Marriage Journey - Bab 5 : Berikan Jantungku Kepadanya
Setelah sampai di rumah tua Leng, acara rumah sudah mulai.
Ketika Sifa menggandeng Decky berjalan masuk ke ruang tamu, adegan yang dilihatnya adalah semua orang mengangkat gelasnya untuk mengucapkan selamat kepada kakek dan nenek.
“Aduh, aku kira siapa, besar sekali gayanya.” Suara nyaring seorang wanita mulai terdengar.
Sifa menjadi kaku sejenak, dia mengenal suara ini, bibi keduanya Decky, Denada Leng.
Pada saat dia menikah ke dalam keluarga Leng, bibi dua inilah yang menghina dirinya dengan semua bahasa kotor.
Pong——
Gelas anggur diletakkan dengan kasar ke atas meja, pada saat yang sama juga terdengar suara yang berwibawa mengatakan, “ Denada, hari ini acara keluarga, jangan sengaja cari masalah !”
“Iya, abang.” Wanita menjawabnya dengan paksa.
Kakek yang duduk di tempat utama melirik sekilas mereka berdua yang terlambat, mengeluh sinis, namun tetap saja membiarkan mereka berdua duduk di tempatnya.
keluarga Leng, adalah keluarga orang kaya. Bisnis keluarga telah mewarisi pada beberapa keturunannya, bahkan skalanya semakin besar.
Istilah “Orang kaya banyak masalah”, bisnis dan skala keluarga Leng sangat besar, perkembangan keluarganya saling terlibat dan kekacauan, sementara aturan dan masalah-masalah seperti ini tidak mudah dimengerti oleh Sifa yang hanya terlahir dari keluarga biasa.
Sifa dengan jelasnya memahami titik ini, sehingga dia membawa senyuman ketulusan dan diam-diam duduk di tempatnya, berusaha mengurangi rasa kehadiran dirinya.
Namun menikah ke keluarga mewah bagaikan tenggelam ke laut yang dalam, dia mana mungkin bisa menghindari diri dari masalah ? Bukannya sekarang sudah terdengar ada yang menyebut namanya.
“ Sifa, kamu sama Decky sudah menikah tiga tahun juga, kapan bisa melahirkan cucu kami ?” Suara yang penuh kasih sayang mulai terdengar.
Sifa mengangkat mata langsung melihat tatapan nenek yang hangat dan penuh harapan.
Dia membuka mulut, namun kepikiran lagi sikap kebencian dan dendam Decky terhadap dirinya, bola mata yang jernih tiba-tiba menjadi gelap kembali.
“Haha, jangan-jangan ayam yang tidak bisa bertelur ya ?”
Tidak tahu juga siapa yang membuka mulut, para saudara saudari keluarga Leng yang suka bergosip juga mulai menebaknya.
“Benar juga, sudah tiga tahun, perutnya masih tidak ada kabar sama sekali.”
“Iya iya, ayam betina saja masih sanggup bertelur, menghidupi manusia tidak berguna ini…..”
Kalimat-kalimat hinaan terus berkelanjutan, tangan Sifa yang memegang sumpit mulai gemetaran, namun sejak awalnya tidak mendengar lelaki yang duduk di sampingnya bersuara apapun, bagaikan hal yang mereka bahas tidak ada hubungan dengan dirinya.
Tentu saja juga dikarenakan sikap dingin Decky yang “mengizinkannya”, para nyonya yang bergosip semakin tidak ada takutnya.
Wajah Sifa sudah menjadi kemerahan karena malu, ingin menjelaskan tetapi tidak berdaya, mulutnya mulai terasa haus.
Dia mengambil gelas di sampingnya dengan tangan yang gemetaran dan mulai meneguk kuat, siapa tahu ternyata air di dalam gelas bukan air putih biasa, malahan
——anggur putih ? !
Sebenarnya lambungnya sudah tidak terlalu sehat, mana bisa menahan anggur putih ini, sehingga langsung mual di depan umum.
Namun semua ini di dalam pandangan Decky hanyalah trik dan tindakan palsu yang dimainkan wanita ini, ternyata dia malah menggunakan cara yang tidak berarti ini untuk mengemis kasihan !
Acara keluarga yang berjalan tenteram dihancurkan langsung oleh wanita sialan ini ! Dia benaran sangat kecewa padanya !
Decky melirik wanita yang masih mual dengan tatapan dingin, meletakkan sumpitnya dengan kasar, lalu membungkuk badan kepada kakek dan nenek, lalu berkata dengan sopan, “Kakek nenek, aku sudah kenyang, aku masih ada perlu, jadi pulang dulu saja.”
Selesai bicara langsung berbalik badan dan pergi tanpa melirik Sifa.
Seluruh ruang tamu menjadi sunyi karena Decky yang tiba-tiba meninggalkan tempatnya.
Sifa menahan kesakitan pada lambungnya, juga membungkuk badan dengan dalam kepada kedua orang tua, “Kakek nenek maaf sekali, Sifa bukan sengaja, maaf sekali…..”
“Kamu kenapa ?” Tatapan kakek melotot kejam pada Sifa.
“Kakek, aku juga tidak tahu kenapa air putih di sampingku berubah menjadi anggur putih…. Aku tidak perhatikan dan terus meneguk makanya….”
“Siapa yang buat ? !” Suara kakek yang berwibawa berbunyi, tatapan yang berwibawa mulai melirik seluruh anggota yang duduk di tempat.
“Waaaa ——“
Tiba-tiba anak gadis berumur lima tahun yang duduk di samping Sifa langsung menangis. Sifa mengenal bahwa dia adalah cucu dari bibi ketiga.
Melihat gadis itu menangis sedih, seorang nyonya berumur lima puluhan yang berpakaian elegan langsung memeluknya dengan rasa tidak tega.
“Kenapa ? Paling juga Miamia yang bercanda kecil saja padamu kan? Kamu sudah orang dewasa, tidak bisa menjaga air sendiri malahan mau menyalahkan Miamia ya ?”
“…..”
“Sudahlah sudahlah bubar saja, memang anak-anak yang memusingkan kepala !” Kakek sudah turun perintah, semua orang juga tidak berani tetap di tempat, dengan cepatnya pada pergi semuanya.
Kakek Leng melirik sekilas Sifa yang masih terbengong di ruang tamu, mengeluh nafas, ingin membuka mulutnya, namun tetap saja hanya mengeluh nafas. “Cepat pulanglah.”
Sifa sedikit ingin menangis, dia membungkuk badan kepada kakek, lalu juga meninggalkan rumah tua Leng.
Setelah sampai di rumah, Sifa berpikir berkali-kali, akhirnya tetap saja mengetuk pintu kamar Decky.
Pintu terbuka dari dalam, dia tercium aroma parfum lelaki yang sangat tidak asing.
Sifa menyadari bahwa ternyata dirinya tetap saja mendambakan aroma ini, biarpun lelaki ini bagaikan iblis yang tidak berhenti menyiksanya dalam tiga tahun.
“Ada apa ?”
“Kita bahas sebentar.”
“Bahas apa ? Bahas selingkuhanmu di luar ?”
“ Decky, kamu bisa bicara baik-baik ?”
Decky tersenyum sinis, “Bicara baik-baik ? denganmu ? Kamu pantas ?”
Sifa mengangkat mata langsung terlihat tatapan benci dan hinaan di dalam mata Decky, rasa kesengsaraan yang telah lama bertahan akhirnya roboh juga.
“ Decky, kejadian saat itu benaran bukan aku yang buat ! Aku juga tidak tahu, aku juga korbannya tahu ? !
Pada saat kejadian itu terjadi, orang keluargaku memaksa kamu menikahiku, memang salah. Tetapi mereka juga demi nama baikku !
Aku mengikutimu dari masa perawan, melayanimu sepenuh hati dalam tiga tahun ini, namun harus terus menerima siksaan dan hinaanmu pada setiap saatnya, semua ini hanya demi apa !
Jangan-jangan hanya karena aku kebetulan mengutarakan perasaan kepadamu pada hari itu, jadi kamu nekat fitnah aku untuk kejadian ini ya ? !”
Decky melihat wanita yang putus asa di hadapannya, merasa sedikit sakit hati, namun ketika kepikiran Yuli yang masih berbaring di atas kasur pasien, dia tersenyum sinis lagi,
“Oh ya ? Bukan kamu ? Jadi Yuli ya ? Saat itu hanya kita bertiga yang ada di sana, Yuli sudah ada penyakit jantung sejak kecil, emosionalnya harus stabil, masalah ini kamu tidak tahu ya ? Haha, jangan-jangan kamu sekarang mau bilang dia yang mencari begitu banyak wartawan, lalu membuat dirinya terkejut sampai berbaring tiga tahun di atas kasur ya ?”
Melihat Decky yang emosi tidak terima, hati Sifa menjadi dingin total.
Lelaki yang dia cintai, tetap saja tidak mempercayainya.
“Haha, kalau begitu, berikan saja jantungku kepadanya.”
Sifa menatap lelaki di hadapannya dan berkata dengan nada ringan, “Dalam tiga tahun ini kamu terus menyiksaku, hanya demi menanti kedatangan hari ini kan. Haha maaf sekali membuat kamu menunggu lama, sekarang, harapanmu akhirnya bisa terwujudkan.”
Novel Terkait
See You Next Time
Cherry BlossomInnocent Kid
FellaInventing A Millionaire
EdisonUntouchable Love
Devil BuddyMy Perfect Lady
AliciaThe True Identity of My Hubby
Sweety GirlMarriage Journey×
- Bab 1 : Kanker Lambung Stadium Terakhir
- Bab 2 : Kamu Kotor
- Bab 3 : Decky Menidurinya
- Bab 4 : Menghindar Bagaikan Ular Berbisa
- Bab 5 : Berikan Jantungku Kepadanya
- Bab 6 : Aku Merasa Aku Kotor !
- Bab 7 Transplantasi Dihentikan
- Bab 8 Hamil ?
- Bab 9 Anak Haram Siapa
- Bab 10 Kamu Tidak Pantas Menjadi Seorang Ibu
- Bab 9 Aku Tidak Punya Rumah
- Bab 12 Hasil Terburuk
- Bab 13 Wanita Tidak Tahu Malu
- Bab 14 Wanitaku
- Bab 15 Itu Anakku
- Bab 16 Shen, Kamu Tidak Pantas!
- Bab 17 Berubah Seiring Berjalannya Waktu
- Bab 18 Orang Seperti Apa
- Bab 19 Tamu Yang Tiba-tiba Datang Tanpa Diundang
- Bab 20 Membusuk Di Sekitarku
- Bab 21 Sedikit Berubah
- Bab 22 Harapan Mendapatkan Kekecewaan
- Bab 23 Bersimpati
- Bab 24 Bertemu di Rumah Sakit Secara Tidak Sengaja
- Bab 25 Keadaan Darurat
- Bab 26 Wanita Kuat
- Bab 27 Tidak Boleh Mati!
- Bab 28 Terserah!
- Bab 29 Mengkhawatirkanku?
- Bab 30 Seperti Sepasang Suami Istri
- Bab 31 Curiga
- Bab 32 Aku Nyonya Leng
- Bab 33 Kamu Mengorok
- Bab 34 Bawa Masuk
- Bab 35 Isi Hati
- Bab 36 Aku Sudah Memperkerjakan Pembantu Untukmu
- Bab 37 Shen Yang Berbeda
- Bab 38 Pembukuan?
- Bab 39 Kamu Hari Ini Cantik Sekali
- Bab 40 Makan Malam Keluarga Leng
- Bab 41 Serangan Balik
- Bab 42 Wanita Dengan Dua Watak
- Bab 43 Kami Akan Berusaha
- Bab 44 Secercah Harapan, Beratus Kali Lipat Usaha
- Bab 45 Menjadi Asistennya?
- Bab 46 Wanita Ini Tidak Gampang
- Bab 47 Rumor
- Bab 48 Bercanda Berlebihan
- Bab 49 Jaga Dirimu Dengan Baik (1)
- Bab 50 Jaga Dirimu Dengan Baik (2)
- Bab 51 Wanita Cantik, Marsha
- Bab 52 Pria Munafik
- Bab 53 Biarkan Aku Menemanimu Di Saat Sedih
- Bab 54 Wanita Pemberani
- Bab 55 Dengan Begini Apakah Kita Sudah Menjadi Teman?
- Bab 56 Aku Akan Melindungimu Mulai Dari Sekarang
- Bab 57 Bukankah Kamu Suka Seperti Ini?
- Bab 58 Bisakah Kamu Membawakanku Pakaian
- Bab 59 Tidak Peduli Apa Tujuanmu, Kamu Telah Berhasil
- Bab 60 Momen Yang Memalukan
- Bab 61 Tetap Terasa Dingin
- Bab 62 Apakah Dia Telah Pergi?
- Bab 63 Cemburu
- Bab 64 Lihat Saja Pulang Nanti
- Bab 65 Semakin Menarik Semakin Berbahaya
- Bab 66 Kekecewaan Dan Keputusasaan Datang Dari Harapan
- Bab 67 Tolong aku!
- Bab 68 Situasi Berbahaya
- Bab 69 Pegang Erat Tanganku
- Bab 70 Wanita Bertekad Dengan Pisau
- Bab 71 Tuhan Tahu Betapa Khawatirnya Dia
- Bab 72 Perubahan Mendadak
- Bab 73 Aku Dan Dia Pilih Salah Satu
- Bab 74 Jangan Bergerak!
- Bab 75 Melepaskanmu
- Bab 76 Kamu Tidak Pantas Menyukai Dia!
- Bab 77 Niat Licik
- Bab 79 Dia Sedang Sakit, Penyakit Yang Tidak Dapat Disembuhkan
- Bab 79 Laras, Tolong Menjaga Rahasia Ini
- Bab 80 Kondisi Penyakit Semakin Memburuk
- Bab 81 Perhatian Yang Tiba-Tiba
- Bab 82 Kehangatan
- Bab 83 Gaun Motif Bintang
- Bab 84 Sangat Cocok Denganmu
- Bab 85 Penghargaan Untukmu!
- Bab 86 Pikiran Ariana
- Bab 87 Lebih Perhatian Dari Dirinya Sendiri?
- Bab 88 Pusat Perhatian Semua Orang
- Bab 89 Tubuhmu Begitu Jujur?
- Bab 90 Beri Kesempatan?
- Bab 91 Mau Jadi Wanita Sejatiku?
- Bab 92 Wanita Yang Sedang Jatuh Cinta Memang Berbeda
- Bab 93 Hidup yang Didambakan
- Bab 94 Ngambek?
- Bab 95 Bagaimana Menghadapinya
- Bab 96 Tidak Ada Yang Lebih Mencintaimu Daripada Aku
- Bab 97 Merebut Wanita Orang Lain
- Bab 98 Harus Memperlakukannya Dengan Baik
- Bab 99 Pelecehan Seksual Dan Kekerasan
- Bab 100 Luka Hati
- Bab 101 Masalah Ini Tidak Begitu Sederhana
- Bab 102 Takut Akan Kepergiannya Yang Mendadak
- Bab 103 Kamu Suka Dia Kan?
- Bab 104 Aku Tidak Mau Bermain-Main Lagi
- Bab 105 Aku Jatuh Cinta Dengannya, Apakah Ada Yang Salah?
- Bab 106 Perjanjian Perceraian
- Bab 107 Ayo Kita Mulai Dari Awal Hubungan Kita?
- Bab 108 Selama Aku Ingin Kamu Milikku, Maka Kamu Hanya Bisa Jadi Milikku
- Bab 109 Kalau Merindukannya, Harusnya Pergi Langsung Menemuinya Tidak Peduli Seberapa Jauh Itu
- Bab 110 Aku Hanya Mencintai Satu Pria
- Bab 111 Gunung Es Ribuan Tahun Telah Meleleh?
- Bab 112 Romantis
- Bab 113 Sifa, Wanitaku
- Bab 114 Tidakkah Harus Memberiku Penghargaan?
- Bab 115 Takut Semua Ini Hanyalah Mimpi
- Bab 116 Penurunan Suhu Secara Tiba-tiba
- Bab 117 Mengibaskan Ekor
- Bab 118 Dia Tidak Bisa
- Bab 119 Mengapa Dia Melakukan Ini
- Bab 120 Cemburu
- Bab 121 Mengambil Inisiatif
- Bab 122 Perasaan Bukan Sesuatu Yang Dapat Dikendalikan
- Bab 123 Benar-Benar Menganggap Dirimu Sebagai Anak Dari Keluarga An
- Bab 124 Aku Tidak Akan Meremehkan Seseorang Sepertimu
- Bab 125 Memasuki Ranah Hiburan
- Bab 126 Status Sosial
- Bab 127 Sekolah Akting
- Bab 128 Cari Masalah?
- Bab 129 Kesempatan Membuktikan Diri
- Bab 130 Membentuk Tim Proyek
- Bab 131 Tidak Akan Melupakan Pelajaran
- Bab 132 Kura-kura Tua Akhirnya Berubah Cerdas
- Bab 133 Membuat Rencana Baru
- Bab 134 Mengambil Langkah Yang Tidak Biasa
- Bab 135 Bermain Dengan Api
- Bab 136 Apa Kamu Merindukan Aku ?
- Bab 137 Kebuntuan Investigasi
- Bab 138 Kekalahan
- Bab 139 Bisa Terpikirkan Aku, Itu Sudah Cukup
- Bab 140 Pertikaian Yang Jelas Sekali
- Bab 141 Tidak Kenal Akrab
- Bab 142 Kemunculan Yang Mengejutkan
- Bab 143 Kehangatan Sementara
- Bab 144 Krisis
- Bab 145 Menyelamatkan Korban
- Bab 146 Juna Lai
- Bab 147 Kamu Adalah Ayah Yang Baik
- Bab 148 Penyelidikan
- Bab 149 Kebenaran
- Bab 150 Keputusan Akhir
- Bab 151 Serangan Balik Yang Kuat
- Bab 152 Tertawalah Kalau Senang
- Bab 153 Bisakah Kamu Membantuku
- Bab 154 Apa Pun Yang Terjadi, Tolong Selamatkan Anakku
- Bab 155 Punya Hak Apa Kamu
- Bab 156 Jangan Mati Di Dalam Mobilku!
- Bab 157 Kabar Baik
- Bab 158 Kamu Tunggu Saja!
- Bab 159 Beritahu Aku Kalau Itu Bukan Sungguhan
- Bab 160 Pria Lain
- Bab 161 Kamu Coba Saja
- Bab 162 Perang Dingin
- Bab 163 Rasa Cemburu Yang Berlebihan
- Bab 164 Jangan Lupa Masalah Sebelumnya
- Bab 165 Sayang, Santai saja
- Bab 166 Kesempatan Yang Bisa Disembuhkan Dari Penyakit
- Bab 167 Selamat Ulang Tahun
- Bab 168 Rencana
- Bab 169 Rencana (2)
- Bab 170 Meskipun Tidak Percaya
- Bab 171 Aku Berharap Kamu Mati
- Bab 172 Badai Rumor
- Bab 173 Dia Yang Tidak Normal
- Bab 174 Perjanjian Perceraian
- Bab 175 Menginginkannya dengan Ganas
- Bab 176 Anakku ...
- Bab 178 Apakah Kondisi Ini Bisa Membaik?
- Bab 179 Gangguan Tanpa Henti
- Bab 180 Tidak Menghalangimu!
- Bab 181 Roda Berputar
- Bab 182 Apakah Kamu Orang Dunia Hiburan!
- Bab 183 Sadar Sepenuhnya
- Bab 184 Pergi
- Bab 185 Awalan Baru
- Bab 186 Masa Lalu Yang Tidak Bisa Dikenang
- Bab 187 Bangun
- Bab 188 Curhat
- Bab 189 Marsha Pergi
- Bab 190 Tindakan Kecil
- Bab 191 Terekspos
- Bab 192 Mencari Kesempatan
- Bab 193 Selalu Merindukannya
- Bab 194 Aku Ingin Dia Mati
- Bab 195 Sherly
- Bab 196 Pernah Mencintainya
- Bab 197 Menutup Pameran Lukisan
- Bab 198 Berangkat Ke Amerika Serikat
- Bab 199 Gerakan Janin
- Bab 200 Perhatian Hendi
- Bab 201 Sama Sekali Tidak Tahu Pameran Lukis Ditutup
- Bab 202 Diam-Diam Menyelidiki
- Bab 203 Menuju Apartemen
- Bab 204 Yuli Sakit Parah
- Bab 205 Menerima Pukulan
- Bab 206 Tidak Bisa Menghadapi Tekanan
- Bab 208 Tekanan Sifa
- Bab 208 Mendatangi
- Bab 209 Terpancing Emosi
- Bab 211 Kecemasan
- Bab 212 Kabar Mendadak
- Bab 213 Perasaan Bertentangan
- Bab 213 Penyebaran Sel Kanker
- Bab 214 Pertahanan Satu-Satunya
- Bab 215 Kedatangan Decky
- Bab 217 Tubuh Yang Lemah
- Bab 218 Kemarahan Yang Tidak Terkendali
- Bab 219 Diri Yang Tidak Berdaya
- Bab 219 Tubuh Lemah
- Bab 220 Memberi Tugas Secara Rahasia
- Bab 221 Menjaga Sepenuh Hati
- Bab 222 Menerima Pengobatan
- Bab 223 Mengatur Secara Rahasia
- Bab 224 Mengenang Masa Kecil
- Bab 225 Mendadak Pulang
- Bab 226 Bertemu Yuli
- Bab 227 Suasana yang Menekan
- Bab 228 Mengetahui Balas Dendam Dari Hendi
- Bab 229 Kerahasiaan Laras
- Bab 230 Kabar Baik Mendadak
- Bab 231 Yuli Akan Segera Bangun
- Bab 232 Ariana Memicu Keributan Besar
- Bab 233 Menjerat Tanpa Akhir
- Bab 234 Melihat Trik Licik Ariana
- Bab 235 Kabar Baik
- Bab 236 Insiden Ariana
- Bab 237 Yuli Bangun
- Bab 238 Mendapatkan Tanggapan
- Bab 239 Minta Enam Milyar
- Bab 240 Sudah Boleh Pulang
- Bab 241 Terus Berpikir
- Bab 242 Kembali Normal
- Bab 243 Panggilan Telepon Dari Ibu Leng
- Bab 244 Ketenangan Yang Akan Segera Hancur
- Bab 245 Tidak Ingin Membebani Hendi
- Bab 246 Kabar Baik Yang Tiba-Tiba Datang
- Bab 247 Dipaksa Kembali
- Bab 248 Diantar Lagi Ke Gerbang Pintu Rumah Keluarga Leng
- Bab 249 Hendi Mencari Dengan Sangat Panik
- Bab 250 Menanyakan Dan Menyalahkan
- Bab 251 Mendapat Saham
- Bab 252 Bertengkar
- Bab 253 Mengingat Masa Lalu
- Bab 254 Kekecewaan Tidak Berujung
- Bab 255 Menyewa Rumah Di Luar
- Bab 256 Bertemu Dengan Laras
- Bab 257 Hendi Kembali
- Bab 258 Tragedi
- Bab 259 Mengubah Pemikiran
- Bab 260 Pertemuan Yang Canggung
- Bab 262 Benar-Benar Kehilangan Harapan
- Bab 262 Sengketa Di Ruang Tamu
- Bab 264 Jatuh
- Bab 265 Mencoba Membuat Tuduhan Palsu
- Bab 266 Pertengkaran Antar Teman Baik
- Bab 267 Pikiran Yang Jahat
- Bab 268 Dia Sedang Berbohong
- Bab 269 Melakukan Kepalsuan
- Bab 270 Damai
- Bab 271 Tes DNA
- Bab 272 Ayo Bicarakan Ini Denganku
- Bab 273 Penghinaan
- Bab 274 Dilema
- Bab 275 Dilema
- 276 Menolak Cek
- 277 Berkomunikasi dengan Kakek
- BAB 278 Kecewa
- 279 Dalam Suasana Hati yang Buruk
- Bab 280 Bertemu Hendi Di Bar
- Bab 281 Main Tangan
- Bab 282 Kembali Ke Rumah Keluarga Leng
- Bab 283 Punya Pemikiran Masing-masing
- Bab 284 Diperingatkan
- Bab 285 Tidak Boleh Mengalah
- Bab 286 Dikalahkan
- Bab 287 Tidak Puas
- Bab 288 Kekhawatiran
- Bab 289 Diskusi Tak Berhasil
- Bab 290 Rapat di Ruang Kerja
- Bab 291 Tiga Persyaratan
- Bab 292 Mengikat
- Bab 293 Pembagian Warisan
- Bab 294 Mengobrol Secara Terbuka