Marriage Journey - Bab 82 Kehangatan
Decky Leng menarik tangan Sifa dan berjalan ke arah kamar mandi di dalam kantornya, dia mengambil air, lalu berkata sambil menatap Sifa Shen, “Kamu tekan sendiri tisu di hidungmu, aku menepukkan air di lehermu.”
Sifa menundukkan kepala dengan taat, menampakkan belakang lehernya yang putih.
Decky segera menyingsingkan lengan baju, dia membasahkan tangannya, lalu menepuk leher Sifa.
Saat ini adalah musim dingin, meskipun mesin pemanas ruangan di dalam kantor telah dinyalakan, tetapi air dingin yang mengalir turun dari leher ke punggung membuat Sifa bergidik, dia merasa sedikit tidak nyaman.
Sifa berkata dengan suara kecil, “Sudah, aku, aku sudah tidak mimisan lagi.”
Barulah Decky menghentikan gerakan tangannya. Dia memeriksa dengan serius, lalu menghela napas lega setelah memastikan sudah tidak apa-apa.
Decky menatap Sifa dan berkata dengan membawa sedikit rasa menyalahkan, “Apakah kamu bodoh, apakah kamu tidak bisa merawat dirimu sendiri, apakah kamu tidak peduli dengan anak dalam kandunganmu?”
Sifa termangu karena emosi Decky yang datang mendadak.
Sifa menyeka hidungnya sendiri sambil berkata, “Mungkin karena faktor cuaca.”
Lalu Sifa Shen menurunkan kepalanya, tidak berani bertemu dengan mata Decky.
Decky menyangga pinggang dan menolehkan kepala, sepertinya masih sedikit marah.
Secara tidak sadar, Sifa melirik tangan Decky yang tampak merah karena telah menyentuh air dingin tadi.
Sifa berkata dengan hati-hati sambil menatap Decky, “Direktur Leng, tanganmu….”
Decky melihat ke bawah ke arah tangannya, lalu dia menyodorkan tangannya ke depan mata Sifa, dan berkata dengan ekspresi tidak sabar, “Kamu baru menyadarinya?”
Melihat tangan Decky yang terlihat cantik menjadi seperti ini, dalam hati Sifa terasa tidak keruan. Entah dari mana datangnya keberaniannya, Sifa mengulurkan kedua tangan mungilnya untuk membungkus tangan besar Decky, dia menjinjit dan menarik tangan Decky ke tepi mulut, lalu menghembuskan napas dengan kuat melalui mulut.
Decky terkejut oleh gerakan Sifa yang mendadak, apa yang dilakukan wanita ini?
Namun, meskipun dia tidak suka ada orang lain yang menggandeng tangannya, tetapi pada saat ini, dia pun tidak ingin membebaskan diri, dia justru ingin menikmati perasaan sekarang.
Napas Sifa yang hangat merambat pada jari Decky, barulah tangan Decky perlahan-lahan kembali hangat.
Sifa melepaskan tangan Decky dengan pelan, lalu berkata dengan kepala tertunduk, “Direktur Leng, terima kasih atas tadi!”
Tiba-tiba, Decky sangat tidak suka dengan Sifa yang selalu memanggilnya Direktur Leng, dia merasa dirinya berjarak ratusan meter dengan Sifa.
Decky mengernyit, dia berbalik badan dan memasukkan tangannya ke dalam saku, lalu berjalan ke arah meja kerja.
“Aku sangat sibuk.” Decky sengaja menarik jarak dengan Sifa, dia duduk ke kursi, lalu lanjut mengurusi masalah pekerjaan tanpa mengangkat kepala.
Sifa tersenyum tak berdaya, setelah mengamati apakah ada noda darah yang tertinggal di wajahnya, dia berjalan keluar dengan pelan.
Setelah Sifa berjalan keluar, barulah Decky mengangkat kepala, dia membuka kamera pengawasan di kantor Sifa, dan melihatnya dengan serius.
Linda kebetulan melihat Sifa berjalan keluar, lalu dia berjalan ke kantor Decky.
Decky sedang melihat layar laptop dengan serius, Linda berdiri di sisinya dan berkata dengan suara kecil, “Direktur Leng, projek akuisisi terakhir kali….”
Tidak menunggu Linda menyelesaikan perkataannya, Decky terkejut oleh suara Linda yang tiba-tiba, badannya bergidik, dan dia langsung menutup laptop.
Linda juga terkejut oleh gerakan Decky, dia membelalak menatap Decky, dan tidak tahu harus berbuat apa.
Decky berteriak kepada Linda dengan gusar, “Apakah masuk tanpa mengetuk pintu adalah budaya dalam perusahaan kita?”
Wajah Linda memerah, dia pun lupa untuk mengetuk pintu sebelum masuk karena terlalu fokus menatap Sifa.
“Maaf, Direktur Leng, tidak akan terulang lagi.” ujar Linda dengan kepala tertunduk.
Decky langsung menutup layar laptop, dan berkata dengan ekspresi dingin, “Ada apa?”
Linda segera maju dan memberikan dokumen di tangannya, “Direktur Leng, ini adalah kontrak perjanjian terkait projek akuisisi kali ini, lalu nanti malam, Bos dari Perusahaan Siranda ingin mengundang Anda untuk makan bersama.”
Decky mengangguk, lalu dia membaca dokumen di tangannya, “Baik, kamu atur saja, tidak boleh ada kendala pada masalah kali ini, kakek sudah berpesan di awal.”
Linda mengangguk, “Baiklah, Direktur Leng, aku akan mengaturnya.”
Lalu Linda berbalik badan, tepat di saat itu, dia melihat bahwa pintu kamar mandi sedang terbuka lebar.
Tatapannya secara tidak sadar memandang ke dalam sana, di atas wastafel penuh dengan tisu dan bercak darah.
Langkah kaki Linda tertegun, dan dia tenggelam ke dalam pikirannya. Tadi Asisten Shen berjalan keluar dari dalam, di kemeja putih Direktur Leng juga ada bekas merah, jangan-jangan….
Pikiran Linda melayang ke mana-mana, Decky mengernyit, melihat Linda terus menatap ke arah kamar mandi, Decky berkata dengan tidak sabar, “Apakah ada masalah?”
Linda bergegas berjalan keluar dengan canggung, “Tidak apa-apa, Direktur Leng.”
Melihat semeja penuh dokumen yang perlu ditangani, kepala Sifa pun terasa pusing.
Ponselnya bergetar, Sifa mengeluarkannya dengan kesal, dan melihat bahwa Hendi terus meneleponnya.
Sifa tidak ingin berdebat dengan Hendi saat ini, dia menolak panggilan telepon, lalu lanjut mengurusi dokumen di tangannya.
Hendi Shen tak hentinya menelepon, tetapi setiap kali ditolak oleh Sifa, Hendi meletakkan ponselnya dengan tak berdaya, dan duduk ke kursi.
Tak diragukan lagi, Sifa sedang cari mati, sel kanker sudah mulai menyebar, ditambah lagi dia tidak mengonsumsi obat karena hamil, sel kanker pun menyebar dengan lebih cepat.
Jika seperti ini, artinya Sifa sudah tidak bisa bertahan berapa lama lagi, sudah muncul gejala yang paling parah. Sementara itu, Sifa keluar rumah sakit di keesokan paginya setelah masuk rumah sakit di malam hari, tidak lain dan tidak bukan adalah cari mati!
Sebelumnya, Hendi sudah membuat janji dengan pihak Amerika, tetapi selalu tidak sempat untuk membicarakan hal ini dengan Sifa. Namun, berdasarkan kondisi saat ini, membawa Sifa ke Amerika adalah pemikiran yang tidak realistis. Hendi mendekap wajah, dan menghela napas panjang. Sifa, kapankah aku bisa benar-benar membantumu.
Decky berkutat di dalam kantor selama seharian penuh, dia mengamati rincian projek akuisisi kali ini dengan cermat di layar laptop, projek akuisisi kali ini sangatlah penting bagi PT. Leng.Tbk.
Tidak boleh ada kendala pada projek akuisisi ini, Decky meremas pundaknya yang pegal, matanya juga sudah sedikit buram karena terlalu lama menatap layar laptop.
Decky menelepon Sifa dan menyuruhnya membuatkan teh. Sifa segera meletakkan benda di tangannya, dia menyeduhkan teh, lalu mengantarkannya.
Begitu masuk ke dalam kantor, Sifa melihat bahwa Decky sudah tertidur dengan posisi membungkuk di atas meja. Decky tampak sangat letih, laptop di depannya tidak dimatikan, dan tangannya masih memegangi dokumen.
Sifa meletakkan benda di tangannya, dia berjalan maju dan mengambil selimut di atas sofa, lalu menyelimuti Decky dengan pelan.
Sifa bergeleng dengan sakit hati sambil menatap wajah Decky, semakin banyak yang didapatkan Decky, semakin banyak pula yang perlu dia tanggung. Momen seperti ini, betapa inginnya Sifa agar waktu bisa berhenti.
Tidak perlu betapa manis, tidak perlu betapa padat, hanya ketenangan yang sederhana dan hidup bersama di bawah satu atap saja sudah cukup. Namun, berapa banyak lagi waktu yang dia punya untuk ini?
Novel Terkait
Menaklukkan Suami CEO
Red MapleYour Ignorance
YayaMy Perfect Lady
AliciaAsisten Wanita Ndeso
Audy MarshandaMeet By Chance
Lena TanMarriage Journey×
- Bab 1 : Kanker Lambung Stadium Terakhir
- Bab 2 : Kamu Kotor
- Bab 3 : Decky Menidurinya
- Bab 4 : Menghindar Bagaikan Ular Berbisa
- Bab 5 : Berikan Jantungku Kepadanya
- Bab 6 : Aku Merasa Aku Kotor !
- Bab 7 Transplantasi Dihentikan
- Bab 8 Hamil ?
- Bab 9 Anak Haram Siapa
- Bab 10 Kamu Tidak Pantas Menjadi Seorang Ibu
- Bab 9 Aku Tidak Punya Rumah
- Bab 12 Hasil Terburuk
- Bab 13 Wanita Tidak Tahu Malu
- Bab 14 Wanitaku
- Bab 15 Itu Anakku
- Bab 16 Shen, Kamu Tidak Pantas!
- Bab 17 Berubah Seiring Berjalannya Waktu
- Bab 18 Orang Seperti Apa
- Bab 19 Tamu Yang Tiba-tiba Datang Tanpa Diundang
- Bab 20 Membusuk Di Sekitarku
- Bab 21 Sedikit Berubah
- Bab 22 Harapan Mendapatkan Kekecewaan
- Bab 23 Bersimpati
- Bab 24 Bertemu di Rumah Sakit Secara Tidak Sengaja
- Bab 25 Keadaan Darurat
- Bab 26 Wanita Kuat
- Bab 27 Tidak Boleh Mati!
- Bab 28 Terserah!
- Bab 29 Mengkhawatirkanku?
- Bab 30 Seperti Sepasang Suami Istri
- Bab 31 Curiga
- Bab 32 Aku Nyonya Leng
- Bab 33 Kamu Mengorok
- Bab 34 Bawa Masuk
- Bab 35 Isi Hati
- Bab 36 Aku Sudah Memperkerjakan Pembantu Untukmu
- Bab 37 Shen Yang Berbeda
- Bab 38 Pembukuan?
- Bab 39 Kamu Hari Ini Cantik Sekali
- Bab 40 Makan Malam Keluarga Leng
- Bab 41 Serangan Balik
- Bab 42 Wanita Dengan Dua Watak
- Bab 43 Kami Akan Berusaha
- Bab 44 Secercah Harapan, Beratus Kali Lipat Usaha
- Bab 45 Menjadi Asistennya?
- Bab 46 Wanita Ini Tidak Gampang
- Bab 47 Rumor
- Bab 48 Bercanda Berlebihan
- Bab 49 Jaga Dirimu Dengan Baik (1)
- Bab 50 Jaga Dirimu Dengan Baik (2)
- Bab 51 Wanita Cantik, Marsha
- Bab 52 Pria Munafik
- Bab 53 Biarkan Aku Menemanimu Di Saat Sedih
- Bab 54 Wanita Pemberani
- Bab 55 Dengan Begini Apakah Kita Sudah Menjadi Teman?
- Bab 56 Aku Akan Melindungimu Mulai Dari Sekarang
- Bab 57 Bukankah Kamu Suka Seperti Ini?
- Bab 58 Bisakah Kamu Membawakanku Pakaian
- Bab 59 Tidak Peduli Apa Tujuanmu, Kamu Telah Berhasil
- Bab 60 Momen Yang Memalukan
- Bab 61 Tetap Terasa Dingin
- Bab 62 Apakah Dia Telah Pergi?
- Bab 63 Cemburu
- Bab 64 Lihat Saja Pulang Nanti
- Bab 65 Semakin Menarik Semakin Berbahaya
- Bab 66 Kekecewaan Dan Keputusasaan Datang Dari Harapan
- Bab 67 Tolong aku!
- Bab 68 Situasi Berbahaya
- Bab 69 Pegang Erat Tanganku
- Bab 70 Wanita Bertekad Dengan Pisau
- Bab 71 Tuhan Tahu Betapa Khawatirnya Dia
- Bab 72 Perubahan Mendadak
- Bab 73 Aku Dan Dia Pilih Salah Satu
- Bab 74 Jangan Bergerak!
- Bab 75 Melepaskanmu
- Bab 76 Kamu Tidak Pantas Menyukai Dia!
- Bab 77 Niat Licik
- Bab 79 Dia Sedang Sakit, Penyakit Yang Tidak Dapat Disembuhkan
- Bab 79 Laras, Tolong Menjaga Rahasia Ini
- Bab 80 Kondisi Penyakit Semakin Memburuk
- Bab 81 Perhatian Yang Tiba-Tiba
- Bab 82 Kehangatan
- Bab 83 Gaun Motif Bintang
- Bab 84 Sangat Cocok Denganmu
- Bab 85 Penghargaan Untukmu!
- Bab 86 Pikiran Ariana
- Bab 87 Lebih Perhatian Dari Dirinya Sendiri?
- Bab 88 Pusat Perhatian Semua Orang
- Bab 89 Tubuhmu Begitu Jujur?
- Bab 90 Beri Kesempatan?
- Bab 91 Mau Jadi Wanita Sejatiku?
- Bab 92 Wanita Yang Sedang Jatuh Cinta Memang Berbeda
- Bab 93 Hidup yang Didambakan
- Bab 94 Ngambek?
- Bab 95 Bagaimana Menghadapinya
- Bab 96 Tidak Ada Yang Lebih Mencintaimu Daripada Aku
- Bab 97 Merebut Wanita Orang Lain
- Bab 98 Harus Memperlakukannya Dengan Baik
- Bab 99 Pelecehan Seksual Dan Kekerasan
- Bab 100 Luka Hati
- Bab 101 Masalah Ini Tidak Begitu Sederhana
- Bab 102 Takut Akan Kepergiannya Yang Mendadak
- Bab 103 Kamu Suka Dia Kan?
- Bab 104 Aku Tidak Mau Bermain-Main Lagi
- Bab 105 Aku Jatuh Cinta Dengannya, Apakah Ada Yang Salah?
- Bab 106 Perjanjian Perceraian
- Bab 107 Ayo Kita Mulai Dari Awal Hubungan Kita?
- Bab 108 Selama Aku Ingin Kamu Milikku, Maka Kamu Hanya Bisa Jadi Milikku
- Bab 109 Kalau Merindukannya, Harusnya Pergi Langsung Menemuinya Tidak Peduli Seberapa Jauh Itu
- Bab 110 Aku Hanya Mencintai Satu Pria
- Bab 111 Gunung Es Ribuan Tahun Telah Meleleh?
- Bab 112 Romantis
- Bab 113 Sifa, Wanitaku
- Bab 114 Tidakkah Harus Memberiku Penghargaan?
- Bab 115 Takut Semua Ini Hanyalah Mimpi
- Bab 116 Penurunan Suhu Secara Tiba-tiba
- Bab 117 Mengibaskan Ekor
- Bab 118 Dia Tidak Bisa
- Bab 119 Mengapa Dia Melakukan Ini
- Bab 120 Cemburu
- Bab 121 Mengambil Inisiatif
- Bab 122 Perasaan Bukan Sesuatu Yang Dapat Dikendalikan
- Bab 123 Benar-Benar Menganggap Dirimu Sebagai Anak Dari Keluarga An
- Bab 124 Aku Tidak Akan Meremehkan Seseorang Sepertimu
- Bab 125 Memasuki Ranah Hiburan
- Bab 126 Status Sosial
- Bab 127 Sekolah Akting
- Bab 128 Cari Masalah?
- Bab 129 Kesempatan Membuktikan Diri
- Bab 130 Membentuk Tim Proyek
- Bab 131 Tidak Akan Melupakan Pelajaran
- Bab 132 Kura-kura Tua Akhirnya Berubah Cerdas
- Bab 133 Membuat Rencana Baru
- Bab 134 Mengambil Langkah Yang Tidak Biasa
- Bab 135 Bermain Dengan Api
- Bab 136 Apa Kamu Merindukan Aku ?
- Bab 137 Kebuntuan Investigasi
- Bab 138 Kekalahan
- Bab 139 Bisa Terpikirkan Aku, Itu Sudah Cukup
- Bab 140 Pertikaian Yang Jelas Sekali
- Bab 141 Tidak Kenal Akrab
- Bab 142 Kemunculan Yang Mengejutkan
- Bab 143 Kehangatan Sementara
- Bab 144 Krisis
- Bab 145 Menyelamatkan Korban
- Bab 146 Juna Lai
- Bab 147 Kamu Adalah Ayah Yang Baik
- Bab 148 Penyelidikan
- Bab 149 Kebenaran
- Bab 150 Keputusan Akhir
- Bab 151 Serangan Balik Yang Kuat
- Bab 152 Tertawalah Kalau Senang
- Bab 153 Bisakah Kamu Membantuku
- Bab 154 Apa Pun Yang Terjadi, Tolong Selamatkan Anakku
- Bab 155 Punya Hak Apa Kamu
- Bab 156 Jangan Mati Di Dalam Mobilku!
- Bab 157 Kabar Baik
- Bab 158 Kamu Tunggu Saja!
- Bab 159 Beritahu Aku Kalau Itu Bukan Sungguhan
- Bab 160 Pria Lain
- Bab 161 Kamu Coba Saja
- Bab 162 Perang Dingin
- Bab 163 Rasa Cemburu Yang Berlebihan
- Bab 164 Jangan Lupa Masalah Sebelumnya
- Bab 165 Sayang, Santai saja
- Bab 166 Kesempatan Yang Bisa Disembuhkan Dari Penyakit
- Bab 167 Selamat Ulang Tahun
- Bab 168 Rencana
- Bab 169 Rencana (2)
- Bab 170 Meskipun Tidak Percaya
- Bab 171 Aku Berharap Kamu Mati
- Bab 172 Badai Rumor
- Bab 173 Dia Yang Tidak Normal
- Bab 174 Perjanjian Perceraian
- Bab 175 Menginginkannya dengan Ganas
- Bab 176 Anakku ...
- Bab 178 Apakah Kondisi Ini Bisa Membaik?
- Bab 179 Gangguan Tanpa Henti
- Bab 180 Tidak Menghalangimu!
- Bab 181 Roda Berputar
- Bab 182 Apakah Kamu Orang Dunia Hiburan!
- Bab 183 Sadar Sepenuhnya
- Bab 184 Pergi
- Bab 185 Awalan Baru
- Bab 186 Masa Lalu Yang Tidak Bisa Dikenang
- Bab 187 Bangun
- Bab 188 Curhat
- Bab 189 Marsha Pergi
- Bab 190 Tindakan Kecil
- Bab 191 Terekspos
- Bab 192 Mencari Kesempatan
- Bab 193 Selalu Merindukannya
- Bab 194 Aku Ingin Dia Mati
- Bab 195 Sherly
- Bab 196 Pernah Mencintainya
- Bab 197 Menutup Pameran Lukisan
- Bab 198 Berangkat Ke Amerika Serikat
- Bab 199 Gerakan Janin
- Bab 200 Perhatian Hendi
- Bab 201 Sama Sekali Tidak Tahu Pameran Lukis Ditutup
- Bab 202 Diam-Diam Menyelidiki
- Bab 203 Menuju Apartemen
- Bab 204 Yuli Sakit Parah
- Bab 205 Menerima Pukulan
- Bab 206 Tidak Bisa Menghadapi Tekanan
- Bab 208 Tekanan Sifa
- Bab 208 Mendatangi
- Bab 209 Terpancing Emosi
- Bab 211 Kecemasan
- Bab 212 Kabar Mendadak
- Bab 213 Perasaan Bertentangan
- Bab 213 Penyebaran Sel Kanker
- Bab 214 Pertahanan Satu-Satunya
- Bab 215 Kedatangan Decky
- Bab 217 Tubuh Yang Lemah
- Bab 218 Kemarahan Yang Tidak Terkendali
- Bab 219 Diri Yang Tidak Berdaya
- Bab 219 Tubuh Lemah
- Bab 220 Memberi Tugas Secara Rahasia
- Bab 221 Menjaga Sepenuh Hati
- Bab 222 Menerima Pengobatan
- Bab 223 Mengatur Secara Rahasia
- Bab 224 Mengenang Masa Kecil
- Bab 225 Mendadak Pulang
- Bab 226 Bertemu Yuli
- Bab 227 Suasana yang Menekan
- Bab 228 Mengetahui Balas Dendam Dari Hendi
- Bab 229 Kerahasiaan Laras
- Bab 230 Kabar Baik Mendadak
- Bab 231 Yuli Akan Segera Bangun
- Bab 232 Ariana Memicu Keributan Besar
- Bab 233 Menjerat Tanpa Akhir
- Bab 234 Melihat Trik Licik Ariana
- Bab 235 Kabar Baik
- Bab 236 Insiden Ariana
- Bab 237 Yuli Bangun
- Bab 238 Mendapatkan Tanggapan
- Bab 239 Minta Enam Milyar
- Bab 240 Sudah Boleh Pulang
- Bab 241 Terus Berpikir
- Bab 242 Kembali Normal
- Bab 243 Panggilan Telepon Dari Ibu Leng
- Bab 244 Ketenangan Yang Akan Segera Hancur
- Bab 245 Tidak Ingin Membebani Hendi
- Bab 246 Kabar Baik Yang Tiba-Tiba Datang
- Bab 247 Dipaksa Kembali
- Bab 248 Diantar Lagi Ke Gerbang Pintu Rumah Keluarga Leng
- Bab 249 Hendi Mencari Dengan Sangat Panik
- Bab 250 Menanyakan Dan Menyalahkan
- Bab 251 Mendapat Saham
- Bab 252 Bertengkar
- Bab 253 Mengingat Masa Lalu
- Bab 254 Kekecewaan Tidak Berujung
- Bab 255 Menyewa Rumah Di Luar
- Bab 256 Bertemu Dengan Laras
- Bab 257 Hendi Kembali
- Bab 258 Tragedi
- Bab 259 Mengubah Pemikiran
- Bab 260 Pertemuan Yang Canggung
- Bab 262 Benar-Benar Kehilangan Harapan
- Bab 262 Sengketa Di Ruang Tamu
- Bab 264 Jatuh
- Bab 265 Mencoba Membuat Tuduhan Palsu
- Bab 266 Pertengkaran Antar Teman Baik
- Bab 267 Pikiran Yang Jahat
- Bab 268 Dia Sedang Berbohong
- Bab 269 Melakukan Kepalsuan
- Bab 270 Damai
- Bab 271 Tes DNA
- Bab 272 Ayo Bicarakan Ini Denganku
- Bab 273 Penghinaan
- Bab 274 Dilema
- Bab 275 Dilema
- 276 Menolak Cek
- 277 Berkomunikasi dengan Kakek
- BAB 278 Kecewa
- 279 Dalam Suasana Hati yang Buruk
- Bab 280 Bertemu Hendi Di Bar
- Bab 281 Main Tangan
- Bab 282 Kembali Ke Rumah Keluarga Leng
- Bab 283 Punya Pemikiran Masing-masing
- Bab 284 Diperingatkan
- Bab 285 Tidak Boleh Mengalah
- Bab 286 Dikalahkan
- Bab 287 Tidak Puas
- Bab 288 Kekhawatiran
- Bab 289 Diskusi Tak Berhasil
- Bab 290 Rapat di Ruang Kerja
- Bab 291 Tiga Persyaratan
- Bab 292 Mengikat
- Bab 293 Pembagian Warisan
- Bab 294 Mengobrol Secara Terbuka