Marriage Journey - Bab 76 Kamu Tidak Pantas Menyukai Dia!
Pada saat Sifa menginjak lagi ke dalam kantor, orang yang berada di perusahaan sangat kaget, beberapa orang terus menatap Sifa.
Ada yang berbisik dengan suara ringan "Kenapa wanita ini pulang lagi, bukannya sudah pergi ya?”
“Aduh, pastinya karena semalam sudah berhasil naik ke atas ranjang direktur Leng, benar-benar bisa melakukan apapun hanya demi tinggal di sini.”
Sifa juga tidak tuli, dia tentu saja dapat mendengar semua isi percakapan ini, namun dia hanya tertawa sekilas dan beranjak ke ruangan dengan gaya tidak peduli.
Saat ini di dalam ruangan tersebut sudah tidak ada orang lagi, namun sepertinya bau wanita itu tetap saja melekat di dalam ruangan. Sifa mengerut alis dan meletakkan barang di tangannya, setelah itu membersihkan ruangan ini secara keseluruhan, akhirnya baru bernafas lega dan tenang kembali.
Decky melotot wanita yang sedang sibuk bekerja melalui layar komputer, dia tidak mengerti apa yang terjadi pada dirinya di pagi buta ini.
Dia sudah menyerahkan wanita yang bernama Diska kepada Linda, sehingga juga tidak peduli di mana posisi keberadaan Diska.
Decky mengambil telepon dan menghubungi Sifa “Antarkan dokumen pembangunan sebelumnya kepadaku, terus, aku sudah haus.”
Sifa mengangguk dan meletakkan pekerjaan di tangan, lalu mencari dokumen pembangunan di atas mejanya dan menyiapkan teh hangat, setelah itu dia beranjak ke ruangan Decky dengan membawa teh dan dokumen.
Decky mengerut alis sambil menatap dokumen di hadapannya, kelihatannya sedikit lelah, sehingga terus mengurut kepala sendiri.
Sifa berjalan masuk dengan gerakan ringan dan meletakkan teh ke atas meja, dalam seketika itu wangi dari teh yang menenangkan batin menebar di seluruh ruangan.
Decky mengangkat kepalanya, saat ini dia baru menyadari Sifa yang sedang berdiri di sisinya.
Decky tidak berbicara, dia mengambil teh dan mulai meneguk, Sifa yang sangat sadar diri meletakkan dokumen di tangannya dan ingin beranjak ke luar.
“Laporan ini, kamu kasih ke Laras.” Decky memerintahkan Sifa.
Sifa menghentikan langkahnya, lalu berbalik badan dan mengambil dokumen tersebut, setelah menjawab dengan suara ringan, dia langsung melangkah ke luar ruangan.
Sifa mengetahui bahwa dalam waktu dekat ini ada sebuah kasus akuisisi yang sedang memusingkan kepala Decky, sehingga dia juga tidak berani berkeliaran di sisi Decky.
Sifa berjalan menuju ke arah ruangan Laras, sehingga sama sekali tidak menyadari Diska yang sedang berdiri di depan pintu dan terus melototnya.
Diska melangkah cepat untuk menghampirinya, lalu menghalangi Sifa di tempat keramaian, setelah itu menarik tangan Sifa dan menyeret ke arah belakangnya.
Sifa yang tidak mewaspadai dirinya langsung jatuh terhuyung, dokumen di tangannya juga jatuh berserakan.
Untung saja ada sebuah meja kerja yang berada di sisinya, Sifa sempat memegang meja tersebut pada saat hampir terjatuh.
Dalam seketika ini Sifa tidak menyadari apa yang terjadi, Diska yang bertindak secara tiba-tiba membuat Sifa berkeringat dingin.
Diska berdiri di hadapan Sifa dan menatapnya dengan tatapan amarah, setelah itu menahan kedua pinggang dan lanjut memaki dengan kasar, sama sekali tidak memedulikan citra dirinya yang selalu lembut di hadapan semua orang.
“Dasar wanita jalang yang tidak tahu malu, pasti kamu yang menyuruh Decky mengusirku kan, sekarang sudah puas? Kamu semalam pasti sudah naik ke atas ranjang Decky, makanya hari ini bisa datang ke sini lagi, dasar wanita jalang!”
Diska bagaikan telah kehilangan akal logika, dia menunjuk batang hidung Sifa dan memaki dengan suara yang nyaring.
Sifa merapikan baju sendiri dan berdiri dengan perlahan-lahan, dia menatap dokumen yang berserakan di bawah kakinya, api amarahnya sudah membara.
Sifa mengangkat kepala untuk melotot Diska, tatapannya sangat tegas, reaksi wajahnya juga sangat dingin.
“Ini di kantor, bukan di pasar, tolong memperlihatkan buktinya dulu sebelum ribut di sini.”
Reaksi Sifa kelihatannya sangat datar, sama sekali tidak terpengaruh oleh kata-kata Diska.
Pada saat ini berbagai karyawan sudah berkumpul jadi satu, mereka semua adalah karyawan yang diterima karena hubungan internal, awalnya mereka sudah beranggapan kalau Sifa dan Diska sama-sama memiliki hubungan khusus dengan Decky.
Pada saat ini mereka semua semakin penasaran, sehingga terus melirik ke arah Sifa dan Diska untuk menyaksikan drama lanjutan.
Tangan Diska telah mengepal dengan erat, dia berjalan ke sisi Sifa dan membentak kuat ke arahnya “Kamu adalah wanita jalang, kamu iri denganku yang bisa menemani di sisi Decky, dasar wanita yang main strategi licik di belakang, mati saja kamu!”
Setelah selesai memaki, dia mengulur kedua tangannya dan ingin menjambak Sifa, namun Sifa sudah menebak tindakan dirinya, sehingga langsung memutarkan badan dan menghindarinya.
Diska menyerbu ke arah depan, saat ini Marsha berjalan menghampiri dan mengulurkan kakinya, akhirnya Diska langsung tersandung kaki Marsha dan jatuh tergeletak di lantai.
Diska menjerit dengan kuat, saat ini dia jatuh tergeletak di lantai dengan kesan yang sangat memalukan.
Diska tetap saja tidak pasrah, dia berbaring di lantai dan terus melotot Sifa “Kalian tahu tidak, dia adalah wanita yang murahan, hari ini dia bisa naik ke atas ranjang Decky, bisa jadi besok akan naik ke ranjang lelaki lainnya!”
Setelah selesai berbicara Diska langsung tertawa terbahak-bahak, emosionalnya seolah-olah telah kehilangan kendali.
Sifa merasa sedikit emosi, namun dia tidak ingin membuat kekacauan di perusahaan, dia berusaha menahan amarah dan membungkuk pinggang untuk memungut dokumen di lantai, dia tidak pernah meremehkan perintah dari Decky.
Namun ketika baru saja ingin mengulurkan tangannya, Diska sudah beranjak ke depan dan memungut dokumen tersebut, setelah itu dia mengoyak kertas dokumen dan melempar ke wajah Sifa.
Karyawan yang berdiri di samping sangat kaget dan menjerit dengan kuat, semuanya terus memperhatikan reaksi Sifa dan Diska.
Marsha juga terkejut, setelah menyadari kembali, dia langsung beranjak ke depan dan ingin memberikan sebuah tamparan kepada Diska.
Namun Sifa malah menahannya dengan wajah tanpa reaksi, dia terus melototi Diska dengan aura yang sangat dingin.
Marsha melirik sekilas pada wajah Sifa dan membayangkan adegan ketika Sifa memegang pisau pada malam itu, sehingga merinding secara tiba-tiba dan memundurkan langkahnya, sebelumnya dia masih belum mengerti, namun saat ini dia telah mengetahui, sebenarnya Sifa bukan wanita yang tidak bakal emosi, hanya saja belum tiba pada waktunya.
Diska terus melotot Sifa dan tidak takut dengan karyawan yang mengepung di sekelilingnya, akhirnya malah menatap Sifa dengan tatapan sombong.
Sifa berjongkok di lantai dan tertawa keceplosan, kedua tangannya sedang memegang sobekan kertas.
Setelah itu Sifa berkata pada Diska dengan suara ringan “Kamu kelihatannya sangat kasihan, bahkan berlagak gila di hadapan keramaian, wanita zaman sekarang memang kasihan sekali kalau hidup sepertimu.”
Setelah selesai berbicara Sifa merapikan rambut di belakang telinganya, setelah itu melirik semua orang sekelilingnya.
Setelah mendengar kata-kata Sifa, semua karyawan di sekeliling mulai melirik ke arah Diska, kadang kalanya akan membalikkan bola mata dan berbisikan.
Diska tiba-tiba merasa panik, dia tidak menyangka kalau Sifa akan berkata demikian.
Diska ingin berdiri dari lantai, namun gerakan Sifa sangat cepat dan langsung menghampiri dirinya, setelah itu dia menekan tubuh Diska pada lantai dan tidak membiarkan Diska berdiri, bukannya suka berlagak lemah lembut ya, kalau begitu pura-pura saja terus.
“Ei, kenapa pula, bukannya suka berbaring di lantai ya, terus saja!”
Sifa melotot Diska dengan tatapan menghina dan sedikit mengangkat alisnya.
Diska yang emosi terus melotot Sifa, akhirnya hanya bisa lanjut memaki Sifa “Kamu merasa kamu bisa terus berdiri di sisinya ya? Aku sudah menyukai dia selama dua tahun! Kamu hanya apaan juga!”
Sifa membalikkan bola matanya dan tersenyum sinis, dia sudah menyukai Decky selama lima tahun, mereka juga menikah selama tiga tahun, bagaimana kalau berdasarkan ini?
Memiliki bentuk wajah yang sedikit mirip dengan Yuli saja sudah begitu sombong, benar-benar mimpi.
Reaksi wajah Sifa menjadi dingin dalam seketika, dia terus melotot Diska dengan tatapan mematikan, setelah itu baru berkata dengan nada rendah "Kamu tidak pantas menyukai dia !”
Seluruh tubuh Sifa memancarkan aura yang seram, Diska yang terduduk di lantai juga terus memundurkan tubuhnya, kedua matanya yang sedang melotot Sifa bahkan ada jejak ketakutan.
“Kalian buat apa di sini?” Tiba-tiba terdengar suara rendah dari seorang pria.
Novel Terkait
Adore You
ElinaGet Back To You
LexyBack To You
CC LennyCutie Mom
AlexiaCinta Dan Rahasia
JesslynCinta Di Balik Awan
KellyCinta Pada Istri Urakan
Laras dan GavinMarriage Journey×
- Bab 1 : Kanker Lambung Stadium Terakhir
- Bab 2 : Kamu Kotor
- Bab 3 : Decky Menidurinya
- Bab 4 : Menghindar Bagaikan Ular Berbisa
- Bab 5 : Berikan Jantungku Kepadanya
- Bab 6 : Aku Merasa Aku Kotor !
- Bab 7 Transplantasi Dihentikan
- Bab 8 Hamil ?
- Bab 9 Anak Haram Siapa
- Bab 10 Kamu Tidak Pantas Menjadi Seorang Ibu
- Bab 9 Aku Tidak Punya Rumah
- Bab 12 Hasil Terburuk
- Bab 13 Wanita Tidak Tahu Malu
- Bab 14 Wanitaku
- Bab 15 Itu Anakku
- Bab 16 Shen, Kamu Tidak Pantas!
- Bab 17 Berubah Seiring Berjalannya Waktu
- Bab 18 Orang Seperti Apa
- Bab 19 Tamu Yang Tiba-tiba Datang Tanpa Diundang
- Bab 20 Membusuk Di Sekitarku
- Bab 21 Sedikit Berubah
- Bab 22 Harapan Mendapatkan Kekecewaan
- Bab 23 Bersimpati
- Bab 24 Bertemu di Rumah Sakit Secara Tidak Sengaja
- Bab 25 Keadaan Darurat
- Bab 26 Wanita Kuat
- Bab 27 Tidak Boleh Mati!
- Bab 28 Terserah!
- Bab 29 Mengkhawatirkanku?
- Bab 30 Seperti Sepasang Suami Istri
- Bab 31 Curiga
- Bab 32 Aku Nyonya Leng
- Bab 33 Kamu Mengorok
- Bab 34 Bawa Masuk
- Bab 35 Isi Hati
- Bab 36 Aku Sudah Memperkerjakan Pembantu Untukmu
- Bab 37 Shen Yang Berbeda
- Bab 38 Pembukuan?
- Bab 39 Kamu Hari Ini Cantik Sekali
- Bab 40 Makan Malam Keluarga Leng
- Bab 41 Serangan Balik
- Bab 42 Wanita Dengan Dua Watak
- Bab 43 Kami Akan Berusaha
- Bab 44 Secercah Harapan, Beratus Kali Lipat Usaha
- Bab 45 Menjadi Asistennya?
- Bab 46 Wanita Ini Tidak Gampang
- Bab 47 Rumor
- Bab 48 Bercanda Berlebihan
- Bab 49 Jaga Dirimu Dengan Baik (1)
- Bab 50 Jaga Dirimu Dengan Baik (2)
- Bab 51 Wanita Cantik, Marsha
- Bab 52 Pria Munafik
- Bab 53 Biarkan Aku Menemanimu Di Saat Sedih
- Bab 54 Wanita Pemberani
- Bab 55 Dengan Begini Apakah Kita Sudah Menjadi Teman?
- Bab 56 Aku Akan Melindungimu Mulai Dari Sekarang
- Bab 57 Bukankah Kamu Suka Seperti Ini?
- Bab 58 Bisakah Kamu Membawakanku Pakaian
- Bab 59 Tidak Peduli Apa Tujuanmu, Kamu Telah Berhasil
- Bab 60 Momen Yang Memalukan
- Bab 61 Tetap Terasa Dingin
- Bab 62 Apakah Dia Telah Pergi?
- Bab 63 Cemburu
- Bab 64 Lihat Saja Pulang Nanti
- Bab 65 Semakin Menarik Semakin Berbahaya
- Bab 66 Kekecewaan Dan Keputusasaan Datang Dari Harapan
- Bab 67 Tolong aku!
- Bab 68 Situasi Berbahaya
- Bab 69 Pegang Erat Tanganku
- Bab 70 Wanita Bertekad Dengan Pisau
- Bab 71 Tuhan Tahu Betapa Khawatirnya Dia
- Bab 72 Perubahan Mendadak
- Bab 73 Aku Dan Dia Pilih Salah Satu
- Bab 74 Jangan Bergerak!
- Bab 75 Melepaskanmu
- Bab 76 Kamu Tidak Pantas Menyukai Dia!
- Bab 77 Niat Licik
- Bab 79 Dia Sedang Sakit, Penyakit Yang Tidak Dapat Disembuhkan
- Bab 79 Laras, Tolong Menjaga Rahasia Ini
- Bab 80 Kondisi Penyakit Semakin Memburuk
- Bab 81 Perhatian Yang Tiba-Tiba
- Bab 82 Kehangatan
- Bab 83 Gaun Motif Bintang
- Bab 84 Sangat Cocok Denganmu
- Bab 85 Penghargaan Untukmu!
- Bab 86 Pikiran Ariana
- Bab 87 Lebih Perhatian Dari Dirinya Sendiri?
- Bab 88 Pusat Perhatian Semua Orang
- Bab 89 Tubuhmu Begitu Jujur?
- Bab 90 Beri Kesempatan?
- Bab 91 Mau Jadi Wanita Sejatiku?
- Bab 92 Wanita Yang Sedang Jatuh Cinta Memang Berbeda
- Bab 93 Hidup yang Didambakan
- Bab 94 Ngambek?
- Bab 95 Bagaimana Menghadapinya
- Bab 96 Tidak Ada Yang Lebih Mencintaimu Daripada Aku
- Bab 97 Merebut Wanita Orang Lain
- Bab 98 Harus Memperlakukannya Dengan Baik
- Bab 99 Pelecehan Seksual Dan Kekerasan
- Bab 100 Luka Hati
- Bab 101 Masalah Ini Tidak Begitu Sederhana
- Bab 102 Takut Akan Kepergiannya Yang Mendadak
- Bab 103 Kamu Suka Dia Kan?
- Bab 104 Aku Tidak Mau Bermain-Main Lagi
- Bab 105 Aku Jatuh Cinta Dengannya, Apakah Ada Yang Salah?
- Bab 106 Perjanjian Perceraian
- Bab 107 Ayo Kita Mulai Dari Awal Hubungan Kita?
- Bab 108 Selama Aku Ingin Kamu Milikku, Maka Kamu Hanya Bisa Jadi Milikku
- Bab 109 Kalau Merindukannya, Harusnya Pergi Langsung Menemuinya Tidak Peduli Seberapa Jauh Itu
- Bab 110 Aku Hanya Mencintai Satu Pria
- Bab 111 Gunung Es Ribuan Tahun Telah Meleleh?
- Bab 112 Romantis
- Bab 113 Sifa, Wanitaku
- Bab 114 Tidakkah Harus Memberiku Penghargaan?
- Bab 115 Takut Semua Ini Hanyalah Mimpi
- Bab 116 Penurunan Suhu Secara Tiba-tiba
- Bab 117 Mengibaskan Ekor
- Bab 118 Dia Tidak Bisa
- Bab 119 Mengapa Dia Melakukan Ini
- Bab 120 Cemburu
- Bab 121 Mengambil Inisiatif
- Bab 122 Perasaan Bukan Sesuatu Yang Dapat Dikendalikan
- Bab 123 Benar-Benar Menganggap Dirimu Sebagai Anak Dari Keluarga An
- Bab 124 Aku Tidak Akan Meremehkan Seseorang Sepertimu
- Bab 125 Memasuki Ranah Hiburan
- Bab 126 Status Sosial
- Bab 127 Sekolah Akting
- Bab 128 Cari Masalah?
- Bab 129 Kesempatan Membuktikan Diri
- Bab 130 Membentuk Tim Proyek
- Bab 131 Tidak Akan Melupakan Pelajaran
- Bab 132 Kura-kura Tua Akhirnya Berubah Cerdas
- Bab 133 Membuat Rencana Baru
- Bab 134 Mengambil Langkah Yang Tidak Biasa
- Bab 135 Bermain Dengan Api
- Bab 136 Apa Kamu Merindukan Aku ?
- Bab 137 Kebuntuan Investigasi
- Bab 138 Kekalahan
- Bab 139 Bisa Terpikirkan Aku, Itu Sudah Cukup
- Bab 140 Pertikaian Yang Jelas Sekali
- Bab 141 Tidak Kenal Akrab
- Bab 142 Kemunculan Yang Mengejutkan
- Bab 143 Kehangatan Sementara
- Bab 144 Krisis
- Bab 145 Menyelamatkan Korban
- Bab 146 Juna Lai
- Bab 147 Kamu Adalah Ayah Yang Baik
- Bab 148 Penyelidikan
- Bab 149 Kebenaran
- Bab 150 Keputusan Akhir
- Bab 151 Serangan Balik Yang Kuat
- Bab 152 Tertawalah Kalau Senang
- Bab 153 Bisakah Kamu Membantuku
- Bab 154 Apa Pun Yang Terjadi, Tolong Selamatkan Anakku
- Bab 155 Punya Hak Apa Kamu
- Bab 156 Jangan Mati Di Dalam Mobilku!
- Bab 157 Kabar Baik
- Bab 158 Kamu Tunggu Saja!
- Bab 159 Beritahu Aku Kalau Itu Bukan Sungguhan
- Bab 160 Pria Lain
- Bab 161 Kamu Coba Saja
- Bab 162 Perang Dingin
- Bab 163 Rasa Cemburu Yang Berlebihan
- Bab 164 Jangan Lupa Masalah Sebelumnya
- Bab 165 Sayang, Santai saja
- Bab 166 Kesempatan Yang Bisa Disembuhkan Dari Penyakit
- Bab 167 Selamat Ulang Tahun
- Bab 168 Rencana
- Bab 169 Rencana (2)
- Bab 170 Meskipun Tidak Percaya
- Bab 171 Aku Berharap Kamu Mati
- Bab 172 Badai Rumor
- Bab 173 Dia Yang Tidak Normal
- Bab 174 Perjanjian Perceraian
- Bab 175 Menginginkannya dengan Ganas
- Bab 176 Anakku ...
- Bab 178 Apakah Kondisi Ini Bisa Membaik?
- Bab 179 Gangguan Tanpa Henti
- Bab 180 Tidak Menghalangimu!
- Bab 181 Roda Berputar
- Bab 182 Apakah Kamu Orang Dunia Hiburan!
- Bab 183 Sadar Sepenuhnya
- Bab 184 Pergi
- Bab 185 Awalan Baru
- Bab 186 Masa Lalu Yang Tidak Bisa Dikenang
- Bab 187 Bangun
- Bab 188 Curhat
- Bab 189 Marsha Pergi
- Bab 190 Tindakan Kecil
- Bab 191 Terekspos
- Bab 192 Mencari Kesempatan
- Bab 193 Selalu Merindukannya
- Bab 194 Aku Ingin Dia Mati
- Bab 195 Sherly
- Bab 196 Pernah Mencintainya
- Bab 197 Menutup Pameran Lukisan
- Bab 198 Berangkat Ke Amerika Serikat
- Bab 199 Gerakan Janin
- Bab 200 Perhatian Hendi
- Bab 201 Sama Sekali Tidak Tahu Pameran Lukis Ditutup
- Bab 202 Diam-Diam Menyelidiki
- Bab 203 Menuju Apartemen
- Bab 204 Yuli Sakit Parah
- Bab 205 Menerima Pukulan
- Bab 206 Tidak Bisa Menghadapi Tekanan
- Bab 208 Tekanan Sifa
- Bab 208 Mendatangi
- Bab 209 Terpancing Emosi
- Bab 211 Kecemasan
- Bab 212 Kabar Mendadak
- Bab 213 Perasaan Bertentangan
- Bab 213 Penyebaran Sel Kanker
- Bab 214 Pertahanan Satu-Satunya
- Bab 215 Kedatangan Decky
- Bab 217 Tubuh Yang Lemah
- Bab 218 Kemarahan Yang Tidak Terkendali
- Bab 219 Diri Yang Tidak Berdaya
- Bab 219 Tubuh Lemah
- Bab 220 Memberi Tugas Secara Rahasia
- Bab 221 Menjaga Sepenuh Hati
- Bab 222 Menerima Pengobatan
- Bab 223 Mengatur Secara Rahasia
- Bab 224 Mengenang Masa Kecil
- Bab 225 Mendadak Pulang
- Bab 226 Bertemu Yuli
- Bab 227 Suasana yang Menekan
- Bab 228 Mengetahui Balas Dendam Dari Hendi
- Bab 229 Kerahasiaan Laras
- Bab 230 Kabar Baik Mendadak
- Bab 231 Yuli Akan Segera Bangun
- Bab 232 Ariana Memicu Keributan Besar
- Bab 233 Menjerat Tanpa Akhir
- Bab 234 Melihat Trik Licik Ariana
- Bab 235 Kabar Baik
- Bab 236 Insiden Ariana
- Bab 237 Yuli Bangun
- Bab 238 Mendapatkan Tanggapan
- Bab 239 Minta Enam Milyar
- Bab 240 Sudah Boleh Pulang
- Bab 241 Terus Berpikir
- Bab 242 Kembali Normal
- Bab 243 Panggilan Telepon Dari Ibu Leng
- Bab 244 Ketenangan Yang Akan Segera Hancur
- Bab 245 Tidak Ingin Membebani Hendi
- Bab 246 Kabar Baik Yang Tiba-Tiba Datang
- Bab 247 Dipaksa Kembali
- Bab 248 Diantar Lagi Ke Gerbang Pintu Rumah Keluarga Leng
- Bab 249 Hendi Mencari Dengan Sangat Panik
- Bab 250 Menanyakan Dan Menyalahkan
- Bab 251 Mendapat Saham
- Bab 252 Bertengkar
- Bab 253 Mengingat Masa Lalu
- Bab 254 Kekecewaan Tidak Berujung
- Bab 255 Menyewa Rumah Di Luar
- Bab 256 Bertemu Dengan Laras
- Bab 257 Hendi Kembali
- Bab 258 Tragedi
- Bab 259 Mengubah Pemikiran
- Bab 260 Pertemuan Yang Canggung
- Bab 262 Benar-Benar Kehilangan Harapan
- Bab 262 Sengketa Di Ruang Tamu
- Bab 264 Jatuh
- Bab 265 Mencoba Membuat Tuduhan Palsu
- Bab 266 Pertengkaran Antar Teman Baik
- Bab 267 Pikiran Yang Jahat
- Bab 268 Dia Sedang Berbohong
- Bab 269 Melakukan Kepalsuan
- Bab 270 Damai
- Bab 271 Tes DNA
- Bab 272 Ayo Bicarakan Ini Denganku
- Bab 273 Penghinaan
- Bab 274 Dilema
- Bab 275 Dilema
- 276 Menolak Cek
- 277 Berkomunikasi dengan Kakek
- BAB 278 Kecewa
- 279 Dalam Suasana Hati yang Buruk
- Bab 280 Bertemu Hendi Di Bar
- Bab 281 Main Tangan
- Bab 282 Kembali Ke Rumah Keluarga Leng
- Bab 283 Punya Pemikiran Masing-masing
- Bab 284 Diperingatkan
- Bab 285 Tidak Boleh Mengalah
- Bab 286 Dikalahkan
- Bab 287 Tidak Puas
- Bab 288 Kekhawatiran
- Bab 289 Diskusi Tak Berhasil
- Bab 290 Rapat di Ruang Kerja
- Bab 291 Tiga Persyaratan
- Bab 292 Mengikat
- Bab 293 Pembagian Warisan
- Bab 294 Mengobrol Secara Terbuka