Marriage Journey - Bab 148 Penyelidikan
Ada edit nama Joshua = Luis 19/10/2020 Bab 130
Ada edit nama Kabupaten Li -> Kabupaten Kansas Bab 149 Tanggal 19/10/2020
Kapolres segera membuka konferensi pers setelah kejadian tersebut. Ia meyakinkan masyarakat melalui konferensi pers: Kejadian ini sedang diselidiki secara menyeluruh. Semua orang yang terkait dengan masalah ini tidak akan dibiarkan begitu saja. Kami akan memberikan penjelasan kepada publik.
Setelah diadakan konferensi pers, barulah masyarakat agak tenang. Mereka ingin melihat apa yang dilakukan polisi dan melihat hasil dari masalah ini.
Bagaimanapun, kasus pembunuhan di Kabupaten Kansas dianggap sebagai hal yang relatif besar.
Semua masalah ini berakar dari kekuatan hitam yang tidak ditangani dalam jangka waktu yang panjang.
Semua polisi yang pernah terlibat dalam masalah ini telah diberhentikan dan ditahan. Kapolsek kantor cabang juga terlibat dalam masalah ini dan sedang diselidiki di kantor polisi.
Setelah Juna menceritakan kisah dalam, barulah Sifa mengetahui lebih banyak tentang cerita yang tidak terungkap "Dulu ketika aku masih muda, aku tidak bisa berpikir dengan dewasa. Aku bergaul dengan mereka sepanjang waktu. Jadi, aku tahu lumayan banyak tentang mereka. Pria botak itu bernama Azriel. Putra seorang pria gangster di Kabupaten Kansas. Dengan mengandalkan kenalan yang banyak dan pergaulan yang baik dengan polisi, dia selalu bertingkah sewenang-wenangnya di Kabupaten Kansas. Dia berfoya-foya setiap hari, mencuri barang dan memperkosa gadis. Tapi sekarang dia telah membunuh seseorang. Ini menandakan bahwa hari-hari baiknya telah berakhir."
Setelah Juna selesai berbicara, dia mencibir dengan dingin "Dulu dia berniat merampas rumahku. Karena kami pernah berteman di masa muda, jadi dia tahu tentang aku."
Sifa mengangguk "Ini bisa menjelaskan apa yang aku dengar sebelumnya."
Marsha sedikit terkejut saat mengetahui bahwa Juna dan Sifa telah mencapai kesepakatan. Dalam waktu singkat, Sifa berhasil meyakinkan Juna. Ini adalah hal yang luar biasa.
“Sifa, apakah kamu telah meyakinkannya?” Marsha duduk di kursi dengan mata membelalak dan menatap Marsha dan Juna dengan tatapan tidak percaya.
Sifa tersenyum tipis "Tidak, aku bukan meyakinkannya. Tapi, dia sendiri yang telah paham."
Juna menundukkan kepala "Aku selalu mempertahankan pemikiranku, sampai sekarang pun aku tidak akan menyerah. Tetapi selama kalian dapat membantu aku menemukan anakku, aku boleh menyerahkan apapun yang aku punya."
Setelah Sifa memberi tahu Marsha, Luis dan Domi tentang sebab akibat dan keseluruhan kejadian, mereka mengangguk dengan serius.
Mereka melihat Juna dengan tatapan kagum. Betapa hebatnya seoang ayah hingga bertindak seperti ini.
Sekarang mereka paham mengapa begitu banyak orang tidak mengenalnya dan tidak akrab dengannya. Mereka juga mengerti mengapa Juna tidak mau menerima uang yang begitu banyak dan bersikeras mempertahankan rumah bobrok ini sementara dirinya harus menjaga orang tua yang sakit parah dan bekerja di lokasi konstruksi dengan susah payah.
Semua orang tidak bisa berkata-kata untuk waktu yang lama, suasana hening.
Sifa akhirnya mengerti mengapa begitu banyak orang berkualifikasi akademis tinggi dan berkemampuan professional gagal menyelesaikan masalah ini.
Itu karena mereka hanya datang dengan tujuan tanpa memikirkan akar permasalah. Mereka hanya peduli pada proyek dan pekerjaan, tidak merangkul perasaan bersama mereka.
Setelah pencarian beberapa hari, kelima pria akhirnya ditemukan di sebuah desa terpencil yang terletak jauh dari Kabupaten Kansas.
Setelah perjalanan selama beberapa hari, mereka berlima menjadi sangat kurus. Mereka melarikan diri ke desa tersebut dengan berjalan kaki.
Karena penangkapan yang diadakan besar-besaran di seluruh kota, mereka tidak dapat mengemudi atau membawa mobil untuk melarikan diri. Mereka hanya bisa berjalan melintasi pegunungan ke pedesaan. Mereka tidak menyangka mereka akan tetap ditangkap oleh polisi.
Kemarahan Sifa meledak saat melihat pria botak itu. Tanpa banyak pikir, dia langsung mengambil batu bata yang ada di tanah dan membantingnya ke kepala pria botak itu.
Sebuah lubang besar lekas terbentuk di kepala pria itu. Semua warga yang berkerumun bertepuk tangan dan berseru “Bunuh dia, bunuh binatang itu! "
Pria itu menatap Sifa dengan marah, tangannya mengepal erat.
Sifa tidak menunjukkan sedikitpun kelemahan. Pria botak dikawal oleh sekelompok polisi sehingga dia sama sekali tidak bisa melepaskan diri.
Sifa melangkah maju, memelototi Azriel dengan penuh kemarahan. Matanya merah padam, dia menggigit bibir bawahnya agar dirinya tidak terlalu emosional. "Kasih tahu aku, di mana jenazah pria itu?"
Azriel tertawa terbahak-bahak "Hahaha. Pada saat seperti ini, kalian tetap harus memohon padaku, bukan?"
Sifa seketika tidak bisa mengendalikan diri. Dia mengulurkan tangan dan melambaikan tamparan kuat ke pipi pria itu. Bekas telapak tangan yang merah pun tercetak di wajah pria itu.
Sifa agak kehilangan kendali atas emosinya sendiri. Dia berteriak keras pada Azriel "Katakan, di mana dia! Katakan padaku!"
Tanpa memedulikan pandangan semua orang, Azriel tertawa terbahak-bahak. Dia tidak mengatakan sepatah kata pun tentang keberadaan pemuda.
"Memang kenapa kalau kamu menemukan dia. Dia mati karena mencoba untuk menyelamatkan kalian. Aku rasa kalian akan mengingatnya sepanjang hidup. Kejadian ini akan selalu membekas di hati kalian. Kalian akan tenggelam dalam penyesalan sepanjang hidup. Hahahaha!" Pria itu melihat Sifa dengan ekspresi puas di wajah.
“Kamu …” Sifa ditarik oleh Juna. Juna menatap Azriel . Setelah sekian lama, dia akhirnya berkata “Hidupmu hanya tersisa kesedihan.”
Azriel akhirnya meledak setelah melihat Juna "Apa-apaan kamu. Kalau bukan karena kamu, apakah aku akan menjadi diriku yang sekarang? Aku benar-benar menyesal karena aku hanya menculik anakmu tanpa membunuhnya!"
Usai berbicara, Azriel tertawa lagi. Dia melihat ke arah Juna dengan ekspresi bangga "Apakah kamu benar-benar mengira bahwa putramu sendiri yang mau meninggalkan rumah. Saat itu aku sangat kekurangan uang. Di sekitar aku, cuman kamu yang punya anak. Aku menculiknya dan menjualnya. Sekarang aku tidak tahu apakah dia masih hidup atau sudah mati atau mungkin saja organ-organnya sudah diambil semua dan tubuhnya dijadikan makanan untuk anjing liar."
Ekspresi wajah Azriel yang tampak menyeramkan itu membuat Sifa merinding. Kenapa ada pria berhati segitu kejam di dunia ini.
Mata Juna seketika memerah. Tubuhnya bergemetaran hebat. Setelah terdengar suara raungannya, terlihat dia berkelahi dengan Azriel tanpa memedulikan polisi.
"Kenapa! Kenapa! Dasar binatang, kembalikan anakku... Ah!"
Tiba-tiba, suasana menjadi kacau balau. Banyak polisi bergegas kemari untuk memisahkan dua orang yang sedang berkelahi tersebut.
Tapi kekuatan Juna benar-benar mencengangkan sehingga tidak bisa dihentikan. Dia meninju wajah Azriel dengan kuat. Mulut dan hidung Azriel bercucuran darah.
Ketika kerumunan di sekitar mendengar apa yang baru saja dikatakan Azriel , mereka terdiam. Kenapa ada pria yang begitu kejam di dunia ini? Sebelumnya mereka semua masih mengira bahwa pria malang itu adalah orang yang aneh.
Azriel sudah sekarat. Tanpa menghiraukan larangan semua orang, Sifa bergegas ke depan untuk menghentikan Juna, tapi dirinya terlempar ke samping oleh Juna. Untungnya, dia ditahan oleh polisi di belakangnya sehingga dia tidak terjatuh ke lantai.
Banyak petugas polisi tidak bisa menghentikan Juna. Sifa berdiri di sana, menangis sambil berteriak pada Juna “Kamu bunuh dia saja. Dengan begitu, anakmu tidak akan pernah pulang lagi. Ayahnya adalah seorang pembunuh, bagaimana mungkin dia bisa pulang. Kalau kamu berhenti sekarang, kita masih punya kesempatan. Beri dirimu sebuah kesempatan, beri anakmu yang malang sebuah kesempatan!"
Setelah Sifa selesai berbicara, air matanya mulai mengalir. Marsha yang berdiri di belakangnya juga menangis tak karuan.
Gerakan Juna tiba-tiba terhenti. Ekspresinya bengong, matanya yang tak berseri melihat Azriel yang telah dipukul dirinya hingga luka parah.
Benaknya tiba-tiba muncul ekspresi anaknya yang menyalahkannya. Tangan yang diangkatnya terjatuh lemah. Dia berteriak dengan keras "Nak, ayah bersalah padamu!"
Melihat situasi ini, sekelompok polisi bergegas maju dan menekan Juna ke lantai. Juna tidak melakukan perlawanan apapun. Wajah yang berlinangan air mata ditekan hingga menempel di lantai.
Sifa meneteskan air mata. Dia berjongkok dan menangis dengan keras. Tidak ada yang tahu bagaimana cara menghiburnya, semua orang hanya bisa berdiri di tempat dengan kepala tertunduk.
Saat ini, pria lain tidak tahan dengan interogasi polisi dan akhirnya mengatakan di mana jenazah pemuda itu dikuburkan.
Setelah perjalanan sepanjang hari, sekelompok orang kembali ke Kabupaten Kansas. Dipimpin oleh beberapa pria itu, mereka datang ke hutan kecil di pinggiran Kabupaten Kansas.
Di hutan yang rimbun, beberapa pria menunjukkan tempat jenazah dikuburkan. Ada bekas penggalian di bawah pohon itu.
Penguburannya sangat sederhana, nyaris bisa ditemukan oleh setiap orang yang lewat. Tapi sini adalah pinggiran kota, hampir tidak ada orang yang datang ke sini. Jadi, memakamkan jenazah di sini pada dasarnya tidak akan ditemukan oleh siapapun.
Novel Terkait
Eternal Love
Regina WangPejuang Hati
Marry SuCinta Yang Berpaling
NajokurataMenantu Bodoh yang Hebat
Brandon LiPredestined
CarlyThe Comeback of My Ex-Wife
Alina QueensMarriage Journey×
- Bab 1 : Kanker Lambung Stadium Terakhir
- Bab 2 : Kamu Kotor
- Bab 3 : Decky Menidurinya
- Bab 4 : Menghindar Bagaikan Ular Berbisa
- Bab 5 : Berikan Jantungku Kepadanya
- Bab 6 : Aku Merasa Aku Kotor !
- Bab 7 Transplantasi Dihentikan
- Bab 8 Hamil ?
- Bab 9 Anak Haram Siapa
- Bab 10 Kamu Tidak Pantas Menjadi Seorang Ibu
- Bab 9 Aku Tidak Punya Rumah
- Bab 12 Hasil Terburuk
- Bab 13 Wanita Tidak Tahu Malu
- Bab 14 Wanitaku
- Bab 15 Itu Anakku
- Bab 16 Shen, Kamu Tidak Pantas!
- Bab 17 Berubah Seiring Berjalannya Waktu
- Bab 18 Orang Seperti Apa
- Bab 19 Tamu Yang Tiba-tiba Datang Tanpa Diundang
- Bab 20 Membusuk Di Sekitarku
- Bab 21 Sedikit Berubah
- Bab 22 Harapan Mendapatkan Kekecewaan
- Bab 23 Bersimpati
- Bab 24 Bertemu di Rumah Sakit Secara Tidak Sengaja
- Bab 25 Keadaan Darurat
- Bab 26 Wanita Kuat
- Bab 27 Tidak Boleh Mati!
- Bab 28 Terserah!
- Bab 29 Mengkhawatirkanku?
- Bab 30 Seperti Sepasang Suami Istri
- Bab 31 Curiga
- Bab 32 Aku Nyonya Leng
- Bab 33 Kamu Mengorok
- Bab 34 Bawa Masuk
- Bab 35 Isi Hati
- Bab 36 Aku Sudah Memperkerjakan Pembantu Untukmu
- Bab 37 Shen Yang Berbeda
- Bab 38 Pembukuan?
- Bab 39 Kamu Hari Ini Cantik Sekali
- Bab 40 Makan Malam Keluarga Leng
- Bab 41 Serangan Balik
- Bab 42 Wanita Dengan Dua Watak
- Bab 43 Kami Akan Berusaha
- Bab 44 Secercah Harapan, Beratus Kali Lipat Usaha
- Bab 45 Menjadi Asistennya?
- Bab 46 Wanita Ini Tidak Gampang
- Bab 47 Rumor
- Bab 48 Bercanda Berlebihan
- Bab 49 Jaga Dirimu Dengan Baik (1)
- Bab 50 Jaga Dirimu Dengan Baik (2)
- Bab 51 Wanita Cantik, Marsha
- Bab 52 Pria Munafik
- Bab 53 Biarkan Aku Menemanimu Di Saat Sedih
- Bab 54 Wanita Pemberani
- Bab 55 Dengan Begini Apakah Kita Sudah Menjadi Teman?
- Bab 56 Aku Akan Melindungimu Mulai Dari Sekarang
- Bab 57 Bukankah Kamu Suka Seperti Ini?
- Bab 58 Bisakah Kamu Membawakanku Pakaian
- Bab 59 Tidak Peduli Apa Tujuanmu, Kamu Telah Berhasil
- Bab 60 Momen Yang Memalukan
- Bab 61 Tetap Terasa Dingin
- Bab 62 Apakah Dia Telah Pergi?
- Bab 63 Cemburu
- Bab 64 Lihat Saja Pulang Nanti
- Bab 65 Semakin Menarik Semakin Berbahaya
- Bab 66 Kekecewaan Dan Keputusasaan Datang Dari Harapan
- Bab 67 Tolong aku!
- Bab 68 Situasi Berbahaya
- Bab 69 Pegang Erat Tanganku
- Bab 70 Wanita Bertekad Dengan Pisau
- Bab 71 Tuhan Tahu Betapa Khawatirnya Dia
- Bab 72 Perubahan Mendadak
- Bab 73 Aku Dan Dia Pilih Salah Satu
- Bab 74 Jangan Bergerak!
- Bab 75 Melepaskanmu
- Bab 76 Kamu Tidak Pantas Menyukai Dia!
- Bab 77 Niat Licik
- Bab 79 Dia Sedang Sakit, Penyakit Yang Tidak Dapat Disembuhkan
- Bab 79 Laras, Tolong Menjaga Rahasia Ini
- Bab 80 Kondisi Penyakit Semakin Memburuk
- Bab 81 Perhatian Yang Tiba-Tiba
- Bab 82 Kehangatan
- Bab 83 Gaun Motif Bintang
- Bab 84 Sangat Cocok Denganmu
- Bab 85 Penghargaan Untukmu!
- Bab 86 Pikiran Ariana
- Bab 87 Lebih Perhatian Dari Dirinya Sendiri?
- Bab 88 Pusat Perhatian Semua Orang
- Bab 89 Tubuhmu Begitu Jujur?
- Bab 90 Beri Kesempatan?
- Bab 91 Mau Jadi Wanita Sejatiku?
- Bab 92 Wanita Yang Sedang Jatuh Cinta Memang Berbeda
- Bab 93 Hidup yang Didambakan
- Bab 94 Ngambek?
- Bab 95 Bagaimana Menghadapinya
- Bab 96 Tidak Ada Yang Lebih Mencintaimu Daripada Aku
- Bab 97 Merebut Wanita Orang Lain
- Bab 98 Harus Memperlakukannya Dengan Baik
- Bab 99 Pelecehan Seksual Dan Kekerasan
- Bab 100 Luka Hati
- Bab 101 Masalah Ini Tidak Begitu Sederhana
- Bab 102 Takut Akan Kepergiannya Yang Mendadak
- Bab 103 Kamu Suka Dia Kan?
- Bab 104 Aku Tidak Mau Bermain-Main Lagi
- Bab 105 Aku Jatuh Cinta Dengannya, Apakah Ada Yang Salah?
- Bab 106 Perjanjian Perceraian
- Bab 107 Ayo Kita Mulai Dari Awal Hubungan Kita?
- Bab 108 Selama Aku Ingin Kamu Milikku, Maka Kamu Hanya Bisa Jadi Milikku
- Bab 109 Kalau Merindukannya, Harusnya Pergi Langsung Menemuinya Tidak Peduli Seberapa Jauh Itu
- Bab 110 Aku Hanya Mencintai Satu Pria
- Bab 111 Gunung Es Ribuan Tahun Telah Meleleh?
- Bab 112 Romantis
- Bab 113 Sifa, Wanitaku
- Bab 114 Tidakkah Harus Memberiku Penghargaan?
- Bab 115 Takut Semua Ini Hanyalah Mimpi
- Bab 116 Penurunan Suhu Secara Tiba-tiba
- Bab 117 Mengibaskan Ekor
- Bab 118 Dia Tidak Bisa
- Bab 119 Mengapa Dia Melakukan Ini
- Bab 120 Cemburu
- Bab 121 Mengambil Inisiatif
- Bab 122 Perasaan Bukan Sesuatu Yang Dapat Dikendalikan
- Bab 123 Benar-Benar Menganggap Dirimu Sebagai Anak Dari Keluarga An
- Bab 124 Aku Tidak Akan Meremehkan Seseorang Sepertimu
- Bab 125 Memasuki Ranah Hiburan
- Bab 126 Status Sosial
- Bab 127 Sekolah Akting
- Bab 128 Cari Masalah?
- Bab 129 Kesempatan Membuktikan Diri
- Bab 130 Membentuk Tim Proyek
- Bab 131 Tidak Akan Melupakan Pelajaran
- Bab 132 Kura-kura Tua Akhirnya Berubah Cerdas
- Bab 133 Membuat Rencana Baru
- Bab 134 Mengambil Langkah Yang Tidak Biasa
- Bab 135 Bermain Dengan Api
- Bab 136 Apa Kamu Merindukan Aku ?
- Bab 137 Kebuntuan Investigasi
- Bab 138 Kekalahan
- Bab 139 Bisa Terpikirkan Aku, Itu Sudah Cukup
- Bab 140 Pertikaian Yang Jelas Sekali
- Bab 141 Tidak Kenal Akrab
- Bab 142 Kemunculan Yang Mengejutkan
- Bab 143 Kehangatan Sementara
- Bab 144 Krisis
- Bab 145 Menyelamatkan Korban
- Bab 146 Juna Lai
- Bab 147 Kamu Adalah Ayah Yang Baik
- Bab 148 Penyelidikan
- Bab 149 Kebenaran
- Bab 150 Keputusan Akhir
- Bab 151 Serangan Balik Yang Kuat
- Bab 152 Tertawalah Kalau Senang
- Bab 153 Bisakah Kamu Membantuku
- Bab 154 Apa Pun Yang Terjadi, Tolong Selamatkan Anakku
- Bab 155 Punya Hak Apa Kamu
- Bab 156 Jangan Mati Di Dalam Mobilku!
- Bab 157 Kabar Baik
- Bab 158 Kamu Tunggu Saja!
- Bab 159 Beritahu Aku Kalau Itu Bukan Sungguhan
- Bab 160 Pria Lain
- Bab 161 Kamu Coba Saja
- Bab 162 Perang Dingin
- Bab 163 Rasa Cemburu Yang Berlebihan
- Bab 164 Jangan Lupa Masalah Sebelumnya
- Bab 165 Sayang, Santai saja
- Bab 166 Kesempatan Yang Bisa Disembuhkan Dari Penyakit
- Bab 167 Selamat Ulang Tahun
- Bab 168 Rencana
- Bab 169 Rencana (2)
- Bab 170 Meskipun Tidak Percaya
- Bab 171 Aku Berharap Kamu Mati
- Bab 172 Badai Rumor
- Bab 173 Dia Yang Tidak Normal
- Bab 174 Perjanjian Perceraian
- Bab 175 Menginginkannya dengan Ganas
- Bab 176 Anakku ...
- Bab 178 Apakah Kondisi Ini Bisa Membaik?
- Bab 179 Gangguan Tanpa Henti
- Bab 180 Tidak Menghalangimu!
- Bab 181 Roda Berputar
- Bab 182 Apakah Kamu Orang Dunia Hiburan!
- Bab 183 Sadar Sepenuhnya
- Bab 184 Pergi
- Bab 185 Awalan Baru
- Bab 186 Masa Lalu Yang Tidak Bisa Dikenang
- Bab 187 Bangun
- Bab 188 Curhat
- Bab 189 Marsha Pergi
- Bab 190 Tindakan Kecil
- Bab 191 Terekspos
- Bab 192 Mencari Kesempatan
- Bab 193 Selalu Merindukannya
- Bab 194 Aku Ingin Dia Mati
- Bab 195 Sherly
- Bab 196 Pernah Mencintainya
- Bab 197 Menutup Pameran Lukisan
- Bab 198 Berangkat Ke Amerika Serikat
- Bab 199 Gerakan Janin
- Bab 200 Perhatian Hendi
- Bab 201 Sama Sekali Tidak Tahu Pameran Lukis Ditutup
- Bab 202 Diam-Diam Menyelidiki
- Bab 203 Menuju Apartemen
- Bab 204 Yuli Sakit Parah
- Bab 205 Menerima Pukulan
- Bab 206 Tidak Bisa Menghadapi Tekanan
- Bab 208 Tekanan Sifa
- Bab 208 Mendatangi
- Bab 209 Terpancing Emosi
- Bab 211 Kecemasan
- Bab 212 Kabar Mendadak
- Bab 213 Perasaan Bertentangan
- Bab 213 Penyebaran Sel Kanker
- Bab 214 Pertahanan Satu-Satunya
- Bab 215 Kedatangan Decky
- Bab 217 Tubuh Yang Lemah
- Bab 218 Kemarahan Yang Tidak Terkendali
- Bab 219 Diri Yang Tidak Berdaya
- Bab 219 Tubuh Lemah
- Bab 220 Memberi Tugas Secara Rahasia
- Bab 221 Menjaga Sepenuh Hati
- Bab 222 Menerima Pengobatan
- Bab 223 Mengatur Secara Rahasia
- Bab 224 Mengenang Masa Kecil
- Bab 225 Mendadak Pulang
- Bab 226 Bertemu Yuli
- Bab 227 Suasana yang Menekan
- Bab 228 Mengetahui Balas Dendam Dari Hendi
- Bab 229 Kerahasiaan Laras
- Bab 230 Kabar Baik Mendadak
- Bab 231 Yuli Akan Segera Bangun
- Bab 232 Ariana Memicu Keributan Besar
- Bab 233 Menjerat Tanpa Akhir
- Bab 234 Melihat Trik Licik Ariana
- Bab 235 Kabar Baik
- Bab 236 Insiden Ariana
- Bab 237 Yuli Bangun
- Bab 238 Mendapatkan Tanggapan
- Bab 239 Minta Enam Milyar
- Bab 240 Sudah Boleh Pulang
- Bab 241 Terus Berpikir
- Bab 242 Kembali Normal
- Bab 243 Panggilan Telepon Dari Ibu Leng
- Bab 244 Ketenangan Yang Akan Segera Hancur
- Bab 245 Tidak Ingin Membebani Hendi
- Bab 246 Kabar Baik Yang Tiba-Tiba Datang
- Bab 247 Dipaksa Kembali
- Bab 248 Diantar Lagi Ke Gerbang Pintu Rumah Keluarga Leng
- Bab 249 Hendi Mencari Dengan Sangat Panik
- Bab 250 Menanyakan Dan Menyalahkan
- Bab 251 Mendapat Saham
- Bab 252 Bertengkar
- Bab 253 Mengingat Masa Lalu
- Bab 254 Kekecewaan Tidak Berujung
- Bab 255 Menyewa Rumah Di Luar
- Bab 256 Bertemu Dengan Laras
- Bab 257 Hendi Kembali
- Bab 258 Tragedi
- Bab 259 Mengubah Pemikiran
- Bab 260 Pertemuan Yang Canggung
- Bab 262 Benar-Benar Kehilangan Harapan
- Bab 262 Sengketa Di Ruang Tamu
- Bab 264 Jatuh
- Bab 265 Mencoba Membuat Tuduhan Palsu
- Bab 266 Pertengkaran Antar Teman Baik
- Bab 267 Pikiran Yang Jahat
- Bab 268 Dia Sedang Berbohong
- Bab 269 Melakukan Kepalsuan
- Bab 270 Damai
- Bab 271 Tes DNA
- Bab 272 Ayo Bicarakan Ini Denganku
- Bab 273 Penghinaan
- Bab 274 Dilema
- Bab 275 Dilema
- 276 Menolak Cek
- 277 Berkomunikasi dengan Kakek
- BAB 278 Kecewa
- 279 Dalam Suasana Hati yang Buruk
- Bab 280 Bertemu Hendi Di Bar
- Bab 281 Main Tangan
- Bab 282 Kembali Ke Rumah Keluarga Leng
- Bab 283 Punya Pemikiran Masing-masing
- Bab 284 Diperingatkan
- Bab 285 Tidak Boleh Mengalah
- Bab 286 Dikalahkan
- Bab 287 Tidak Puas
- Bab 288 Kekhawatiran
- Bab 289 Diskusi Tak Berhasil
- Bab 290 Rapat di Ruang Kerja
- Bab 291 Tiga Persyaratan
- Bab 292 Mengikat
- Bab 293 Pembagian Warisan
- Bab 294 Mengobrol Secara Terbuka