Marriage Journey - Bab 33 Kamu Mengorok

Pemikiran Decky dalam waktu dekat ini selalu tidak tenang, dia menyerahkan pekerjaan dirinya kepada Laras.

Laras sedikit jengkel,dia hanya bisa menahan kesal dan mengerjakan semua pekerjaannya, dia sendiri sibuk setengah mati, namun Decky masih bisa termenung sendirian di samping, tidak tahu juga apa yang sedang dipikirkannya.

Dalam waktu dekat ini, orang keluarga Jiang sering memanggil Decky ke rumah sakit, dan terus mengungkit permasalahan Yuli Jiang.

Decky sudah terbiasa dengan sikap keluarga Jiang, dia juga tidak menginginkan kejadian itu terjadi, namun tetap saja sudah terjadi.

Asalkan berpikir sampai sini, dia semakin merasa tidak senang terhadap Sifa , namun yang menyebalkan adalah, sekarang dia menjadi sering membayangkan tatapan wanita itu terhadap dirinya, dan juga adegan wanita itu menangis karena dirinya.

Sudah tepat tiga tahun, Sifa selalu melewati harinya di bawah siksaan dirinya, namun tetap saja tidak dapat merubah keadaan Yuli yang masih terus berbaring di kasur.

Decky sedikit bingung, sepertinya wanita itu dalam waktu dekat ini sangat turut, dia menyuruh orang membuntuti Sifa , namun Sifa sangat pintar.

Dia sudah mengurangi interaksi dan komunikasi sama lelaki yang bernama Hendi , Decky mulai merasa risi lagi, berjalan mondar mandir di dalam ruangan kerjanya.

Laras yang sudah risi karena dokumen yang sedang menumpuk, Decky masih terus mondar mandir di hadapannya, membuat Laras tidak bisa menahannya lagi.

Laras menutupi dokumen dan berkata pada Decky :”Abang, kamu tahu dokumen ini sangat susah menyelesaikannya, aku sudah sangat pusing.

Kamu jangan mondar mandir di sini lagi, kalau aku pingsan, dokumen ini, kamu hanya bisa menyelesaikan sendiri.”

Laras sedikit tidak berdaya, menatap Decky dan berkata dengan terus terang, Decky memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana, menatap Laras dalam waktu yang lama dan tidak berbicara.

Laras merasa sedikit merinding tegang, hanya bisa menggerakkan bahu dan terus bergadang untuk menyelesaikan pekerjaannya.

Sekarang sudah waktunya pulang kerja, jika bukan karena Decky yang melemparkan pekerjaan ini kepada dirinya lagi, dia pasti sudah pulang ke rumah seperti biasanya.

Berpikir sampai di sini, Laras mulai emosi tidak terima, menyuruh dia datang ke kantor untuk mengurus pekerjaannya, juga termasuk tindakan memohon kepada dirinya, tetapi Decky malah berlagak angkuh terhadapnya.

Langkah Decky buru-buru menghampiri Laras, lalu langsung menutupi dokumen yang sedang dibacanya.

Decky memakai jas dan sambil berkata pada Laras :”Sudahlah, hari ini memang tidak ada selera buat mengurus ini, kamu temani aku minum saja.”

Selesai bicara juga tidak menanti persetujuan Laras, langsung beranjak ke arah lift, Laras berdiri dengan ekspresi kebingungan, berpikir apa salahnya dirinya, kenapa harus tersiksa seperti ini.

Laras sangat tidak berdaya, siapa suruh dia rendah satu pangkat dibandingkan Decky , hanya bisa menurutinya saja.

Laras buru-buru mengejarnya, kata-kata Decky selalu nekat dan tegas, dengan cepatnya sudah membawa Laras datang ke bar yang disukainya pada dulu.

Ketika Laras sampai di bar baru kepikiran, sebelumnya Sifa juga pernah datang ke tempat ini, saat ini ada seorang lelaki bertindak kasar kepada Sifa .

Wajah Decky saat itu masih membawa senyuman, meskipun dirinya telah lama berteman dengan Decky , namun dia tetap tidak mengerti, mengapa Decky tidak bereaksi apapun, biarpun benci, tetapi juga tidak mesti seperti ini.

Akan tetapi dia hanya orang luar saja, masalah ini adalah urusan keluarga Decky , Laras tidak pernah berkomentar apapun.

Decky duduk seperti biasanya, tidak terlalu banyak berbicara, sejak Yuli mengalami kondisi koma, Decky sudah menjadi seperti ini.

Sifa sudah sangat terbiasa dengan cara interaksi seperti ini, dia duduk di samping dan tidak berbicara, memikirkan urusan pribadinya.

Dengan cepatnya sudah tengah malam, Decky berdiri dan membayar di kasir, lalu membawa Laras berjalan ke luar bar, Laras sudah mengantuk, dia bertanya kepada Decky dengan mata pandanya .

“Sudah begitu malam, kalau tidak ke rumahku saja tidurnya, lebih dekat, rumahmu terlalu jauh dari sini.”

Wajah Decky tidak bereaksi apapun, namun tetap saja membuka pintu mobil dan masuk ke dalam, lalu berkata pada Laras :”Tidak perlu lagi, aku pulang ke villa tepi laut saja.”

Selesai bicara dan masih belum menunggu Laras menyadarinya, dia sudah pergi dengan cepat, menyisakan Laras yang berdiri sendiri di tepi jalan.

Laras sedikit kaget, villa di tepi laut adalah tempat tinggalnya Sifa yang diberikan oleh Decky , Decky tidak menyukai tempat itu, karena ada Sifa yang tinggal di sana.

Namun kenapa malah tiba-tiba begini, Laras sedikit tidak tangkap, menggeleng kepala sambil membawa mobilnya untuk pulang ke rumah.

Sifa berbaring di atas kasur dan sudah masuk mimpi manisnya, tidak tahu juga apakah memang seperti yang dikatakan orang lain, ibu yang mengandung akan lebih mudah merasa ngantuk, tetapi dirinya memang benar merasakannya.

Decky masuk ke ruang tamu dan tidak melihat bayangan Sifa , waktu ini wanita itu seharusnya sudah tidur.

Decky melangkah dengan gerakan ringan untuk naik ke lantai dua, setelah sampai di pintu kamar Sifa , tidak tahu kenapa juga, kakinya tiba-tiba berhenti, tidak dapat memindahkannya.

Dalam hati Decky berontak dalam waktu yang sangat lama, namun matanya tetap saja melekat pada pegangan di pintu kamar itu.

Meskipun hati Decky yang memberontak sedang memperingatkan kepada dirinya agar jangan masuk, namun tubuhnya malah sangat jujur, Decky tetap saja membuka pintu kamarnya dengan gerakan ringan.

Sebenarnya Decky jarang masuk ke dalam, meskipun pernah masuk dua atau tiga kali, namun tetap tidak pernah memperhatikan kamar wanita ini.

Lampu meja yang kecil sedang menyala di dalam kamar ini, pajangan di dalam kamar sangat sederhana, tidak ada dekorasi yang berlebihan.

Suara pernafasan Sifa yang ringan sangat menarik perhatian Decky , tubuh Decky bagaikan telah tertarik oleh sihir yang luar biasa.

Dia berjalan menghampiri Sifa , dalam hati Decky pada saat ini sangat gugup, sebenarnya dia juga tidak tahu kenapa bisa masuk ke sini.

Dia berdiri di samping Sifa , menatap Sifa yang sudah ketiduran, bulu matanya yang panjang dan lentik sangat enak di lihat, bibirnya yang berbentuk sedang sedikit cibir.

Dia sambil menatap Sifa , tidak tahu kenapa juga, Decky merasa dirinya tiba-tiba menjadi kehausan, dia berdiri di samping Sifa , dan terus menatap pada bibirnya Sifa .

Sifa sebenarnya adalah orang yang mudah terbangun, meskipun sudah memasuki ke dalam mimpinya, namun tetap dapat merasakan aura dan gerakan yang terus menekan mendekatinya.

Sifa tiba-tiba membuka matanya, langsung terkejut karena wajah Decky yang terus diperbesar, dia membuka lebar matanya dan melotot pada Decky .

Sifa menjerit kuat dan berkata :”Aaa ! Kamu…kamu..kamu kenapa bisa di kamarku, sudah begitu malam…”

Dikarenakan kakagetan, sehingga Sifa menjadi gagap dalam berbicara.

Decky juga kaget karena gerakan Sifa yang tiba-tiba, namun wajahnya tetap tidak bereaksi apapun, tetap saja dingin seperti biasanya.

Decky berdiri tegap lalu membalikkan badannya agar tidak menatap Sifa , lalu berkata kepada Sifa dengan nada dingin :”Kamu ngorok barusan, aku takut kamar ini tidak kedap suara, mengganggu aku tidur.”

Sifa mengerutkan alis, benarkah, dia mengorok ya kalau tidur, tetapi dulu tidak pernah ada memberitahu kepadanya.

Wajah Sifa menjadi kemerahan, hal yang memalukan ini malah ketahuan sama Decky , Sifa batuk ringan dan berkata :”Ehmm… Maaf ya, kalau begitu kamu tidur saja dulu, aku nanti baru tidur.”

Novel Terkait

Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
5 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu