Marriage Journey - Bab 85 Penghargaan Untukmu!
Sifa mengangguk dan berdiri di tepi sudut, tetapi tatapan banyak orang masih membuat Sifa merasa tidak nyaman.
Sifa jarang memakai gaun seperti ini, dia kurang suka menunjukkan tubuhnya, walaupun gaun ini terlihat konservatif, tetapi dia tetap merasa tidak nyaman.
Banyak wanita muda berkumpul bersama, melihat Sifa dari atas ke bawah, kemudian menundukkan kepala, sepertinya mereka sedang membicarakan sesuatu.
Masyarakat berkelas atas bahkan lebih suka bergosip daripada masyarakat berkelas bawah.
Decky duduk di samping dengan mengambil sampanye di tangannya, meskipun tempat mereka duduk sudah merupakan sudut yang paling tidak mencolok, tetapi masih banyak orang yang datang.
Decky dikenal oleh semua pejabat di kota ini dan merupakan pria idaman hampir semua wanita.
Decky tampan dan kaya, jika bisa menikah dengannya, maka akan sangat membantu dirinya dan keluarganya.
Tapi selama bertahun-tahun, Decky jarang keluar untuk bersosialisasi, selain muncul di acara yang berhubungan dengan pekerjaannya, dia pada dasarnya berada di kantor.
Oleh karena itu, banyak gadis harus menghentikan pikiran mereka yang baru saja muncul.
Banyak gadis ingin datang dan berbicara dengan Decky, namun mereka takut dengan wajah dingin Decky.
Salah satu wanita yang membawa temperamen bangsawan, berpakaian sangat menawan, terlihat bagus secara keseluruhan, dengan berani melangkah maju.
Dia tersenyum pada Decky, mengangkat gelasnya ke arah Decky, tersenyum dan dengan lembut berkata kepada Decky, "Presdir Leng, aku telah mengagumimu sejak lama, tidak tahu apakah aku memiliki keberuntungan untuk bersulang denganmu? "
Setelah selesai berbicara, wanita tersebut mengangkat alisnya, menatap Decky dengan penuh harapan.
Semua orang menatap wanita tersebut dengan mata lebar, dia benar-benar sangat berani.
Decky tidak berbicara untuk waktu yang lama, tubuhnya memancarkan aura yang tidak boleh didekati orang asing.
Dia mengangkat gelas anggurnya dan menjilat bibirnya, semua orang menatap ke sisi ini dengan penasaran, semua orang mengira akan ada pemandangan yang berbeda dari sebelumnya dan Decky akan menerimanya.
Tetapi di bawah tatapan semua orang yang terkejut, Decky mengangkat gelas anggurnya dan menuangkan sampanye ke gelas wanita tersebut.
Warna campuran anggur merah dan sampanye tampak agak jelek dan wanita tersebut membuka matanya lebar-lebar dengan sedikit bingung.
Decky tersenyum, suaranya sangat rendah "Penghargaan untukmu."
Semua orang berbisik dan menatap gadis tersebut seolah-olah sedang menonton pertunjukan.
Gadis tersebut tidak menyangka akan muncul adegan seperti ini, pria yang dia sukai begitu lama akan menghina dirinya di hadapan semua orang.
Air mata mengalir dari matanya dan tangan yang memegang gelas anggur langsung bergetar.
Dia berbalik, meletakkan gelas anggur, kemudian berlari ke arah luar, samar-samar terdengar suara tangisan.
Decky dari awal sampai akhir tidak pernah menatap wanita tersebut dan tidak ada ekspresi di wajahnya.
Sifa menggelengkan kepalanya untuk wanita tersebut, mengapa harus menyukai Decky, saat Sifa melihat keterkejutan dan kebingungan wanita tersebut, dia tiba-tiba teringat bahwa dia dulu juga terlihat seperti wanita tersebut, momen tidak nyaman seperti itu, dia pernah merasakannya.
Banyak gadis yang berdiri di samping menyaksikan akhir wanita tersebut, tidak ada yang berani maju, mereka hanya bisa pergi, tetapi tatapan mereka tidak pernah meninggalkan Decky.
Laras sudah terbiasa dengan adegan seperti itu, dia duduk di samping dengan tenang dan tidak berbicara.
Linda sepertinya menerima telepon dan membisikkan sesuatu ke telinga Decky, Decky segera bangkit. Sifa mengikuti Decky dan berjalan menuju aula samping, jika dia tidak salah menebak, seharusnya orang yang bertanggung jawab untuk membicarakan hal tentang akuisisi perusahaan hari ini telah datang.
Decky mengancingkan jasnya dan berjalan menuju aula samping.
Begitu memasuki aula samping, pemandangan di sana sangat berbeda, di sana ditanami dengan bunga-bunga yang wangi, yang terlihat berbeda dari gaya aula.
Dekorasi dan perabotan sederhana membuat tempat ini terlihat sangat nyaman.
Sifa tidak bisa menahan diri dan melihatnya lebih banyak, dia sangat menyukai gaya ini.
Beberapa orang berdiri di aula, semuanya berpakaian formal.
“Presdir Leng, aku telah mengagumi nama anda sejak lama!” Sebelum melihat orangnya telah mendengar suaranya terlebih dahulu.
“Presdir Jins terlalu rendah hati!” Decky menjawab dengan sopan.
Kemudian Sifa melihat pria yang setinggi Decky dan giginya putih.
Pria tersebut terlihat berusia awal dua puluhan dan rambutnya yang pendek membuatnya terlihat sangat bersemangat.
Sifa mengikuti Decky duduk dan Laras juga bersalaman dengan pria tersebut sebelum duduk.
Pria tersebut melihat sekeliling, tiba-tiba tatapannya tertuju pada Sifa dan tidak bisa bergerak untuk waktu yang lama.
Mikael Jins menatap ke arah Sifa, wanita ini sangat cantik.
Sifa mengenakan gaun starry sky yang berwarna biru laut dan dia terlihat seperti peri.
Dada yang semi-transparan dipadukan dengan bretel, terlihat seksi dan memikat. Gaun berwarna biru gradien menunjukkan bintang-bintang Bima Sakti, cerah dan mempesona.
Ditambah dengan sosok tubuh Sifa yang tinggi, riasan yang indah dan rambut bergelombang, membuat orang tidak dapat mengalihkan pandangannya, ingin menjelajahi misteri dan keasingannya.
Mikael tampak sedikit terpesona dan Sifa juga memperhatikan tatapannya, dia bergerak dengan sedikit canggung.
Decky tidak senang dan berkata pada Mikael "Menurutku masalah kontrak merupakan yang paling penting, mari kita bicarakan masalah ini terlebih dahulu."
Setelah selesai berbicara, Linda segera mengeluarkan dokumen-dokumen dari tasnya dan menyerahkannya kepada Mikael.
Mikael sangat jelas merasakan emosi Decky, dia berbalik, dia tadi memang kurang sopan.
Bawahan Mikael segera mengambilnya dan menyerahkannya kepada Mikael. Mikael duduk dan melihatnya dengan serius, setelah memastikannya, dia menandatangani namanya.
Decky mengerutkan kening, dia tidak menyangka bahwa bukan si tua Jins yang datang dan Si Tua Jins memanggil bocah kecil ini untuk membicarakan masalah akuisisi.
Laras melirik Decky, dia tentu saja tahu kekhawatiran Decky, dia tersenyum dan menatap Mikael, kemudian berkata "Apakah anda tidak melihat kontraknya lagi? Bagaimana jika salah satu persyaratan berbeda dari apa yang kalian minta??"
Mikael menatap Laras dan Decky, kemudian tersenyum dengan penuh pengertian "Ayahku telah berkata, berurusan dengan PT Leng tidak perlu terlalu banyak khawatir. Kaki Ayahku tidak sengaja tertusuk besi beton saat memeriksa di lokasi konstruksi tadi malam, jadi dia menyuruhku untuk datang hari ini. "
Mikael menjelaskan semuanya dengan bijak, dia tahu bahwa hari ini dia pasti akan menimbulkan kekhawatiran Decky dan Laras, tetapi dia tidak berbohong.
Laras mengangguk dan menatap Decky.
Decky mengangguk kepada Linda dan Linda dengan cepat melangkah maju, menyimpan kontrak tersebut dan meninggalkan salinan kontrak di atas meja.
Decky mengulurkan tangan ke Mikael dan berkata dengan datar "Kalau begitu, semoga kita dapat bekerja sama dengan bahagia."
Mikael tersenyum dan berkata "Presdir Leng, semoga kita dapat bekerja sama dengan bahagia."
"Silahkan ke sini, ayahku telah menyiapkan makan malam untukmu dan membiarkanku harus membawamu ke sana."
Decky mengangguk, Mikael tersenyum dan memberi isyarat kepada asisten untuk memimpin jalan.
Novel Terkait
Awesome Husband
EdisonThe Revival of the King
ShintaMy Tough Bodyguard
Crystal SongRahasia Istriku
MahardikaLove And Pain, Me And Her
Judika DenadaCinta Tak Biasa
SusantiAsisten Bos Cantik
Boris DreyMarriage Journey×
- Bab 1 : Kanker Lambung Stadium Terakhir
- Bab 2 : Kamu Kotor
- Bab 3 : Decky Menidurinya
- Bab 4 : Menghindar Bagaikan Ular Berbisa
- Bab 5 : Berikan Jantungku Kepadanya
- Bab 6 : Aku Merasa Aku Kotor !
- Bab 7 Transplantasi Dihentikan
- Bab 8 Hamil ?
- Bab 9 Anak Haram Siapa
- Bab 10 Kamu Tidak Pantas Menjadi Seorang Ibu
- Bab 9 Aku Tidak Punya Rumah
- Bab 12 Hasil Terburuk
- Bab 13 Wanita Tidak Tahu Malu
- Bab 14 Wanitaku
- Bab 15 Itu Anakku
- Bab 16 Shen, Kamu Tidak Pantas!
- Bab 17 Berubah Seiring Berjalannya Waktu
- Bab 18 Orang Seperti Apa
- Bab 19 Tamu Yang Tiba-tiba Datang Tanpa Diundang
- Bab 20 Membusuk Di Sekitarku
- Bab 21 Sedikit Berubah
- Bab 22 Harapan Mendapatkan Kekecewaan
- Bab 23 Bersimpati
- Bab 24 Bertemu di Rumah Sakit Secara Tidak Sengaja
- Bab 25 Keadaan Darurat
- Bab 26 Wanita Kuat
- Bab 27 Tidak Boleh Mati!
- Bab 28 Terserah!
- Bab 29 Mengkhawatirkanku?
- Bab 30 Seperti Sepasang Suami Istri
- Bab 31 Curiga
- Bab 32 Aku Nyonya Leng
- Bab 33 Kamu Mengorok
- Bab 34 Bawa Masuk
- Bab 35 Isi Hati
- Bab 36 Aku Sudah Memperkerjakan Pembantu Untukmu
- Bab 37 Shen Yang Berbeda
- Bab 38 Pembukuan?
- Bab 39 Kamu Hari Ini Cantik Sekali
- Bab 40 Makan Malam Keluarga Leng
- Bab 41 Serangan Balik
- Bab 42 Wanita Dengan Dua Watak
- Bab 43 Kami Akan Berusaha
- Bab 44 Secercah Harapan, Beratus Kali Lipat Usaha
- Bab 45 Menjadi Asistennya?
- Bab 46 Wanita Ini Tidak Gampang
- Bab 47 Rumor
- Bab 48 Bercanda Berlebihan
- Bab 49 Jaga Dirimu Dengan Baik (1)
- Bab 50 Jaga Dirimu Dengan Baik (2)
- Bab 51 Wanita Cantik, Marsha
- Bab 52 Pria Munafik
- Bab 53 Biarkan Aku Menemanimu Di Saat Sedih
- Bab 54 Wanita Pemberani
- Bab 55 Dengan Begini Apakah Kita Sudah Menjadi Teman?
- Bab 56 Aku Akan Melindungimu Mulai Dari Sekarang
- Bab 57 Bukankah Kamu Suka Seperti Ini?
- Bab 58 Bisakah Kamu Membawakanku Pakaian
- Bab 59 Tidak Peduli Apa Tujuanmu, Kamu Telah Berhasil
- Bab 60 Momen Yang Memalukan
- Bab 61 Tetap Terasa Dingin
- Bab 62 Apakah Dia Telah Pergi?
- Bab 63 Cemburu
- Bab 64 Lihat Saja Pulang Nanti
- Bab 65 Semakin Menarik Semakin Berbahaya
- Bab 66 Kekecewaan Dan Keputusasaan Datang Dari Harapan
- Bab 67 Tolong aku!
- Bab 68 Situasi Berbahaya
- Bab 69 Pegang Erat Tanganku
- Bab 70 Wanita Bertekad Dengan Pisau
- Bab 71 Tuhan Tahu Betapa Khawatirnya Dia
- Bab 72 Perubahan Mendadak
- Bab 73 Aku Dan Dia Pilih Salah Satu
- Bab 74 Jangan Bergerak!
- Bab 75 Melepaskanmu
- Bab 76 Kamu Tidak Pantas Menyukai Dia!
- Bab 77 Niat Licik
- Bab 79 Dia Sedang Sakit, Penyakit Yang Tidak Dapat Disembuhkan
- Bab 79 Laras, Tolong Menjaga Rahasia Ini
- Bab 80 Kondisi Penyakit Semakin Memburuk
- Bab 81 Perhatian Yang Tiba-Tiba
- Bab 82 Kehangatan
- Bab 83 Gaun Motif Bintang
- Bab 84 Sangat Cocok Denganmu
- Bab 85 Penghargaan Untukmu!
- Bab 86 Pikiran Ariana
- Bab 87 Lebih Perhatian Dari Dirinya Sendiri?
- Bab 88 Pusat Perhatian Semua Orang
- Bab 89 Tubuhmu Begitu Jujur?
- Bab 90 Beri Kesempatan?
- Bab 91 Mau Jadi Wanita Sejatiku?
- Bab 92 Wanita Yang Sedang Jatuh Cinta Memang Berbeda
- Bab 93 Hidup yang Didambakan
- Bab 94 Ngambek?
- Bab 95 Bagaimana Menghadapinya
- Bab 96 Tidak Ada Yang Lebih Mencintaimu Daripada Aku
- Bab 97 Merebut Wanita Orang Lain
- Bab 98 Harus Memperlakukannya Dengan Baik
- Bab 99 Pelecehan Seksual Dan Kekerasan
- Bab 100 Luka Hati
- Bab 101 Masalah Ini Tidak Begitu Sederhana
- Bab 102 Takut Akan Kepergiannya Yang Mendadak
- Bab 103 Kamu Suka Dia Kan?
- Bab 104 Aku Tidak Mau Bermain-Main Lagi
- Bab 105 Aku Jatuh Cinta Dengannya, Apakah Ada Yang Salah?
- Bab 106 Perjanjian Perceraian
- Bab 107 Ayo Kita Mulai Dari Awal Hubungan Kita?
- Bab 108 Selama Aku Ingin Kamu Milikku, Maka Kamu Hanya Bisa Jadi Milikku
- Bab 109 Kalau Merindukannya, Harusnya Pergi Langsung Menemuinya Tidak Peduli Seberapa Jauh Itu
- Bab 110 Aku Hanya Mencintai Satu Pria
- Bab 111 Gunung Es Ribuan Tahun Telah Meleleh?
- Bab 112 Romantis
- Bab 113 Sifa, Wanitaku
- Bab 114 Tidakkah Harus Memberiku Penghargaan?
- Bab 115 Takut Semua Ini Hanyalah Mimpi
- Bab 116 Penurunan Suhu Secara Tiba-tiba
- Bab 117 Mengibaskan Ekor
- Bab 118 Dia Tidak Bisa
- Bab 119 Mengapa Dia Melakukan Ini
- Bab 120 Cemburu
- Bab 121 Mengambil Inisiatif
- Bab 122 Perasaan Bukan Sesuatu Yang Dapat Dikendalikan
- Bab 123 Benar-Benar Menganggap Dirimu Sebagai Anak Dari Keluarga An
- Bab 124 Aku Tidak Akan Meremehkan Seseorang Sepertimu
- Bab 125 Memasuki Ranah Hiburan
- Bab 126 Status Sosial
- Bab 127 Sekolah Akting
- Bab 128 Cari Masalah?
- Bab 129 Kesempatan Membuktikan Diri
- Bab 130 Membentuk Tim Proyek
- Bab 131 Tidak Akan Melupakan Pelajaran
- Bab 132 Kura-kura Tua Akhirnya Berubah Cerdas
- Bab 133 Membuat Rencana Baru
- Bab 134 Mengambil Langkah Yang Tidak Biasa
- Bab 135 Bermain Dengan Api
- Bab 136 Apa Kamu Merindukan Aku ?
- Bab 137 Kebuntuan Investigasi
- Bab 138 Kekalahan
- Bab 139 Bisa Terpikirkan Aku, Itu Sudah Cukup
- Bab 140 Pertikaian Yang Jelas Sekali
- Bab 141 Tidak Kenal Akrab
- Bab 142 Kemunculan Yang Mengejutkan
- Bab 143 Kehangatan Sementara
- Bab 144 Krisis
- Bab 145 Menyelamatkan Korban
- Bab 146 Juna Lai
- Bab 147 Kamu Adalah Ayah Yang Baik
- Bab 148 Penyelidikan
- Bab 149 Kebenaran
- Bab 150 Keputusan Akhir
- Bab 151 Serangan Balik Yang Kuat
- Bab 152 Tertawalah Kalau Senang
- Bab 153 Bisakah Kamu Membantuku
- Bab 154 Apa Pun Yang Terjadi, Tolong Selamatkan Anakku
- Bab 155 Punya Hak Apa Kamu
- Bab 156 Jangan Mati Di Dalam Mobilku!
- Bab 157 Kabar Baik
- Bab 158 Kamu Tunggu Saja!
- Bab 159 Beritahu Aku Kalau Itu Bukan Sungguhan
- Bab 160 Pria Lain
- Bab 161 Kamu Coba Saja
- Bab 162 Perang Dingin
- Bab 163 Rasa Cemburu Yang Berlebihan
- Bab 164 Jangan Lupa Masalah Sebelumnya
- Bab 165 Sayang, Santai saja
- Bab 166 Kesempatan Yang Bisa Disembuhkan Dari Penyakit
- Bab 167 Selamat Ulang Tahun
- Bab 168 Rencana
- Bab 169 Rencana (2)
- Bab 170 Meskipun Tidak Percaya
- Bab 171 Aku Berharap Kamu Mati
- Bab 172 Badai Rumor
- Bab 173 Dia Yang Tidak Normal
- Bab 174 Perjanjian Perceraian
- Bab 175 Menginginkannya dengan Ganas
- Bab 176 Anakku ...
- Bab 178 Apakah Kondisi Ini Bisa Membaik?
- Bab 179 Gangguan Tanpa Henti
- Bab 180 Tidak Menghalangimu!
- Bab 181 Roda Berputar
- Bab 182 Apakah Kamu Orang Dunia Hiburan!
- Bab 183 Sadar Sepenuhnya
- Bab 184 Pergi
- Bab 185 Awalan Baru
- Bab 186 Masa Lalu Yang Tidak Bisa Dikenang
- Bab 187 Bangun
- Bab 188 Curhat
- Bab 189 Marsha Pergi
- Bab 190 Tindakan Kecil
- Bab 191 Terekspos
- Bab 192 Mencari Kesempatan
- Bab 193 Selalu Merindukannya
- Bab 194 Aku Ingin Dia Mati
- Bab 195 Sherly
- Bab 196 Pernah Mencintainya
- Bab 197 Menutup Pameran Lukisan
- Bab 198 Berangkat Ke Amerika Serikat
- Bab 199 Gerakan Janin
- Bab 200 Perhatian Hendi
- Bab 201 Sama Sekali Tidak Tahu Pameran Lukis Ditutup
- Bab 202 Diam-Diam Menyelidiki
- Bab 203 Menuju Apartemen
- Bab 204 Yuli Sakit Parah
- Bab 205 Menerima Pukulan
- Bab 206 Tidak Bisa Menghadapi Tekanan
- Bab 208 Tekanan Sifa
- Bab 208 Mendatangi
- Bab 209 Terpancing Emosi
- Bab 211 Kecemasan
- Bab 212 Kabar Mendadak
- Bab 213 Perasaan Bertentangan
- Bab 213 Penyebaran Sel Kanker
- Bab 214 Pertahanan Satu-Satunya
- Bab 215 Kedatangan Decky
- Bab 217 Tubuh Yang Lemah
- Bab 218 Kemarahan Yang Tidak Terkendali
- Bab 219 Diri Yang Tidak Berdaya
- Bab 219 Tubuh Lemah
- Bab 220 Memberi Tugas Secara Rahasia
- Bab 221 Menjaga Sepenuh Hati
- Bab 222 Menerima Pengobatan
- Bab 223 Mengatur Secara Rahasia
- Bab 224 Mengenang Masa Kecil
- Bab 225 Mendadak Pulang
- Bab 226 Bertemu Yuli
- Bab 227 Suasana yang Menekan
- Bab 228 Mengetahui Balas Dendam Dari Hendi
- Bab 229 Kerahasiaan Laras
- Bab 230 Kabar Baik Mendadak
- Bab 231 Yuli Akan Segera Bangun
- Bab 232 Ariana Memicu Keributan Besar
- Bab 233 Menjerat Tanpa Akhir
- Bab 234 Melihat Trik Licik Ariana
- Bab 235 Kabar Baik
- Bab 236 Insiden Ariana
- Bab 237 Yuli Bangun
- Bab 238 Mendapatkan Tanggapan
- Bab 239 Minta Enam Milyar
- Bab 240 Sudah Boleh Pulang
- Bab 241 Terus Berpikir
- Bab 242 Kembali Normal
- Bab 243 Panggilan Telepon Dari Ibu Leng
- Bab 244 Ketenangan Yang Akan Segera Hancur
- Bab 245 Tidak Ingin Membebani Hendi
- Bab 246 Kabar Baik Yang Tiba-Tiba Datang
- Bab 247 Dipaksa Kembali
- Bab 248 Diantar Lagi Ke Gerbang Pintu Rumah Keluarga Leng
- Bab 249 Hendi Mencari Dengan Sangat Panik
- Bab 250 Menanyakan Dan Menyalahkan
- Bab 251 Mendapat Saham
- Bab 252 Bertengkar
- Bab 253 Mengingat Masa Lalu
- Bab 254 Kekecewaan Tidak Berujung
- Bab 255 Menyewa Rumah Di Luar
- Bab 256 Bertemu Dengan Laras
- Bab 257 Hendi Kembali
- Bab 258 Tragedi
- Bab 259 Mengubah Pemikiran
- Bab 260 Pertemuan Yang Canggung
- Bab 262 Benar-Benar Kehilangan Harapan
- Bab 262 Sengketa Di Ruang Tamu
- Bab 264 Jatuh
- Bab 265 Mencoba Membuat Tuduhan Palsu
- Bab 266 Pertengkaran Antar Teman Baik
- Bab 267 Pikiran Yang Jahat
- Bab 268 Dia Sedang Berbohong
- Bab 269 Melakukan Kepalsuan
- Bab 270 Damai
- Bab 271 Tes DNA
- Bab 272 Ayo Bicarakan Ini Denganku
- Bab 273 Penghinaan
- Bab 274 Dilema
- Bab 275 Dilema
- 276 Menolak Cek
- 277 Berkomunikasi dengan Kakek
- BAB 278 Kecewa
- 279 Dalam Suasana Hati yang Buruk
- Bab 280 Bertemu Hendi Di Bar
- Bab 281 Main Tangan
- Bab 282 Kembali Ke Rumah Keluarga Leng
- Bab 283 Punya Pemikiran Masing-masing
- Bab 284 Diperingatkan
- Bab 285 Tidak Boleh Mengalah
- Bab 286 Dikalahkan
- Bab 287 Tidak Puas
- Bab 288 Kekhawatiran
- Bab 289 Diskusi Tak Berhasil
- Bab 290 Rapat di Ruang Kerja
- Bab 291 Tiga Persyaratan
- Bab 292 Mengikat
- Bab 293 Pembagian Warisan
- Bab 294 Mengobrol Secara Terbuka