Marriage Journey - Bab 165 Sayang, Santai saja

Sifa seketika terkejut oleh perkataan Ariana, wanita seperti apa yang bisa mengatakan perkataan seperti itu?

Sifa berbalik badan dan melihat Ariana: “Terima kasih kamu telah mengingatkanku masalah yang terjadi pada saat itu, tapi hubunganku dengan Decky sangat baik sekarang, tidak perlu kamu mengkhawatirkan hubungan kamu, kamu juga tidak akan mempunyai kesempatan seperti itu lagi.”

Seketika wajah Ariana menjadi pucat, saat Sifa tidak menyadarinya, Ariana mengulurkan tangan dam memegang bahu Sifa, kemudian mengulurkan tangannya ke arah perut Sifa.

Saat menyentuh perut Sifa, Ariana seketika menjadi sedikit terkejut.

“Apakah kamu hamil?” Ariana membelalakkan matanya, menatap lurus ke arah Sifa, wajah penuh dengan ekspresi tidak percaya.

Wajah Sifa sedikit ketakutan, berjalan ke samping dengan panik, menatap Ariana dengan wasapada dan berkata: “Tidak ada hubungannya denganmu.”

Ariana seketika sedikit lepas kendali, melangkah maju dan memegang tangan Sifa, dia berteriak: “Siapa, anak milik siapa?”

Ariana tampak sedikit lepas kendali, ekspresi di wajahnya mengerikan.

Seketika Sita digenggam oleh Ariana, Sifa berteriak dengan keras ke arah Ariana: “Lepaskan aku!”

Sifa seketika menjadi sedikit cemas, menatap ekspresi yang mengerikan di wajah Ariana, takutnya Ariana akan melakukan sesuatu yang keterlaluan saat ini.

Ariana menggenggam Sifa dengan kuat, ekspresi yang tidak bermaksud ingin melepas: “Kamu bilang, apakah kamu terus menyeret Decky dengan menggunakan alasan ini? Cepat bilang, dasar pelacur!”

Saat Ariana tahu bahwa Sifa hamil, emosinya segera menjadi sedikit lepas kendali dam terus berteriak ke arah Sifa.

Sifa melindungi perutnya sendiri dengan hati-hati, dia takut Ariana melakukan sesuatu pada dirinya sendiri.

Begitu melihat Sifa tidak berbicara, Ariana seketika menjadi sedikit marah, berteriak sambil berlari ke arah Sifa dan ingin mendorong Sifa jatuh.

Sifa berteriak ketakutan, dia berlari ke sisi lain, pada saat ini, kemunculan Laras segera membuat Sifa mempunyai harapan.

Laras seketika menjadi sedikit terkejut saat melihat Sifa berlari ke arah dirinya sendiri dan Ariana ikut di belakangnya.

Laras seketika menghentikan Ariana yang terus ikut di belakang Sifa, wajah Ariana menjadi pucat, seluruh orangnya terlihat sedikit lepas kendali.

“Apa yang kalian lakukan, apakah membutuhkan waktu yang begitu lama untuk mengganti rok?”

Dalam waktu sesaat, ekspresi wajah Ariana tiba-tiba berubah, menatap Sifa dengan menyembunyikan pisau di balik senyuman dan berkata: “Bukan, roknya tidak cocok dengan Asisten Shen, Asisten Shen jauh lebih berisi.”

Sifa berdiri di belakang Laras, menatap Ariana dengan ekspresi waspada.

Setelah berkata, Ariana tersenyum ke arah Ariana, berbalik badan dan berjalan ke ruang pesta.

Sifa seketika menghela napas lega, Ariana yang baru saja sedikit lepas kendali benar-benar membuat Sifa ketakutan.

“Tidak apa-apa kan, aku melihat penampilanmu sangat panik.”

Laras menundukkan kepala dan berkata pada Sifa dengan prihatin.

Sifa menggelengkan kepala: “Ariana sudah tahu masalah tentang aku hamil.” Laras mengerutkan alis.

“Tidak apa-apa, dia tidak berani melakukan apapun padamu, kedepannya lebih baik tidak muncul di tempat dimana ada dia.” Laras menghibur Sifa dengan hati-hati.

Sifa mengangguk, gaunnya yang ternoda oleh anggur merah masih belum diganti olehnya.

Decky segera membawa sekelompok orang pulang, Sifa dibawa pulang oleh Decky dengan patuh.

Decky terus tidak berbicara, hanya saja pandangannya terus melirik ke arah Sifa.

Setelah Sifa mandi dengan sederhana, dia berjalan ke kamar tidur dan berencana untuk istirahat. Decky tiba-tiba duduk di tempat tidur, berbalik badan dan memeluk Sifa.

Sifa tiba-tiba sedikit terkejut dan tidak mengerti apa maksud dari gerakan Decky.

Decky memeluk Sifa, menghisap aroma khusus yang ada di tubuh Sifa.

Sifa mendorong Decky dengan sedikit tidak mengerti: “Aku ingin beristirahat.”

Decky mendongak dan menatap Sifa dengan erat: “Saat ini, kamu masih mempunyai suasana hati untuk tidur kah?”

Perkataan Decky seketika penuh dengam godaan, wajah Sifa langsung memerah, dia tahu Decky tidak berniat baik.

Decky perlahan-lahan mendekat, memegang pipi dan daun telinga Sifa dengan lembut.

“Aku sangat merindukanmu...” Setelah berkata, ciuman yang mendominasi dan kuat segera menyerang kemari seperti hujan, membuat Siga sedikit kewalahan.

Sofa sama sekali tidak melawan, tapi kedua tangan malah diulurkan dan merangkul pinggang Dekcy yang kuat, sepasang matanya sedikit kabur.

Decky sangat kelaparan seks, dia mengulurkan tangan untuk membuka kancing pakaian Sifa satu per satu dengan sedikit tidak sabar.

Perlahan-lahan meletakkan Sifa, membungkukkan badan dan menahan di atas tubuh Sifa, dengan hati-hati tidak membiarkan dirinya sendiri menahan perut Sifa.

Sepasang mata Sifa menjadi kabur dan menatap Decky dengan erat, Decky dengan cepat melepas pakaiannya sendiri, seketika kedua orang mempercayai satu sama lain.

Ciuman Decky perlahan-lahan mendekat, mencium seluruh tubuh Sifa, Sifa hanya merasa seluruh tubuhnya mati rasa seperti tersetrum.

Kedua mata Decky menatap Sifa dengan erat, sepasang matanya penuh dengan api, mengulurkan tangan dan memegang bibir Sifa.

Seluruh tubuh Sifa sedikit gematar, suasana hati yang gugup membuat Sifa tanpa sadar menjadi gemetar.

Decky menurunkan suaranya menjadi lembut, berbisik di sebelah telinga Sifa: “Santai saja sayang...”

Sifa perlahan-lahan jatuh ke dalam kelembutan Dekcy yang datang secara mendadak.

Perlahan-lahan membiarkan dirinya sendiri sepenuhnya menerima Sifa, cahaya redup di sampng tempat tidur, membuat kedua tubuh yang berhubungan seks di atas tempat tidur terlihat lebih membingungkan.

Setelah selesai melakukan seks, Decky sama sekali tidak tertidur pulas seperti sebelumnya, tapi malah memeluk Sifa dengan erat.

Melihat Sifa yang berpenampilan lelah dan melihat bekas yang ditinggal oleh dirinya sendiri di tubuhnya yang putih, hati Decky seketika muncul perasaan bangga.

Decky memeluk Sifa dengan erat, dia ingin waktu bisa berhenti sekarang dan berbisik di sebelah telinga Sifa: “Aku mencintaimu.”

Kesadaran Sifa yang perlahan-lahan kabur membuat perkataan ini seketika bergema di dalam pikirannya.

Setelah kejadian malam itu, hubugan antara Sifa dengan Decky tiba-tiba kembali ke hubungan sebelumnya.

Mereka pergi ke kantor bersama, untuk sementara waktu mereka pulang ke rumah, Decky juga tidak menyuruh Sifa pergi ke villa yang dingin lagi.

Hendi berkonsultasi dengan teman dan gurunya yang ada di Amerika dengan penuh perhatian, dia berharap bisa mendapatkan informasi yang berkaitan dengan penyakit Sifa.

Saat ini, Gustian membawa kabar baik untuk Hendi, sebuah kabupaten kecil di California, ada seseorang yang mempunyai penyakit sama persis dengan Sifa, setelah menjalani fisioterapi, tubuh orang itu perlahan-lahan menjadi sembuh.

Hendi sangat senang, dia berkata kepada Gustian dengan senang: “Kalau begitu, kamu membantuku menyuruh orang untuk memeriksa apa yang sebenarnya terjadi?”

Gustian mengangguk: “Aku pasti bukan orang bodoh, jika aku sudah menemukannya, aku pasti tahu bagaimana mengumpulkan informasi untukmu.”

Setelah Hendi senang, seketika hatinya menjadi sedikit sedih, jika sudah menemukan cara pengobatannya, tapi sekarang menyuruh Sifa meninggalkan Decky untuk menjalani perawaran di Amerika.

Itu pasti merupakan hal yang tidak mungkin, kemudian apakah cara pengobatan itu bisa sembuh atau tidak juga merupakan hal yang perlu dipertimbangkan.

Setelah Hendi jatuh ke dalam kondisi bimbang, Gustian melihat semuanya di dalam mata.

Gustian memberi tahu masalah ini kepada Laras, setelah Laras tahu, dia juga terkejut, jika sudah mempunyai cara pengobatan, kenapa tidak bisa pergi.

Tapi, Laras juga tahu kesulitan Sifa, Sifa merupakan orang yang berkarakter kuat, masalah yang sudah diputuskan di dalam hatinya tidak akan bisa diubah dengan mudah karena orang lain.

Gustian mengatur Hendi dan Laras bertemu, tapi masalah ini sama sekali tidak langsung memberi tahu kepada Decky dan Sifa.

Setelah Hendi dan Laras membahas masalah ini. Mereka memutuskan untuk memberi tahu masalah ini kepada Sifa, tidak boleh melewatkan kesempatan yang bagus seperti ini.

Saat ini, Hendi pasti tidak cocok untuk memberi tahu Laras secara langsung, masalah ini untuk sementara waktu hanya bisa diserahkan kepada Laras.

Laras menyetujuinya dengan senang hati, bagaimanapun juga Sifa merupakan wanita yang disukai olehnya, tidak peduli apa yang akan terjadi juga harus berusaha untuk menyelamatkannya.

Pekerjaan Sifa sangat santai, setelah hampir menyelesaikan pekerjaannya sendiri dalam sehari, dia sudah tidak ada pekerjaan yang lain.

Kemarin Decky juga membicarakan masalah pekerjaan dengannya, bagaimanapun juga sekarang dirinya sendiri yang hamil sudah sedikit terlihat, dia juga tidak bisa terus berada di perusahaan sambil menunggu perutnya menjadi besar, jika seperti ini akan menimbulkan gosipan di dalam perusahaan.

Demi tidak membiarkan orang lain memikirkannya ke arah Decky dan tidak membiarkan hubungannya sendiri dengan Decky terbongkar di depan pandangan semua orang, Sifa terus merasa sekarang sudah waktunya untuk mengundurkan diri, pulang ke rumah dan menunggu kelahiran dengan tenang.

Seketika Sifa merasa sedikit sedih, meski dirinya sendiri belum lama bekerja di PT.Leng.Tbk, tapi bagaimanapun juga dirinya sendiri mempunyai pekerjaan setiap hari, tidak sampai merasa sangat bosan.

Melihat tubuhnya yang semakin kurus, Sifa memegang perutnya dengan khawatir.

“Tidak tahu aku masih bisa bertahan berapa lama...” Wajah Sifa yang pucat mengeluarkan sedikit senyuman kuat.

Dirinya sendiri tahu kondisi tubuhnya sendiri, dirinya sendiri sepenuhnya bertahan dalam waktu dekat-dekat ini.

Novel Terkait

Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu