Marriage Journey - Bab 246 Kabar Baik Yang Tiba-Tiba Datang

Meskipun dia bertanya kepada Kepala Petugas Zhang dengan cara ini, dia tahu di dalam hatinya kalau pertanyaannya ini tidak berarti.

Dia sudah sangat yakin dalam hati kalau Decky selalu saja melakukan segala hal dengan misterius, bahkan dia tetap akan melakukan apa yang dia rencanakan dan pikirkan tanpa peduli meskipun orang lain tidak setuju. Tapi, Sifa tidak mengerti ketika dirinya jelas-jelas berada di situasi tersakit dan paling menderita, dia masih saja menerima penyiksaan dari Decky.

Lalu orang itu kenapa bisa diam-diam melakukan hal baik ini padanya.

“Nona Sifa, tidak perlu ragu-ragu lagi. Jika semua masalah ini tidak berdasar, aku juga tidak akan mungkin duduk di sini dan bicara santai denganmu. Tolong secepat mungkin bereskan kopermu, mobilnya sudah menunggu di luar sana. Ada lagi, seluruh pengobatanmu akan dipindahkan ke dalam negeri juga.”

Setelah Kepala Petugas Zhang mengatakan ini, dari luar rumah masuklah tiga empatan orang.

Tanpa menunggu Sifa memutuskan, beberapa orang itu sudah mulai membereskan semua lukisan dan gambar Sifa. Mereka mengambil satu persatu dan menaruhnya di luar.

“Kepala Petugas Zhang, aku benar-benar tidak ada rencana untuk kembali. Rencana yang begitu tiba-tiba ini, aku benar-benar sulit menerimanya. Ada lagi, aku dan keluarga Leng sudah tidak ada hubungan apapun.”

Sifa menatap beberapa orang di hadapannya ini yang sedang mengotak-atik dan memindahkan barang di dalam rumahnya, sambil mengatakan semua ini kepada Kepala Petugas Zhang yang ada di depannya.

“Nona Sifa, semua ini khawatirnya bukanlah hal yang bisa kamu putuskan. Semua ini sudah diperintahkan dan diatur oleh tuan besar. Resiko terburuk yang akan terjadi, harusnya kamu bisa menebaknya. Jika kamu tidak mau pergi dengan kami, maka anak itu harus ikut pulang bersama kami.”

Saat Sifa mendengar kalau Kepala Petugas Zhang akan membawa pulang anaknya ini. Tentu saja, dia tidak akan mengijinkan ini semua. Dia yang sudah menaruhkan nyawanya untuk melahirkan anak ini, mana mungkin membiarkan anak ini meninggalkan dirinya satu langkah saja.

Dia mengerti kenapa keluarga Leng mengirim orang-orang ini. Pada akhirnya tetap karena anaknya sendiri ini.

“Masalah ini, apa Decky tahu? Kalian harusnya mengerti dia sangat membenciku. Dia tidak akan berharap ada hubungan apapun lagi denganku. Lalu apa gunanya menyuruhku kembali?”

Sifa membahas Decky kepada Kepala Petugas Zhang. Meskipun tahu kemunculan dan kedatangan Kepala Petugas Zhang ini sepenuhnya adalah maksud dari kakek Decky.

Tapi, ketika mengingat selama beberapa tahun ini, dia sudah mengalami begitu banyak penderitaan dan penyiksaan. Dia pun merasa kalau dirinya lebih baik hidup sendirian dengan susah payah mengasuh anaknya. Daripada harus punya hubungan dan terlibat lagi dengan Decky.

“Nona Sifa, tuan muda sekarang sepertinya masih belum tahu perihal ini. Ini adalah perintah dan rencana tuan besar. Ayo bawalah anakmu dan ikut pergi bersamaku!”

Setelah Kepala Petugas Zhang mengatakan ini, dia berdiri dan melihat ke beberapa orang yang sudah hampir selesai membereskan barang.

Dia pun berkata lagi kepada Sifa yang masih duduk di sofa sedang memikirkan semuanya “Nona Sifa, semua barangmu yang penting sudah selesai kamu bawa. Barang yang lainnya nanti bisa beli saja di sana.

Jika kamu tidak segera naik ke atas dan menggendong anakmu, aku bisa membantumu melakukannya.”

Seiring dengan ucapan Kepala Petugas Zhang ini, Sifa tanpa sadar langsung berdiri. Dia mana mungkin mau orang lain menggendong anaknya ini.

Walaupun Kepala Petugas Zhang adalah orangnya keluarga Leng. Apalagi dia juga sudah bersama dengan keluarga Leng bertahun-tahun, tapi secara keseluruhan, Sifa yang sekarang penuh dengan rasa asing dan keluhan terhadap keluarga Leng.

Sifa juga tahu kalau kakek Decky adalah orang yang selalu melakukan keinginannya tanpa bisa tergoyahkan. Dia melangkahkan kakinya dengan berat dan berjalan naik ke atas.

Pada saat ini, dia sudah sulit memikirkan Hendi sekarang. Bahkan kesempatan untuk menyapa dan berpamitan terakhir saja sudah tidak ada.

Sifa dalam hati berpikir mengenai Hendi. Jika Hendi tidak menemukan dirinya, pasti dia akan khawatir sekali padanya.

Sebelum menggendong anaknya, Sifa pun meninggalkan seutas surat untuk Hendi di kamar. Dia tidak memberi tahu Hendi kalau dia dibawa kembali oleh keluarga Leng. Dia hanya meminta Hendi untuk baik-baik dalam menjalani hidupnya kedepannya. Dan tidak ingin membebani Hendi lagi.

Sifa memandangi anak yang masih terbaring di tempat tidur yang saat ini tertidur lelap dan bertanya-tanya dalam hati apa yang akan dihadapinya saat kembali ke nanti....

Dia perlahan-lahan menggendong anak itu, tidak ingin membangunkan anak yang sedang tidur dalam pelukannya. Tiba-tiba dia merasa pelukannya menjadi sangat berat.

Dia memeluk bayinya dan pergi naik ke dalam mobil bersama Kepala Petugas Zhang...

Melihat tempat tinggalnya yang semakin jauh darinya, otaknya mengingat semua pengalaman yang telah dialaminya ketika datang ke Amerika.

Dengan cepat mobil itu sudah melaju ke bandara.

Kepala Petugas Zhang telah mengatur segalanya untuk Sifa. Sifa melangkah naik dalam pesawat dengan langkah yang sangat berat. Walaupun berusaha untuk menekan perasaan dalam hatinya. Tapi dia masih saja bisa merasakan kalau jantungnya ini seolah tak pernah berhenti berdetak dengan kencangnya.

Decky yang kembali ke rumahnya sendiri, berjalan menuju ruang tamu dengan wajah yang tidak senang.

Melihat ayahnya duduk di sofa sambil membaca koran, dia bergegas berjalan maju dan bertanya tentang Sifa.

"Ayah, kenapa kamu membawa wanita itu kembali? Kamu tahu kalau Yuli sudah siuman. Aku sudah pernah bilang, aku akan menikahinya. Wanita itu tidak boleh kembali!”

Begitu mendengar pertanyaan Decky ini, ayahnya menaruh koran ke atas meja, lalu menghela napas panjang.

“Semua pertanyaan ini kamu tidak usah menanyakannya. Ini adalah maksud dari kakekmu. Kamu harusnya tahu kakekmu itu begitu membuat keputusan, tidak akan pernah bisa dirubah. Siapapun dari keluarga kita ini tidak akan ada yang bisa mengubahnya. Jangan lupa, segala yang kamu miliki sekarang itu adalah pemberiannya.”

Begitu mendengar kata-kata yang diucapkan ayahnya. Decky walaupun tidak berdaya, tapi masih saja sulit untuk menenangkan hatinya sendiri.

“Ayah, kenapa mau seperti ini sih? Padahal jelas-jelas tahu kalau aku dan wanita itu sudah tidak punya hubungan pernikahan lagi. Aku dan dia dulu bisa bersama saja itu hanyalah sebuah lelucon yang sangat menggelikan. Aku tidak setuju menerimanya kembali kesini.”

Decky terus mengungkapkan pemikirannya kepada ayahnya. Walaupun di dalam hati dia juga tidak tahu bagaimana harus menghadapi masalah Sifa ini, tapi begitu teringat mengenai Yuli. Dia merasa tak berdaya dan tidak peduli bagaimanapun caranya tidak boleh membiarkan Sifa kembali.

Dia tidak boleh mengijinkan wanita ini merusak ketenangan hidupnya yang sekarang.

“Decky, aku juga tidak bisa mengambil keputusan apapun mengenai masalah ini. Apalagi, kakekmu sudah mengirim Kepala Petugas Zhang untuk menjemputnya dari Amerika. Dia mungkin akan segera kembali ke sini.”

Setelah ayah Decky selesai mengatakan ini, dia berdiri dan naik ke atas kembali ke dalam kamarnya sendiri. Dan meninggalkan Decky sendirian berdiri di ruang tamu.

Dia tidak menyangka kalau semua ini berkembang begitu cepat. Tetapi dia tidak memiliki persiapan atau pertahanan apa pun. Namun, di dalam hatinya penuh dengan ironi dan sindiran yang tiada tara.

Dia berpikir di dalam hatinya, tidak peduli bagaimanapun dia harus mencegah Sifa masuk ke rumah keluarganya ini. Karena bagaimanapun dia baru saja memberitahu Yuli kalau dia tidak ada kabar apapun mengenai Sifa. Jika suatu saat Yuli mengetahui ini semua.

Bahkan tahu kalau Sifa melahirkan putra darinya. Decky tidak tahu dirinya harus bagaimana menghadapi Yuli yang sudah sangat menderita karenanya ini.

Semakin memikirkan hal ini, Decky semakin kesal.

Dia meninggalkan rumahnya lagi dan janjian bertemu Laras di bar.

Setelah Laras tiba di bar, dia melihat Decky minum alkohol sendirian. Dia sudah bisa menebak satu-satunya orang yang bisa membuat suasana hati Decky tidak karuan seperti ini hanyalah Sifa...

Mungkin karena Sifa akan kembali, sehingga hal ini membuat Decky kesal. Laras berjalan perlahan ke samping Decky dan mengambil gelas alkohol di tangan Decky.

Novel Terkait

Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu