Marriage Journey - Bab 6 : Aku Merasa Aku Kotor !
Setelah kejadian pada malam itu, emosional Decky sepertinya lebih mudah meledak dibandingkan dulu, Sifa pulang ke kamar sendiri pada malam itu, kepikiran dengan kata-katanya barusan, air matanya langsung jatuh mengalir keluar.
Kejadian ini seolah-olah memberikan pukulan yang kuat kepadanya, membuat khayalan dirinya terhadap Decky pada sebelumnya menjadi musnah semua.
Seperti biasanya, dia sedang makan sendirian di rumah, biasanya Decky juga tidak terlalu sering pulang ke rumah, sehingga dia dapat merasa tenang dan santai setelah kepergian Decky.
Decky baru saja menyiapkan makanan dan letak di atas meja, baru saja ingin mulai memakannya, ponsel dirinya yang sudah lama tidak berdering malahan berdering pada saat ini.
Sifa membersihkan tangannya sendiri, buru-buru mengambilnya, yang mengejutkan adalah ternyata pesan dari Decky, Sifa sedikit kaget, ternyata Decky bisa mengirim pesan untuk dia juga.
Sifa buru-buru membaca pesannya, rupanya pada saat ini Decky sedang entertain di luar, menyuruh Sifa mengantar tas kerjanya yang berada di ruang tamu kepadanya.
Sifa buru-buru memakai baju yang sederhana, melihat makanan yang baru saja disiapkan oleh dirinya barusan, perutnya mulai berbunyi kelaparan.
Dia tetap saja menahan rasa lapar, tangannya sedang memeluk tas Decky dan langsung berangkat menuju tempatnya, setelah turun dari mobil, Sifa sudah sampai di depan pintu sebuah KTV.
Dia tahu bahwa biasanya entertain memang sering di tempat seperti ini, makanya tidak banyak berpikir dan langsung menuju ruangan yang dipesan oleh Decky sambil membawa tasnya.
Dia buru-buru membuka pintu, namun setelah masuk malah tidak nampak Decky.
Sifa sedikit panik, jangan –jangan dirinya salah mengingat nomor ruangan ? Dia mengeluarkan ponsel dan memastikan sekali lagi, ruangan tidak salah, tetapi kenapa tidak ada satu orang pun.
Pada saat Sifa ingin beranjak keluar, seorang lelaki yang bertubuh tegap berjalan masuk dari pintu luar, setelah itu langsung memeluk Sifa yang barusan ingin keluar.
Sifa kekagetan karena pelukan yang datang mendadak, langsung menjerit sekuatnya, wajah lelaki itu kemerahan, tubuhnya juga penuh dengan bau alkohol, sepertinya kemabukan.
“Kamu wanita yang dicari Bang Hao untukku ya, ternyata penilaian Bang Hao hebat juga.”
Tenaga lelaki itu sangat kuat, Sifa sama sekali tidak dapat melepaskan diri darinya.
Sifa memberontak dan berteriak :”Kamu siapa, aku bukan wanita di sini, kamu salah orang, kamu siapa, lepaskan aku !”
Namun sepertinya lelaki itu sudah mabuk, hanya mengabaikan kata-kata Sifa.
Sifa sangat ketakutan, dia berusaha memberontak, namun tenaganya yang lemah itu, sepertinya tidak ada gunanya, saat ini dalam hati Sifa sangat ketakutan sekali.
Dia tidak berdaya dan hanya bisa berteriak terhadap celah pintu yang sedikit terbuka, tetapi suara musik yang memekakkan telinga pada tempat ini, membuat suara teriaknya terkesan tidak ada gunanya, sama sekali tidak ada yang mendengarnya.
Namun ketika lelaki itu mendengar suara jeritan Sifa, sepertinya mulai menyadari sesuatu, lalu membungkam mulutnya dengan tangan.
Lelaki itu memeluknya bagaikan memeluk boneka kecil, lalu langsung menyeret Sifa yang kurus dan lemah ke atas sofa.
Sifa merasa sedikit pusing karena benturan yang mendadak terjadi, dia hanya merasakan badannya mulai berat.
Sifa menangis dan menjerit, terus berusaha memberontak.
Namun pada saat ini, lelaki itu langsung ditendang jauh oleh satu kaki.
Sifa langsung di tarik oleh sepasang tangan yang bertenaga, lalu badannya langsung bertambah satu jaket yang membungkus badannya.
Sifa menatap Decky di hadapannya yang berekspresi suram, ketakutan dan rasa putus asa yang ditekankan langsung terpapar keluar, air matanya jatuh dengan tanpa hentinya.
Decky tidak mempedulikan tangisan Sifa, dia menarik lengan Sifa dan langsung berjalan menghampiri mobilnya sendiri, lalu menarik Sifa ke dalam mobil dengan kasar.
Sifa terus tunduk menangis tersedu-sedu pada sepanjang jalan, dia tahu bahwa Decky tidak akan mempedulikan dirinya, namun tetap saja tidak bisa menahan tangisannya.
Setelah sampai di rumah, Decky langsung menyeret Sifa yang baru saja turun mobil, dan melangkah besar ke dalam kamarnya Sifa.
Sifa terus di seret dan berjalan pincang di belakang Decky, tidak tahu juga apa yang akan dilakukannya, tetapi berdasarkan pemahaman dirinya terhadap Decky, pasti bukan sesuatu yang baik.
Decky terus bermuka suram pada sepanjang jalan, lalu menyeret Sifa ke dalam kamar mandi, dan buka keran air, terus melempar Sifa ke tempat aliran keran bagaikan melempar boneka.
Tubuhnya berbenturan dengan dinding, membuat Sifa berdesah kesakitan, tangannya langsung terlihat bengkak kemerahan.
Air di atas kepalanya terus mengalir dan berhenti di wajah Sifa, dia menatap Decky dengan panik, bagaikan kelinci kecil yang ketakutan.
Decky langsung mencekik lehernya, memaksa Sifa menatap kepadanya, nada bicaranya penuh dengan hinaan dan amarah :”Kamu sudah tidak sanggup menahan niat buasmu itu ya ?”
Sifa tidak mengerti sama sekali, hanya merasakan bahwa tangan yang mencekik di lehernya semakin erat, dia menyadari bahwa Decky salah paham lagi terhadap dirinya.
“Bukan….bukan seperti yang kamu pikirkan….”
Decky menatap Sifa, tiba-tiba merasa tubuhnya menjadi panas, sialan ! Kenapa dia bisa terpancing nafsu oleh wanita ini.
Sifa terkejut dan menjerit karena tindakan Decky yang secara tiba-tiba, dia langsung mengulurkan tangannya untuk memeluk diri.
Gerakannya penuh dengan tanda waspada, Sifa menggigit bibirnya dengan mati-matian, tatapannya sangat panik.
Sifa terus menunduk kepalanya, menahan air matanya dan berkata : “Kamu tidak pernah percaya padaku, aku bisa berbuat apa lagi…”
Decky mendengar kata-kata Sifa, ekspresinya semakin suram, dia percaya ? Dia sendiri yang menyaksikan masalah Yuli, Sifa masih berani membahas tentang kepercayaan kepada dirinya ?
Sifa menyadari bahwa kata-katanya sudah memancing amarah Decky, dia ingin memindahkan badannya ke sudut dengan hati-hati, namun dengan cepatnya sudah ketahuan oleh Decky.
Decky beranjak ke depan dan menangkap pergelangan kakinya, langsung menyeretnya ke kasur, Sifa masih belum menyadari kembali, bibir Decky langsung menyerangnya dengan kasar, membuat dia merasa sedikit menyesakkan.
Dia tahu apa yang akan dilakukan Decky.
Gerakan Decky sangat kasar, namun Sifa sudah terbiasa dengan hal ini, dia berbaring di atas kasur dan memejamkan matanya, air mata putus asa terus mengalir.
Decky merasakan sepertinya Sifa tidak memberontak, gerakannya di tangannya langsung berhenti, apa yang sedang dia lakukan, Sifa adalah wanita yang paling dibenci dirinya kan ?
Dia langsung berdiri, menatap kepada Sifa :”Wanita seperti kamu, Sedekahkan untuk pengemis, pengemis juga akan merasa kotor.”
Selesai berbicara, dia langsung beranjak keluar dan tidak menoleh sama sekali, Sifa memejamkan matanya, selimutnya sudah sedikit basah karena air matanya, dia sendiri juga sudah terbiasa, terbiasa diperlakukan tidak baik oleh Decky.
Novel Terkait
Villain's Giving Up
Axe AshciellyLelah Terhadap Cinta Ini
Bella CindyPernikahan Tak Sempurna
Azalea_Asisten Wanita Ndeso
Audy MarshandaSang Pendosa
DoniBack To You
CC LennyDoctor Stranger
Kevin WongAsisten Bos Cantik
Boris DreyMarriage Journey×
- Bab 1 : Kanker Lambung Stadium Terakhir
- Bab 2 : Kamu Kotor
- Bab 3 : Decky Menidurinya
- Bab 4 : Menghindar Bagaikan Ular Berbisa
- Bab 5 : Berikan Jantungku Kepadanya
- Bab 6 : Aku Merasa Aku Kotor !
- Bab 7 Transplantasi Dihentikan
- Bab 8 Hamil ?
- Bab 9 Anak Haram Siapa
- Bab 10 Kamu Tidak Pantas Menjadi Seorang Ibu
- Bab 9 Aku Tidak Punya Rumah
- Bab 12 Hasil Terburuk
- Bab 13 Wanita Tidak Tahu Malu
- Bab 14 Wanitaku
- Bab 15 Itu Anakku
- Bab 16 Shen, Kamu Tidak Pantas!
- Bab 17 Berubah Seiring Berjalannya Waktu
- Bab 18 Orang Seperti Apa
- Bab 19 Tamu Yang Tiba-tiba Datang Tanpa Diundang
- Bab 20 Membusuk Di Sekitarku
- Bab 21 Sedikit Berubah
- Bab 22 Harapan Mendapatkan Kekecewaan
- Bab 23 Bersimpati
- Bab 24 Bertemu di Rumah Sakit Secara Tidak Sengaja
- Bab 25 Keadaan Darurat
- Bab 26 Wanita Kuat
- Bab 27 Tidak Boleh Mati!
- Bab 28 Terserah!
- Bab 29 Mengkhawatirkanku?
- Bab 30 Seperti Sepasang Suami Istri
- Bab 31 Curiga
- Bab 32 Aku Nyonya Leng
- Bab 33 Kamu Mengorok
- Bab 34 Bawa Masuk
- Bab 35 Isi Hati
- Bab 36 Aku Sudah Memperkerjakan Pembantu Untukmu
- Bab 37 Shen Yang Berbeda
- Bab 38 Pembukuan?
- Bab 39 Kamu Hari Ini Cantik Sekali
- Bab 40 Makan Malam Keluarga Leng
- Bab 41 Serangan Balik
- Bab 42 Wanita Dengan Dua Watak
- Bab 43 Kami Akan Berusaha
- Bab 44 Secercah Harapan, Beratus Kali Lipat Usaha
- Bab 45 Menjadi Asistennya?
- Bab 46 Wanita Ini Tidak Gampang
- Bab 47 Rumor
- Bab 48 Bercanda Berlebihan
- Bab 49 Jaga Dirimu Dengan Baik (1)
- Bab 50 Jaga Dirimu Dengan Baik (2)
- Bab 51 Wanita Cantik, Marsha
- Bab 52 Pria Munafik
- Bab 53 Biarkan Aku Menemanimu Di Saat Sedih
- Bab 54 Wanita Pemberani
- Bab 55 Dengan Begini Apakah Kita Sudah Menjadi Teman?
- Bab 56 Aku Akan Melindungimu Mulai Dari Sekarang
- Bab 57 Bukankah Kamu Suka Seperti Ini?
- Bab 58 Bisakah Kamu Membawakanku Pakaian
- Bab 59 Tidak Peduli Apa Tujuanmu, Kamu Telah Berhasil
- Bab 60 Momen Yang Memalukan
- Bab 61 Tetap Terasa Dingin
- Bab 62 Apakah Dia Telah Pergi?
- Bab 63 Cemburu
- Bab 64 Lihat Saja Pulang Nanti
- Bab 65 Semakin Menarik Semakin Berbahaya
- Bab 66 Kekecewaan Dan Keputusasaan Datang Dari Harapan
- Bab 67 Tolong aku!
- Bab 68 Situasi Berbahaya
- Bab 69 Pegang Erat Tanganku
- Bab 70 Wanita Bertekad Dengan Pisau
- Bab 71 Tuhan Tahu Betapa Khawatirnya Dia
- Bab 72 Perubahan Mendadak
- Bab 73 Aku Dan Dia Pilih Salah Satu
- Bab 74 Jangan Bergerak!
- Bab 75 Melepaskanmu
- Bab 76 Kamu Tidak Pantas Menyukai Dia!
- Bab 77 Niat Licik
- Bab 79 Dia Sedang Sakit, Penyakit Yang Tidak Dapat Disembuhkan
- Bab 79 Laras, Tolong Menjaga Rahasia Ini
- Bab 80 Kondisi Penyakit Semakin Memburuk
- Bab 81 Perhatian Yang Tiba-Tiba
- Bab 82 Kehangatan
- Bab 83 Gaun Motif Bintang
- Bab 84 Sangat Cocok Denganmu
- Bab 85 Penghargaan Untukmu!
- Bab 86 Pikiran Ariana
- Bab 87 Lebih Perhatian Dari Dirinya Sendiri?
- Bab 88 Pusat Perhatian Semua Orang
- Bab 89 Tubuhmu Begitu Jujur?
- Bab 90 Beri Kesempatan?
- Bab 91 Mau Jadi Wanita Sejatiku?
- Bab 92 Wanita Yang Sedang Jatuh Cinta Memang Berbeda
- Bab 93 Hidup yang Didambakan
- Bab 94 Ngambek?
- Bab 95 Bagaimana Menghadapinya
- Bab 96 Tidak Ada Yang Lebih Mencintaimu Daripada Aku
- Bab 97 Merebut Wanita Orang Lain
- Bab 98 Harus Memperlakukannya Dengan Baik
- Bab 99 Pelecehan Seksual Dan Kekerasan
- Bab 100 Luka Hati
- Bab 101 Masalah Ini Tidak Begitu Sederhana
- Bab 102 Takut Akan Kepergiannya Yang Mendadak
- Bab 103 Kamu Suka Dia Kan?
- Bab 104 Aku Tidak Mau Bermain-Main Lagi
- Bab 105 Aku Jatuh Cinta Dengannya, Apakah Ada Yang Salah?
- Bab 106 Perjanjian Perceraian
- Bab 107 Ayo Kita Mulai Dari Awal Hubungan Kita?
- Bab 108 Selama Aku Ingin Kamu Milikku, Maka Kamu Hanya Bisa Jadi Milikku
- Bab 109 Kalau Merindukannya, Harusnya Pergi Langsung Menemuinya Tidak Peduli Seberapa Jauh Itu
- Bab 110 Aku Hanya Mencintai Satu Pria
- Bab 111 Gunung Es Ribuan Tahun Telah Meleleh?
- Bab 112 Romantis
- Bab 113 Sifa, Wanitaku
- Bab 114 Tidakkah Harus Memberiku Penghargaan?
- Bab 115 Takut Semua Ini Hanyalah Mimpi
- Bab 116 Penurunan Suhu Secara Tiba-tiba
- Bab 117 Mengibaskan Ekor
- Bab 118 Dia Tidak Bisa
- Bab 119 Mengapa Dia Melakukan Ini
- Bab 120 Cemburu
- Bab 121 Mengambil Inisiatif
- Bab 122 Perasaan Bukan Sesuatu Yang Dapat Dikendalikan
- Bab 123 Benar-Benar Menganggap Dirimu Sebagai Anak Dari Keluarga An
- Bab 124 Aku Tidak Akan Meremehkan Seseorang Sepertimu
- Bab 125 Memasuki Ranah Hiburan
- Bab 126 Status Sosial
- Bab 127 Sekolah Akting
- Bab 128 Cari Masalah?
- Bab 129 Kesempatan Membuktikan Diri
- Bab 130 Membentuk Tim Proyek
- Bab 131 Tidak Akan Melupakan Pelajaran
- Bab 132 Kura-kura Tua Akhirnya Berubah Cerdas
- Bab 133 Membuat Rencana Baru
- Bab 134 Mengambil Langkah Yang Tidak Biasa
- Bab 135 Bermain Dengan Api
- Bab 136 Apa Kamu Merindukan Aku ?
- Bab 137 Kebuntuan Investigasi
- Bab 138 Kekalahan
- Bab 139 Bisa Terpikirkan Aku, Itu Sudah Cukup
- Bab 140 Pertikaian Yang Jelas Sekali
- Bab 141 Tidak Kenal Akrab
- Bab 142 Kemunculan Yang Mengejutkan
- Bab 143 Kehangatan Sementara
- Bab 144 Krisis
- Bab 145 Menyelamatkan Korban
- Bab 146 Juna Lai
- Bab 147 Kamu Adalah Ayah Yang Baik
- Bab 148 Penyelidikan
- Bab 149 Kebenaran
- Bab 150 Keputusan Akhir
- Bab 151 Serangan Balik Yang Kuat
- Bab 152 Tertawalah Kalau Senang
- Bab 153 Bisakah Kamu Membantuku
- Bab 154 Apa Pun Yang Terjadi, Tolong Selamatkan Anakku
- Bab 155 Punya Hak Apa Kamu
- Bab 156 Jangan Mati Di Dalam Mobilku!
- Bab 157 Kabar Baik
- Bab 158 Kamu Tunggu Saja!
- Bab 159 Beritahu Aku Kalau Itu Bukan Sungguhan
- Bab 160 Pria Lain
- Bab 161 Kamu Coba Saja
- Bab 162 Perang Dingin
- Bab 163 Rasa Cemburu Yang Berlebihan
- Bab 164 Jangan Lupa Masalah Sebelumnya
- Bab 165 Sayang, Santai saja
- Bab 166 Kesempatan Yang Bisa Disembuhkan Dari Penyakit
- Bab 167 Selamat Ulang Tahun
- Bab 168 Rencana
- Bab 169 Rencana (2)
- Bab 170 Meskipun Tidak Percaya
- Bab 171 Aku Berharap Kamu Mati
- Bab 172 Badai Rumor
- Bab 173 Dia Yang Tidak Normal
- Bab 174 Perjanjian Perceraian
- Bab 175 Menginginkannya dengan Ganas
- Bab 176 Anakku ...
- Bab 178 Apakah Kondisi Ini Bisa Membaik?
- Bab 179 Gangguan Tanpa Henti
- Bab 180 Tidak Menghalangimu!
- Bab 181 Roda Berputar
- Bab 182 Apakah Kamu Orang Dunia Hiburan!
- Bab 183 Sadar Sepenuhnya
- Bab 184 Pergi
- Bab 185 Awalan Baru
- Bab 186 Masa Lalu Yang Tidak Bisa Dikenang
- Bab 187 Bangun
- Bab 188 Curhat
- Bab 189 Marsha Pergi
- Bab 190 Tindakan Kecil
- Bab 191 Terekspos
- Bab 192 Mencari Kesempatan
- Bab 193 Selalu Merindukannya
- Bab 194 Aku Ingin Dia Mati
- Bab 195 Sherly
- Bab 196 Pernah Mencintainya
- Bab 197 Menutup Pameran Lukisan
- Bab 198 Berangkat Ke Amerika Serikat
- Bab 199 Gerakan Janin
- Bab 200 Perhatian Hendi
- Bab 201 Sama Sekali Tidak Tahu Pameran Lukis Ditutup
- Bab 202 Diam-Diam Menyelidiki
- Bab 203 Menuju Apartemen
- Bab 204 Yuli Sakit Parah
- Bab 205 Menerima Pukulan
- Bab 206 Tidak Bisa Menghadapi Tekanan
- Bab 208 Tekanan Sifa
- Bab 208 Mendatangi
- Bab 209 Terpancing Emosi
- Bab 211 Kecemasan
- Bab 212 Kabar Mendadak
- Bab 213 Perasaan Bertentangan
- Bab 213 Penyebaran Sel Kanker
- Bab 214 Pertahanan Satu-Satunya
- Bab 215 Kedatangan Decky
- Bab 217 Tubuh Yang Lemah
- Bab 218 Kemarahan Yang Tidak Terkendali
- Bab 219 Diri Yang Tidak Berdaya
- Bab 219 Tubuh Lemah
- Bab 220 Memberi Tugas Secara Rahasia
- Bab 221 Menjaga Sepenuh Hati
- Bab 222 Menerima Pengobatan
- Bab 223 Mengatur Secara Rahasia
- Bab 224 Mengenang Masa Kecil
- Bab 225 Mendadak Pulang
- Bab 226 Bertemu Yuli
- Bab 227 Suasana yang Menekan
- Bab 228 Mengetahui Balas Dendam Dari Hendi
- Bab 229 Kerahasiaan Laras
- Bab 230 Kabar Baik Mendadak
- Bab 231 Yuli Akan Segera Bangun
- Bab 232 Ariana Memicu Keributan Besar
- Bab 233 Menjerat Tanpa Akhir
- Bab 234 Melihat Trik Licik Ariana
- Bab 235 Kabar Baik
- Bab 236 Insiden Ariana
- Bab 237 Yuli Bangun
- Bab 238 Mendapatkan Tanggapan
- Bab 239 Minta Enam Milyar
- Bab 240 Sudah Boleh Pulang
- Bab 241 Terus Berpikir
- Bab 242 Kembali Normal
- Bab 243 Panggilan Telepon Dari Ibu Leng
- Bab 244 Ketenangan Yang Akan Segera Hancur
- Bab 245 Tidak Ingin Membebani Hendi
- Bab 246 Kabar Baik Yang Tiba-Tiba Datang
- Bab 247 Dipaksa Kembali
- Bab 248 Diantar Lagi Ke Gerbang Pintu Rumah Keluarga Leng
- Bab 249 Hendi Mencari Dengan Sangat Panik
- Bab 250 Menanyakan Dan Menyalahkan
- Bab 251 Mendapat Saham
- Bab 252 Bertengkar
- Bab 253 Mengingat Masa Lalu
- Bab 254 Kekecewaan Tidak Berujung
- Bab 255 Menyewa Rumah Di Luar
- Bab 256 Bertemu Dengan Laras
- Bab 257 Hendi Kembali
- Bab 258 Tragedi
- Bab 259 Mengubah Pemikiran
- Bab 260 Pertemuan Yang Canggung
- Bab 262 Benar-Benar Kehilangan Harapan
- Bab 262 Sengketa Di Ruang Tamu
- Bab 264 Jatuh
- Bab 265 Mencoba Membuat Tuduhan Palsu
- Bab 266 Pertengkaran Antar Teman Baik
- Bab 267 Pikiran Yang Jahat
- Bab 268 Dia Sedang Berbohong
- Bab 269 Melakukan Kepalsuan
- Bab 270 Damai
- Bab 271 Tes DNA
- Bab 272 Ayo Bicarakan Ini Denganku
- Bab 273 Penghinaan
- Bab 274 Dilema
- Bab 275 Dilema
- 276 Menolak Cek
- 277 Berkomunikasi dengan Kakek
- BAB 278 Kecewa
- 279 Dalam Suasana Hati yang Buruk
- Bab 280 Bertemu Hendi Di Bar
- Bab 281 Main Tangan
- Bab 282 Kembali Ke Rumah Keluarga Leng
- Bab 283 Punya Pemikiran Masing-masing
- Bab 284 Diperingatkan
- Bab 285 Tidak Boleh Mengalah
- Bab 286 Dikalahkan
- Bab 287 Tidak Puas
- Bab 288 Kekhawatiran
- Bab 289 Diskusi Tak Berhasil
- Bab 290 Rapat di Ruang Kerja
- Bab 291 Tiga Persyaratan
- Bab 292 Mengikat
- Bab 293 Pembagian Warisan
- Bab 294 Mengobrol Secara Terbuka