Marriage Journey - Bab 113 Sifa, Wanitaku

Tubuh Sifa sedikit menyamping, ingin pergi dari samping.

Saat ini Decky melihat jam sudah sore, bocah itu seharusnya sudah tiba, kan?

Decky mengerutkan kening berkata kepada Sifa “Kamu pasti lapar, ayo kita makan di bawah, ada teman yang ingin aku perkenalkan padamu.”

Sifa tertegun, dia tadi mengatakan ingin memperkenalkan temannya padanya?

Tangan Sifa menegang, dirinya sudah menikah dengannya selama 3 tahun lebih dan mengenalnya selama 5 tahun, dia tidak pernah bersedia mengajaknya pergi menemui siapa pun, apalagi temannya.

Apakah sudah menerima dirinya dan benar-benar menyukai dirinya?

Sifa sedikit bersemangat, menundukkan kepala dan menyetujuinya, lalu dengan hati-hati mengikuti Decky dari belakang.

Di saat Sifa lengah, Decky mengambil kesempatan ini menarik tangan Sifa.

Sifa langsung tersenyum dengan aliran listrik hangat mengalir ke hatinya.

Di saat ini ada banyak orang di hotel, kebanyakan orang yang datang ke sini terlihat sangat terhormat.

Sifa melihat sekeliling dan situasi di sekitar terlihat sangat tenang, paling hanya ada suara ombak pantai.

Meskipun saat ini musim dingin, tapi tidak ada hawa dingin di aula.

Bangunan di tengah aula menyerupai hamparan bunga, dipenuhi bunga dandelion dan gypsophila.

Sifa menghampiri hamparan bunga itu dan menatapnya dengan tatapan memancarkan kegembiraan.

Decky melihat semua ini di matanya, memegang tangan Sifa dengan erat. Tampaknya dirinya membuat keputusan yang bijak membawanya kemari.

Decky membawa Sifa ke tempat makan malam dengan cahaya redup, tapi bunga mawar yang di tata rapi dalam kegelapan sangat menyilaukan hingga kamu bisa melihatnya.

Pelayan dengan cepat menyajikan western food, anggur merah dan sampanye di atas meja.

Decky mengenakan setelan jas hitam yang berpotongan rapi, wajahnya yang tampan tampak cocok dengan suasana dan pemandangan di sekitar.

Decky dengan hati-hati memotong steak untuk Sifa dan meletakkannya di sisi Sifa “Aku tahu kamu hamil, jadi aku memesan yang matang, kalau kamu menyukainya aku bisa setiap hari membawamu kemari.”

Tatapan Decky tampak tulus, dirinya tampak sangat memesona.

Sifa sedikit bengong, hidungnya masam ketika mendengar apa yang dikatakan Decky, momen ini muncul berkali-kali dalam mimpinya, akhirnya dia mengalaminya.

Sifa menundukkan kepala, mengendus hidungnya, berusaha menahan air mata di matanya dan tidak berbicara.

Decky sama seperti pasangan lainnya melakukan segala hal yang bisa dilakukan untuk Sifa, seolah sedang menyenangkan Sifa.

Sifa yang terbiasa dengan ketidakpedulian Decky, tiba-tiba menjadi tidak terbiasa.

Sifa mengangkat kepalanya, melihat Decky yang fokus mengambilkan sayur untuk dirinya, lalu berkata “Sebenarnya kamu tidak perlu begini, aku tidak terbiasa.”

Tangan Decky yang mengambil sayur membeku, tapi itu hanya sesaat, Decky tersenyum santai “Ke depannya aku akan bersikap seperti ini padamu, selamanya seperti ini.”

Kata-kata Decky mengejutkan Sifa, Sifa meletakkan pisau dan mengangkat kepalanya, bertanya “Decky, aku tidak mengerti, mengapa kamu ingin berbuat begini?”

Emosi Sifa sedikit bergejolak, apa ini, ingin memadamkan darahnya, apakah dia mencoba membuat api dan ingin membakar dirinya lagi?

Decky mengerutkan kening, perlahan-lahan meletakkan pisau yang ada di tangannya, mengangkat kepala menatap Sifa “Sudah kubilang, kita mulai dari awal, terlepas dari segala hal yang terjadi sebelumnya…”

Sifa tersenyum sambil menundukkan kepalanya “Kamu pikir bisa mulai dari awal lagi, kita sudah berpisah selama tiga tahun dan ada Yuli, bukankah kamu sangat membenciku?”

Sifa sedikit tidak mengerti, mengapa Decky yang dingin tiba-tiba berubah.

Decky menatap Sifa dengan curiga, sebenarnya dirinya juga tidak bisa menjelaskan sejak kapan dirinya berubah, mungkin sebelum dia hamil atau mungkin juga sejak dia sakit?

Tidak tahu sejak kapan Decky mulai memperhatikannya, setiap gerak-geriknya menarik perhatiannya, dirinya selalu ingin bertemu dengannya, ingin dia berada di sisinya.

Bahkan ingin mengabaikan segalanya, mengabaikan dirinya pernah melukai wanita yang dicintainya dan ingin bersama dengannya kembali.

Decky yang tiba-tiba menjadi diam membuat Sifa menjadi cemas, jelas-jelas dia menginginkan sebuah jawaban pasti, jelas-jelas ini kehidupan yang dia inginkan.

Tapi kenapa, dirinya selalu ingin bertanya sampai mengerti, sebenarnya karena apa dia berubah begitu cepat?

Decky menganga ingin mengatakan sesuatu dan Sifa menatap Decky dengan serius, seolah sangat ingin mengetahui jawabannya.

Selang sesaat Decky baru berkata “ Sifa, kamu hanya perlu tahu, sekarang aku hanya ingin bersama denganmu, tidak usah mempedulikan yang lainnya, selama sekarang bisa bersama…”

Setelah itu, sepasang mata tajam Decky terus menatap Sifa, hingga membuat Sifa panik.

Sifa memalingkan tatapannya yang panik, berkata dengan pelan “Ayo makan dulu.”

Tatapan Decky sedikit kecewwa, tapi itu hanya sesaat, lalu dengan cepat kembali normal.

“Maaf Decky, tadi di hotel ada sedikit urusan, jadi datang terlambat…”

Terdengar suara laki-laki, Decky dan Sifa mengangkat kepala mereka dan memandang pria itu pada saat bersamaan.

Melihat pria itu mengenakan setelan jas biru dan rambutnya disisir rapi, dia melambaikan tangannya, dia sama seperti Decky yang memiliki aura kebangsaan.

Decky meletakkan alat makannya, menjawab dengan santai “Aku pikir kamu sudah hebat, berani tidak datang.”

Pria itu berjalan sambil tersenyum dan meletakkan tangannya di bahu Decky, dengan ekspresi malu “Bukankah karena ada masalah di hotel, kamu yang hebat jangan mengingat dendam orang kecil, ampunilah aku?”

Decky mengerutkan kening, berkata kepada pria ini “Ngomong-ngomong, Gustian, ini wanitaku Sifa.”

Ekspresi Decky sangat tenang, memperkenalkan dirinya ke Gustian. Untuk sesaat Sifa masih belum sadar, tapi mendengar Decky memperkenalkan dirinya, dia berdiri dan tersipu malu.

Tidak ada ekspresi apa-apa di wajah Decky “Ini Gustian, sahabatku.”

Decky menatap Sifa dan memperkenalkannya dengan santai.

Gustian mengangkat alisnya menatap Decky, lalu berbalik melihat Sifa.

Dia terkejut, kenapa bisa wanita ini, bukankah ini wanita yang ada di foto? Apakah dia wanita Decky?

Gustian sedikit bengong, senyumnya membeku di wajahnya.

Sifa tersenyum mengulurkan tangan, berkata “Aku Sifa, senang berkenalan denganmu, Gustian.”

Sifa sangat sopan, meskipun dia sudah merasakan tatapan waspada Gustian pada dirinya, tapi tidak peduli bagaimana pun dia adalah teman Decky, dirinya yang berada dalam situasi sulit tetap harus memberinya muka.

Gustian tertegun, melirik Sifa dari atas ke bawah, tatapannya membuat orang tidak mengerti.

Sifa mengulurkan tangan, Gustian tidak menjabat tangannya, Sifa mengangkat alisnya dan tiba-tiba menarik kembali tangannya.

Gustian melontarkan senyum menggoda dan perlahan mengulurkan tangan kepada Sifa.

Novel Terkait

The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu