Marriage Journey - Bab 76 Kamu Tidak Pantas Menyukai Dia!

Pada saat Sifa menginjak lagi ke dalam kantor, orang yang berada di perusahaan sangat kaget, beberapa orang terus menatap Sifa.

Ada yang berbisik dengan suara ringan "Kenapa wanita ini pulang lagi, bukannya sudah pergi ya?”

“Aduh, pastinya karena semalam sudah berhasil naik ke atas ranjang direktur Leng, benar-benar bisa melakukan apapun hanya demi tinggal di sini.”

Sifa juga tidak tuli, dia tentu saja dapat mendengar semua isi percakapan ini, namun dia hanya tertawa sekilas dan beranjak ke ruangan dengan gaya tidak peduli.

Saat ini di dalam ruangan tersebut sudah tidak ada orang lagi, namun sepertinya bau wanita itu tetap saja melekat di dalam ruangan. Sifa mengerut alis dan meletakkan barang di tangannya, setelah itu membersihkan ruangan ini secara keseluruhan, akhirnya baru bernafas lega dan tenang kembali.

Decky melotot wanita yang sedang sibuk bekerja melalui layar komputer, dia tidak mengerti apa yang terjadi pada dirinya di pagi buta ini.

Dia sudah menyerahkan wanita yang bernama Diska kepada Linda, sehingga juga tidak peduli di mana posisi keberadaan Diska.

Decky mengambil telepon dan menghubungi Sifa “Antarkan dokumen pembangunan sebelumnya kepadaku, terus, aku sudah haus.”

Sifa mengangguk dan meletakkan pekerjaan di tangan, lalu mencari dokumen pembangunan di atas mejanya dan menyiapkan teh hangat, setelah itu dia beranjak ke ruangan Decky dengan membawa teh dan dokumen.

Decky mengerut alis sambil menatap dokumen di hadapannya, kelihatannya sedikit lelah, sehingga terus mengurut kepala sendiri.

Sifa berjalan masuk dengan gerakan ringan dan meletakkan teh ke atas meja, dalam seketika itu wangi dari teh yang menenangkan batin menebar di seluruh ruangan.

Decky mengangkat kepalanya, saat ini dia baru menyadari Sifa yang sedang berdiri di sisinya.

Decky tidak berbicara, dia mengambil teh dan mulai meneguk, Sifa yang sangat sadar diri meletakkan dokumen di tangannya dan ingin beranjak ke luar.

“Laporan ini, kamu kasih ke Laras.” Decky memerintahkan Sifa.

Sifa menghentikan langkahnya, lalu berbalik badan dan mengambil dokumen tersebut, setelah menjawab dengan suara ringan, dia langsung melangkah ke luar ruangan.

Sifa mengetahui bahwa dalam waktu dekat ini ada sebuah kasus akuisisi yang sedang memusingkan kepala Decky, sehingga dia juga tidak berani berkeliaran di sisi Decky.

Sifa berjalan menuju ke arah ruangan Laras, sehingga sama sekali tidak menyadari Diska yang sedang berdiri di depan pintu dan terus melototnya.

Diska melangkah cepat untuk menghampirinya, lalu menghalangi Sifa di tempat keramaian, setelah itu menarik tangan Sifa dan menyeret ke arah belakangnya.

Sifa yang tidak mewaspadai dirinya langsung jatuh terhuyung, dokumen di tangannya juga jatuh berserakan.

Untung saja ada sebuah meja kerja yang berada di sisinya, Sifa sempat memegang meja tersebut pada saat hampir terjatuh.

Dalam seketika ini Sifa tidak menyadari apa yang terjadi, Diska yang bertindak secara tiba-tiba membuat Sifa berkeringat dingin.

Diska berdiri di hadapan Sifa dan menatapnya dengan tatapan amarah, setelah itu menahan kedua pinggang dan lanjut memaki dengan kasar, sama sekali tidak memedulikan citra dirinya yang selalu lembut di hadapan semua orang.

“Dasar wanita jalang yang tidak tahu malu, pasti kamu yang menyuruh Decky mengusirku kan, sekarang sudah puas? Kamu semalam pasti sudah naik ke atas ranjang Decky, makanya hari ini bisa datang ke sini lagi, dasar wanita jalang!”

Diska bagaikan telah kehilangan akal logika, dia menunjuk batang hidung Sifa dan memaki dengan suara yang nyaring.

Sifa merapikan baju sendiri dan berdiri dengan perlahan-lahan, dia menatap dokumen yang berserakan di bawah kakinya, api amarahnya sudah membara.

Sifa mengangkat kepala untuk melotot Diska, tatapannya sangat tegas, reaksi wajahnya juga sangat dingin.

“Ini di kantor, bukan di pasar, tolong memperlihatkan buktinya dulu sebelum ribut di sini.”

Reaksi Sifa kelihatannya sangat datar, sama sekali tidak terpengaruh oleh kata-kata Diska.

Pada saat ini berbagai karyawan sudah berkumpul jadi satu, mereka semua adalah karyawan yang diterima karena hubungan internal, awalnya mereka sudah beranggapan kalau Sifa dan Diska sama-sama memiliki hubungan khusus dengan Decky.

Pada saat ini mereka semua semakin penasaran, sehingga terus melirik ke arah Sifa dan Diska untuk menyaksikan drama lanjutan.

Tangan Diska telah mengepal dengan erat, dia berjalan ke sisi Sifa dan membentak kuat ke arahnya “Kamu adalah wanita jalang, kamu iri denganku yang bisa menemani di sisi Decky, dasar wanita yang main strategi licik di belakang, mati saja kamu!”

Setelah selesai memaki, dia mengulur kedua tangannya dan ingin menjambak Sifa, namun Sifa sudah menebak tindakan dirinya, sehingga langsung memutarkan badan dan menghindarinya.

Diska menyerbu ke arah depan, saat ini Marsha berjalan menghampiri dan mengulurkan kakinya, akhirnya Diska langsung tersandung kaki Marsha dan jatuh tergeletak di lantai.

Diska menjerit dengan kuat, saat ini dia jatuh tergeletak di lantai dengan kesan yang sangat memalukan.

Diska tetap saja tidak pasrah, dia berbaring di lantai dan terus melotot Sifa “Kalian tahu tidak, dia adalah wanita yang murahan, hari ini dia bisa naik ke atas ranjang Decky, bisa jadi besok akan naik ke ranjang lelaki lainnya!”

Setelah selesai berbicara Diska langsung tertawa terbahak-bahak, emosionalnya seolah-olah telah kehilangan kendali.

Sifa merasa sedikit emosi, namun dia tidak ingin membuat kekacauan di perusahaan, dia berusaha menahan amarah dan membungkuk pinggang untuk memungut dokumen di lantai, dia tidak pernah meremehkan perintah dari Decky.

Namun ketika baru saja ingin mengulurkan tangannya, Diska sudah beranjak ke depan dan memungut dokumen tersebut, setelah itu dia mengoyak kertas dokumen dan melempar ke wajah Sifa.

Karyawan yang berdiri di samping sangat kaget dan menjerit dengan kuat, semuanya terus memperhatikan reaksi Sifa dan Diska.

Marsha juga terkejut, setelah menyadari kembali, dia langsung beranjak ke depan dan ingin memberikan sebuah tamparan kepada Diska.

Namun Sifa malah menahannya dengan wajah tanpa reaksi, dia terus melototi Diska dengan aura yang sangat dingin.

Marsha melirik sekilas pada wajah Sifa dan membayangkan adegan ketika Sifa memegang pisau pada malam itu, sehingga merinding secara tiba-tiba dan memundurkan langkahnya, sebelumnya dia masih belum mengerti, namun saat ini dia telah mengetahui, sebenarnya Sifa bukan wanita yang tidak bakal emosi, hanya saja belum tiba pada waktunya.

Diska terus melotot Sifa dan tidak takut dengan karyawan yang mengepung di sekelilingnya, akhirnya malah menatap Sifa dengan tatapan sombong.

Sifa berjongkok di lantai dan tertawa keceplosan, kedua tangannya sedang memegang sobekan kertas.

Setelah itu Sifa berkata pada Diska dengan suara ringan “Kamu kelihatannya sangat kasihan, bahkan berlagak gila di hadapan keramaian, wanita zaman sekarang memang kasihan sekali kalau hidup sepertimu.”

Setelah selesai berbicara Sifa merapikan rambut di belakang telinganya, setelah itu melirik semua orang sekelilingnya.

Setelah mendengar kata-kata Sifa, semua karyawan di sekeliling mulai melirik ke arah Diska, kadang kalanya akan membalikkan bola mata dan berbisikan.

Diska tiba-tiba merasa panik, dia tidak menyangka kalau Sifa akan berkata demikian.

Diska ingin berdiri dari lantai, namun gerakan Sifa sangat cepat dan langsung menghampiri dirinya, setelah itu dia menekan tubuh Diska pada lantai dan tidak membiarkan Diska berdiri, bukannya suka berlagak lemah lembut ya, kalau begitu pura-pura saja terus.

“Ei, kenapa pula, bukannya suka berbaring di lantai ya, terus saja!”

Sifa melotot Diska dengan tatapan menghina dan sedikit mengangkat alisnya.

Diska yang emosi terus melotot Sifa, akhirnya hanya bisa lanjut memaki Sifa “Kamu merasa kamu bisa terus berdiri di sisinya ya? Aku sudah menyukai dia selama dua tahun! Kamu hanya apaan juga!”

Sifa membalikkan bola matanya dan tersenyum sinis, dia sudah menyukai Decky selama lima tahun, mereka juga menikah selama tiga tahun, bagaimana kalau berdasarkan ini?

Memiliki bentuk wajah yang sedikit mirip dengan Yuli saja sudah begitu sombong, benar-benar mimpi.

Reaksi wajah Sifa menjadi dingin dalam seketika, dia terus melotot Diska dengan tatapan mematikan, setelah itu baru berkata dengan nada rendah "Kamu tidak pantas menyukai dia !”

Seluruh tubuh Sifa memancarkan aura yang seram, Diska yang terduduk di lantai juga terus memundurkan tubuhnya, kedua matanya yang sedang melotot Sifa bahkan ada jejak ketakutan.

“Kalian buat apa di sini?” Tiba-tiba terdengar suara rendah dari seorang pria.

Novel Terkait

My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu