Marriage Journey - Bab 164 Jangan Lupa Masalah Sebelumnya
Decky malah tidak setuju dengan perkataannya, menatap Sifa dengan wajah tersenyum jahat dan berkata: “Kenapa, kamu takut kah?”
Sifa memalingkan wajah dan tidak ingin menghiraukan Decky.
Decky mengulurkan tangan dan membalikkan wajah Sifa, wajah yang penuh dengan senyuman jahat: “Kemana penampilanmu yang baru saja cemburu untukku? Uhm?”
Wajah Sifa seketika memerah, berjuang mengulurkan tangan untuk mendorong dada Decky.
“Apa maksudmu, kamu bajingan!” Sifa memarahinya dengan nada kecil.
Decky malah merasa Sifa sangat lucu saat ini, menundukkan kepala dan menutup bibir Sifa yang lembut, menghisapnya dengan dalam, lidah yang genit membuka gigi Sifa.
Sifa seketika membelalakkan mata dan menatap wajah Decky, mengulurkan tangan dan mendorong dada Decky dengan kuat.
Setelah Decky mencicipi aroma Sifa dalam waktu singkat, dia mengangkat kepala, matanya dipenuhi dengan permintaan, sejak kemarin setelah dirinya sendiri bercinta dengan Sifa, dia sudah lama tidak pernah hubungan intim dengan Sifa lagi.
Pipi Sifa menjadi merah, menundukkan kepala dan berkata dengan nada sedikit mencela: “Bagaimana jika dilihat oleh orang lain?”
Decky menundukkan kepala dan menatap Sifa, mengulurkan tangan dan memegang wajah Sifa, dia berkata dengan nada lembut: “Masalah hari itu memang salahku, tapi kamu juga tidak seharusnya mencari pria lain.”
Decky sama sekali tidak langsung menjawab pertanyaan Sifa, tapi mengalihkan topik pembicaraan dan membicarakan masalah yang lain.
Sifa menundukkan kepala dan tiba-tiba tidak berbicara, adegan sebelumnya Decky memarahinya tidak mempunyai hak untuk masuk ke dalam kamar itu masih tetap jernih di dalam pikiran.
Tidak peduli bagaimana Sifa ingin melupakannya, tapi malah tidak bisa melupakannya, adegan dimana mata Decky merah dan marah padanya.
Sifa seketika tertegun di tempat asal dan tidak berbicara, Saras diam-diam ikut di belakang dan melihat seluruh adegan sekaligus, tangannya mengepal dengan erat, matanya seperti sebuah pedang yang tajam seketika ingin membunuh Sifa.
Demi apa pria yang disukai olehnya selama bertahun-tahun bisa ingin berjuang untuk mendekati seorang wanita seperti ini dan berhubungan intim dengannya, Sifa terlihat sangat sederhana, bahkan tidak sebagus Saras, Sifa juga merupakan pelaku yang membuat Yuli masih terbaring di ranjang rumah sakit.
Saras sama sekali tidak bergegas ke sana, tapi berdiri di samping dengan sabar.
“Ada apa, apakah kamu tidak ingin melakukan sesuatu saat melihat adegan seperti ini, atau melihat kebahagian mereka?”
Ariana berdiri di belakang Saras dengan penampilan tidak mau kalah, Ariana berkata dengan makna yang dalam.
“Kenapa kamu datang ke sini?” Saras tidak menyangka bahwa Ariana juga ikut ke sini.
“Apakah kamu tahu, mereka dulu juga berdiri di depanku seperti ini, Sifa pernah membuatku malu secara pribadi, aku hanya ingin membuat Sifa gagal total saja, aku tahu aku tidak bisa mendapatkan Presdir Leng, jadi tujuanku sama persis denganmu, aku rasa kita harus berkerja sama jika ingin berhasil.”
Saras menatap Ariana dengan erat, seolah-olah perkataan Ariana tidak salah, jika menilai dari kata-kata dan perbuatan Ariana, dia memang mempunyai keluhan yang sangat besar tentang Sifa.
Tapi merebut Decky dengan Arina, Saras tetap sangat percaya diri, ini adalah kesempatan yang sangat bagus.
Saras dan Ariana masing-masing mempunyai perhitungan di dalam hati mereka, mereka berdua memiliki niat jahat.
Waktu pesta dimulai sudah tiba, Sifa dan Decky duduk, Laras juga datang ke pesta kali ini, kemudian diikuti Gustian dan Hendi di belakang.
Saat Sifa melihat Hendi, dia seketika sedikit terkejut, tidak menyangka bahwa Hendi akan datang ke tempat seperti ini.
Gustian melangkah maju dengan wajah tersenyum jahat dan menyapa dengan Decky: “Apakah kamu tidak senang saat melihatku, kenapa memasang wajah muram?”
Decky menoleh dan berkata dengan acuh tak acuh: “Aku bukan tidak menyukaimu, tapi aku tidak terlalu suka dengan pelayan laki-laki yang terus ikut di belakangmu.”
Sifa yang duduk di sebalah Decky tersenyum polos ke arah Hendi.
Perkataan Decky seketika membuat beberapa orang sedikit malu.
“Abang, kenapa kamu ada di sini, bukankah kamu mengatakan kamu tidak ingin datang?” Saras bertanya sambil tersenyum ke arah Laras.
Gustian sedikit terkejut saat melihat Saras, dia menatap Laras dengan wajah tersenyum.
Laras memang tidak terlalu menyukai Saras, menarik tangannya sendiri dan berkata dengan memasang wajah muram: “Jangan bertemu dengan pria langsung berpegangan tangan, apakahAndri tidak mengajarimu?”
Setelah Laras selesai berkata, dia berbalik badan dan berkata sambil melihat Gustian: “Meski bermarga An, tapi sama sekali bukan keturunan dari Keluarga An, aku rasa semua orang yang ada di sini tahu.”
Seketika Saras kehilangan muka, Ariana yang berdiri di sebelah mendengar kabar ini, dengan samar-samar merasa masalahnya tidak sesederhana yang dibayangkan oleh dirinya sendiri.
Dia langsung melangkah maju dengan membawa sedikit senyuman dan berkata kepada Laras, “Direktur An, aku sudah lama tidak bertemu denganmu, benar-benar terlihat semakin ganteng.”
Ariana berpenampilan cantik dan mempunyai mulut manis, tapi Laras dan Gustian paling tidak membutuhkan orang seperti ini di samping mereka.
Hanya saja berbalik badan dan melihat Ariana, dia sama sekali tidak berbicara, beberapa orang mengobrol dengan sederhana.
Gustian melihat Laras dan berkata: “Kita sudah lama tidak berkumpul bersama, tidak menyangka bahwa pesta yang kecil bisa membuat kita berkumpul bersama.”
Laras mengangguk dengan membawa sedikit senyuman: “Iya, sudah sangat lama tidak berkumpul bersama”
Decky malah tidak banyak berbicara, hanya saja mengambil gelas aggur merah di atas meja dan menghabiskannya sekaligus.
Ariana melihat ke arah Sifa, Sifa mengenakan gaun panjang yang berwarna putih, seluruh orangnya duduk di sebelah dengan sangat tenang.
Ariana berdiri dan duduk, dengan sengaja menjatuhkan gelas anggur merah yang ada di sebelah Sifa, seketika membasahi gaun Sifa yang berwarna putih.
Sifa berteriak karena khawatir, semua anggur merah sudah membasahi tubuhnya, seketika semacam hawa dingin menyebar ke seluruh tubuhnya, mata Sifa menatap ke arah Ariana yang ketakutan. Wajah Ariana yang indah mengeluarkan ekspresi kaget, membungkukkan badan dan terus berkata: “Maaf, maaf Asisten Shen, aku bukan sengaja melakukannya, aku segera mengelapnya untukmu.”
Sifa berdiri, mengambil tisu di sebelahnya dan mulai mengelap, wajahnya penuh dengan eskpresi tidak senang, Sifa tahu bahwa Ariana sengaja melakukannya.
Hendi dengan khawatir berdiri dan ingin berjalan ke arah Sifa, tapi malah ditahan oleh Gustian yang ada di sebalahnya.
Laras juga menatap Sifa dengan ekspresi khawatir, Decky mengerutkan kening, tapi tidak ada ekspresi apa pun di wajahnya.
“Begitu saja, aku mempunyai pakaian di dalam mobil, Asisten Shen mengikutiku berjalan keluar, aku akan segera menyuruh Asistenku mengantarnya untukmu, benar-benar sangat maaf, aku bukan sengaja melakukannya.”
Sifa seketika mengerutkan alis saat melihat gaun putihnya penuh dengan noda anggur merah, meski tahu bahwa Ariana sengaja melakukannya, tapi Sifa juga tidak bisa mengatakan apa-apa di depan banyak orang, dia hanya bisa mengikuti Ariana berjalan ke arah luar.
Ariana memanggil asistennya, menyerakan pakaian di tangannya kepada Sifa, membawa Sifa pergi ke ruang ganti.
Ariana berpenampilan seperti orang baik, saat menunggu ruangan hanya tersisa Sifa dan Ariana, sifat Ariana seketika terungkap.
“Sifa, kamu benar-benar mempunyai kemampuan yang hebat, kamu apa-apaan, beraninya berbicara seperti itu denganku?
Ariana berbalik badan dan berkata kepada Sifa.
Hanya Sifa dan Ariana yang berada di ruang ganti yang kosong.
Sifa tahu bahwa Ariana mempunyai motif jahat, sehingga baru bisa membasahi gaunnya dan membawanya keluar, Ariana hanya tidak bisa menerima penghinaan seperti itu.
“Kalau begitu, kamu mempunyai kemampuan hebat seperti apa, bagaimana kita bicarakan lagi setelah menunggu kamu berdiri di samping Decky?”
Sifa langsung berkata secara terus terang.
Ariana seketika menjadi marah, mengulukan tangan dan memegang tangan Sifa, dia berteriak dengan keras: “Kamu hanyalah mainan Decky dalam waktu sesaat, apakah kamu sudah lupa bagaimana Decky bermesraan di depanmu saat membawaku ke rumah? Hah?”
Novel Terkait
The Great Guy
Vivi HuangYama's Wife
ClarkAsisten Wanita Ndeso
Audy MarshandaSomeday Unexpected Love
AlexanderMata Superman
BrickBehind The Lie
Fiona LeeMarriage Journey×
- Bab 1 : Kanker Lambung Stadium Terakhir
- Bab 2 : Kamu Kotor
- Bab 3 : Decky Menidurinya
- Bab 4 : Menghindar Bagaikan Ular Berbisa
- Bab 5 : Berikan Jantungku Kepadanya
- Bab 6 : Aku Merasa Aku Kotor !
- Bab 7 Transplantasi Dihentikan
- Bab 8 Hamil ?
- Bab 9 Anak Haram Siapa
- Bab 10 Kamu Tidak Pantas Menjadi Seorang Ibu
- Bab 9 Aku Tidak Punya Rumah
- Bab 12 Hasil Terburuk
- Bab 13 Wanita Tidak Tahu Malu
- Bab 14 Wanitaku
- Bab 15 Itu Anakku
- Bab 16 Shen, Kamu Tidak Pantas!
- Bab 17 Berubah Seiring Berjalannya Waktu
- Bab 18 Orang Seperti Apa
- Bab 19 Tamu Yang Tiba-tiba Datang Tanpa Diundang
- Bab 20 Membusuk Di Sekitarku
- Bab 21 Sedikit Berubah
- Bab 22 Harapan Mendapatkan Kekecewaan
- Bab 23 Bersimpati
- Bab 24 Bertemu di Rumah Sakit Secara Tidak Sengaja
- Bab 25 Keadaan Darurat
- Bab 26 Wanita Kuat
- Bab 27 Tidak Boleh Mati!
- Bab 28 Terserah!
- Bab 29 Mengkhawatirkanku?
- Bab 30 Seperti Sepasang Suami Istri
- Bab 31 Curiga
- Bab 32 Aku Nyonya Leng
- Bab 33 Kamu Mengorok
- Bab 34 Bawa Masuk
- Bab 35 Isi Hati
- Bab 36 Aku Sudah Memperkerjakan Pembantu Untukmu
- Bab 37 Shen Yang Berbeda
- Bab 38 Pembukuan?
- Bab 39 Kamu Hari Ini Cantik Sekali
- Bab 40 Makan Malam Keluarga Leng
- Bab 41 Serangan Balik
- Bab 42 Wanita Dengan Dua Watak
- Bab 43 Kami Akan Berusaha
- Bab 44 Secercah Harapan, Beratus Kali Lipat Usaha
- Bab 45 Menjadi Asistennya?
- Bab 46 Wanita Ini Tidak Gampang
- Bab 47 Rumor
- Bab 48 Bercanda Berlebihan
- Bab 49 Jaga Dirimu Dengan Baik (1)
- Bab 50 Jaga Dirimu Dengan Baik (2)
- Bab 51 Wanita Cantik, Marsha
- Bab 52 Pria Munafik
- Bab 53 Biarkan Aku Menemanimu Di Saat Sedih
- Bab 54 Wanita Pemberani
- Bab 55 Dengan Begini Apakah Kita Sudah Menjadi Teman?
- Bab 56 Aku Akan Melindungimu Mulai Dari Sekarang
- Bab 57 Bukankah Kamu Suka Seperti Ini?
- Bab 58 Bisakah Kamu Membawakanku Pakaian
- Bab 59 Tidak Peduli Apa Tujuanmu, Kamu Telah Berhasil
- Bab 60 Momen Yang Memalukan
- Bab 61 Tetap Terasa Dingin
- Bab 62 Apakah Dia Telah Pergi?
- Bab 63 Cemburu
- Bab 64 Lihat Saja Pulang Nanti
- Bab 65 Semakin Menarik Semakin Berbahaya
- Bab 66 Kekecewaan Dan Keputusasaan Datang Dari Harapan
- Bab 67 Tolong aku!
- Bab 68 Situasi Berbahaya
- Bab 69 Pegang Erat Tanganku
- Bab 70 Wanita Bertekad Dengan Pisau
- Bab 71 Tuhan Tahu Betapa Khawatirnya Dia
- Bab 72 Perubahan Mendadak
- Bab 73 Aku Dan Dia Pilih Salah Satu
- Bab 74 Jangan Bergerak!
- Bab 75 Melepaskanmu
- Bab 76 Kamu Tidak Pantas Menyukai Dia!
- Bab 77 Niat Licik
- Bab 79 Dia Sedang Sakit, Penyakit Yang Tidak Dapat Disembuhkan
- Bab 79 Laras, Tolong Menjaga Rahasia Ini
- Bab 80 Kondisi Penyakit Semakin Memburuk
- Bab 81 Perhatian Yang Tiba-Tiba
- Bab 82 Kehangatan
- Bab 83 Gaun Motif Bintang
- Bab 84 Sangat Cocok Denganmu
- Bab 85 Penghargaan Untukmu!
- Bab 86 Pikiran Ariana
- Bab 87 Lebih Perhatian Dari Dirinya Sendiri?
- Bab 88 Pusat Perhatian Semua Orang
- Bab 89 Tubuhmu Begitu Jujur?
- Bab 90 Beri Kesempatan?
- Bab 91 Mau Jadi Wanita Sejatiku?
- Bab 92 Wanita Yang Sedang Jatuh Cinta Memang Berbeda
- Bab 93 Hidup yang Didambakan
- Bab 94 Ngambek?
- Bab 95 Bagaimana Menghadapinya
- Bab 96 Tidak Ada Yang Lebih Mencintaimu Daripada Aku
- Bab 97 Merebut Wanita Orang Lain
- Bab 98 Harus Memperlakukannya Dengan Baik
- Bab 99 Pelecehan Seksual Dan Kekerasan
- Bab 100 Luka Hati
- Bab 101 Masalah Ini Tidak Begitu Sederhana
- Bab 102 Takut Akan Kepergiannya Yang Mendadak
- Bab 103 Kamu Suka Dia Kan?
- Bab 104 Aku Tidak Mau Bermain-Main Lagi
- Bab 105 Aku Jatuh Cinta Dengannya, Apakah Ada Yang Salah?
- Bab 106 Perjanjian Perceraian
- Bab 107 Ayo Kita Mulai Dari Awal Hubungan Kita?
- Bab 108 Selama Aku Ingin Kamu Milikku, Maka Kamu Hanya Bisa Jadi Milikku
- Bab 109 Kalau Merindukannya, Harusnya Pergi Langsung Menemuinya Tidak Peduli Seberapa Jauh Itu
- Bab 110 Aku Hanya Mencintai Satu Pria
- Bab 111 Gunung Es Ribuan Tahun Telah Meleleh?
- Bab 112 Romantis
- Bab 113 Sifa, Wanitaku
- Bab 114 Tidakkah Harus Memberiku Penghargaan?
- Bab 115 Takut Semua Ini Hanyalah Mimpi
- Bab 116 Penurunan Suhu Secara Tiba-tiba
- Bab 117 Mengibaskan Ekor
- Bab 118 Dia Tidak Bisa
- Bab 119 Mengapa Dia Melakukan Ini
- Bab 120 Cemburu
- Bab 121 Mengambil Inisiatif
- Bab 122 Perasaan Bukan Sesuatu Yang Dapat Dikendalikan
- Bab 123 Benar-Benar Menganggap Dirimu Sebagai Anak Dari Keluarga An
- Bab 124 Aku Tidak Akan Meremehkan Seseorang Sepertimu
- Bab 125 Memasuki Ranah Hiburan
- Bab 126 Status Sosial
- Bab 127 Sekolah Akting
- Bab 128 Cari Masalah?
- Bab 129 Kesempatan Membuktikan Diri
- Bab 130 Membentuk Tim Proyek
- Bab 131 Tidak Akan Melupakan Pelajaran
- Bab 132 Kura-kura Tua Akhirnya Berubah Cerdas
- Bab 133 Membuat Rencana Baru
- Bab 134 Mengambil Langkah Yang Tidak Biasa
- Bab 135 Bermain Dengan Api
- Bab 136 Apa Kamu Merindukan Aku ?
- Bab 137 Kebuntuan Investigasi
- Bab 138 Kekalahan
- Bab 139 Bisa Terpikirkan Aku, Itu Sudah Cukup
- Bab 140 Pertikaian Yang Jelas Sekali
- Bab 141 Tidak Kenal Akrab
- Bab 142 Kemunculan Yang Mengejutkan
- Bab 143 Kehangatan Sementara
- Bab 144 Krisis
- Bab 145 Menyelamatkan Korban
- Bab 146 Juna Lai
- Bab 147 Kamu Adalah Ayah Yang Baik
- Bab 148 Penyelidikan
- Bab 149 Kebenaran
- Bab 150 Keputusan Akhir
- Bab 151 Serangan Balik Yang Kuat
- Bab 152 Tertawalah Kalau Senang
- Bab 153 Bisakah Kamu Membantuku
- Bab 154 Apa Pun Yang Terjadi, Tolong Selamatkan Anakku
- Bab 155 Punya Hak Apa Kamu
- Bab 156 Jangan Mati Di Dalam Mobilku!
- Bab 157 Kabar Baik
- Bab 158 Kamu Tunggu Saja!
- Bab 159 Beritahu Aku Kalau Itu Bukan Sungguhan
- Bab 160 Pria Lain
- Bab 161 Kamu Coba Saja
- Bab 162 Perang Dingin
- Bab 163 Rasa Cemburu Yang Berlebihan
- Bab 164 Jangan Lupa Masalah Sebelumnya
- Bab 165 Sayang, Santai saja
- Bab 166 Kesempatan Yang Bisa Disembuhkan Dari Penyakit
- Bab 167 Selamat Ulang Tahun
- Bab 168 Rencana
- Bab 169 Rencana (2)
- Bab 170 Meskipun Tidak Percaya
- Bab 171 Aku Berharap Kamu Mati
- Bab 172 Badai Rumor
- Bab 173 Dia Yang Tidak Normal
- Bab 174 Perjanjian Perceraian
- Bab 175 Menginginkannya dengan Ganas
- Bab 176 Anakku ...
- Bab 178 Apakah Kondisi Ini Bisa Membaik?
- Bab 179 Gangguan Tanpa Henti
- Bab 180 Tidak Menghalangimu!
- Bab 181 Roda Berputar
- Bab 182 Apakah Kamu Orang Dunia Hiburan!
- Bab 183 Sadar Sepenuhnya
- Bab 184 Pergi
- Bab 185 Awalan Baru
- Bab 186 Masa Lalu Yang Tidak Bisa Dikenang
- Bab 187 Bangun
- Bab 188 Curhat
- Bab 189 Marsha Pergi
- Bab 190 Tindakan Kecil
- Bab 191 Terekspos
- Bab 192 Mencari Kesempatan
- Bab 193 Selalu Merindukannya
- Bab 194 Aku Ingin Dia Mati
- Bab 195 Sherly
- Bab 196 Pernah Mencintainya
- Bab 197 Menutup Pameran Lukisan
- Bab 198 Berangkat Ke Amerika Serikat
- Bab 199 Gerakan Janin
- Bab 200 Perhatian Hendi
- Bab 201 Sama Sekali Tidak Tahu Pameran Lukis Ditutup
- Bab 202 Diam-Diam Menyelidiki
- Bab 203 Menuju Apartemen
- Bab 204 Yuli Sakit Parah
- Bab 205 Menerima Pukulan
- Bab 206 Tidak Bisa Menghadapi Tekanan
- Bab 208 Tekanan Sifa
- Bab 208 Mendatangi
- Bab 209 Terpancing Emosi
- Bab 211 Kecemasan
- Bab 212 Kabar Mendadak
- Bab 213 Perasaan Bertentangan
- Bab 213 Penyebaran Sel Kanker
- Bab 214 Pertahanan Satu-Satunya
- Bab 215 Kedatangan Decky
- Bab 217 Tubuh Yang Lemah
- Bab 218 Kemarahan Yang Tidak Terkendali
- Bab 219 Diri Yang Tidak Berdaya
- Bab 219 Tubuh Lemah
- Bab 220 Memberi Tugas Secara Rahasia
- Bab 221 Menjaga Sepenuh Hati
- Bab 222 Menerima Pengobatan
- Bab 223 Mengatur Secara Rahasia
- Bab 224 Mengenang Masa Kecil
- Bab 225 Mendadak Pulang
- Bab 226 Bertemu Yuli
- Bab 227 Suasana yang Menekan
- Bab 228 Mengetahui Balas Dendam Dari Hendi
- Bab 229 Kerahasiaan Laras
- Bab 230 Kabar Baik Mendadak
- Bab 231 Yuli Akan Segera Bangun
- Bab 232 Ariana Memicu Keributan Besar
- Bab 233 Menjerat Tanpa Akhir
- Bab 234 Melihat Trik Licik Ariana
- Bab 235 Kabar Baik
- Bab 236 Insiden Ariana
- Bab 237 Yuli Bangun
- Bab 238 Mendapatkan Tanggapan
- Bab 239 Minta Enam Milyar
- Bab 240 Sudah Boleh Pulang
- Bab 241 Terus Berpikir
- Bab 242 Kembali Normal
- Bab 243 Panggilan Telepon Dari Ibu Leng
- Bab 244 Ketenangan Yang Akan Segera Hancur
- Bab 245 Tidak Ingin Membebani Hendi
- Bab 246 Kabar Baik Yang Tiba-Tiba Datang
- Bab 247 Dipaksa Kembali
- Bab 248 Diantar Lagi Ke Gerbang Pintu Rumah Keluarga Leng
- Bab 249 Hendi Mencari Dengan Sangat Panik
- Bab 250 Menanyakan Dan Menyalahkan
- Bab 251 Mendapat Saham
- Bab 252 Bertengkar
- Bab 253 Mengingat Masa Lalu
- Bab 254 Kekecewaan Tidak Berujung
- Bab 255 Menyewa Rumah Di Luar
- Bab 256 Bertemu Dengan Laras
- Bab 257 Hendi Kembali
- Bab 258 Tragedi
- Bab 259 Mengubah Pemikiran
- Bab 260 Pertemuan Yang Canggung
- Bab 262 Benar-Benar Kehilangan Harapan
- Bab 262 Sengketa Di Ruang Tamu
- Bab 264 Jatuh
- Bab 265 Mencoba Membuat Tuduhan Palsu
- Bab 266 Pertengkaran Antar Teman Baik
- Bab 267 Pikiran Yang Jahat
- Bab 268 Dia Sedang Berbohong
- Bab 269 Melakukan Kepalsuan
- Bab 270 Damai
- Bab 271 Tes DNA
- Bab 272 Ayo Bicarakan Ini Denganku
- Bab 273 Penghinaan
- Bab 274 Dilema
- Bab 275 Dilema
- 276 Menolak Cek
- 277 Berkomunikasi dengan Kakek
- BAB 278 Kecewa
- 279 Dalam Suasana Hati yang Buruk
- Bab 280 Bertemu Hendi Di Bar
- Bab 281 Main Tangan
- Bab 282 Kembali Ke Rumah Keluarga Leng
- Bab 283 Punya Pemikiran Masing-masing
- Bab 284 Diperingatkan
- Bab 285 Tidak Boleh Mengalah
- Bab 286 Dikalahkan
- Bab 287 Tidak Puas
- Bab 288 Kekhawatiran
- Bab 289 Diskusi Tak Berhasil
- Bab 290 Rapat di Ruang Kerja
- Bab 291 Tiga Persyaratan
- Bab 292 Mengikat
- Bab 293 Pembagian Warisan
- Bab 294 Mengobrol Secara Terbuka