31 Curiga
- Bab 32 Aku Nyonya Leng
- Bab 33 Kamu Mengorok
- Bab 34 Bawa Masuk
- Bab 35 Isi Hati
- Bab 36 Aku Sudah Memperkerjakan Pembantu Untukmu
- Bab 37 Shen Yang Berbeda
- Bab 38 Pembukuan?
- Bab 39 Kamu Hari Ini Cantik Sekali
- Bab 40 Makan Malam Keluarga Leng
- Bab 41 Serangan Balik
- Bab 42 Wanita Dengan Dua Watak
- Bab 43 Kami Akan Berusaha
- Bab 44 Secercah Harapan, Beratus Kali Lipat Usaha
- Bab 45 Menjadi Asistennya?
- Bab 46 Wanita Ini Tidak Gampang
- Bab 47 Rumor
- Bab 48 Bercanda Berlebihan
- Bab 49 Jaga Dirimu Dengan Baik (1)
- Bab 50 Jaga Dirimu Dengan Baik (2)
- Bab 51 Wanita Cantik, Marsha
- Bab 52 Pria Munafik
- Bab 53 Biarkan Aku Menemanimu Di Saat Sedih
- Bab 54 Wanita Pemberani
- Bab 55 Dengan Begini Apakah Kita Sudah Menjadi Teman?
- Bab 56 Aku Akan Melindungimu Mulai Dari Sekarang
- Bab 57 Bukankah Kamu Suka Seperti Ini?
- Bab 58 Bisakah Kamu Membawakanku Pakaian
- Bab 59 Tidak Peduli Apa Tujuanmu, Kamu Telah Berhasil
- Bab 60 Momen Yang Memalukan
- Bab 61 Tetap Terasa Dingin
- Bab 62 Apakah Dia Telah Pergi?
- Bab 63 Cemburu
- Bab 64 Lihat Saja Pulang Nanti
- Bab 65 Semakin Menarik Semakin Berbahaya
- Bab 66 Kekecewaan Dan Keputusasaan Datang Dari Harapan
- Bab 67 Tolong aku!
- Bab 68 Situasi Berbahaya
- Bab 69 Pegang Erat Tanganku
- Bab 70 Wanita Bertekad Dengan Pisau
- Bab 71 Tuhan Tahu Betapa Khawatirnya Dia
- Bab 72 Perubahan Mendadak
- Bab 73 Aku Dan Dia Pilih Salah Satu
- Bab 74 Jangan Bergerak!
- Bab 75 Melepaskanmu
- Bab 76 Kamu Tidak Pantas Menyukai Dia!
- Bab 77 Niat Licik
- Bab 79 Dia Sedang Sakit, Penyakit Yang Tidak Dapat Disembuhkan
- Bab 79 Laras, Tolong Menjaga Rahasia Ini
- Bab 80 Kondisi Penyakit Semakin Memburuk
- Bab 81 Perhatian Yang Tiba-Tiba
- Bab 82 Kehangatan
- Bab 83 Gaun Motif Bintang
- Bab 84 Sangat Cocok Denganmu
- Bab 85 Penghargaan Untukmu!
- Bab 86 Pikiran Ariana
- Bab 87 Lebih Perhatian Dari Dirinya Sendiri?
- Bab 88 Pusat Perhatian Semua Orang
- Bab 89 Tubuhmu Begitu Jujur?
- Bab 90 Beri Kesempatan?
- Bab 91 Mau Jadi Wanita Sejatiku?
- Bab 92 Wanita Yang Sedang Jatuh Cinta Memang Berbeda
- Bab 93 Hidup yang Didambakan
- Bab 94 Ngambek?
- Bab 95 Bagaimana Menghadapinya
- Bab 96 Tidak Ada Yang Lebih Mencintaimu Daripada Aku
- Bab 97 Merebut Wanita Orang Lain
- Bab 98 Harus Memperlakukannya Dengan Baik
- Bab 99 Pelecehan Seksual Dan Kekerasan
- Bab 100 Luka Hati
- Bab 101 Masalah Ini Tidak Begitu Sederhana
- Bab 102 Takut Akan Kepergiannya Yang Mendadak
- Bab 103 Kamu Suka Dia Kan?
- Bab 104 Aku Tidak Mau Bermain-Main Lagi
- Bab 105 Aku Jatuh Cinta Dengannya, Apakah Ada Yang Salah?
- Bab 106 Perjanjian Perceraian
- Bab 107 Ayo Kita Mulai Dari Awal Hubungan Kita?
- Bab 108 Selama Aku Ingin Kamu Milikku, Maka Kamu Hanya Bisa Jadi Milikku
- Bab 109 Kalau Merindukannya, Harusnya Pergi Langsung Menemuinya Tidak Peduli Seberapa Jauh Itu
- Bab 110 Aku Hanya Mencintai Satu Pria
- Bab 111 Gunung Es Ribuan Tahun Telah Meleleh?
- Bab 112 Romantis
- Bab 113 Sifa, Wanitaku
- Bab 114 Tidakkah Harus Memberiku Penghargaan?
- Bab 115 Takut Semua Ini Hanyalah Mimpi
- Bab 116 Penurunan Suhu Secara Tiba-tiba
- Bab 117 Mengibaskan Ekor
- Bab 118 Dia Tidak Bisa
- Bab 119 Mengapa Dia Melakukan Ini
- Bab 120 Cemburu
- Bab 121 Mengambil Inisiatif
- Bab 122 Perasaan Bukan Sesuatu Yang Dapat Dikendalikan
- Bab 123 Benar-Benar Menganggap Dirimu Sebagai Anak Dari Keluarga An
- Bab 124 Aku Tidak Akan Meremehkan Seseorang Sepertimu
- Bab 125 Memasuki Ranah Hiburan
- Bab 126 Status Sosial
- Bab 127 Sekolah Akting
- Bab 128 Cari Masalah?
- Bab 129 Kesempatan Membuktikan Diri
- Bab 130 Membentuk Tim Proyek
- Bab 131 Tidak Akan Melupakan Pelajaran
- Bab 132 Kura-kura Tua Akhirnya Berubah Cerdas
- Bab 133 Membuat Rencana Baru
- Bab 134 Mengambil Langkah Yang Tidak Biasa
- Bab 135 Bermain Dengan Api
- Bab 136 Apa Kamu Merindukan Aku ?
- Bab 137 Kebuntuan Investigasi
- Bab 138 Kekalahan
- Bab 139 Bisa Terpikirkan Aku, Itu Sudah Cukup
- Bab 140 Pertikaian Yang Jelas Sekali
- Bab 141 Tidak Kenal Akrab
- Bab 142 Kemunculan Yang Mengejutkan
- Bab 143 Kehangatan Sementara
- Bab 144 Krisis
- Bab 145 Menyelamatkan Korban
- Bab 146 Juna Lai
- Bab 147 Kamu Adalah Ayah Yang Baik
- Bab 148 Penyelidikan
- Bab 149 Kebenaran
- Bab 150 Keputusan Akhir
- Bab 151 Serangan Balik Yang Kuat
- Bab 152 Tertawalah Kalau Senang
- Bab 153 Bisakah Kamu Membantuku
- Bab 154 Apa Pun Yang Terjadi, Tolong Selamatkan Anakku
- Bab 155 Punya Hak Apa Kamu
- Bab 156 Jangan Mati Di Dalam Mobilku!
- Bab 157 Kabar Baik
- Bab 158 Kamu Tunggu Saja!
- Bab 159 Beritahu Aku Kalau Itu Bukan Sungguhan
- Bab 160 Pria Lain
- Bab 161 Kamu Coba Saja
- Bab 162 Perang Dingin
- Bab 163 Rasa Cemburu Yang Berlebihan
- Bab 164 Jangan Lupa Masalah Sebelumnya
- Bab 165 Sayang, Santai saja
- Bab 166 Kesempatan Yang Bisa Disembuhkan Dari Penyakit
- Bab 167 Selamat Ulang Tahun
- Bab 168 Rencana
- Bab 169 Rencana (2)
- Bab 170 Meskipun Tidak Percaya
- Bab 171 Aku Berharap Kamu Mati
- Bab 172 Badai Rumor
- Bab 173 Dia Yang Tidak Normal
- Bab 174 Perjanjian Perceraian
- Bab 175 Menginginkannya dengan Ganas
- Bab 176 Anakku ...
- Bab 178 Apakah Kondisi Ini Bisa Membaik?
- Bab 179 Gangguan Tanpa Henti
- Bab 180 Tidak Menghalangimu!
- Bab 181 Roda Berputar
- Bab 182 Apakah Kamu Orang Dunia Hiburan!
- Bab 183 Sadar Sepenuhnya
- Bab 184 Pergi
- Bab 185 Awalan Baru
- Bab 186 Masa Lalu Yang Tidak Bisa Dikenang
- Bab 187 Bangun
- Bab 188 Curhat
- Bab 189 Marsha Pergi
- Bab 190 Tindakan Kecil
- Bab 191 Terekspos
- Bab 192 Mencari Kesempatan
- Bab 193 Selalu Merindukannya
- Bab 194 Aku Ingin Dia Mati
- Bab 195 Sherly
- Bab 196 Pernah Mencintainya
- Bab 197 Menutup Pameran Lukisan
- Bab 198 Berangkat Ke Amerika Serikat
- Bab 199 Gerakan Janin
- Bab 200 Perhatian Hendi
- Bab 201 Sama Sekali Tidak Tahu Pameran Lukis Ditutup
- Bab 202 Diam-Diam Menyelidiki
- Bab 203 Menuju Apartemen
- Bab 204 Yuli Sakit Parah
- Bab 205 Menerima Pukulan
- Bab 206 Tidak Bisa Menghadapi Tekanan
- Bab 208 Tekanan Sifa
- Bab 208 Mendatangi
- Bab 209 Terpancing Emosi
- Bab 211 Kecemasan
- Bab 212 Kabar Mendadak
- Bab 213 Perasaan Bertentangan
- Bab 213 Penyebaran Sel Kanker
- Bab 214 Pertahanan Satu-Satunya
- Bab 215 Kedatangan Decky
- Bab 217 Tubuh Yang Lemah
- Bab 218 Kemarahan Yang Tidak Terkendali
- Bab 219 Diri Yang Tidak Berdaya
- Bab 219 Tubuh Lemah
- Bab 220 Memberi Tugas Secara Rahasia
- Bab 221 Menjaga Sepenuh Hati
- Bab 222 Menerima Pengobatan
- Bab 223 Mengatur Secara Rahasia
- Bab 224 Mengenang Masa Kecil
- Bab 225 Mendadak Pulang
- Bab 226 Bertemu Yuli
- Bab 227 Suasana yang Menekan
- Bab 228 Mengetahui Balas Dendam Dari Hendi
- Bab 229 Kerahasiaan Laras
- Bab 230 Kabar Baik Mendadak
- Bab 231 Yuli Akan Segera Bangun
- Bab 232 Ariana Memicu Keributan Besar
- Bab 233 Menjerat Tanpa Akhir
- Bab 234 Melihat Trik Licik Ariana
- Bab 235 Kabar Baik
- Bab 236 Insiden Ariana
- Bab 237 Yuli Bangun
- Bab 238 Mendapatkan Tanggapan
- Bab 239 Minta Enam Milyar
- Bab 240 Sudah Boleh Pulang
- Bab 241 Terus Berpikir
- Bab 242 Kembali Normal
- Bab 243 Panggilan Telepon Dari Ibu Leng
- Bab 244 Ketenangan Yang Akan Segera Hancur
- Bab 245 Tidak Ingin Membebani Hendi
- Bab 246 Kabar Baik Yang Tiba-Tiba Datang
- Bab 247 Dipaksa Kembali
- Bab 248 Diantar Lagi Ke Gerbang Pintu Rumah Keluarga Leng
- Bab 249 Hendi Mencari Dengan Sangat Panik
- Bab 250 Menanyakan Dan Menyalahkan
- Bab 251 Mendapat Saham
- Bab 252 Bertengkar
- Bab 253 Mengingat Masa Lalu
- Bab 254 Kekecewaan Tidak Berujung
- Bab 255 Menyewa Rumah Di Luar
- Bab 256 Bertemu Dengan Laras
- Bab 257 Hendi Kembali
- Bab 258 Tragedi
- Bab 259 Mengubah Pemikiran
- Bab 260 Pertemuan Yang Canggung
- Bab 262 Benar-Benar Kehilangan Harapan
- Bab 262 Sengketa Di Ruang Tamu
- Bab 264 Jatuh
- Bab 265 Mencoba Membuat Tuduhan Palsu
- Bab 266 Pertengkaran Antar Teman Baik
- Bab 267 Pikiran Yang Jahat
- Bab 268 Dia Sedang Berbohong
- Bab 269 Melakukan Kepalsuan
- Bab 270 Damai
- Bab 271 Tes DNA
- Bab 272 Ayo Bicarakan Ini Denganku
- Bab 273 Penghinaan
- Bab 274 Dilema
- Bab 275 Dilema
- 276 Menolak Cek
- 277 Berkomunikasi dengan Kakek
- BAB 278 Kecewa
- 279 Dalam Suasana Hati yang Buruk
- Bab 280 Bertemu Hendi Di Bar
- Bab 281 Main Tangan
- Bab 282 Kembali Ke Rumah Keluarga Leng
- Bab 283 Punya Pemikiran Masing-masing
- Bab 284 Diperingatkan
- Bab 285 Tidak Boleh Mengalah
- Bab 286 Dikalahkan
- Bab 287 Tidak Puas
- Bab 288 Kekhawatiran
- Bab 289 Diskusi Tak Berhasil
- Bab 290 Rapat di Ruang Kerja
- Bab 291 Tiga Persyaratan
- Bab 292 Mengikat
- Bab 293 Pembagian Warisan
- Bab 294 Mengobrol Secara Terbuka