Marriage Journey - Bab 281 Main Tangan

Mendengar perkataan Decky, membuat Hendi semakin marah, “Aku tidak menyangka pikiranmu begitu kotor, apa menurutmu dia hanya menginginkan uangmu? Konyol sekali, meskipun latar belakang keluargaku tidak sebaik keluargamu, aku masih bisa menciptakan kehidupan indah untuknya, dia sudah menolaknya, apakah kamu masih belum mengerti?”

“Kamu sekongkol dengannya, jangan berakting di depanku, kalian ingin bekerja sama menipu aset kekayaan keluarga Leng.”

Decky mabuk, dia mengungkapkan semua ketidakpuasan di dalam hatinya.

“Kamu pikir semua orang sama sepertimu memandang uang sebagai yang paling penting? Ucap Hendi memandangnya dengan jijik.”

“Jangan pura-pura sombong di depanku, kamu sama dengan wanita jalang itu, kalau tidak menginginkan uang, kenapa kembali memperebutkan saham keluarga Leng?”

Hendi tidak tahu masalah ini, dia tertegun sejenak.

Decky memandangnya dengan wajah mabuk, “Seperti dugaanku, kenapa tidak berdebat denganku lagi? Apakah rencana kalian ketahuan olehku?”

“Hahahaha……”

Tawa sinisnya memenuhi seluruh bar.

Hendi kembali meninjunya, “Kuharap pukulan ini bisa menyadarkanmu, kalau kamu tidak mencintai Sifa, kusarankan lebih baik cepat lepaskan dia.”

“Sudah kulepaskan, dia saja yang ingin tinggal di rumah keluarga Leng tidak mau pergi, apa yang bisa kuperbuat?”

“Orang-orang keluarga Leng semuanya kejam dan tidak berperasaan, hanya menginginkan anaknya, lalu mengusir ibunya pergi, kalian berbuat seperti ini, pernahkah kalian memikirkan perasaan Sifa, anak itu seperti nyawanya.”

Meskipun Laras tahu Hendi memukul Decky adalah sebuah kesalahan, tetapi apa yang dikatakan Hendi benar, dia berharap Hendi memukul Decky hingga sadar.

Decky memandang Hendi, “Anak itu adalah nyawanya, lelucon apaan, kalau bukan dia yang menipuku, bagaimana mungkin ada anak ini? Dia bersikeras ingin melahirkan anak ini, hanya ingin menggunakan anak ini untuk mengancamku.”

Lalu dia berkata: “Wanita licik seperti ini pun, bisa kamu cintai, karena kamu menyukainya untukmu saja.”

Setelah itu, dia terkikik……

Mendengar tawanya yang keras, Hendi tidak sabar ingin naik ke atas tubuhnya, dia tidak menyangka Sifa yang begitu mencintainya, tetapi di matanya malah tidak menghargai dan menghormati Sifa, dia merasa tidak adil untuk Sifa.

“Sifa benar-benar buta menyukai pria yang tidak bertanggung jawab sepertimu.”

“Kamu yang jelas sedikit, dia yang merebut cinta, ok? Kalau bukan dia yang licik, bagaimana mungkin bisa menikah denganku? Kalau bukan karena dia menikah denganku, Yuli tidak akan mengalami kecelakaan, semua kejadian ini karena Sifa, dia pelakunya.”

“Kamu jangan asal menuduh, semua ini tidak ada hubungannya dengan Sifa.”

“Kamu masih membelanya, kamu juga bukan orang baik.” Decky memarahi sambil menunjukkan jarinya ke Hendi.

Hendi paling benci orang lain menunjuknya, dan segera berkelahi dengan Decky.

Laras tidak tahan melihatnya lagi, segera menghentikan mereka, dan bar tiba-tiba menjadi ramai……

Perkelahian sering terjadi di bar, semua orang dengan senang hati menyaksikan keseruan di sini.

Meskipun skill Laras cukup hebat, dia tidak tega main tangan, siapa suruh dia begitu baik hati, setelah tubuhnya mendapat beberapa pukulan baru berhasil menghentikan kedua pria gila ini.

Setelah perkelahian berhenti, mereka bertiga terengah-engah.

Decky minum banyak anggur, saat ini dirinya mabuk, tatapannya kabur, melihat orang menjadi dua bayangan, gemetar dan tidak bisa berdiri dengan stabil, Laras sibuk memapahnya duduk kembali,

Kemudian melihat mereka berdua, “Ada masalah apa bisa dibicarakan baik-baik, kenapa harus main tangan? Kalau kekerasan bisa menyelesaikan masalah, aku yang akan memukul kalian berdua lebih dulu.”

Melihat Decky dalam keadaan mabuk, Hendi menyeringai, “Melihat dirimu mabuk hari ini, aku malas mempedulikanmu, kalau tidak itu akan sangat aneh aku tidak merontokkan gigimu!” Setelah itu, Hendi pergi,

Decky telungkup di meja, berkata dengan samar: “Mengapa semua orang melimpahkan kesalahan ini padaku? Apa salahku? Mereka semua tidak menyukaiku.”

Laras menggelengkan kepala tersenyum pahit, “Kamu tidak melakukan kesalahan apa pun, hanya saja tidak bisa lepas dari cinta, satu kata cinta ini membuat sepasang matamu kabur, tidak bisa membedakan kebenaran, kamu menyia-nyiakan seorang wanita yang sangat baik……”

Laras hanya mengatakan sampai sini, dia tidak lanjut mengatakannya, dia takut dirinya tidak bisa mengontrol emosinya, mengungkapkan semua depresi di dalam hatinya.

Kalau Decky tahu dirinya diam-diam menyukai Sifa, mungkin mereka tidak akan bisa menjadi teman lagi.

Perasaan Laras kepada Sifa hanya bisa disembunyikan di lubuk hatinya, sekarang dia menaruh semua harapan itu pada Hendi.

Berharap Hendi bisa menggerakkan hati Sifa, karena dia tahu di dunia ini, hanya Hendi seorang yang dapat menjaga Sifa dengan sepenuh hati, dan mencintainya seperti sebelumnya.

Karena dia tidak bisa melakukannya, dia harus melepaskannya.

Dia mengira mencintai seseorang itu tidak egois, dan juga tidak perlu saling memiliki, dia hanya berharap Sifa bisa bahagia, karena Decky tidak bisa memberikan kebahagiaan kepada Sifa, dia berharap Sifa bisa menerima Hendi.

Decky merasa perutnya sangat tidak nyaman, dan langsung muntah……

Laras segera memapahnya berdiri ke toilet.

Sesampai di toilet, Decky mulai muntah.

Laras menepuk punggungnya sambil menyalahkan: “Kalau tidak kuat minum jangan belajar dari orang lain menggunakan anggur untuk meredakan masalah.”

Dari kecil hingga dewasa, dia selalu menjaga Decky, dan Decky merasa sudah sepantasnya dijaga olehnya.

Laras mengomel dan berkata: “Aku hampir menjadi pelayanmu.”

Meskipun dia tidak memaafkan di mulut, tetapi Laras tetap sangat memperhatikan Decky, melihat muntahan Decky mulai mereda, dia segera memberikan tisu.

Decky merasa lebih baik setelah memuntahkan semua yang ada di perutnya.

Laras menggelengkan kepalanya tidak berdaya dan berkata: “Aku akan mengantarmu pulang.”

“Aku tidak ingin pulang, aku tidak ingin kembali ke tempat yang menyedihkan itu, aku tidak ingin melihat wanita jalang itu.”

Setiap kali Decky mengucapkan kata-kata kasar menyakiti Sifa, hati Laras seperti ditusuk sesuatu.

Dia tahu melepaskan lonceng harus dilepaskan oleh pemilik lonceng tersebut, tentu saja kebencian yang ada di dalam hati Decky kepada Sifa hanya bisa diselesaikan perlahan oleh waktu.

Laras tidak mengatakan apa-apa, hanya memapah Decky keluar dari toilet.

Keduanya minum anggur dan tidak bisa menyetir, Laras menelepon supir pengganti.

Dengan cepat seorang pria paruh baya berusia empat puluhan datang ke bar.

Pria paruh baya itu sangat cerewet: “Cepat papah temanmu, tampaknya dia minum cukup banyak, pasti baru patah hati, kan?”

Kemarahan Decky yang tidak bisa dilampiaskan, ketika pria itu berkata, kemarahan yang dia tekan tersulut……

Dia segera meraih kerah pria itu, begitu tangannya dikepalkan dan belum sempat dilayangkan sudah dihentikan oleh tangan Laras.

Novel Terkait

Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu