Marriage Journey - Bab 124 Aku Tidak Akan Meremehkan Seseorang Sepertimu

Laras tersenyum mencibirnya sebagai wanita yang pantas dianggap bodoh.

Saras berteriak keras pada Laras "Kamu apaan, melakukan ini padaku, ayahku saja tidak pernah melakukan ini padaku! "

Saras berteriak pada Laras. Laras tidak terima, melihat Saras dengan memiringkan wajah "Apaan ayahmu, cuma nempel pencapaian bibiku baru bisa berhasil sampai hari ini, kalau tidak, kamu itu siapa?" Kata Laras dengan nada mengejek.

Saras langsung kesal dengan kata-kata Laras "Aku tidak terima kamu bilang begitu tentang ayahku."

Laras dan Saras telah berselisih sejak mereka masih muda, tapi kepulangan Saras diabaikan Decky, dia langsung memikirkan Laras.

Bagaimanapun juga satu keluarga, dirinya sangat ingin dekat dengan Laras ketika dia kembali kali ini.

Menjalin hubungan baik, lagipula, seperti yang ayah katakan, kedepan Laras akan memutuskan segalanya, dia memutuskan segalanya, semuanya harus ditoleransi.

Tapi kali ini dirinya tidak dianggap, setelah menerma kemarahan Decky, dia mencari Laras berpikir dia bisa mendapatkan sedikit kenyamanan, tapi tidak menyangka akan berakhir seperti ini.

Saras merasa sedikit lepas kendali dalam sekejap, Laras berbalik dan tidak lagi melihat Saras.

Meskipun dia berasal dari keluarga yang sama, tetapi kepribadian dan cara melakukan sesuatu sama sekali berbeda.

Jika bukan karena kebai bibinya sejak kecil, dia pasti sudah menjauh dari pria itu dan anak haramnya.

Ada cahaya terang benderang di mata Laras. Tanpa ekspresi sedikitpun di wajahnya, Saras berjalan kedepan sambil berteriak.

"Aku berkata padamu, jangan mengganggu Decky mulai sekarang, dia bukanlah sesuatu yang bisa didaki oleh seseorang sepertimu, lihat kemampuan dirimu, jangan muncul di depan mataku dan enyahlah, kalian ayah dan anak jauhi diriku. "

Setelah Laras selesai berbicara, dia melangkah ke sisi lain, dia bahkan tidak melihat Saras sedikitpun.

Saras langsung meledak, berteriak pada punggung Saras "Laras kembali kau, kembali! "

Namun Laras tidak peduli.

Saras akhirnya menangis sejadi-jadinya, lalu dia berdiri perlahan, melihat dirinya yang memalukan,

Saras langsung mengernyitkan dahinya.

Dia menatap dengan marah ke arah tempat Laras pergi, Laras, hari-hari baikmu akan berakhir setelah aku kembali, memang kenapa jika kamu adalah penerus masa depan, kamu tidak memberikanku kehidupan yang baik sekarang, kamu tidak akan bisa menjalani kehidupan dengan baik.

Saras berjalan dengan kesal membawa tas dan menuju mobilnya.

Decky telah duduk di ruangan kantor Sifa sepanjang waktu, setelah Saras masuk, Decky meminta staf kebersihan untuk membersihkan kantornya.

Sifa berpikir itu terlalu berlebihan, padahal cuma masuk sebentar.

Decky sedang duduk di ruangan kantor Sifa, ruang gerak Sifa sangat terbatas.

Melihat matanya secara serius berurusan dengan dokumen, Sifa bahkan ingin menghentikan nafasnya.

khawatir dia akan memprovokasinya saat ini dan mengganggu pekerjaannya.

Sifa perlahan bangkit dan ingin keluar menuangkan air, tapi dia terlihat oleh Decky yang duduk di tepi mejanya.

Decky bertanya sambil melihat file itu "Mau pergi kemana?"

Sifa langsung berdiri tegak, dengan sedikit gugup "Um ... pergi keluar untuk minum ... apakah kamu mau bareng?"

Sifa langsung menyesali ucapannya itu. Omong kosong apa yang dia katakan, mau bareng?

Decky mengangkat kepalanya dan menatap Sifa dengan penuh minat. Mengangguk dengan senyum main-main "Oke."

Setelah mengatakan itu, dia meletakkan file di tangannya dan berjalan menuju Sifa, Sifa merasa sedikit bingung, apakah dia baru saja mengatakan ingin bersama dirinya atas kemauannya sendiri?

Decky dan Sifa berjalan ke pantry secara perlahan, tiba-tiba perusahaan muncul sebuah sensasi.

Umumnya, minuman teh milik Decky dan hal-hal yang diperlukan dibuat oleh asisten dan disiapkan sebelumnya.

Ditambah Decky bukanlah tipe orang yang selalu terlihat didepan karyawan lain.

Banyak karyawan wanita di perusahaan yang belum pernah melihatnya sejak bergabung dengan perusahaan.

Semua karyawan wanita ini bergegas menuju dapur, untuk melihat Tuan Muda Leng yang legendaris.

Sifa dengan gugup berdiri di sisi Decky dan tiba-tiba banyak orang muncul di pantry dan selalu melihat ke arah mereka.

Sifa menjadi sedikit gugup dalam sekejap, bersandar ke samping, berusaha untuk menjauhkan diri dari Decky, tidak suka merasa diperhatikan.

Kebanyakan mata orang tertuju pada Decky, bahkan tidak peduli dengan keberadaan Sifa.

Decky melihat sekilas semua gerakan kecil Sifa, apakah wanita yang berdiri di samping tadi memang bergerak minggir? dia membuat jarak? apakah dia merasa malu?

Banyak pertanyaan yang menohok perasaan Decky. Ada sedikit ketidaksenangan di hatinya.

Wajahnya melihat ke arah Sifa dan Sifa menunduk lalu meminum kopi di tangannya.

Marsha yang datang untuk bersenang-senang melihat Sifa langsung berjalan dengan gembira dan berbisik "Woi, apa yang sedang kalian lakukan? Semua sampai datang ke pantry, kalian ada sesuatu yang tidak benar kan, hayo? "

Sifa langsung mengulurkan tangannya untuk menutupi mulut Marsha dan melihat sekeliling dengan perasaan sedikit cemas "Heh, diamlah. Gimana kalau semua orang tahu? "

Marsha memisahkan diri dan menatap perut Sifa yang sedikit membuncit dan berkata "Bukan aku mau bilang apa, perutmu akan segera memberikan gosip baru kepada semua orang. "

Sifa menatap perutnya. Meskipun telah berusaha sebaik mungkin untuk mengenakan pakaian longgar yang bisa menutupi perutnya, tetapi jika sedikit diperhatikan, itu bisa terlihat dengan mudah.

Sifa berkata dengan enteng "Aku tidak akan memberi kesempatan, aku sudah memberitahu dia, dia mengerti, dia dibanding aku lebih tidak mungkin untuk memberi tahu semua orang tentang hubungan kita. "

Setelah Sifa selesai berbicara, dia tersenyum tipis pada Marsha. Meski Sifa berusaha menyembunyikan perasaannya, tapi Marsha masih melihat kekecewaan di mata Sifa.

Marsha menggelengkan kepalanya dan tersenyum. Seperti dirinya sendiri, wanita bodoh dan polos.

Pantry dikelilingi oleh orang-orang yang merasa kagum. Hampir semuanya datang dengan alasan ingin minum.

Sifa berbalik, melihat Decky berjalan menuju kantornya.

Decky melihat Sifa pergi, melihat sekeliling wanita cantik yang berdiri di samping pria itu, Wanita-wanita itu merias wajah sebentar sebelum datang, kerah kemejanya kalau bisa direndahkan sekalian sampai ke pusar.

Decky mengalihkan pandangannya dengan jijik. Dia berjalan cepat melewati kerumunan dengan ketidakpeduliannya.

Setelah Decky pergi, sekelompok wanita berdiri dalam satu kelompok dan mulai berbisik "Oh, pernahkah kamu melihatnya, presdir sangat tampan, sudah kaya tampan lagi, cari pria seperti itu dimana ya? Setelah selesai berbicara, dia mengeluarkan bantalan spons dari balik dadanya dan menyembunyikannya dibalik pakaian.

Marsha memutar matanya dan berjalan dengan nada mengejek dan berkata "Tidak peduli seberapa tampan dan menariknya, dia tidak akan menyukai sikapmu seperti ini.” Marsha berkata, mengunyah permen karet di mulutnya dan tersenyum, kemudian pergi.

Novel Terkait

Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu