Marriage Journey - Bab 173 Dia Yang Tidak Normal
Semua orang berdiri di tempat dan berbisik, Marsha yang berdiri di belakang telah mendengar semua perkataan Kak Fey.
Marsha tiba-tiba berjalan menuju Kak Fey dengan marah, dan cangkir di tangannya jatuh ke arah Kak Fey ketika dia melewati samping Kak Fey.
“Apa yang sedang kamu lakukan, apakah kamu tidak melihat ketika kamu melakukan sesuatu?” Kak Fey berteriak pada Marsha.
"Apa yang sedang aku lakukan? Mengapa kamu tidak menimbang dirimu sendiri terlebih dahulu, kamu hanya pintar menggosipkan orang lain sepanjang waktu."
Marsha mendongak dan memelototi Kak Fey, Kak Fey langsung marah, kemudian dia menunjuk ke arah Marsha dan berteriak.
"Kamu itu siapa? Kamu berani menantangku di sini? Apakah kamu tahu tentang masalah Sifa? Sepertinya kalian berdua itu sama."
Kak Fey berkata pada Marsha.
Marsha sejak awal sudah tahu tentang masalah Sifa, tetapi meskipun demikian, dia masih tidak percaya bahwa Sifa akan melakukan hal seperti itu.
"Kamu itu siapa? Kamu berani membuat masalah di perusahaan, apakah kamu lupa bagaimana Direktur An menegurmu pada saat itu?"
Marsha tidak pernah takut pada masalah, dia perlahan berjalan ke arah Kak Fey, dan memelototi Kak Fey dengan ganas.
"Melihat dari penampilanmu ini, apakah kamu masih mengganggap Direktur An sangat berkuasa di perusahaan? Ini adalah perusahaan Direktur Leng, apakah menurutmu Direktur An masih bisa berada di sini setelah terjadi hal seperti ini?"
Untuk sesaat, Marsha tertegun di tempat, Decky tidak tahu kapan telah berjalan ke arah mereka, ekspresi wajahnya sangat jelek.
“Direktur Leng.” Meskipun Marsha tidak terlalu menyukai Decky, tetapi bagaimanapun juga, Decky adalah atasannya di perusahaan, jadi dia masih perlu memiliki sikap yang seharusnya dia miliki.
Decky mendongak dan menatap Marsha, Marsha tidak takut, dia menatap mata Decky tanpa berbicara.
Kak Fey berdiri di samping, menundukkan kepalanya dan tidak berbicara.
“Apa yang sedang kalian diskusikan, sepertinya aku telah mendengar namaku.” Decky menatap Marsha dan berkata.
Marsha tersenyum datar: "Tidak ada apa-apa, Direktur Leng, kami hanya membahas masalah pekerjaan."
Marsha menjelaskannya pada Decky.
"Direktur Leng, Asisten Marsha baru saja mendiskusikan tentang Direktur An."
Kak Fey berkata kepada Decky dengan penuh amarah, kemudian dia menatap Marsha dengan senyum puas.
Ketika mendengar nama Laras, hati Decky sedikit menegang, dia berbalik, dan matanya penuh dengan niat membunuh, dia memelototi Kak Fey dengan tegas, seolah-olah dia akan bergegas ke arah Kak Fey untuk membunuhnya pada detik berikut.
Kak Fey juga takut dengan Decky yang ada di depannya, dia mundur dua langkah, menundukkan kepalanya, tatapannya sedikit menghindari Decky.
Decky perlahan melangkah maju, aura dinginnya membuat orang tidak bisa bernafas.
Marsha menatap Kak Fey dengan sedikit khawatir dan menggelengkan kepalanya.
Kak Fey sangat jelas tahu bahwa sekarang nama Direktur An adalah area sensitif, tetapi dia masih mau ikut campur ketika Marsha hampir berhasil mengendalikan situasi.
Sekarang situasi sudah menjadi seperti ini, Marsha juga tidak bisa menyelamatkannya.
“Apa yang baru saja kamu katakan?” Decky bertanya pada Kak Fey dengan dingin.
Perkataannya penuh dengan kesabaran dan amarah, dan Kak Fey melangkah mundur karena ketakutan.
Dia tergagap dan berkata: "Tidak apa-apa, kami hanya sedang membicarakan masalah pekerjaan, Direktur Leng ..."
Sebelum Kak Fey selesai berbicara, Decky berjalan maju dan mencekik leher Kak Fey.
Ekspresinya menjadi semakin suram, dan kekuatan di tangannya perlahan meningkat, Kak Fey berjuang dan berteriak, "Direktur Leng ... Direktur Leng ..."
Marsha berdiri di belakang Decky, dia tidak berani berbicara dan memperhatikan gerakan Decky.
“Kamu katakan sekali lagi, apa yang kamu bicarakan tadi?” Decky menekankan nadanya lagi, kekuatan tangannya juga semakin meningkat.
Ekspresi wajah Kak Fey semakin jelek, pipinya semakin merah, dan dia langsung mengulurkan tangannya untuk meraih tangan Decky.
Marsha berdiri di belakang dan melangkah maju dengan sedikti khawatir: "Kamu tidak boleh meningkatkan kekuatan tanganmu lagi, coba lihat dia."
Marsha mengulurkan tangannya untuk membantu Kak Fey, tetapi emosi Decky sepertinya telah lepas kendali, dia berbalik dan berteriak pada Marsha: "Urusanku masih bukan giliranmu untuk mengaturnya."
Marsha terkejut dengan Decky yang lepas kendali, dia langsung melangkah mundur, dia belum pernah melihat Decky seperti ini.
"Dia akan mati! Apakah kamu tahu apa yang kamu lakukan sekarang, apakah kamu benar-benar percaya bahwa Sifa akan melakukan hal seperti itu?"
Marsha pada dasarnya tahu mengapa Decky begitu tidak normal hari ini, meskipun dia tidak terlalu menyukai Decky, tetapi dia percaya bahwa Sifa memiliki posisi di dalam hati Decky.
“Jangan sebutkan wanita itu padaku!” Mata Decky merah, dia menoleh untuk melihat ke arah Marsha.
Sekarang semua orang tahu hubungan Decky dan Sifa, di satu sisi, mereka terkejut dengan identitas Sifa, dan di sisi lain, mereka menyesal atas apa yang telah mereka lakukan pada Sifa.
"Sekarang kamu di perusahaan! Coba kamu lihat bagaimana penampilanmu sekarang!"
Marsha berteriak keras pada Decky.
Kak Fey juga berkata: "Direktur Leng, aku tidak akan menyebut Direktur An lagi, aku tidak akan menyebutnya lagi ..."
Decky memelototi Kak Fey dengan ganas, dan akhirnya dia melepaskan tangannya, wajah Kak Fey penuh dengan emosi ketakutan.
Kak Fey berlari ke sisi lain, kejadian hari ini seharusnya bisa membuatnya tenang selama beberapa bulan.
Decky berdiri di depan Marsha dan memelototi Marsha dengan ganas, tatapannya membuat Marsha sedikit gelisah.
Decky berbalik dan berjalan menuju kantor, saat ini, saham PT.Leng.Tbk sudah berfluktuasi secara dramatis, dan semua orang di perusahaan sangat khawatir.
Bagaimanapun juga, dampak kejadian ini terhadap reputasi PT.Leng.Tbk terlalu besar, dan semua karyawan perusahaan sangat sibuk mengurus masalah ini.
Sejak Decky kembali ke perusahaan, mata semua orang tidak pernah meninggalkannya.
Semua orang tahu masalah Sifa, sekarang Sifa belum datang ke perusahaan, dan Laras pasti tidak akan datang juga.
Decky duduk di kantor dengan wajah jelek, dia mengamati penurunan harga saham di komputer.
PT.Leng.Tbk sedang menjalankan proyek-proyek baru, setelah kejadian seperti ini, terjadinya penurunan harga saham telah berada di dalam dugaannya.
"Direktur Leng, Ayah Leng menelepon Anda dan membiarkan Anda membawa Nona Sifa kembali."
Linda berdiri di luar pintu, menatap Decky dengan hati-hati.
Decky mendongak dengan kesal dan mengangguk, kemudian dia mengeluarkan ponselnya untuk melihat.
Terdapat puluhan panggilan tidak terjawab, sejak kejadian ini terjadi, keluarganya selalu membiarkannya membawa Sifa kembali.
Tetapi dia tidak mengangkat telepon, dia masih tidak ingin bercerai dengan wanita tersebut, meskipun dia tahu telah terjadi hal seperti ini.
Decky berdiri dan perlahan berjalan menuju kantor Sifa sebelumnya, tidak ada yang berubah di kantor Sifa.
Tidak seperti sebelumnya, Sifa sudah lama tidak datang ke sini, sehingga sudah tidak ada bau yang unik lagi.
Melihat catatan dan barang-barang Sifa yang ada di atas meja, Decky sangat marah, begitu dia memikirkan adegan di mana Sifa bersama pria lain di tempat tidur, dia merasa hatinya seperti digigit oleh semut yang tak terhitung jumlahnya.
Dia mengulurkan tangan dan membuang semua barang yang ada di meja ke lantai.
Novel Terkait
My Beautiful Teacher
Haikal ChandraNikah Tanpa Cinta
Laura WangMy Enchanting Guy
Bryan WuUnlimited Love
Ester GohCinta Tapi Diam-Diam
RossieTernyata Suamiku Seorang Milioner
Star AngelLove Is A War Zone
Qing QingHis Second Chance
Derick HoMarriage Journey×
- Bab 1 : Kanker Lambung Stadium Terakhir
- Bab 2 : Kamu Kotor
- Bab 3 : Decky Menidurinya
- Bab 4 : Menghindar Bagaikan Ular Berbisa
- Bab 5 : Berikan Jantungku Kepadanya
- Bab 6 : Aku Merasa Aku Kotor !
- Bab 7 Transplantasi Dihentikan
- Bab 8 Hamil ?
- Bab 9 Anak Haram Siapa
- Bab 10 Kamu Tidak Pantas Menjadi Seorang Ibu
- Bab 9 Aku Tidak Punya Rumah
- Bab 12 Hasil Terburuk
- Bab 13 Wanita Tidak Tahu Malu
- Bab 14 Wanitaku
- Bab 15 Itu Anakku
- Bab 16 Shen, Kamu Tidak Pantas!
- Bab 17 Berubah Seiring Berjalannya Waktu
- Bab 18 Orang Seperti Apa
- Bab 19 Tamu Yang Tiba-tiba Datang Tanpa Diundang
- Bab 20 Membusuk Di Sekitarku
- Bab 21 Sedikit Berubah
- Bab 22 Harapan Mendapatkan Kekecewaan
- Bab 23 Bersimpati
- Bab 24 Bertemu di Rumah Sakit Secara Tidak Sengaja
- Bab 25 Keadaan Darurat
- Bab 26 Wanita Kuat
- Bab 27 Tidak Boleh Mati!
- Bab 28 Terserah!
- Bab 29 Mengkhawatirkanku?
- Bab 30 Seperti Sepasang Suami Istri
- Bab 31 Curiga
- Bab 32 Aku Nyonya Leng
- Bab 33 Kamu Mengorok
- Bab 34 Bawa Masuk
- Bab 35 Isi Hati
- Bab 36 Aku Sudah Memperkerjakan Pembantu Untukmu
- Bab 37 Shen Yang Berbeda
- Bab 38 Pembukuan?
- Bab 39 Kamu Hari Ini Cantik Sekali
- Bab 40 Makan Malam Keluarga Leng
- Bab 41 Serangan Balik
- Bab 42 Wanita Dengan Dua Watak
- Bab 43 Kami Akan Berusaha
- Bab 44 Secercah Harapan, Beratus Kali Lipat Usaha
- Bab 45 Menjadi Asistennya?
- Bab 46 Wanita Ini Tidak Gampang
- Bab 47 Rumor
- Bab 48 Bercanda Berlebihan
- Bab 49 Jaga Dirimu Dengan Baik (1)
- Bab 50 Jaga Dirimu Dengan Baik (2)
- Bab 51 Wanita Cantik, Marsha
- Bab 52 Pria Munafik
- Bab 53 Biarkan Aku Menemanimu Di Saat Sedih
- Bab 54 Wanita Pemberani
- Bab 55 Dengan Begini Apakah Kita Sudah Menjadi Teman?
- Bab 56 Aku Akan Melindungimu Mulai Dari Sekarang
- Bab 57 Bukankah Kamu Suka Seperti Ini?
- Bab 58 Bisakah Kamu Membawakanku Pakaian
- Bab 59 Tidak Peduli Apa Tujuanmu, Kamu Telah Berhasil
- Bab 60 Momen Yang Memalukan
- Bab 61 Tetap Terasa Dingin
- Bab 62 Apakah Dia Telah Pergi?
- Bab 63 Cemburu
- Bab 64 Lihat Saja Pulang Nanti
- Bab 65 Semakin Menarik Semakin Berbahaya
- Bab 66 Kekecewaan Dan Keputusasaan Datang Dari Harapan
- Bab 67 Tolong aku!
- Bab 68 Situasi Berbahaya
- Bab 69 Pegang Erat Tanganku
- Bab 70 Wanita Bertekad Dengan Pisau
- Bab 71 Tuhan Tahu Betapa Khawatirnya Dia
- Bab 72 Perubahan Mendadak
- Bab 73 Aku Dan Dia Pilih Salah Satu
- Bab 74 Jangan Bergerak!
- Bab 75 Melepaskanmu
- Bab 76 Kamu Tidak Pantas Menyukai Dia!
- Bab 77 Niat Licik
- Bab 79 Dia Sedang Sakit, Penyakit Yang Tidak Dapat Disembuhkan
- Bab 79 Laras, Tolong Menjaga Rahasia Ini
- Bab 80 Kondisi Penyakit Semakin Memburuk
- Bab 81 Perhatian Yang Tiba-Tiba
- Bab 82 Kehangatan
- Bab 83 Gaun Motif Bintang
- Bab 84 Sangat Cocok Denganmu
- Bab 85 Penghargaan Untukmu!
- Bab 86 Pikiran Ariana
- Bab 87 Lebih Perhatian Dari Dirinya Sendiri?
- Bab 88 Pusat Perhatian Semua Orang
- Bab 89 Tubuhmu Begitu Jujur?
- Bab 90 Beri Kesempatan?
- Bab 91 Mau Jadi Wanita Sejatiku?
- Bab 92 Wanita Yang Sedang Jatuh Cinta Memang Berbeda
- Bab 93 Hidup yang Didambakan
- Bab 94 Ngambek?
- Bab 95 Bagaimana Menghadapinya
- Bab 96 Tidak Ada Yang Lebih Mencintaimu Daripada Aku
- Bab 97 Merebut Wanita Orang Lain
- Bab 98 Harus Memperlakukannya Dengan Baik
- Bab 99 Pelecehan Seksual Dan Kekerasan
- Bab 100 Luka Hati
- Bab 101 Masalah Ini Tidak Begitu Sederhana
- Bab 102 Takut Akan Kepergiannya Yang Mendadak
- Bab 103 Kamu Suka Dia Kan?
- Bab 104 Aku Tidak Mau Bermain-Main Lagi
- Bab 105 Aku Jatuh Cinta Dengannya, Apakah Ada Yang Salah?
- Bab 106 Perjanjian Perceraian
- Bab 107 Ayo Kita Mulai Dari Awal Hubungan Kita?
- Bab 108 Selama Aku Ingin Kamu Milikku, Maka Kamu Hanya Bisa Jadi Milikku
- Bab 109 Kalau Merindukannya, Harusnya Pergi Langsung Menemuinya Tidak Peduli Seberapa Jauh Itu
- Bab 110 Aku Hanya Mencintai Satu Pria
- Bab 111 Gunung Es Ribuan Tahun Telah Meleleh?
- Bab 112 Romantis
- Bab 113 Sifa, Wanitaku
- Bab 114 Tidakkah Harus Memberiku Penghargaan?
- Bab 115 Takut Semua Ini Hanyalah Mimpi
- Bab 116 Penurunan Suhu Secara Tiba-tiba
- Bab 117 Mengibaskan Ekor
- Bab 118 Dia Tidak Bisa
- Bab 119 Mengapa Dia Melakukan Ini
- Bab 120 Cemburu
- Bab 121 Mengambil Inisiatif
- Bab 122 Perasaan Bukan Sesuatu Yang Dapat Dikendalikan
- Bab 123 Benar-Benar Menganggap Dirimu Sebagai Anak Dari Keluarga An
- Bab 124 Aku Tidak Akan Meremehkan Seseorang Sepertimu
- Bab 125 Memasuki Ranah Hiburan
- Bab 126 Status Sosial
- Bab 127 Sekolah Akting
- Bab 128 Cari Masalah?
- Bab 129 Kesempatan Membuktikan Diri
- Bab 130 Membentuk Tim Proyek
- Bab 131 Tidak Akan Melupakan Pelajaran
- Bab 132 Kura-kura Tua Akhirnya Berubah Cerdas
- Bab 133 Membuat Rencana Baru
- Bab 134 Mengambil Langkah Yang Tidak Biasa
- Bab 135 Bermain Dengan Api
- Bab 136 Apa Kamu Merindukan Aku ?
- Bab 137 Kebuntuan Investigasi
- Bab 138 Kekalahan
- Bab 139 Bisa Terpikirkan Aku, Itu Sudah Cukup
- Bab 140 Pertikaian Yang Jelas Sekali
- Bab 141 Tidak Kenal Akrab
- Bab 142 Kemunculan Yang Mengejutkan
- Bab 143 Kehangatan Sementara
- Bab 144 Krisis
- Bab 145 Menyelamatkan Korban
- Bab 146 Juna Lai
- Bab 147 Kamu Adalah Ayah Yang Baik
- Bab 148 Penyelidikan
- Bab 149 Kebenaran
- Bab 150 Keputusan Akhir
- Bab 151 Serangan Balik Yang Kuat
- Bab 152 Tertawalah Kalau Senang
- Bab 153 Bisakah Kamu Membantuku
- Bab 154 Apa Pun Yang Terjadi, Tolong Selamatkan Anakku
- Bab 155 Punya Hak Apa Kamu
- Bab 156 Jangan Mati Di Dalam Mobilku!
- Bab 157 Kabar Baik
- Bab 158 Kamu Tunggu Saja!
- Bab 159 Beritahu Aku Kalau Itu Bukan Sungguhan
- Bab 160 Pria Lain
- Bab 161 Kamu Coba Saja
- Bab 162 Perang Dingin
- Bab 163 Rasa Cemburu Yang Berlebihan
- Bab 164 Jangan Lupa Masalah Sebelumnya
- Bab 165 Sayang, Santai saja
- Bab 166 Kesempatan Yang Bisa Disembuhkan Dari Penyakit
- Bab 167 Selamat Ulang Tahun
- Bab 168 Rencana
- Bab 169 Rencana (2)
- Bab 170 Meskipun Tidak Percaya
- Bab 171 Aku Berharap Kamu Mati
- Bab 172 Badai Rumor
- Bab 173 Dia Yang Tidak Normal
- Bab 174 Perjanjian Perceraian
- Bab 175 Menginginkannya dengan Ganas
- Bab 176 Anakku ...
- Bab 178 Apakah Kondisi Ini Bisa Membaik?
- Bab 179 Gangguan Tanpa Henti
- Bab 180 Tidak Menghalangimu!
- Bab 181 Roda Berputar
- Bab 182 Apakah Kamu Orang Dunia Hiburan!
- Bab 183 Sadar Sepenuhnya
- Bab 184 Pergi
- Bab 185 Awalan Baru
- Bab 186 Masa Lalu Yang Tidak Bisa Dikenang
- Bab 187 Bangun
- Bab 188 Curhat
- Bab 189 Marsha Pergi
- Bab 190 Tindakan Kecil
- Bab 191 Terekspos
- Bab 192 Mencari Kesempatan
- Bab 193 Selalu Merindukannya
- Bab 194 Aku Ingin Dia Mati
- Bab 195 Sherly
- Bab 196 Pernah Mencintainya
- Bab 197 Menutup Pameran Lukisan
- Bab 198 Berangkat Ke Amerika Serikat
- Bab 199 Gerakan Janin
- Bab 200 Perhatian Hendi
- Bab 201 Sama Sekali Tidak Tahu Pameran Lukis Ditutup
- Bab 202 Diam-Diam Menyelidiki
- Bab 203 Menuju Apartemen
- Bab 204 Yuli Sakit Parah
- Bab 205 Menerima Pukulan
- Bab 206 Tidak Bisa Menghadapi Tekanan
- Bab 208 Tekanan Sifa
- Bab 208 Mendatangi
- Bab 209 Terpancing Emosi
- Bab 211 Kecemasan
- Bab 212 Kabar Mendadak
- Bab 213 Perasaan Bertentangan
- Bab 213 Penyebaran Sel Kanker
- Bab 214 Pertahanan Satu-Satunya
- Bab 215 Kedatangan Decky
- Bab 217 Tubuh Yang Lemah
- Bab 218 Kemarahan Yang Tidak Terkendali
- Bab 219 Diri Yang Tidak Berdaya
- Bab 219 Tubuh Lemah
- Bab 220 Memberi Tugas Secara Rahasia
- Bab 221 Menjaga Sepenuh Hati
- Bab 222 Menerima Pengobatan
- Bab 223 Mengatur Secara Rahasia
- Bab 224 Mengenang Masa Kecil
- Bab 225 Mendadak Pulang
- Bab 226 Bertemu Yuli
- Bab 227 Suasana yang Menekan
- Bab 228 Mengetahui Balas Dendam Dari Hendi
- Bab 229 Kerahasiaan Laras
- Bab 230 Kabar Baik Mendadak
- Bab 231 Yuli Akan Segera Bangun
- Bab 232 Ariana Memicu Keributan Besar
- Bab 233 Menjerat Tanpa Akhir
- Bab 234 Melihat Trik Licik Ariana
- Bab 235 Kabar Baik
- Bab 236 Insiden Ariana
- Bab 237 Yuli Bangun
- Bab 238 Mendapatkan Tanggapan
- Bab 239 Minta Enam Milyar
- Bab 240 Sudah Boleh Pulang
- Bab 241 Terus Berpikir
- Bab 242 Kembali Normal
- Bab 243 Panggilan Telepon Dari Ibu Leng
- Bab 244 Ketenangan Yang Akan Segera Hancur
- Bab 245 Tidak Ingin Membebani Hendi
- Bab 246 Kabar Baik Yang Tiba-Tiba Datang
- Bab 247 Dipaksa Kembali
- Bab 248 Diantar Lagi Ke Gerbang Pintu Rumah Keluarga Leng
- Bab 249 Hendi Mencari Dengan Sangat Panik
- Bab 250 Menanyakan Dan Menyalahkan
- Bab 251 Mendapat Saham
- Bab 252 Bertengkar
- Bab 253 Mengingat Masa Lalu
- Bab 254 Kekecewaan Tidak Berujung
- Bab 255 Menyewa Rumah Di Luar
- Bab 256 Bertemu Dengan Laras
- Bab 257 Hendi Kembali
- Bab 258 Tragedi
- Bab 259 Mengubah Pemikiran
- Bab 260 Pertemuan Yang Canggung
- Bab 262 Benar-Benar Kehilangan Harapan
- Bab 262 Sengketa Di Ruang Tamu
- Bab 264 Jatuh
- Bab 265 Mencoba Membuat Tuduhan Palsu
- Bab 266 Pertengkaran Antar Teman Baik
- Bab 267 Pikiran Yang Jahat
- Bab 268 Dia Sedang Berbohong
- Bab 269 Melakukan Kepalsuan
- Bab 270 Damai
- Bab 271 Tes DNA
- Bab 272 Ayo Bicarakan Ini Denganku
- Bab 273 Penghinaan
- Bab 274 Dilema
- Bab 275 Dilema
- 276 Menolak Cek
- 277 Berkomunikasi dengan Kakek
- BAB 278 Kecewa
- 279 Dalam Suasana Hati yang Buruk
- Bab 280 Bertemu Hendi Di Bar
- Bab 281 Main Tangan
- Bab 282 Kembali Ke Rumah Keluarga Leng
- Bab 283 Punya Pemikiran Masing-masing
- Bab 284 Diperingatkan
- Bab 285 Tidak Boleh Mengalah
- Bab 286 Dikalahkan
- Bab 287 Tidak Puas
- Bab 288 Kekhawatiran
- Bab 289 Diskusi Tak Berhasil
- Bab 290 Rapat di Ruang Kerja
- Bab 291 Tiga Persyaratan
- Bab 292 Mengikat
- Bab 293 Pembagian Warisan
- Bab 294 Mengobrol Secara Terbuka