Marriage Journey - Bab 246 Kabar Baik Yang Tiba-Tiba Datang
Meskipun dia bertanya kepada Kepala Petugas Zhang dengan cara ini, dia tahu di dalam hatinya kalau pertanyaannya ini tidak berarti.
Dia sudah sangat yakin dalam hati kalau Decky selalu saja melakukan segala hal dengan misterius, bahkan dia tetap akan melakukan apa yang dia rencanakan dan pikirkan tanpa peduli meskipun orang lain tidak setuju. Tapi, Sifa tidak mengerti ketika dirinya jelas-jelas berada di situasi tersakit dan paling menderita, dia masih saja menerima penyiksaan dari Decky.
Lalu orang itu kenapa bisa diam-diam melakukan hal baik ini padanya.
“Nona Sifa, tidak perlu ragu-ragu lagi. Jika semua masalah ini tidak berdasar, aku juga tidak akan mungkin duduk di sini dan bicara santai denganmu. Tolong secepat mungkin bereskan kopermu, mobilnya sudah menunggu di luar sana. Ada lagi, seluruh pengobatanmu akan dipindahkan ke dalam negeri juga.”
Setelah Kepala Petugas Zhang mengatakan ini, dari luar rumah masuklah tiga empatan orang.
Tanpa menunggu Sifa memutuskan, beberapa orang itu sudah mulai membereskan semua lukisan dan gambar Sifa. Mereka mengambil satu persatu dan menaruhnya di luar.
“Kepala Petugas Zhang, aku benar-benar tidak ada rencana untuk kembali. Rencana yang begitu tiba-tiba ini, aku benar-benar sulit menerimanya. Ada lagi, aku dan keluarga Leng sudah tidak ada hubungan apapun.”
Sifa menatap beberapa orang di hadapannya ini yang sedang mengotak-atik dan memindahkan barang di dalam rumahnya, sambil mengatakan semua ini kepada Kepala Petugas Zhang yang ada di depannya.
“Nona Sifa, semua ini khawatirnya bukanlah hal yang bisa kamu putuskan. Semua ini sudah diperintahkan dan diatur oleh tuan besar. Resiko terburuk yang akan terjadi, harusnya kamu bisa menebaknya. Jika kamu tidak mau pergi dengan kami, maka anak itu harus ikut pulang bersama kami.”
Saat Sifa mendengar kalau Kepala Petugas Zhang akan membawa pulang anaknya ini. Tentu saja, dia tidak akan mengijinkan ini semua. Dia yang sudah menaruhkan nyawanya untuk melahirkan anak ini, mana mungkin membiarkan anak ini meninggalkan dirinya satu langkah saja.
Dia mengerti kenapa keluarga Leng mengirim orang-orang ini. Pada akhirnya tetap karena anaknya sendiri ini.
“Masalah ini, apa Decky tahu? Kalian harusnya mengerti dia sangat membenciku. Dia tidak akan berharap ada hubungan apapun lagi denganku. Lalu apa gunanya menyuruhku kembali?”
Sifa membahas Decky kepada Kepala Petugas Zhang. Meskipun tahu kemunculan dan kedatangan Kepala Petugas Zhang ini sepenuhnya adalah maksud dari kakek Decky.
Tapi, ketika mengingat selama beberapa tahun ini, dia sudah mengalami begitu banyak penderitaan dan penyiksaan. Dia pun merasa kalau dirinya lebih baik hidup sendirian dengan susah payah mengasuh anaknya. Daripada harus punya hubungan dan terlibat lagi dengan Decky.
“Nona Sifa, tuan muda sekarang sepertinya masih belum tahu perihal ini. Ini adalah perintah dan rencana tuan besar. Ayo bawalah anakmu dan ikut pergi bersamaku!”
Setelah Kepala Petugas Zhang mengatakan ini, dia berdiri dan melihat ke beberapa orang yang sudah hampir selesai membereskan barang.
Dia pun berkata lagi kepada Sifa yang masih duduk di sofa sedang memikirkan semuanya “Nona Sifa, semua barangmu yang penting sudah selesai kamu bawa. Barang yang lainnya nanti bisa beli saja di sana.
Jika kamu tidak segera naik ke atas dan menggendong anakmu, aku bisa membantumu melakukannya.”
Seiring dengan ucapan Kepala Petugas Zhang ini, Sifa tanpa sadar langsung berdiri. Dia mana mungkin mau orang lain menggendong anaknya ini.
Walaupun Kepala Petugas Zhang adalah orangnya keluarga Leng. Apalagi dia juga sudah bersama dengan keluarga Leng bertahun-tahun, tapi secara keseluruhan, Sifa yang sekarang penuh dengan rasa asing dan keluhan terhadap keluarga Leng.
Sifa juga tahu kalau kakek Decky adalah orang yang selalu melakukan keinginannya tanpa bisa tergoyahkan. Dia melangkahkan kakinya dengan berat dan berjalan naik ke atas.
Pada saat ini, dia sudah sulit memikirkan Hendi sekarang. Bahkan kesempatan untuk menyapa dan berpamitan terakhir saja sudah tidak ada.
Sifa dalam hati berpikir mengenai Hendi. Jika Hendi tidak menemukan dirinya, pasti dia akan khawatir sekali padanya.
Sebelum menggendong anaknya, Sifa pun meninggalkan seutas surat untuk Hendi di kamar. Dia tidak memberi tahu Hendi kalau dia dibawa kembali oleh keluarga Leng. Dia hanya meminta Hendi untuk baik-baik dalam menjalani hidupnya kedepannya. Dan tidak ingin membebani Hendi lagi.
Sifa memandangi anak yang masih terbaring di tempat tidur yang saat ini tertidur lelap dan bertanya-tanya dalam hati apa yang akan dihadapinya saat kembali ke nanti....
Dia perlahan-lahan menggendong anak itu, tidak ingin membangunkan anak yang sedang tidur dalam pelukannya. Tiba-tiba dia merasa pelukannya menjadi sangat berat.
Dia memeluk bayinya dan pergi naik ke dalam mobil bersama Kepala Petugas Zhang...
Melihat tempat tinggalnya yang semakin jauh darinya, otaknya mengingat semua pengalaman yang telah dialaminya ketika datang ke Amerika.
Dengan cepat mobil itu sudah melaju ke bandara.
Kepala Petugas Zhang telah mengatur segalanya untuk Sifa. Sifa melangkah naik dalam pesawat dengan langkah yang sangat berat. Walaupun berusaha untuk menekan perasaan dalam hatinya. Tapi dia masih saja bisa merasakan kalau jantungnya ini seolah tak pernah berhenti berdetak dengan kencangnya.
Decky yang kembali ke rumahnya sendiri, berjalan menuju ruang tamu dengan wajah yang tidak senang.
Melihat ayahnya duduk di sofa sambil membaca koran, dia bergegas berjalan maju dan bertanya tentang Sifa.
"Ayah, kenapa kamu membawa wanita itu kembali? Kamu tahu kalau Yuli sudah siuman. Aku sudah pernah bilang, aku akan menikahinya. Wanita itu tidak boleh kembali!”
Begitu mendengar pertanyaan Decky ini, ayahnya menaruh koran ke atas meja, lalu menghela napas panjang.
“Semua pertanyaan ini kamu tidak usah menanyakannya. Ini adalah maksud dari kakekmu. Kamu harusnya tahu kakekmu itu begitu membuat keputusan, tidak akan pernah bisa dirubah. Siapapun dari keluarga kita ini tidak akan ada yang bisa mengubahnya. Jangan lupa, segala yang kamu miliki sekarang itu adalah pemberiannya.”
Begitu mendengar kata-kata yang diucapkan ayahnya. Decky walaupun tidak berdaya, tapi masih saja sulit untuk menenangkan hatinya sendiri.
“Ayah, kenapa mau seperti ini sih? Padahal jelas-jelas tahu kalau aku dan wanita itu sudah tidak punya hubungan pernikahan lagi. Aku dan dia dulu bisa bersama saja itu hanyalah sebuah lelucon yang sangat menggelikan. Aku tidak setuju menerimanya kembali kesini.”
Decky terus mengungkapkan pemikirannya kepada ayahnya. Walaupun di dalam hati dia juga tidak tahu bagaimana harus menghadapi masalah Sifa ini, tapi begitu teringat mengenai Yuli. Dia merasa tak berdaya dan tidak peduli bagaimanapun caranya tidak boleh membiarkan Sifa kembali.
Dia tidak boleh mengijinkan wanita ini merusak ketenangan hidupnya yang sekarang.
“Decky, aku juga tidak bisa mengambil keputusan apapun mengenai masalah ini. Apalagi, kakekmu sudah mengirim Kepala Petugas Zhang untuk menjemputnya dari Amerika. Dia mungkin akan segera kembali ke sini.”
Setelah ayah Decky selesai mengatakan ini, dia berdiri dan naik ke atas kembali ke dalam kamarnya sendiri. Dan meninggalkan Decky sendirian berdiri di ruang tamu.
Dia tidak menyangka kalau semua ini berkembang begitu cepat. Tetapi dia tidak memiliki persiapan atau pertahanan apa pun. Namun, di dalam hatinya penuh dengan ironi dan sindiran yang tiada tara.
Dia berpikir di dalam hatinya, tidak peduli bagaimanapun dia harus mencegah Sifa masuk ke rumah keluarganya ini. Karena bagaimanapun dia baru saja memberitahu Yuli kalau dia tidak ada kabar apapun mengenai Sifa. Jika suatu saat Yuli mengetahui ini semua.
Bahkan tahu kalau Sifa melahirkan putra darinya. Decky tidak tahu dirinya harus bagaimana menghadapi Yuli yang sudah sangat menderita karenanya ini.
Semakin memikirkan hal ini, Decky semakin kesal.
Dia meninggalkan rumahnya lagi dan janjian bertemu Laras di bar.
Setelah Laras tiba di bar, dia melihat Decky minum alkohol sendirian. Dia sudah bisa menebak satu-satunya orang yang bisa membuat suasana hati Decky tidak karuan seperti ini hanyalah Sifa...
Mungkin karena Sifa akan kembali, sehingga hal ini membuat Decky kesal. Laras berjalan perlahan ke samping Decky dan mengambil gelas alkohol di tangan Decky.
Novel Terkait
Love And War
JaneTakdir Raja Perang
Brama aditioMenaklukkan Suami CEO
Red MapleJalan Kembali Hidupku
Devan HardiLelah Terhadap Cinta Ini
Bella CindyThe True Identity of My Hubby
Sweety GirlThe Comeback of My Ex-Wife
Alina QueensKamu Baik Banget
Jeselin VelaniMarriage Journey×
- Bab 1 : Kanker Lambung Stadium Terakhir
- Bab 2 : Kamu Kotor
- Bab 3 : Decky Menidurinya
- Bab 4 : Menghindar Bagaikan Ular Berbisa
- Bab 5 : Berikan Jantungku Kepadanya
- Bab 6 : Aku Merasa Aku Kotor !
- Bab 7 Transplantasi Dihentikan
- Bab 8 Hamil ?
- Bab 9 Anak Haram Siapa
- Bab 10 Kamu Tidak Pantas Menjadi Seorang Ibu
- Bab 9 Aku Tidak Punya Rumah
- Bab 12 Hasil Terburuk
- Bab 13 Wanita Tidak Tahu Malu
- Bab 14 Wanitaku
- Bab 15 Itu Anakku
- Bab 16 Shen, Kamu Tidak Pantas!
- Bab 17 Berubah Seiring Berjalannya Waktu
- Bab 18 Orang Seperti Apa
- Bab 19 Tamu Yang Tiba-tiba Datang Tanpa Diundang
- Bab 20 Membusuk Di Sekitarku
- Bab 21 Sedikit Berubah
- Bab 22 Harapan Mendapatkan Kekecewaan
- Bab 23 Bersimpati
- Bab 24 Bertemu di Rumah Sakit Secara Tidak Sengaja
- Bab 25 Keadaan Darurat
- Bab 26 Wanita Kuat
- Bab 27 Tidak Boleh Mati!
- Bab 28 Terserah!
- Bab 29 Mengkhawatirkanku?
- Bab 30 Seperti Sepasang Suami Istri
- Bab 31 Curiga
- Bab 32 Aku Nyonya Leng
- Bab 33 Kamu Mengorok
- Bab 34 Bawa Masuk
- Bab 35 Isi Hati
- Bab 36 Aku Sudah Memperkerjakan Pembantu Untukmu
- Bab 37 Shen Yang Berbeda
- Bab 38 Pembukuan?
- Bab 39 Kamu Hari Ini Cantik Sekali
- Bab 40 Makan Malam Keluarga Leng
- Bab 41 Serangan Balik
- Bab 42 Wanita Dengan Dua Watak
- Bab 43 Kami Akan Berusaha
- Bab 44 Secercah Harapan, Beratus Kali Lipat Usaha
- Bab 45 Menjadi Asistennya?
- Bab 46 Wanita Ini Tidak Gampang
- Bab 47 Rumor
- Bab 48 Bercanda Berlebihan
- Bab 49 Jaga Dirimu Dengan Baik (1)
- Bab 50 Jaga Dirimu Dengan Baik (2)
- Bab 51 Wanita Cantik, Marsha
- Bab 52 Pria Munafik
- Bab 53 Biarkan Aku Menemanimu Di Saat Sedih
- Bab 54 Wanita Pemberani
- Bab 55 Dengan Begini Apakah Kita Sudah Menjadi Teman?
- Bab 56 Aku Akan Melindungimu Mulai Dari Sekarang
- Bab 57 Bukankah Kamu Suka Seperti Ini?
- Bab 58 Bisakah Kamu Membawakanku Pakaian
- Bab 59 Tidak Peduli Apa Tujuanmu, Kamu Telah Berhasil
- Bab 60 Momen Yang Memalukan
- Bab 61 Tetap Terasa Dingin
- Bab 62 Apakah Dia Telah Pergi?
- Bab 63 Cemburu
- Bab 64 Lihat Saja Pulang Nanti
- Bab 65 Semakin Menarik Semakin Berbahaya
- Bab 66 Kekecewaan Dan Keputusasaan Datang Dari Harapan
- Bab 67 Tolong aku!
- Bab 68 Situasi Berbahaya
- Bab 69 Pegang Erat Tanganku
- Bab 70 Wanita Bertekad Dengan Pisau
- Bab 71 Tuhan Tahu Betapa Khawatirnya Dia
- Bab 72 Perubahan Mendadak
- Bab 73 Aku Dan Dia Pilih Salah Satu
- Bab 74 Jangan Bergerak!
- Bab 75 Melepaskanmu
- Bab 76 Kamu Tidak Pantas Menyukai Dia!
- Bab 77 Niat Licik
- Bab 79 Dia Sedang Sakit, Penyakit Yang Tidak Dapat Disembuhkan
- Bab 79 Laras, Tolong Menjaga Rahasia Ini
- Bab 80 Kondisi Penyakit Semakin Memburuk
- Bab 81 Perhatian Yang Tiba-Tiba
- Bab 82 Kehangatan
- Bab 83 Gaun Motif Bintang
- Bab 84 Sangat Cocok Denganmu
- Bab 85 Penghargaan Untukmu!
- Bab 86 Pikiran Ariana
- Bab 87 Lebih Perhatian Dari Dirinya Sendiri?
- Bab 88 Pusat Perhatian Semua Orang
- Bab 89 Tubuhmu Begitu Jujur?
- Bab 90 Beri Kesempatan?
- Bab 91 Mau Jadi Wanita Sejatiku?
- Bab 92 Wanita Yang Sedang Jatuh Cinta Memang Berbeda
- Bab 93 Hidup yang Didambakan
- Bab 94 Ngambek?
- Bab 95 Bagaimana Menghadapinya
- Bab 96 Tidak Ada Yang Lebih Mencintaimu Daripada Aku
- Bab 97 Merebut Wanita Orang Lain
- Bab 98 Harus Memperlakukannya Dengan Baik
- Bab 99 Pelecehan Seksual Dan Kekerasan
- Bab 100 Luka Hati
- Bab 101 Masalah Ini Tidak Begitu Sederhana
- Bab 102 Takut Akan Kepergiannya Yang Mendadak
- Bab 103 Kamu Suka Dia Kan?
- Bab 104 Aku Tidak Mau Bermain-Main Lagi
- Bab 105 Aku Jatuh Cinta Dengannya, Apakah Ada Yang Salah?
- Bab 106 Perjanjian Perceraian
- Bab 107 Ayo Kita Mulai Dari Awal Hubungan Kita?
- Bab 108 Selama Aku Ingin Kamu Milikku, Maka Kamu Hanya Bisa Jadi Milikku
- Bab 109 Kalau Merindukannya, Harusnya Pergi Langsung Menemuinya Tidak Peduli Seberapa Jauh Itu
- Bab 110 Aku Hanya Mencintai Satu Pria
- Bab 111 Gunung Es Ribuan Tahun Telah Meleleh?
- Bab 112 Romantis
- Bab 113 Sifa, Wanitaku
- Bab 114 Tidakkah Harus Memberiku Penghargaan?
- Bab 115 Takut Semua Ini Hanyalah Mimpi
- Bab 116 Penurunan Suhu Secara Tiba-tiba
- Bab 117 Mengibaskan Ekor
- Bab 118 Dia Tidak Bisa
- Bab 119 Mengapa Dia Melakukan Ini
- Bab 120 Cemburu
- Bab 121 Mengambil Inisiatif
- Bab 122 Perasaan Bukan Sesuatu Yang Dapat Dikendalikan
- Bab 123 Benar-Benar Menganggap Dirimu Sebagai Anak Dari Keluarga An
- Bab 124 Aku Tidak Akan Meremehkan Seseorang Sepertimu
- Bab 125 Memasuki Ranah Hiburan
- Bab 126 Status Sosial
- Bab 127 Sekolah Akting
- Bab 128 Cari Masalah?
- Bab 129 Kesempatan Membuktikan Diri
- Bab 130 Membentuk Tim Proyek
- Bab 131 Tidak Akan Melupakan Pelajaran
- Bab 132 Kura-kura Tua Akhirnya Berubah Cerdas
- Bab 133 Membuat Rencana Baru
- Bab 134 Mengambil Langkah Yang Tidak Biasa
- Bab 135 Bermain Dengan Api
- Bab 136 Apa Kamu Merindukan Aku ?
- Bab 137 Kebuntuan Investigasi
- Bab 138 Kekalahan
- Bab 139 Bisa Terpikirkan Aku, Itu Sudah Cukup
- Bab 140 Pertikaian Yang Jelas Sekali
- Bab 141 Tidak Kenal Akrab
- Bab 142 Kemunculan Yang Mengejutkan
- Bab 143 Kehangatan Sementara
- Bab 144 Krisis
- Bab 145 Menyelamatkan Korban
- Bab 146 Juna Lai
- Bab 147 Kamu Adalah Ayah Yang Baik
- Bab 148 Penyelidikan
- Bab 149 Kebenaran
- Bab 150 Keputusan Akhir
- Bab 151 Serangan Balik Yang Kuat
- Bab 152 Tertawalah Kalau Senang
- Bab 153 Bisakah Kamu Membantuku
- Bab 154 Apa Pun Yang Terjadi, Tolong Selamatkan Anakku
- Bab 155 Punya Hak Apa Kamu
- Bab 156 Jangan Mati Di Dalam Mobilku!
- Bab 157 Kabar Baik
- Bab 158 Kamu Tunggu Saja!
- Bab 159 Beritahu Aku Kalau Itu Bukan Sungguhan
- Bab 160 Pria Lain
- Bab 161 Kamu Coba Saja
- Bab 162 Perang Dingin
- Bab 163 Rasa Cemburu Yang Berlebihan
- Bab 164 Jangan Lupa Masalah Sebelumnya
- Bab 165 Sayang, Santai saja
- Bab 166 Kesempatan Yang Bisa Disembuhkan Dari Penyakit
- Bab 167 Selamat Ulang Tahun
- Bab 168 Rencana
- Bab 169 Rencana (2)
- Bab 170 Meskipun Tidak Percaya
- Bab 171 Aku Berharap Kamu Mati
- Bab 172 Badai Rumor
- Bab 173 Dia Yang Tidak Normal
- Bab 174 Perjanjian Perceraian
- Bab 175 Menginginkannya dengan Ganas
- Bab 176 Anakku ...
- Bab 178 Apakah Kondisi Ini Bisa Membaik?
- Bab 179 Gangguan Tanpa Henti
- Bab 180 Tidak Menghalangimu!
- Bab 181 Roda Berputar
- Bab 182 Apakah Kamu Orang Dunia Hiburan!
- Bab 183 Sadar Sepenuhnya
- Bab 184 Pergi
- Bab 185 Awalan Baru
- Bab 186 Masa Lalu Yang Tidak Bisa Dikenang
- Bab 187 Bangun
- Bab 188 Curhat
- Bab 189 Marsha Pergi
- Bab 190 Tindakan Kecil
- Bab 191 Terekspos
- Bab 192 Mencari Kesempatan
- Bab 193 Selalu Merindukannya
- Bab 194 Aku Ingin Dia Mati
- Bab 195 Sherly
- Bab 196 Pernah Mencintainya
- Bab 197 Menutup Pameran Lukisan
- Bab 198 Berangkat Ke Amerika Serikat
- Bab 199 Gerakan Janin
- Bab 200 Perhatian Hendi
- Bab 201 Sama Sekali Tidak Tahu Pameran Lukis Ditutup
- Bab 202 Diam-Diam Menyelidiki
- Bab 203 Menuju Apartemen
- Bab 204 Yuli Sakit Parah
- Bab 205 Menerima Pukulan
- Bab 206 Tidak Bisa Menghadapi Tekanan
- Bab 208 Tekanan Sifa
- Bab 208 Mendatangi
- Bab 209 Terpancing Emosi
- Bab 211 Kecemasan
- Bab 212 Kabar Mendadak
- Bab 213 Perasaan Bertentangan
- Bab 213 Penyebaran Sel Kanker
- Bab 214 Pertahanan Satu-Satunya
- Bab 215 Kedatangan Decky
- Bab 217 Tubuh Yang Lemah
- Bab 218 Kemarahan Yang Tidak Terkendali
- Bab 219 Diri Yang Tidak Berdaya
- Bab 219 Tubuh Lemah
- Bab 220 Memberi Tugas Secara Rahasia
- Bab 221 Menjaga Sepenuh Hati
- Bab 222 Menerima Pengobatan
- Bab 223 Mengatur Secara Rahasia
- Bab 224 Mengenang Masa Kecil
- Bab 225 Mendadak Pulang
- Bab 226 Bertemu Yuli
- Bab 227 Suasana yang Menekan
- Bab 228 Mengetahui Balas Dendam Dari Hendi
- Bab 229 Kerahasiaan Laras
- Bab 230 Kabar Baik Mendadak
- Bab 231 Yuli Akan Segera Bangun
- Bab 232 Ariana Memicu Keributan Besar
- Bab 233 Menjerat Tanpa Akhir
- Bab 234 Melihat Trik Licik Ariana
- Bab 235 Kabar Baik
- Bab 236 Insiden Ariana
- Bab 237 Yuli Bangun
- Bab 238 Mendapatkan Tanggapan
- Bab 239 Minta Enam Milyar
- Bab 240 Sudah Boleh Pulang
- Bab 241 Terus Berpikir
- Bab 242 Kembali Normal
- Bab 243 Panggilan Telepon Dari Ibu Leng
- Bab 244 Ketenangan Yang Akan Segera Hancur
- Bab 245 Tidak Ingin Membebani Hendi
- Bab 246 Kabar Baik Yang Tiba-Tiba Datang
- Bab 247 Dipaksa Kembali
- Bab 248 Diantar Lagi Ke Gerbang Pintu Rumah Keluarga Leng
- Bab 249 Hendi Mencari Dengan Sangat Panik
- Bab 250 Menanyakan Dan Menyalahkan
- Bab 251 Mendapat Saham
- Bab 252 Bertengkar
- Bab 253 Mengingat Masa Lalu
- Bab 254 Kekecewaan Tidak Berujung
- Bab 255 Menyewa Rumah Di Luar
- Bab 256 Bertemu Dengan Laras
- Bab 257 Hendi Kembali
- Bab 258 Tragedi
- Bab 259 Mengubah Pemikiran
- Bab 260 Pertemuan Yang Canggung
- Bab 262 Benar-Benar Kehilangan Harapan
- Bab 262 Sengketa Di Ruang Tamu
- Bab 264 Jatuh
- Bab 265 Mencoba Membuat Tuduhan Palsu
- Bab 266 Pertengkaran Antar Teman Baik
- Bab 267 Pikiran Yang Jahat
- Bab 268 Dia Sedang Berbohong
- Bab 269 Melakukan Kepalsuan
- Bab 270 Damai
- Bab 271 Tes DNA
- Bab 272 Ayo Bicarakan Ini Denganku
- Bab 273 Penghinaan
- Bab 274 Dilema
- Bab 275 Dilema
- 276 Menolak Cek
- 277 Berkomunikasi dengan Kakek
- BAB 278 Kecewa
- 279 Dalam Suasana Hati yang Buruk
- Bab 280 Bertemu Hendi Di Bar
- Bab 281 Main Tangan
- Bab 282 Kembali Ke Rumah Keluarga Leng
- Bab 283 Punya Pemikiran Masing-masing
- Bab 284 Diperingatkan
- Bab 285 Tidak Boleh Mengalah
- Bab 286 Dikalahkan
- Bab 287 Tidak Puas
- Bab 288 Kekhawatiran
- Bab 289 Diskusi Tak Berhasil
- Bab 290 Rapat di Ruang Kerja
- Bab 291 Tiga Persyaratan
- Bab 292 Mengikat
- Bab 293 Pembagian Warisan
- Bab 294 Mengobrol Secara Terbuka