Marriage Journey - Bab 114 Tidakkah Harus Memberiku Penghargaan?

Perubahan suasana hati Gustian terlihat oleh Sifa, Sifa tersenyum, berbalik dan duduk perlahan tanpa menunjukkan ekspresi.

Mengangkat alis, menatap Gustian dan berkata “Tampaknya Tuan Gustian suka bermain tarik ulur?”

Gustian tiba-tiba bengong, apakah wanita ini baru saja membalasnya?

Mentang-mentang dirinya wanita Decky jadi tidak menghargainya? Tahukah dia apa hubungan dirinya dengan Decky?

Gustian tersenyum dingin dan duduk, menoleh menatap Decky “Wanitamu banyak sekali?”

Dalam kata-kata Gustian, seolah memiliki pendapat pada Sifa, lalu dia mengangkat alisnya menatap Decky.

Decky tidak bodoh, tentu saja dia melihat tindakan keduanya barusan, lalu menundukkan kepala diam-diam tersenyum.

“Ini pertama kalinya aku membawa seorang wanita menemui teman.”

Decky mengangkat alisnya melihat Gustian berbicara.

Gustian mengangkat alis dan tersenyum, tampaknya wanita ini tidak gampang, Decky bahkan menggunakan hubungan pertemanannya agar dirinya tidak mempersulit wanita ini.

Gustian tersenyum, berdiri menuangkan segelas anggur, sudut matanya ada senyuman sinis “ Gustian, kalau ada kesempatan mari lebih sering bertemu.”

Ucap Gustian berdiri, memiringkan gelas ke arah Sifa dan melihatnya.

Sifa tersenyum, mendorong gelas anggur Gustian, berkata “Maaf, aku tidak bisa minum, aku terima niat baikmu, kalau ada kesempatan mari sering bertemu.”

Setelah itu, dia menatap Gustian, pria ini tampaknya tidak gampang, begitu melihat dirinya langsung mempersulit dirinya, tapi dirinya bukanlah orang yang gampang ditindas.

Gustian sedikit tidak percaya, ini pertama kalinya seorang wanita beraninya tidak menghargainya.

Gustian menatap Sifa penuh dengan curiga dan waspada, apa asal usul wanita ini.

Saat minum dengan Laras, dia terus memegang sebuah foto, dirinya diam-diam melirik sebentar, ternyata foto wanita ini.

Kala itu dirinya mengira Laras pasti menyukai wanita ini, tapi sekarang, melihat Decky membawa wanita ini dan mengatakan wanitanya?

Gustian memandang Sifa dengan tatapan penuh permusuhan, dirinya ingin melihat apa asal usul wanita ini dan memiliki hubungan seperti apa dengan Laras dan Decky.

Gustian tidak terburu-buru, sembari duduk sambil berbicara dengan Decky “Sepertinya kamu menyukai makanan yang tidak bisa kamu makan?”

Begitu dia mengatakan ini, Decky yang sedang menekan amarahnya, tiba-tiba ekspresinya berubah jelek.

Melirik Gustian dengan tatapan tajam, Gustian menutup mulutnya, berkata “Pemandian air panas yang kamu minta untuk aku persiapkan sebelumnya sudah aku minta pelayan menyiapkannya, tahukah kamu, demi dirimu, aku membatalkan semua reservasi hanya untuk melayanimu seorang.”

Gustian sedikit mengeluh kepada Decky.

Decky menyela dengan nada acuh tidak acuh “Kamu berhutang terlalu banyak padaku.”

Sifa menundukkan kepala fokus pada makanan sendiri, dia jelas bisa merasakan aura permusuhan Gustian pada dirinya, tapi dirinya tidak pernah bertemu denganya, mengapa ketika pertama kali melihatnya sudah seperti ini?

Atau dia sudah melihat terlalu banyak wanita yang Decky bawa, lalu memikirkan dirinya seperti mereka?

Sifa mulai menebak, wanita memang pandai merangkai semua jenis cerita, selama mereka menangkap hal yang mencurigakan, mereka akan mengeluarkan berbagai jenis cerita.

Sifa menggelengkan kepala membujuk dirinya untuk tidak memikirkan ini.

Gustian duduk dan mengobrol dengan Decky.

Sifa tidak bisa menyela pembicaraan mereka dan tidak berniat mendengar pembicaraan mereka.

Decky melihat jam dan hari sudah larut, pemandian air panas yang dipesan hari ini lebih tepat pergi di saat sekarang.

Decky berdiri dan mengangguk kepada Gustian, berkata “Sudah malam, kamu harus pulang lebih awal.”

Setelah Decky selesai berbicara, dia berjalan menuju ke arah Sifa, meraih tangan Sifa dan pergi.

Gustian mengangkat alisnya, duduk di kursi sambil memandang Decky, anak ini sudah jadi bucin, ya?

Pertama kalinya melihat dia membawa wanita dan wanita seperti ini yang membuatnya tertarik.

Gustian berpikir dalam hati, wanita ini tampaknya bukan wanita gampangan, dia sadar sikap permusuhan yang ditunjukkan dirinya.

Sifa mengikuti Decky dari belakang, telapak tangannya menghantarkan suhu hangat Decky.

Decky berkata dengan santai “ Gustian memang seperti itu, gaya bicaranya tidak pernah berubah sejak kecil, dia tidak ada maksud lain.”

Sifa menundukkan kepala tidak mengatakan apa-apa, dirinya tidak melakukan apa pun pada Gustian, tapi dirinya seperti landak, selama orang lain menunjukkan sikap permusuhan padanya, dia akan menegakkan semua durinya, semua ini datang dari pertahanan dirinya.

Decky membawa Sifa ke sisi lain hotel, di sini sangat tenang tidak ada siapa pun.

Banyak pelayan yang diatur di sini, mereka mengenakan jas lurus dengan senyum khas di wajah mereka dan berkata “Tuan Decky, silahkan ikut dengan kami, kami sudah mempersiapkan pemandian air panas untuk kalian.”

Menatap jauh ke sekeliling yang dipenuhi asap, pemandian air panas menggelembung dan terlihat sangat nyaman.

Secara logis, seharusnya ada banyak orang yang datang ke pemandian air panas ini, tapi pengaturan Gustian yang disengaja, tidak ada seorang pun di pemandian air panas ini.

Aula yang awalnya cerah berubah menjadi gelap.

Decky berbalik dan berkata dengan lembut kepada Sifa “Pergi ganti baju sana.”

Setelah itu, dia dengan lembut mendorong punggung Sifa ke ruang ganti.

Sifa bergerak perlahan menuju ruang ganti, di mana di atas meja diletakkan baju renang hitam dengan rapi.

Dan yang paling mengerikan adalah tali dada dan celana diikat di kedua sisi.

Sifa tersipu malu, menundukkan kepala perlahan-lahan mengganti baju.

Sifa mengenakan pakaian renangnya dan berjalan perlahan menuju pemandian air panas, sebelumnya Decky telah selesai mengganti celananya.

Sifa mengikuti irama Decky berjalan perlahan-lahan menuju pemandian air panas.

Decky berada tidak jauh dari dirinya, kemampuan berenang Sifa cukup bagus, dia berenang ke arah Decky.

Tentu saja dirinya tahu, Decky susah payah mengajaknya kemari pasti bukan hanya untuk datang mandi air panas semata.

Decky melihat Sifa berenang ke arahnya, segera mengulurkan tangannya ketika Sifa hendak mendekatinya, lalu sekuat tenaga menarik Sifa menabrak dadanya.

Dengan satu tangan memeluk pinggangnya, Sifa tidak menolak dan duduk bersandar pada Decky.

Decky mengubah posisinya dan meletakkan tangannya di kedua sisi tubuh Sifa.

Matanya menatap Sifa dengan tajam, Sifa juga menatap mata Decky, dia bisa melihat dirinya dengan jelas di pupil Decky.

Decky perlahan-lahan mendekati Sifa, merendahkan suaranya “Apakah kamu menyukainya?”

Sifa tidak menghindarinya, mengangguk dan berkata “Aku sangat menyukainya.”

Decky perlahan mendekati Sifa lagi, nafas ringannya tersebar di bahu Sifa, terasa gatal tapi sangat nyaman.

“Kalau menyukainya, tidakkah harus memberikan penghargaan padaku?”

Suara Decky sedikit serak, matanya tertuju pada Sifa.

Novel Terkait

Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu