Marriage Journey - Bab 274 Dilema
"Bukankah kamu selalu ingin untuk mendapatkan aku? hari ini, aku akan mengabulkanmu. Karena bagaimanapun wanita yang bisa masuk ke pelukanku sangat tidak banyak. Dan kamu saat ini telah bisa membangkitkan hasratku. Kamu harusnya bersyukur.”
Sifa melihat ke arah Decky dengan ketakutan. Dia merasa paras wajah yang tidak asing ini semakin terlihat begitu asing. Dia buru-buru menghindar dan bersembunyi karena ketakutan.
Dia menghindar dengan sangat cepat, bayi dalam gendongannya pun bergoyang karena gerakan menghindar Sifa sehingga bayi itu menangis ketakutan....
Suara bayi itu dalam sekejap memenuhi kamar ini...
Tangisannya itulah yang menyadarkan Decky. Api hasrat di dalam diri Decky pun langsung padam.
Sifa memeluk anak itu semakin erat...
Dia menempelkan wajahnya ke wajah anak itu dan tangannya menepuk-nepuk dengan lembut bayi itu “Anakku sayang tidak usah menangis. Anakku sayang tidak perlu takut. Ada mama di sini, mama akan melindungimu. Anakku pasti juga kuat seperti mama.”
Selesai bicara, air mata Sifa sudah tidak bisa terbendung lagi dan seperti murtiara yang terputus dari benangnya mengalir terus...
Dia tidak ingin sisi rapuh dan lemahnya tampak di depan Decky, jadi dengan cepat dia memalingkan wajahnya dari Decky sambil memeluk bayinya.
Tangisan bayi itu perlahan berhenti seiring dengan ayunan Sifa.
Decky duduk lemas di kursi. Dia tidak tahu kenapa dia tiba-tiba muncul pikiran jahat seperti itu?
Meskipun dia tahu baru saja dirinya hampir saja melakukan kesalahan. Tapi, dia tetap tidak akan menundukkan kepalanya di depan Sifa.
Dia menunjukkan tatapan sinis dan jahat, lalu berkata “Bukankah kamu siang dan malam, bahkan di mimpi pun ingin mendapatkan aku? Sekarang kamu berhasil melakukannya. Kamu sudah tinggal di rumah keluarga Leng, semua rencananya sudah terwujud.”
Sifa menghibur anaknya sambil berkata kepada Decky “Lebih baik kamu segera pergi sana. Tidak ada hal yang bisa dibicarakan antara kamu dan aku.”
Dia tahu kalau Decky seumur hidupnya ini tidak akan pernah memaafkannya. Decky salah paham dan mengira Sifa telah mencelakai Yuli sampai harus berbaring selama tiga tahun di ranjang. Decky juga masih mengira kalau Sifa telah merebut gelar nyonya muda milik Yuli.
Oleh karena itu, Sifa selalu saja menundukkan kepalanya dan membiarkan Decky melakukan apa yang diinginkannya dan menunggu mungkin nanti Decky akan berubah pikiran. Tapi tidak disangka, Decky tidak hanya berubah hati dan pikirannya, dia malah berubah semakin mau menyiksanya gila-gilaan.
Jika bukan karena Sifa tahu dirinya sakit, dia tidak mungkin sampai melepaskan martabatnya melahirkan anak yang tidak diinginkan oleh Decky ini.
Sejak anak lahir di dunia ini, Sifa pun akhirnya bisa menyadari dan melihat semuanya dengan jelas. Tapi, dia tidak pernah menyesal pernah memberikan seluruh cinta dan pengorbanannya kepada Decky. Walaupun memang dia yang mencintai Decky dari awal adalah sebuah kesalahan.
Dia tahu anak ini adalah kristalisasi cinta mereka. Meski cinta mereka hanya bisa menghasilkan buah pahit, namun anak inilah yang membuat dia tahu kalau dia pernah mencintai seorang pria, seorang pria yang tidak akan pernah menjadi miliknya.
Sifa kini mencurahkan seluruh pikiran dan hatinya pada sang anak, dia sama sekali tidak peduli dengan saham keluarga Leng. Ini semua adalah perbuatan Kakak Leng untuk menebus kesalahan mereka kepada ibu dan anak ini.
Sifa tidak peduli dengan harta Keluarga Leng, dia juga tidak ingin menjadi nyonya muda dari Keluarga Leng. Semua pikiran dan hatinya saat ini hanyalah untuk membesarkan anak ini.
Kamar pun kembali sunyi...
Mata hitam gelap Decky dipenuhi dengan kebencian dan dendam...
Sejak Yuli koma, dia mulai membenci Sifa dan tidak pernah berubah sampai sekarang.
Decky sudah mulai tenang sekarang "Tujuan kepulanganmu kali ini bukankah untuk mendapatkan saham dari keluarga Leng? Sekarang kamu sudah berhasil. Lalu, kenapa kamu tidak juga pergi?”
"Kamu kira aku ingin tinggal di keluarga Leng? Kalau bukan karena kakek..."
Decky menyela ucapannya "Jangan menyangkut pautkan kakek di setiap saat. Benar-benar tidak tahu kamu menggunakan apa sampai bisa membuat kakek linglung dan bingung sehingga membuatnya sangat melindungimu seperti ini. Aku sarankan kepadamu ya, jangan senang terlalu awal. Seiring dengan berjalannya waktu, semua topeng kemunafikanmu itu akan terbongkar pada saatnya. Kakek juga tidak akan percaya lagi denganmu.”
Lalu, dia berkata lagi “Jika kamu tidak ingin tampak buruk, malu dan canggung di keluarga Leng, lebih baik sekarang juga kamu segera pergi dari sini. Jangan sampai membuatku melihat wajah munafikmu ini lagi.”
Sifa tidak ingin bertengkar dengannya. Dia berkata dengan tenang “Selama kamu bisa membujuk kakek, aku akan langsung membawa anak ini pergi dari sini.”
“Kamu dasar wanita ini, selalu saja menggunakan kakek untuk mengancamku. Padahal jelas kamu tahu kalau kakek tidak akan membiarkan cicitnya berkelana di luar sana. Karena itu, kamu bicara seperti ini, hanya karena kamu ingin tetap terus berada di keluarga Leng ini.”
"Kamu bisa melakukan pekerjaan yang kakek inginkan untukmu. Selama kamu bisa berhasil membujuknya, aku dan anakku akan langsung menghilang dari hadapanmu selamanya.”
“Kamu dasar wanita licik. Bicara berertele-tele kesana-kemari dan akhirnya tetap kembali ke kakek lagi. Karena kamu bersikeras tidak mau pergi dari sini, kalau begitu kita duduk dulu dan bicara baik-baik.”
Melihat Decky yang bisa dibilang cukup tenang, Sifa pun duduk dengan masih menggendong anaknya.
Dia sudah lama sekali tidak duduk dan bicara baik-baik bersama Decky dengan tenang. Walaupun dia tahu di antara dia dan Decky selamanya tidak akan pernah mencapai kesepakatan yang sama. Tapi setidaknya ini lebih baik daripada bertengkar.
Karena dendam di antara mereka tidak bisa terus disembunyikan dan akan tetap harus dihadapi. Cepat atau lambat tetap harus diselesaikan, karena Decky berinisiatif sendiri untuk bicara baik-baik padanya, maka Sifa pun mengikutinya.
Anak itu sangat baik dan begitu patuh saat ini. Dia mengemut jemari tangannya di gendongan Sifa. Sepenuhnya tidak tahu kalau ayahnya akan membuat kesepakatan kotor dengan ibunya.
Decky berkata dengan tak berperasaan "Jadi orang tidak boleh terlalu serakah. Kamu memiliki semua yang tidak seharusnya kamu miliki. Kamu harus mengembalikan ini ke Yuli sekarang, karena Yuli telah siuman.”
Laras memang sudah bercerita pada Sifa tentang Yuli yang sudah siuman, sehingga Sifa tidak kaget saat mendengar ini.
Keheningan Sifa saat ini malah membuat Decky tidak senang “Kamu pasti kecewa mendengar kabar ini. Tuhan memang punya mata, membuat Yuli siuman sehingga kamu harus memuntahkan dan melepaskan semua hal yang bukan milikmu itu. Semua ini awalnya memang bukan milikmu.”
"Kamu menggunakan tipu muslihatmu untuk mengelabui dan mengambil gelar nyonya muda keluarga Leng dan menipuku agar kamu dapat melahirkan anak ini."
"Aku tidak pernah berpikir seperti itu. Walaupun, aku akui aku selalu mencintaimu. Tapi, itu adalah masa lalu. Sejak aku melahirkan anak ini, aku bisa melihat semua dengan sederhana.”
Decky menghela napas dingin “Benar-benar bisa berakting sok polos dan suci. Kamu bisa melihat semua dengan sederhana, lalu kenapa kamu masih saja membawa anak ini kembali kesini?”
“Keluarga Leng kalianlah yang menjemput aku dan anakku kembali kesini.”
“Jika bukan kamu yang membeberkan berita ini, kakek mana mungkin tahu kalau kamu dan aku punya anak? Semua ini adalah rencana yang diam-diam kamu buat.”
Disalahpahami oleh Decky seperti ini, Sifa sangat sakit hati, dia berkata “Aku tidak?”
“Jangan mengelak lagi, kemunculanmu ini membuat aku sampai tidak bisa membawa Yuli pulang kesini. Selama kamu masih ada, kakek tidak akan bisa menerima dia. Kamu benar-benar wanita yang sangat licik dan hina. Diri sendiri tidak bisa mendapatkan sehingga tidak ingin orang lain mendapatkannya juga, kamu yang bersikap seperti ini, apa tidak merasa bersalah kepada Yuli?"
Dihadapkan pada tuduhan Decky ini, Sifa kini seperti menangis tanpa air mata. Dia tidak tahu kenapa dia dengan begitu begitu bodohnya jatuh cinta pada Decky saat itu, sehingga menyebabkan kesalahan besar seperti sekarang ini.
Sejak jatuh cinta pada Decky, dia hidup dalam penderitaan. Decky yang awalnya suka sekarang berubah jadi kebencian terhadap Sifa.
Kebencian ini menyebar sampai di dalam tulang-tulang Decky...
Decky menyiksanya lebih kejam dan membalaskan dendamnya. Mengenai semua ini, Sifa tidak pernah mengeluh, dia mengira setelah meninggalkan Decky, maka akan terbebas dari lautan penderitaan itu. Dia tidak menyangka sejak melahirkan anak ini, dia masuk dan tergulung lagi ke dalam dendam ini. Dia sekarang berada dalam dilema.
Novel Terkait
Si Menantu Dokter
Hendy ZhangKing Of Red Sea
Hideo TakashiMy Charming Lady Boss
AndikaMy Beautiful Teacher
Haikal ChandraMy Secret Love
Fang FangMarriage Journey×
- Bab 1 : Kanker Lambung Stadium Terakhir
- Bab 2 : Kamu Kotor
- Bab 3 : Decky Menidurinya
- Bab 4 : Menghindar Bagaikan Ular Berbisa
- Bab 5 : Berikan Jantungku Kepadanya
- Bab 6 : Aku Merasa Aku Kotor !
- Bab 7 Transplantasi Dihentikan
- Bab 8 Hamil ?
- Bab 9 Anak Haram Siapa
- Bab 10 Kamu Tidak Pantas Menjadi Seorang Ibu
- Bab 9 Aku Tidak Punya Rumah
- Bab 12 Hasil Terburuk
- Bab 13 Wanita Tidak Tahu Malu
- Bab 14 Wanitaku
- Bab 15 Itu Anakku
- Bab 16 Shen, Kamu Tidak Pantas!
- Bab 17 Berubah Seiring Berjalannya Waktu
- Bab 18 Orang Seperti Apa
- Bab 19 Tamu Yang Tiba-tiba Datang Tanpa Diundang
- Bab 20 Membusuk Di Sekitarku
- Bab 21 Sedikit Berubah
- Bab 22 Harapan Mendapatkan Kekecewaan
- Bab 23 Bersimpati
- Bab 24 Bertemu di Rumah Sakit Secara Tidak Sengaja
- Bab 25 Keadaan Darurat
- Bab 26 Wanita Kuat
- Bab 27 Tidak Boleh Mati!
- Bab 28 Terserah!
- Bab 29 Mengkhawatirkanku?
- Bab 30 Seperti Sepasang Suami Istri
- Bab 31 Curiga
- Bab 32 Aku Nyonya Leng
- Bab 33 Kamu Mengorok
- Bab 34 Bawa Masuk
- Bab 35 Isi Hati
- Bab 36 Aku Sudah Memperkerjakan Pembantu Untukmu
- Bab 37 Shen Yang Berbeda
- Bab 38 Pembukuan?
- Bab 39 Kamu Hari Ini Cantik Sekali
- Bab 40 Makan Malam Keluarga Leng
- Bab 41 Serangan Balik
- Bab 42 Wanita Dengan Dua Watak
- Bab 43 Kami Akan Berusaha
- Bab 44 Secercah Harapan, Beratus Kali Lipat Usaha
- Bab 45 Menjadi Asistennya?
- Bab 46 Wanita Ini Tidak Gampang
- Bab 47 Rumor
- Bab 48 Bercanda Berlebihan
- Bab 49 Jaga Dirimu Dengan Baik (1)
- Bab 50 Jaga Dirimu Dengan Baik (2)
- Bab 51 Wanita Cantik, Marsha
- Bab 52 Pria Munafik
- Bab 53 Biarkan Aku Menemanimu Di Saat Sedih
- Bab 54 Wanita Pemberani
- Bab 55 Dengan Begini Apakah Kita Sudah Menjadi Teman?
- Bab 56 Aku Akan Melindungimu Mulai Dari Sekarang
- Bab 57 Bukankah Kamu Suka Seperti Ini?
- Bab 58 Bisakah Kamu Membawakanku Pakaian
- Bab 59 Tidak Peduli Apa Tujuanmu, Kamu Telah Berhasil
- Bab 60 Momen Yang Memalukan
- Bab 61 Tetap Terasa Dingin
- Bab 62 Apakah Dia Telah Pergi?
- Bab 63 Cemburu
- Bab 64 Lihat Saja Pulang Nanti
- Bab 65 Semakin Menarik Semakin Berbahaya
- Bab 66 Kekecewaan Dan Keputusasaan Datang Dari Harapan
- Bab 67 Tolong aku!
- Bab 68 Situasi Berbahaya
- Bab 69 Pegang Erat Tanganku
- Bab 70 Wanita Bertekad Dengan Pisau
- Bab 71 Tuhan Tahu Betapa Khawatirnya Dia
- Bab 72 Perubahan Mendadak
- Bab 73 Aku Dan Dia Pilih Salah Satu
- Bab 74 Jangan Bergerak!
- Bab 75 Melepaskanmu
- Bab 76 Kamu Tidak Pantas Menyukai Dia!
- Bab 77 Niat Licik
- Bab 79 Dia Sedang Sakit, Penyakit Yang Tidak Dapat Disembuhkan
- Bab 79 Laras, Tolong Menjaga Rahasia Ini
- Bab 80 Kondisi Penyakit Semakin Memburuk
- Bab 81 Perhatian Yang Tiba-Tiba
- Bab 82 Kehangatan
- Bab 83 Gaun Motif Bintang
- Bab 84 Sangat Cocok Denganmu
- Bab 85 Penghargaan Untukmu!
- Bab 86 Pikiran Ariana
- Bab 87 Lebih Perhatian Dari Dirinya Sendiri?
- Bab 88 Pusat Perhatian Semua Orang
- Bab 89 Tubuhmu Begitu Jujur?
- Bab 90 Beri Kesempatan?
- Bab 91 Mau Jadi Wanita Sejatiku?
- Bab 92 Wanita Yang Sedang Jatuh Cinta Memang Berbeda
- Bab 93 Hidup yang Didambakan
- Bab 94 Ngambek?
- Bab 95 Bagaimana Menghadapinya
- Bab 96 Tidak Ada Yang Lebih Mencintaimu Daripada Aku
- Bab 97 Merebut Wanita Orang Lain
- Bab 98 Harus Memperlakukannya Dengan Baik
- Bab 99 Pelecehan Seksual Dan Kekerasan
- Bab 100 Luka Hati
- Bab 101 Masalah Ini Tidak Begitu Sederhana
- Bab 102 Takut Akan Kepergiannya Yang Mendadak
- Bab 103 Kamu Suka Dia Kan?
- Bab 104 Aku Tidak Mau Bermain-Main Lagi
- Bab 105 Aku Jatuh Cinta Dengannya, Apakah Ada Yang Salah?
- Bab 106 Perjanjian Perceraian
- Bab 107 Ayo Kita Mulai Dari Awal Hubungan Kita?
- Bab 108 Selama Aku Ingin Kamu Milikku, Maka Kamu Hanya Bisa Jadi Milikku
- Bab 109 Kalau Merindukannya, Harusnya Pergi Langsung Menemuinya Tidak Peduli Seberapa Jauh Itu
- Bab 110 Aku Hanya Mencintai Satu Pria
- Bab 111 Gunung Es Ribuan Tahun Telah Meleleh?
- Bab 112 Romantis
- Bab 113 Sifa, Wanitaku
- Bab 114 Tidakkah Harus Memberiku Penghargaan?
- Bab 115 Takut Semua Ini Hanyalah Mimpi
- Bab 116 Penurunan Suhu Secara Tiba-tiba
- Bab 117 Mengibaskan Ekor
- Bab 118 Dia Tidak Bisa
- Bab 119 Mengapa Dia Melakukan Ini
- Bab 120 Cemburu
- Bab 121 Mengambil Inisiatif
- Bab 122 Perasaan Bukan Sesuatu Yang Dapat Dikendalikan
- Bab 123 Benar-Benar Menganggap Dirimu Sebagai Anak Dari Keluarga An
- Bab 124 Aku Tidak Akan Meremehkan Seseorang Sepertimu
- Bab 125 Memasuki Ranah Hiburan
- Bab 126 Status Sosial
- Bab 127 Sekolah Akting
- Bab 128 Cari Masalah?
- Bab 129 Kesempatan Membuktikan Diri
- Bab 130 Membentuk Tim Proyek
- Bab 131 Tidak Akan Melupakan Pelajaran
- Bab 132 Kura-kura Tua Akhirnya Berubah Cerdas
- Bab 133 Membuat Rencana Baru
- Bab 134 Mengambil Langkah Yang Tidak Biasa
- Bab 135 Bermain Dengan Api
- Bab 136 Apa Kamu Merindukan Aku ?
- Bab 137 Kebuntuan Investigasi
- Bab 138 Kekalahan
- Bab 139 Bisa Terpikirkan Aku, Itu Sudah Cukup
- Bab 140 Pertikaian Yang Jelas Sekali
- Bab 141 Tidak Kenal Akrab
- Bab 142 Kemunculan Yang Mengejutkan
- Bab 143 Kehangatan Sementara
- Bab 144 Krisis
- Bab 145 Menyelamatkan Korban
- Bab 146 Juna Lai
- Bab 147 Kamu Adalah Ayah Yang Baik
- Bab 148 Penyelidikan
- Bab 149 Kebenaran
- Bab 150 Keputusan Akhir
- Bab 151 Serangan Balik Yang Kuat
- Bab 152 Tertawalah Kalau Senang
- Bab 153 Bisakah Kamu Membantuku
- Bab 154 Apa Pun Yang Terjadi, Tolong Selamatkan Anakku
- Bab 155 Punya Hak Apa Kamu
- Bab 156 Jangan Mati Di Dalam Mobilku!
- Bab 157 Kabar Baik
- Bab 158 Kamu Tunggu Saja!
- Bab 159 Beritahu Aku Kalau Itu Bukan Sungguhan
- Bab 160 Pria Lain
- Bab 161 Kamu Coba Saja
- Bab 162 Perang Dingin
- Bab 163 Rasa Cemburu Yang Berlebihan
- Bab 164 Jangan Lupa Masalah Sebelumnya
- Bab 165 Sayang, Santai saja
- Bab 166 Kesempatan Yang Bisa Disembuhkan Dari Penyakit
- Bab 167 Selamat Ulang Tahun
- Bab 168 Rencana
- Bab 169 Rencana (2)
- Bab 170 Meskipun Tidak Percaya
- Bab 171 Aku Berharap Kamu Mati
- Bab 172 Badai Rumor
- Bab 173 Dia Yang Tidak Normal
- Bab 174 Perjanjian Perceraian
- Bab 175 Menginginkannya dengan Ganas
- Bab 176 Anakku ...
- Bab 178 Apakah Kondisi Ini Bisa Membaik?
- Bab 179 Gangguan Tanpa Henti
- Bab 180 Tidak Menghalangimu!
- Bab 181 Roda Berputar
- Bab 182 Apakah Kamu Orang Dunia Hiburan!
- Bab 183 Sadar Sepenuhnya
- Bab 184 Pergi
- Bab 185 Awalan Baru
- Bab 186 Masa Lalu Yang Tidak Bisa Dikenang
- Bab 187 Bangun
- Bab 188 Curhat
- Bab 189 Marsha Pergi
- Bab 190 Tindakan Kecil
- Bab 191 Terekspos
- Bab 192 Mencari Kesempatan
- Bab 193 Selalu Merindukannya
- Bab 194 Aku Ingin Dia Mati
- Bab 195 Sherly
- Bab 196 Pernah Mencintainya
- Bab 197 Menutup Pameran Lukisan
- Bab 198 Berangkat Ke Amerika Serikat
- Bab 199 Gerakan Janin
- Bab 200 Perhatian Hendi
- Bab 201 Sama Sekali Tidak Tahu Pameran Lukis Ditutup
- Bab 202 Diam-Diam Menyelidiki
- Bab 203 Menuju Apartemen
- Bab 204 Yuli Sakit Parah
- Bab 205 Menerima Pukulan
- Bab 206 Tidak Bisa Menghadapi Tekanan
- Bab 208 Tekanan Sifa
- Bab 208 Mendatangi
- Bab 209 Terpancing Emosi
- Bab 211 Kecemasan
- Bab 212 Kabar Mendadak
- Bab 213 Perasaan Bertentangan
- Bab 213 Penyebaran Sel Kanker
- Bab 214 Pertahanan Satu-Satunya
- Bab 215 Kedatangan Decky
- Bab 217 Tubuh Yang Lemah
- Bab 218 Kemarahan Yang Tidak Terkendali
- Bab 219 Diri Yang Tidak Berdaya
- Bab 219 Tubuh Lemah
- Bab 220 Memberi Tugas Secara Rahasia
- Bab 221 Menjaga Sepenuh Hati
- Bab 222 Menerima Pengobatan
- Bab 223 Mengatur Secara Rahasia
- Bab 224 Mengenang Masa Kecil
- Bab 225 Mendadak Pulang
- Bab 226 Bertemu Yuli
- Bab 227 Suasana yang Menekan
- Bab 228 Mengetahui Balas Dendam Dari Hendi
- Bab 229 Kerahasiaan Laras
- Bab 230 Kabar Baik Mendadak
- Bab 231 Yuli Akan Segera Bangun
- Bab 232 Ariana Memicu Keributan Besar
- Bab 233 Menjerat Tanpa Akhir
- Bab 234 Melihat Trik Licik Ariana
- Bab 235 Kabar Baik
- Bab 236 Insiden Ariana
- Bab 237 Yuli Bangun
- Bab 238 Mendapatkan Tanggapan
- Bab 239 Minta Enam Milyar
- Bab 240 Sudah Boleh Pulang
- Bab 241 Terus Berpikir
- Bab 242 Kembali Normal
- Bab 243 Panggilan Telepon Dari Ibu Leng
- Bab 244 Ketenangan Yang Akan Segera Hancur
- Bab 245 Tidak Ingin Membebani Hendi
- Bab 246 Kabar Baik Yang Tiba-Tiba Datang
- Bab 247 Dipaksa Kembali
- Bab 248 Diantar Lagi Ke Gerbang Pintu Rumah Keluarga Leng
- Bab 249 Hendi Mencari Dengan Sangat Panik
- Bab 250 Menanyakan Dan Menyalahkan
- Bab 251 Mendapat Saham
- Bab 252 Bertengkar
- Bab 253 Mengingat Masa Lalu
- Bab 254 Kekecewaan Tidak Berujung
- Bab 255 Menyewa Rumah Di Luar
- Bab 256 Bertemu Dengan Laras
- Bab 257 Hendi Kembali
- Bab 258 Tragedi
- Bab 259 Mengubah Pemikiran
- Bab 260 Pertemuan Yang Canggung
- Bab 262 Benar-Benar Kehilangan Harapan
- Bab 262 Sengketa Di Ruang Tamu
- Bab 264 Jatuh
- Bab 265 Mencoba Membuat Tuduhan Palsu
- Bab 266 Pertengkaran Antar Teman Baik
- Bab 267 Pikiran Yang Jahat
- Bab 268 Dia Sedang Berbohong
- Bab 269 Melakukan Kepalsuan
- Bab 270 Damai
- Bab 271 Tes DNA
- Bab 272 Ayo Bicarakan Ini Denganku
- Bab 273 Penghinaan
- Bab 274 Dilema
- Bab 275 Dilema
- 276 Menolak Cek
- 277 Berkomunikasi dengan Kakek
- BAB 278 Kecewa
- 279 Dalam Suasana Hati yang Buruk
- Bab 280 Bertemu Hendi Di Bar
- Bab 281 Main Tangan
- Bab 282 Kembali Ke Rumah Keluarga Leng
- Bab 283 Punya Pemikiran Masing-masing
- Bab 284 Diperingatkan
- Bab 285 Tidak Boleh Mengalah
- Bab 286 Dikalahkan
- Bab 287 Tidak Puas
- Bab 288 Kekhawatiran
- Bab 289 Diskusi Tak Berhasil
- Bab 290 Rapat di Ruang Kerja
- Bab 291 Tiga Persyaratan
- Bab 292 Mengikat
- Bab 293 Pembagian Warisan
- Bab 294 Mengobrol Secara Terbuka