Marriage Journey - Bab 206 Tidak Bisa Menghadapi Tekanan
Yuli yang Decky cintai. Meski belum siuman selama beberapa tahun terakhir, Decky selalu merasa Yuli hidup di sisinya.
Mengenai perkataan perawat, Decky sulit untuk menerimanya. Sekarang informasi ini terlalu kejam bagi Decky.
Apa yang dialami Decky saat ini semuanya berkat Sifa, wanita jalang itu.
Decky merasa, jika bukan karena wanita ini, dulu memikirkan trik seperti itu, bagaimana mungkin menyebabkan Yuli seperti ini sekarang.
Decky meminta semua dokter di rumah sakit untuk memberikan obat terbaik kepada Yuli untuk mempertahankan hidupnya.
"Bagaimanapun juga, harus membuat Yuli terus bertahan hidup, meskipun sekarang Yuli seperti manusia tumbuhan dan tidak akan siuman, Yuli juga harus tetap hidup dengan baik di dunia ini."
Decky mengatakan ini dengan nada agak memohon.
Setelah memberi pesan ini, dalam hati Decky kembali mencari cara untuk menyiksa Sifa.
Decky telah melupakan tujuan awal datang ke Amerika Serikat. Tujuannya datang ke Amerika Serikat pada awalnya tidak seperti ini.
Decky hanya ingin datang ke sini untuk melihat bagaimana keadaan Sifa, tetapi Decky tidak pernah ingin mengakui bahwa di dalam hatinya dirinya masih perhatian pada Sifa.
Decky merasa bahwa apa pun yang dilakukan wanita ini, dirinya tidak akan pernah menyukai ataupun menerimanya, meskipun jika anak dalam perut wanita ini ada hubungannya dengan dia.
Decky juga tidak berhenti mengatakan dalam hatinya bahwa dirinya tidak boleh mengakui bahwa anak ini memiliki hubungan sedikitpun dengan dirinya.
Bagaimana bisa Decky membiarkan anak dari wanita ini memiliki hubungan dengannya!
Saat memikirkan hal ini, Decky mulai menggunakan hubungan relasi di sekitarnya dan ingin lebih menekan Sifa di Amerika Serikat.
Decky memikirkan Hendi ada di sisi Sifa, pria ini benar-benar luar biasa. Saat berada di dalam negeri, Hendi sudah tertarik pada Sifa. Decky curiga, anak dalam perut Sifa berhubungan dengan pria ini. Melihat adegan itu hari ini, dalam hati Decky mulai muncul kecurigaan.
Mungkinkah anak itu benar-benar milik Sifa dengan pria itu, Hendi ...
Decky berpikir, mungkin Sifa tidak mendapatkan apapun dari dirinya, jadi kemudian menggunakan semua trik Decky pada pria lain.
Saat Decky memikirkan hal ini, dalam hatinya menertawakan Sifa lagi.
Tetapi bagaimanapun juga, Decky tidak ingin Sifa hidup begitu nyaman dan tenang di luar negeri, wanita ini harus dihukum dan disiksa.
Sambil memikirkannya, dalam hatinya sedang membuat perhitungan, tetapi di sisi lain, sepertinya ada kekuatan lain di dalam hatinya yang menolak untuk melakukan hal-hal ini.
Tapi begitu Decky memikirkan Yuli yang terbaring di tempat tidur, pikiran ini dikalahkan lagi oleh pikiran ingin menyiksa Sifa.
Decky menghubungi nomor telepon sekretaris perusahaan domestiknya, dan meminta sekretaris untuk mengizinkan semua perusahaan luar negeri yang bekerja dengan perusahaannya di Amerika Serikat untuk menghubunginya secepat mungkin.
Meskipun sekretaris memiliki beberapa pertanyaan di ujung telepon, tetapi tidak berani menanyakan informasi tambahan.
"Baik! Aku mengerti. Direktur Leng, tapi ada satu hal lagi yang ingin aku sampaikan kepada Anda. Terakhir kali Anda menyuruh aku untuk menutup perusahaan pameran seni. Aku mendengar beritanya secara pribadi, seperti perusahaan pameran seni itu mengubah namanya dan melanjutkan kegiatan pameran! "
Saat Decky mendengar kabar tersebut, amarah di dalam hatinya kembali membara.
Tidak diduga, wanita ini begitu licik, mengganti namanya dan melanjutkan membuka pameran, namun bagaimanapun juga, Decky akan mencegah wanita ini melakukan semua kegiatan pameran di dalam negeri.
"Baiklah, aku tahu. Tidak peduli berapa banyak perusahaan yang namanya diubah, semuanya akan aku tutup, tidak peduli berapa biayanya. Masalah ini harus dilaksanakan dengan baik!"
Setelah sekretaris mendengar instruksi Decky di telepon. Sekretaris itu menjawab, "Baik, aku mengerti, aku pasti akan berusaha menyelesaikan masalah ini secepat mungkin."
Setelah menutup telepon, dalam hati Decky berpikir, wanita ini ternyata telah mengganti namanya begitu cepat, dan mengadakan pameran lukisan di dalam negeri.
Sepertinya wanita ini masih memiliki cara tindak yang sama seperti sebelumnya, memikirkan hal ini, tubuhnya bergetar lagi. Decky tidak sabar ingin mendatangi wanita ini dan mempertanyakan Sifa dengan sengit.
Decky tidak sabar ingin memberitahu Sifa tentang keadaan Yuli, Decky rela membiarkan Sifa merasa bersalah seumur hidup atas Yuli. Penyiksaan dengan cara seperti inilah yang terbaik dan paling kejam terhadap Sifa!
Saat memikirkan hal ini, Decky tidak tahan dan berdiri, mengambil kunci mobil, dan pergi ke apartemen lagi.
Pada saat ini, Sifa sudah menangis hingga matanya merah di kamar mandi, perutnya terus bereaksi.
Sifa berpikir, mungkin anak di perutnya juga ikut sedih dan kesal.
Sifa mengelus perutnya, lalu berbisik kepada bayi di perutnya: "Sayang, jangan salahkan Ayah, ini adalah kesalahpahaman antara ayah dan Ibu. Kamu harus lahir dengan baik di perut ibu, harus terlahir sehat dan aman!"
Setelah Sifa mengatakan ini ke perutnya, sepertinya suasana hati menjadi lebih baik, Mungkin hanya darah dagingnya sendiri, kehidupan kecil di perutnya, membawa kekuatan yang tak terbatas untuk dirinya sendiri.
Sifa berkata dalam hati, dirinya harus kuat, harus berani, menanggung segalanya demi anaknya sendiri.
Kalaupun anak itu sudah lahir dan Decky tidak menanyakan apapun tentang anak ini, tidak masalah, selama anak ini sehat, selama anak ini bisa tetap di sisinya dan berjuang bersama dengan dirinya, Sifa rela melakukan apapun dan juga bersedia untuk berkorban.
Setelah memikirkan hal ini, Sifa menyeka air matanya, membasuh wajahnya, dan berjalan keluar dari kamar mandi perlahan.
Dalam hatinya berpikir, saat ini, Hendi seharusnya sudah kembali dari membeli buah-buahan, lalu beranjak pergi ke dapur untuk menyiapkan makan siang sederhana untuk Hendi.
Bagaimanapun juga, Hendi telah menjaga Sifa begitu lama. Dalam hati, Sifa tidak ingin merepotkan Hendi dengan apa yang terjadi barusan. Sifa bersedia memulihkan suasana hatinya sesegera mungkin, dan tidak ingin Hendi mengkhawatirkan dirinya lagi.
Bagaimanapun, Hendi telah melakukan banyak hal untuk Sifa, membuat Sifa selalu merasa berhutang di dalam hatinya.
Saat ini, Hendi belum masuk ke toko buah, Hendi berdiri di depan toko buah dan terus menelepon ke dalam negeri.
Meskipun pameran lukisan Sifa ganti nama dan terus dibuka, Hendi masih merasa tidak tenang.
Jadi Hendi menelepon teman-temannya di dalam negeri, dan segera mendapatkan informasi secara pribadi.
Mengetahui bahwa Decky menggunakan segala kekuatannya untuk menutuo semua pameran yang berhubungan dengan Sifa.
Setelah mendengar informasi ini, Hendi di ujung telepon tiba-tiba merasa gelegar.
"Apa yang kamu bicarakan? Apakah pria ini sudah gila? Mengapa ingin memperlakukan wanita yang sama sekali tidak akan menyakiti dirinya seperti ini, lagipula, wanita ini sedang mengandung anaknya!"
Hendi mengatakan ini kepada teman baiknya di telepon.
Hati Hendi penuh dengan kebencian terhadap Decky.
Hendi tidak mengerti mengapa Decky memperlakukan Sifa seperti ini. Hendi telah melihat semua kejadiannya dalam beberapa tahun terakhir.
"Benar, bagaimana bisa Decky ini begitu kejam. Menggunakan cara ini untuk berhadapan dengan seorang wanita, benar-benar agak canggung, tapi Hendi, bukannya aku ingin mengatakan dirimu, kamu menemani seorang wanita dan tinggal di Amerika Serikat untuk sementara waktu, bisnis keluargamu juga sudah terabaikan. Apakah menurutmu itu sepadan? "
Novel Terkait
Istri ke-7
Sweety GirlWahai Hati
JavAliusMendadak Kaya Raya
Tirta ArdaniUnperfect Wedding
Agnes YuGaun Pengantin Kecilku
Yumiko YangCintaku Pada Presdir
NingsiMarriage Journey×
- Bab 1 : Kanker Lambung Stadium Terakhir
- Bab 2 : Kamu Kotor
- Bab 3 : Decky Menidurinya
- Bab 4 : Menghindar Bagaikan Ular Berbisa
- Bab 5 : Berikan Jantungku Kepadanya
- Bab 6 : Aku Merasa Aku Kotor !
- Bab 7 Transplantasi Dihentikan
- Bab 8 Hamil ?
- Bab 9 Anak Haram Siapa
- Bab 10 Kamu Tidak Pantas Menjadi Seorang Ibu
- Bab 9 Aku Tidak Punya Rumah
- Bab 12 Hasil Terburuk
- Bab 13 Wanita Tidak Tahu Malu
- Bab 14 Wanitaku
- Bab 15 Itu Anakku
- Bab 16 Shen, Kamu Tidak Pantas!
- Bab 17 Berubah Seiring Berjalannya Waktu
- Bab 18 Orang Seperti Apa
- Bab 19 Tamu Yang Tiba-tiba Datang Tanpa Diundang
- Bab 20 Membusuk Di Sekitarku
- Bab 21 Sedikit Berubah
- Bab 22 Harapan Mendapatkan Kekecewaan
- Bab 23 Bersimpati
- Bab 24 Bertemu di Rumah Sakit Secara Tidak Sengaja
- Bab 25 Keadaan Darurat
- Bab 26 Wanita Kuat
- Bab 27 Tidak Boleh Mati!
- Bab 28 Terserah!
- Bab 29 Mengkhawatirkanku?
- Bab 30 Seperti Sepasang Suami Istri
- Bab 31 Curiga
- Bab 32 Aku Nyonya Leng
- Bab 33 Kamu Mengorok
- Bab 34 Bawa Masuk
- Bab 35 Isi Hati
- Bab 36 Aku Sudah Memperkerjakan Pembantu Untukmu
- Bab 37 Shen Yang Berbeda
- Bab 38 Pembukuan?
- Bab 39 Kamu Hari Ini Cantik Sekali
- Bab 40 Makan Malam Keluarga Leng
- Bab 41 Serangan Balik
- Bab 42 Wanita Dengan Dua Watak
- Bab 43 Kami Akan Berusaha
- Bab 44 Secercah Harapan, Beratus Kali Lipat Usaha
- Bab 45 Menjadi Asistennya?
- Bab 46 Wanita Ini Tidak Gampang
- Bab 47 Rumor
- Bab 48 Bercanda Berlebihan
- Bab 49 Jaga Dirimu Dengan Baik (1)
- Bab 50 Jaga Dirimu Dengan Baik (2)
- Bab 51 Wanita Cantik, Marsha
- Bab 52 Pria Munafik
- Bab 53 Biarkan Aku Menemanimu Di Saat Sedih
- Bab 54 Wanita Pemberani
- Bab 55 Dengan Begini Apakah Kita Sudah Menjadi Teman?
- Bab 56 Aku Akan Melindungimu Mulai Dari Sekarang
- Bab 57 Bukankah Kamu Suka Seperti Ini?
- Bab 58 Bisakah Kamu Membawakanku Pakaian
- Bab 59 Tidak Peduli Apa Tujuanmu, Kamu Telah Berhasil
- Bab 60 Momen Yang Memalukan
- Bab 61 Tetap Terasa Dingin
- Bab 62 Apakah Dia Telah Pergi?
- Bab 63 Cemburu
- Bab 64 Lihat Saja Pulang Nanti
- Bab 65 Semakin Menarik Semakin Berbahaya
- Bab 66 Kekecewaan Dan Keputusasaan Datang Dari Harapan
- Bab 67 Tolong aku!
- Bab 68 Situasi Berbahaya
- Bab 69 Pegang Erat Tanganku
- Bab 70 Wanita Bertekad Dengan Pisau
- Bab 71 Tuhan Tahu Betapa Khawatirnya Dia
- Bab 72 Perubahan Mendadak
- Bab 73 Aku Dan Dia Pilih Salah Satu
- Bab 74 Jangan Bergerak!
- Bab 75 Melepaskanmu
- Bab 76 Kamu Tidak Pantas Menyukai Dia!
- Bab 77 Niat Licik
- Bab 79 Dia Sedang Sakit, Penyakit Yang Tidak Dapat Disembuhkan
- Bab 79 Laras, Tolong Menjaga Rahasia Ini
- Bab 80 Kondisi Penyakit Semakin Memburuk
- Bab 81 Perhatian Yang Tiba-Tiba
- Bab 82 Kehangatan
- Bab 83 Gaun Motif Bintang
- Bab 84 Sangat Cocok Denganmu
- Bab 85 Penghargaan Untukmu!
- Bab 86 Pikiran Ariana
- Bab 87 Lebih Perhatian Dari Dirinya Sendiri?
- Bab 88 Pusat Perhatian Semua Orang
- Bab 89 Tubuhmu Begitu Jujur?
- Bab 90 Beri Kesempatan?
- Bab 91 Mau Jadi Wanita Sejatiku?
- Bab 92 Wanita Yang Sedang Jatuh Cinta Memang Berbeda
- Bab 93 Hidup yang Didambakan
- Bab 94 Ngambek?
- Bab 95 Bagaimana Menghadapinya
- Bab 96 Tidak Ada Yang Lebih Mencintaimu Daripada Aku
- Bab 97 Merebut Wanita Orang Lain
- Bab 98 Harus Memperlakukannya Dengan Baik
- Bab 99 Pelecehan Seksual Dan Kekerasan
- Bab 100 Luka Hati
- Bab 101 Masalah Ini Tidak Begitu Sederhana
- Bab 102 Takut Akan Kepergiannya Yang Mendadak
- Bab 103 Kamu Suka Dia Kan?
- Bab 104 Aku Tidak Mau Bermain-Main Lagi
- Bab 105 Aku Jatuh Cinta Dengannya, Apakah Ada Yang Salah?
- Bab 106 Perjanjian Perceraian
- Bab 107 Ayo Kita Mulai Dari Awal Hubungan Kita?
- Bab 108 Selama Aku Ingin Kamu Milikku, Maka Kamu Hanya Bisa Jadi Milikku
- Bab 109 Kalau Merindukannya, Harusnya Pergi Langsung Menemuinya Tidak Peduli Seberapa Jauh Itu
- Bab 110 Aku Hanya Mencintai Satu Pria
- Bab 111 Gunung Es Ribuan Tahun Telah Meleleh?
- Bab 112 Romantis
- Bab 113 Sifa, Wanitaku
- Bab 114 Tidakkah Harus Memberiku Penghargaan?
- Bab 115 Takut Semua Ini Hanyalah Mimpi
- Bab 116 Penurunan Suhu Secara Tiba-tiba
- Bab 117 Mengibaskan Ekor
- Bab 118 Dia Tidak Bisa
- Bab 119 Mengapa Dia Melakukan Ini
- Bab 120 Cemburu
- Bab 121 Mengambil Inisiatif
- Bab 122 Perasaan Bukan Sesuatu Yang Dapat Dikendalikan
- Bab 123 Benar-Benar Menganggap Dirimu Sebagai Anak Dari Keluarga An
- Bab 124 Aku Tidak Akan Meremehkan Seseorang Sepertimu
- Bab 125 Memasuki Ranah Hiburan
- Bab 126 Status Sosial
- Bab 127 Sekolah Akting
- Bab 128 Cari Masalah?
- Bab 129 Kesempatan Membuktikan Diri
- Bab 130 Membentuk Tim Proyek
- Bab 131 Tidak Akan Melupakan Pelajaran
- Bab 132 Kura-kura Tua Akhirnya Berubah Cerdas
- Bab 133 Membuat Rencana Baru
- Bab 134 Mengambil Langkah Yang Tidak Biasa
- Bab 135 Bermain Dengan Api
- Bab 136 Apa Kamu Merindukan Aku ?
- Bab 137 Kebuntuan Investigasi
- Bab 138 Kekalahan
- Bab 139 Bisa Terpikirkan Aku, Itu Sudah Cukup
- Bab 140 Pertikaian Yang Jelas Sekali
- Bab 141 Tidak Kenal Akrab
- Bab 142 Kemunculan Yang Mengejutkan
- Bab 143 Kehangatan Sementara
- Bab 144 Krisis
- Bab 145 Menyelamatkan Korban
- Bab 146 Juna Lai
- Bab 147 Kamu Adalah Ayah Yang Baik
- Bab 148 Penyelidikan
- Bab 149 Kebenaran
- Bab 150 Keputusan Akhir
- Bab 151 Serangan Balik Yang Kuat
- Bab 152 Tertawalah Kalau Senang
- Bab 153 Bisakah Kamu Membantuku
- Bab 154 Apa Pun Yang Terjadi, Tolong Selamatkan Anakku
- Bab 155 Punya Hak Apa Kamu
- Bab 156 Jangan Mati Di Dalam Mobilku!
- Bab 157 Kabar Baik
- Bab 158 Kamu Tunggu Saja!
- Bab 159 Beritahu Aku Kalau Itu Bukan Sungguhan
- Bab 160 Pria Lain
- Bab 161 Kamu Coba Saja
- Bab 162 Perang Dingin
- Bab 163 Rasa Cemburu Yang Berlebihan
- Bab 164 Jangan Lupa Masalah Sebelumnya
- Bab 165 Sayang, Santai saja
- Bab 166 Kesempatan Yang Bisa Disembuhkan Dari Penyakit
- Bab 167 Selamat Ulang Tahun
- Bab 168 Rencana
- Bab 169 Rencana (2)
- Bab 170 Meskipun Tidak Percaya
- Bab 171 Aku Berharap Kamu Mati
- Bab 172 Badai Rumor
- Bab 173 Dia Yang Tidak Normal
- Bab 174 Perjanjian Perceraian
- Bab 175 Menginginkannya dengan Ganas
- Bab 176 Anakku ...
- Bab 178 Apakah Kondisi Ini Bisa Membaik?
- Bab 179 Gangguan Tanpa Henti
- Bab 180 Tidak Menghalangimu!
- Bab 181 Roda Berputar
- Bab 182 Apakah Kamu Orang Dunia Hiburan!
- Bab 183 Sadar Sepenuhnya
- Bab 184 Pergi
- Bab 185 Awalan Baru
- Bab 186 Masa Lalu Yang Tidak Bisa Dikenang
- Bab 187 Bangun
- Bab 188 Curhat
- Bab 189 Marsha Pergi
- Bab 190 Tindakan Kecil
- Bab 191 Terekspos
- Bab 192 Mencari Kesempatan
- Bab 193 Selalu Merindukannya
- Bab 194 Aku Ingin Dia Mati
- Bab 195 Sherly
- Bab 196 Pernah Mencintainya
- Bab 197 Menutup Pameran Lukisan
- Bab 198 Berangkat Ke Amerika Serikat
- Bab 199 Gerakan Janin
- Bab 200 Perhatian Hendi
- Bab 201 Sama Sekali Tidak Tahu Pameran Lukis Ditutup
- Bab 202 Diam-Diam Menyelidiki
- Bab 203 Menuju Apartemen
- Bab 204 Yuli Sakit Parah
- Bab 205 Menerima Pukulan
- Bab 206 Tidak Bisa Menghadapi Tekanan
- Bab 208 Tekanan Sifa
- Bab 208 Mendatangi
- Bab 209 Terpancing Emosi
- Bab 211 Kecemasan
- Bab 212 Kabar Mendadak
- Bab 213 Perasaan Bertentangan
- Bab 213 Penyebaran Sel Kanker
- Bab 214 Pertahanan Satu-Satunya
- Bab 215 Kedatangan Decky
- Bab 217 Tubuh Yang Lemah
- Bab 218 Kemarahan Yang Tidak Terkendali
- Bab 219 Diri Yang Tidak Berdaya
- Bab 219 Tubuh Lemah
- Bab 220 Memberi Tugas Secara Rahasia
- Bab 221 Menjaga Sepenuh Hati
- Bab 222 Menerima Pengobatan
- Bab 223 Mengatur Secara Rahasia
- Bab 224 Mengenang Masa Kecil
- Bab 225 Mendadak Pulang
- Bab 226 Bertemu Yuli
- Bab 227 Suasana yang Menekan
- Bab 228 Mengetahui Balas Dendam Dari Hendi
- Bab 229 Kerahasiaan Laras
- Bab 230 Kabar Baik Mendadak
- Bab 231 Yuli Akan Segera Bangun
- Bab 232 Ariana Memicu Keributan Besar
- Bab 233 Menjerat Tanpa Akhir
- Bab 234 Melihat Trik Licik Ariana
- Bab 235 Kabar Baik
- Bab 236 Insiden Ariana
- Bab 237 Yuli Bangun
- Bab 238 Mendapatkan Tanggapan
- Bab 239 Minta Enam Milyar
- Bab 240 Sudah Boleh Pulang
- Bab 241 Terus Berpikir
- Bab 242 Kembali Normal
- Bab 243 Panggilan Telepon Dari Ibu Leng
- Bab 244 Ketenangan Yang Akan Segera Hancur
- Bab 245 Tidak Ingin Membebani Hendi
- Bab 246 Kabar Baik Yang Tiba-Tiba Datang
- Bab 247 Dipaksa Kembali
- Bab 248 Diantar Lagi Ke Gerbang Pintu Rumah Keluarga Leng
- Bab 249 Hendi Mencari Dengan Sangat Panik
- Bab 250 Menanyakan Dan Menyalahkan
- Bab 251 Mendapat Saham
- Bab 252 Bertengkar
- Bab 253 Mengingat Masa Lalu
- Bab 254 Kekecewaan Tidak Berujung
- Bab 255 Menyewa Rumah Di Luar
- Bab 256 Bertemu Dengan Laras
- Bab 257 Hendi Kembali
- Bab 258 Tragedi
- Bab 259 Mengubah Pemikiran
- Bab 260 Pertemuan Yang Canggung
- Bab 262 Benar-Benar Kehilangan Harapan
- Bab 262 Sengketa Di Ruang Tamu
- Bab 264 Jatuh
- Bab 265 Mencoba Membuat Tuduhan Palsu
- Bab 266 Pertengkaran Antar Teman Baik
- Bab 267 Pikiran Yang Jahat
- Bab 268 Dia Sedang Berbohong
- Bab 269 Melakukan Kepalsuan
- Bab 270 Damai
- Bab 271 Tes DNA
- Bab 272 Ayo Bicarakan Ini Denganku
- Bab 273 Penghinaan
- Bab 274 Dilema
- Bab 275 Dilema
- 276 Menolak Cek
- 277 Berkomunikasi dengan Kakek
- BAB 278 Kecewa
- 279 Dalam Suasana Hati yang Buruk
- Bab 280 Bertemu Hendi Di Bar
- Bab 281 Main Tangan
- Bab 282 Kembali Ke Rumah Keluarga Leng
- Bab 283 Punya Pemikiran Masing-masing
- Bab 284 Diperingatkan
- Bab 285 Tidak Boleh Mengalah
- Bab 286 Dikalahkan
- Bab 287 Tidak Puas
- Bab 288 Kekhawatiran
- Bab 289 Diskusi Tak Berhasil
- Bab 290 Rapat di Ruang Kerja
- Bab 291 Tiga Persyaratan
- Bab 292 Mengikat
- Bab 293 Pembagian Warisan
- Bab 294 Mengobrol Secara Terbuka