Marriage Journey - Bab 160 Pria Lain
Decky mengangkat kepalanya, ia duduk tegak di kursi dan memandangi Saras dengan tatapan dingin.
Walaupun tidak tahu darimana Saras mengetahui masalah ini, namun ia merasa ini bukanlah hal besar apabila diketahui oleh Saras.
Bagaimanapun hubungan Keluarga Leng dan Keluarga An selalu baik, sebelumnya berita tentang dirinya dan Sifa juga dapat ditekan karena bantuan dari Keluarga An.
Decky menatap Saras dengan datar: “Itu benar.”
Perkataan yang begitu dingin tanpa perasaan sedikitpun.
Saras merasa seperti terkena pukulan di kepalanya, kata-kata yang keluar dari mulut Decky tersebut seperti membuatnya jatuh ke dalam neraka.
Seketika air mata Saras berlinang memenuhi wajahnya, ini tidak mungkin, pria yang sudah lama dia cintai dengan dalam sekarang telah menjadi pria milik orang lain dan ia malah tidak tahu akan hal itu.
Saat ini Saras seperti kehilangan tenaganya dan terduduk di lantai.
Ia menatap Decky dengan tatapan kosong, air matanya terus mengalir dan sambil menggelengkan kepala ia berkata: “Tidak mungkin, tidak mungkin….”
Decky mengerutkan alisnya dan mengambil ponsel menelepon Laras: “Kemari dan urusi orang dari keluargamu.”
Laras dengan cepat pergi ke kantor Decky dan melihat Saras yang sedang duduk di lantai sambil menangis.
Laras terkejut dan berjalan menghampiri Saras dengan sekuat tenaga menariknya untuk berdiri: “Apa yang kamu lakukan di sini, jangan membuat malu!”
Laras berteriak kepada Saras dengan wajah marah, ia tidak mengira wanita bodoh ini bisa datang kesini.
Saras yang melihat Laras seperti melihat penyelamat hidupnya, dengan wajah penuh pengharapan dia bertanya kepada Laras: “Laras, kamu beritahu aku apakah Decky telah menikah, apakah aku tidak pantas untuk menikah dengannya?”
Kondisi mental Saras seperti sedikit tidak terkendali, dia bertanya kepada Laras dengan suara keras dan menatapnya dengan lekat, ia berharap mendapatkan jawaban yang dia inginkan dari mulut Laras.
Laras mencibirkan mulutnya: “Iya, bagaimanapun orang itu tidak mungkin adalah kamu, cepat pergi!”
Laras menatap Saras dan berkata dengan tenang, seketika Saras menjadi tenang kembali.
Ia perlahan-lahan berdiri lalu melihat Laras dan Decky, Andri dengan cepat sudah sampai di PT.Leng.Tbk dan ia menyuruh orang secara diam-diam membawa Saras kembali ke Keluarga An.
Saras tidak muncul dihadapan orang-orang selama beberapa hari, setelah pulang ke rumah, selama beberapa hari dia juga tidak bersedia untuk berbicara dengan orang rumahnya.
Setelah kembali ke rumah dia menderita penyakit serius dan demam tinggi selama beberapa hari yang menyebabkan Andri merasa sangat cemas.
Ariana sangat puas dengan kejadian kali ini, dia merasa sangat nyaman dalam melakukan sesuatu saat tidak bersama dengan Saras dan dia juga telah menerima beberapa tawaran endorse.
Nama Ariana di dunia hiburan menjadi semakin populer sehingga membuatnya penuh dengan tawaran endorse dan iklan.
Setelah beristirahat selama satu minggu kondisi Saras akhirnya mulai membaik.
Melihat wajah putrinya yang pucat Andri merasa sedih: “Saras, yang sudah berlalu biarlah berlalu, masih ada yang lebih baik untukmu.”
Saras menatap Andri lalu menangis: “Ayah, apakah kamu sejak awal sudah mengetahui masalah pernikahan Decky?”
Andri menundukkan kepala dengan sedikit menganggukkan kepalanya tanda iya.
Wajah pucat Saras tampak tersenyum pahit: “Sudahlah, wanita seperti apa yang pantas bersanding dengan Decky?”
Setelah berpikir akhirnya Andri memberitahu Saras masalah yang terjadi saat itu, seketika mata Saras terbelalak menatap Andri dengan rasa tidak percaya.
Pria yang disukainya ternyata dengan begitu saja menikahi seorang wanita yang tidak disukainya dan wanita itu adalah orang yang mencelakai Yuli saat itu.
Seketika Saras memiliki ketertarikan terhadap wanita yang kejam itu, setelah menata ulang suasana hatinya ia terlihat kembali normal seperti biasanya.
Saras menyuruh orang secara diam-diam untuk menyelidiki informasi mengenai Sifa, dia ingin melihat wanita seperti apa dirinya yang mampu merebut pria yang sudah dia kagumi sejak kecil.
Dengan cepat dia sudah mendapatkan banyak informasi tentang Sifa.
Ariana berpura-pura memasang tampang sedih dan pergi ke ruang rias untuk melihat Saras setelah ia sembuh dari sakitnya.
Tangannya memegang buah kesukaan Saras dengan wajah bersalah ia berkata: “Maaf Saras, aku bukannya sengaja untuk memberitahumu hal itu sehingga membuatmu jatuh sakit…”
Ariana ahli dalam hal ini, dia secara alami tahu bagaimana cara mengambil hati orang di saat seperti ini.
Saras bukan orang yang tidak masuk akal, masalah ini apabila bukan Ariana yang memberitahunya, mungkin dirinya juga tidak tahu kapan baru akan mengetahui masalah ini.
“Tidak ada hubungannya denganmu, semuanya salah wanita itu.”
Saras memutar badan dan dengan ekspresi dingin berkata kepada Ariana yang merasa bersalah.
Ariana tersenyum datar dan berkata kepada Saras: “Baiklah, kali ini kamu sakit semua orang sangat mengkhawatirkanmu, kamu harus menjaga kesehatanmu, tubuhmu adalah modalmu.”
Ariana berkata kepada Saras dengan penuh perhatian.
Saras menatap Ariana sambil tersenyum dingin dan berkata: “Ariana apakah kamu tahu bahwa kamu sangatlah cocok untuk menjadi aktor.”
Ariana memutar badan dan menatap Saras dengan heran: “Kenapa?”
Saras mencibir dan berkata: “Bukankah ini adalah akhir yang kamu inginkan, apakah kamu pikir aku adalah Saras bodoh yang dapat kamu manfaatkan?”
Seketika Ariana menjadi sedikit gugup, ia memutar badan dan memegang rambutnya.
Saras beralih ke hadapan Ariana, ia berkata dengan senyum di matanya: “Kamu sebelumnya pernah memiliki skandal dengan Deckyku.”
“Dan aku juga tahu kamu pernah tidur dengan Deckyku, dia pernah membawamu pulang ke rumah.”
Saras menatap Ariana dengan wajah puas, Ariana merasa terkejut dan menatap Saras dengan wajah kaget.
“Bagaimana kamu bisa tahu?” Ariana langsung berkata, akan tetapi kemudian dia tidak dapat berkata apa-apa lagi sambil menatap Saras.
Saras tersenyum dingin dan berkata: “Aku, Saras An, tidak sia-sia tinggal di Keluarga An selama beberapa tahun, kamu jangan menganggapku sebagai orang bodoh, kamu ingin memanfaatkanku untuk mencapai tujuanmu kan?”
Dalam seketika Ariana tidak dapat membantah perkataan Saras, ia berkata: “Ya, aku ingin kembali lagi ke sisinya, tapi harus kuakui kalau aku kalah dari wanita kejam itu, sehingga sekarang aku tidak dapat bertemu dengan Decky.”
Asalkan Ariana teringat akan sikap Sifa saat memandang rendah dirinya dulu membuat dia sangat membencinya.
Semua orang sangat mengaguminya, akan tetapi wanita tersebut malah memandanginya dengan sikap seperti itu, pria yang disukainya juga khusus mencari dirinya hanya untuk membuat wanita itu kesal.
Seketika mata Ariana tampak penuh dengan amarah, Saras tersenyum dingin, ternyata Ariana memang sudah pernah melawan Sifa sebelumnya.
Saras tidak lagi mempedulikan Ariana dan berjalan keluar.
Saras mengutus orang untuk terus mengikuti Sifa, dia ingin memahami lebih lanjut orang seperti apa dirinya.
Sifa melihat jam dan sudah tiba waktunya untuk pulang kerja, telepon dari Hendi tiba tepat waktu.
Dirinya tidak memiliki tempat untuk dituju, hanya bisa menumpang sementara di tempat Gustian, bagaimanapun juga Marsha memiliki kehidupannya sendiri dan rumahnya juga sangat kecil, apabila ia pergi ke tempat Marsha maka akan membuatnya tidak leluasa.
Hendi menyetir mobil dan menunggu Sifa di bawah, Sifa dengan cepat berjalan turun.
Di keramaian orang Hendi berjalan ke arah Hendi, ia turun dari mobil dan dengan hati-hati membukakan pintu mobil untuk Sifa.
Orang-orang di samping sedang berbisik-bisik sambil memandang Hendi, Laras berjalan keluar dan juga melihat mereka berdua.
Menundukkan kepala namun tidak mengatakan apa-apa, Hendi tersenyum tipis dan berkata kepada Sifa: “Ayo kita pergi makan sesuatu terlebih dahulu.”
Sifa menganggukkan kepala, Hendi menyetir mobil menuju ke area perkotaan dan singgah di sebuah restoran yang tidak terlalu besar juga tidak terlalu kecil namun kelihatan sangat nyaman.
Hendi memutar kepala melihat Sifa: “Aku tahu kamu sejak kecil sudah menyukai suasana seperti ini, aku merasa sangat gembira saat menemukan tempat ini dan sekarang baru ada waktu membawamu kesini.”
Sifa tersenyum tipis dan mengikuti Hendi berjalan masuk, memang seperti apa yang dikatakan oleh Hendi, suasananya sangat nyaman dan makanannya juga enak.
Decky duduk di kantornya dengan wajah muram, dia melihat dari monitor kamera pengawas saat Sifa memasuki mobil Hendi.
Seketika amarahnya memuncak, apa maksud dari wanita ini, setelah memiliki konflik dengan dirinya dan sekarang sudah bersama dengan Hendi, dengan sombong menyetir mobil dan datang menjemputnya?
Decky berdiri dan dadanya terasa sesak oleh amarah, sepertinya aku terlalu meremehkanmu Sifa.
Dia keluar dari rumahnya dan sekarang pasti tinggal di rumah pria itu.
Decky menyetir mobil dan datang ke tempat tinggal Hendi sebelumnya, akan tetapi di sana sudah tidak ada orang lagi.
Decky menjadi sedikit ragu, mungkinkah penilaiannya salah, amarahnya menjadi semakin memuncak.
Novel Terkait
Your Ignorance
YayaThick Wallet
TessaSuami Misterius
LauraUangku Ya Milikku
Raditya DikaI'm Rich Man
HartantoPergilah Suamiku
DanisCEO Daddy
TantoMarriage Journey×
- Bab 1 : Kanker Lambung Stadium Terakhir
- Bab 2 : Kamu Kotor
- Bab 3 : Decky Menidurinya
- Bab 4 : Menghindar Bagaikan Ular Berbisa
- Bab 5 : Berikan Jantungku Kepadanya
- Bab 6 : Aku Merasa Aku Kotor !
- Bab 7 Transplantasi Dihentikan
- Bab 8 Hamil ?
- Bab 9 Anak Haram Siapa
- Bab 10 Kamu Tidak Pantas Menjadi Seorang Ibu
- Bab 9 Aku Tidak Punya Rumah
- Bab 12 Hasil Terburuk
- Bab 13 Wanita Tidak Tahu Malu
- Bab 14 Wanitaku
- Bab 15 Itu Anakku
- Bab 16 Shen, Kamu Tidak Pantas!
- Bab 17 Berubah Seiring Berjalannya Waktu
- Bab 18 Orang Seperti Apa
- Bab 19 Tamu Yang Tiba-tiba Datang Tanpa Diundang
- Bab 20 Membusuk Di Sekitarku
- Bab 21 Sedikit Berubah
- Bab 22 Harapan Mendapatkan Kekecewaan
- Bab 23 Bersimpati
- Bab 24 Bertemu di Rumah Sakit Secara Tidak Sengaja
- Bab 25 Keadaan Darurat
- Bab 26 Wanita Kuat
- Bab 27 Tidak Boleh Mati!
- Bab 28 Terserah!
- Bab 29 Mengkhawatirkanku?
- Bab 30 Seperti Sepasang Suami Istri
- Bab 31 Curiga
- Bab 32 Aku Nyonya Leng
- Bab 33 Kamu Mengorok
- Bab 34 Bawa Masuk
- Bab 35 Isi Hati
- Bab 36 Aku Sudah Memperkerjakan Pembantu Untukmu
- Bab 37 Shen Yang Berbeda
- Bab 38 Pembukuan?
- Bab 39 Kamu Hari Ini Cantik Sekali
- Bab 40 Makan Malam Keluarga Leng
- Bab 41 Serangan Balik
- Bab 42 Wanita Dengan Dua Watak
- Bab 43 Kami Akan Berusaha
- Bab 44 Secercah Harapan, Beratus Kali Lipat Usaha
- Bab 45 Menjadi Asistennya?
- Bab 46 Wanita Ini Tidak Gampang
- Bab 47 Rumor
- Bab 48 Bercanda Berlebihan
- Bab 49 Jaga Dirimu Dengan Baik (1)
- Bab 50 Jaga Dirimu Dengan Baik (2)
- Bab 51 Wanita Cantik, Marsha
- Bab 52 Pria Munafik
- Bab 53 Biarkan Aku Menemanimu Di Saat Sedih
- Bab 54 Wanita Pemberani
- Bab 55 Dengan Begini Apakah Kita Sudah Menjadi Teman?
- Bab 56 Aku Akan Melindungimu Mulai Dari Sekarang
- Bab 57 Bukankah Kamu Suka Seperti Ini?
- Bab 58 Bisakah Kamu Membawakanku Pakaian
- Bab 59 Tidak Peduli Apa Tujuanmu, Kamu Telah Berhasil
- Bab 60 Momen Yang Memalukan
- Bab 61 Tetap Terasa Dingin
- Bab 62 Apakah Dia Telah Pergi?
- Bab 63 Cemburu
- Bab 64 Lihat Saja Pulang Nanti
- Bab 65 Semakin Menarik Semakin Berbahaya
- Bab 66 Kekecewaan Dan Keputusasaan Datang Dari Harapan
- Bab 67 Tolong aku!
- Bab 68 Situasi Berbahaya
- Bab 69 Pegang Erat Tanganku
- Bab 70 Wanita Bertekad Dengan Pisau
- Bab 71 Tuhan Tahu Betapa Khawatirnya Dia
- Bab 72 Perubahan Mendadak
- Bab 73 Aku Dan Dia Pilih Salah Satu
- Bab 74 Jangan Bergerak!
- Bab 75 Melepaskanmu
- Bab 76 Kamu Tidak Pantas Menyukai Dia!
- Bab 77 Niat Licik
- Bab 79 Dia Sedang Sakit, Penyakit Yang Tidak Dapat Disembuhkan
- Bab 79 Laras, Tolong Menjaga Rahasia Ini
- Bab 80 Kondisi Penyakit Semakin Memburuk
- Bab 81 Perhatian Yang Tiba-Tiba
- Bab 82 Kehangatan
- Bab 83 Gaun Motif Bintang
- Bab 84 Sangat Cocok Denganmu
- Bab 85 Penghargaan Untukmu!
- Bab 86 Pikiran Ariana
- Bab 87 Lebih Perhatian Dari Dirinya Sendiri?
- Bab 88 Pusat Perhatian Semua Orang
- Bab 89 Tubuhmu Begitu Jujur?
- Bab 90 Beri Kesempatan?
- Bab 91 Mau Jadi Wanita Sejatiku?
- Bab 92 Wanita Yang Sedang Jatuh Cinta Memang Berbeda
- Bab 93 Hidup yang Didambakan
- Bab 94 Ngambek?
- Bab 95 Bagaimana Menghadapinya
- Bab 96 Tidak Ada Yang Lebih Mencintaimu Daripada Aku
- Bab 97 Merebut Wanita Orang Lain
- Bab 98 Harus Memperlakukannya Dengan Baik
- Bab 99 Pelecehan Seksual Dan Kekerasan
- Bab 100 Luka Hati
- Bab 101 Masalah Ini Tidak Begitu Sederhana
- Bab 102 Takut Akan Kepergiannya Yang Mendadak
- Bab 103 Kamu Suka Dia Kan?
- Bab 104 Aku Tidak Mau Bermain-Main Lagi
- Bab 105 Aku Jatuh Cinta Dengannya, Apakah Ada Yang Salah?
- Bab 106 Perjanjian Perceraian
- Bab 107 Ayo Kita Mulai Dari Awal Hubungan Kita?
- Bab 108 Selama Aku Ingin Kamu Milikku, Maka Kamu Hanya Bisa Jadi Milikku
- Bab 109 Kalau Merindukannya, Harusnya Pergi Langsung Menemuinya Tidak Peduli Seberapa Jauh Itu
- Bab 110 Aku Hanya Mencintai Satu Pria
- Bab 111 Gunung Es Ribuan Tahun Telah Meleleh?
- Bab 112 Romantis
- Bab 113 Sifa, Wanitaku
- Bab 114 Tidakkah Harus Memberiku Penghargaan?
- Bab 115 Takut Semua Ini Hanyalah Mimpi
- Bab 116 Penurunan Suhu Secara Tiba-tiba
- Bab 117 Mengibaskan Ekor
- Bab 118 Dia Tidak Bisa
- Bab 119 Mengapa Dia Melakukan Ini
- Bab 120 Cemburu
- Bab 121 Mengambil Inisiatif
- Bab 122 Perasaan Bukan Sesuatu Yang Dapat Dikendalikan
- Bab 123 Benar-Benar Menganggap Dirimu Sebagai Anak Dari Keluarga An
- Bab 124 Aku Tidak Akan Meremehkan Seseorang Sepertimu
- Bab 125 Memasuki Ranah Hiburan
- Bab 126 Status Sosial
- Bab 127 Sekolah Akting
- Bab 128 Cari Masalah?
- Bab 129 Kesempatan Membuktikan Diri
- Bab 130 Membentuk Tim Proyek
- Bab 131 Tidak Akan Melupakan Pelajaran
- Bab 132 Kura-kura Tua Akhirnya Berubah Cerdas
- Bab 133 Membuat Rencana Baru
- Bab 134 Mengambil Langkah Yang Tidak Biasa
- Bab 135 Bermain Dengan Api
- Bab 136 Apa Kamu Merindukan Aku ?
- Bab 137 Kebuntuan Investigasi
- Bab 138 Kekalahan
- Bab 139 Bisa Terpikirkan Aku, Itu Sudah Cukup
- Bab 140 Pertikaian Yang Jelas Sekali
- Bab 141 Tidak Kenal Akrab
- Bab 142 Kemunculan Yang Mengejutkan
- Bab 143 Kehangatan Sementara
- Bab 144 Krisis
- Bab 145 Menyelamatkan Korban
- Bab 146 Juna Lai
- Bab 147 Kamu Adalah Ayah Yang Baik
- Bab 148 Penyelidikan
- Bab 149 Kebenaran
- Bab 150 Keputusan Akhir
- Bab 151 Serangan Balik Yang Kuat
- Bab 152 Tertawalah Kalau Senang
- Bab 153 Bisakah Kamu Membantuku
- Bab 154 Apa Pun Yang Terjadi, Tolong Selamatkan Anakku
- Bab 155 Punya Hak Apa Kamu
- Bab 156 Jangan Mati Di Dalam Mobilku!
- Bab 157 Kabar Baik
- Bab 158 Kamu Tunggu Saja!
- Bab 159 Beritahu Aku Kalau Itu Bukan Sungguhan
- Bab 160 Pria Lain
- Bab 161 Kamu Coba Saja
- Bab 162 Perang Dingin
- Bab 163 Rasa Cemburu Yang Berlebihan
- Bab 164 Jangan Lupa Masalah Sebelumnya
- Bab 165 Sayang, Santai saja
- Bab 166 Kesempatan Yang Bisa Disembuhkan Dari Penyakit
- Bab 167 Selamat Ulang Tahun
- Bab 168 Rencana
- Bab 169 Rencana (2)
- Bab 170 Meskipun Tidak Percaya
- Bab 171 Aku Berharap Kamu Mati
- Bab 172 Badai Rumor
- Bab 173 Dia Yang Tidak Normal
- Bab 174 Perjanjian Perceraian
- Bab 175 Menginginkannya dengan Ganas
- Bab 176 Anakku ...
- Bab 178 Apakah Kondisi Ini Bisa Membaik?
- Bab 179 Gangguan Tanpa Henti
- Bab 180 Tidak Menghalangimu!
- Bab 181 Roda Berputar
- Bab 182 Apakah Kamu Orang Dunia Hiburan!
- Bab 183 Sadar Sepenuhnya
- Bab 184 Pergi
- Bab 185 Awalan Baru
- Bab 186 Masa Lalu Yang Tidak Bisa Dikenang
- Bab 187 Bangun
- Bab 188 Curhat
- Bab 189 Marsha Pergi
- Bab 190 Tindakan Kecil
- Bab 191 Terekspos
- Bab 192 Mencari Kesempatan
- Bab 193 Selalu Merindukannya
- Bab 194 Aku Ingin Dia Mati
- Bab 195 Sherly
- Bab 196 Pernah Mencintainya
- Bab 197 Menutup Pameran Lukisan
- Bab 198 Berangkat Ke Amerika Serikat
- Bab 199 Gerakan Janin
- Bab 200 Perhatian Hendi
- Bab 201 Sama Sekali Tidak Tahu Pameran Lukis Ditutup
- Bab 202 Diam-Diam Menyelidiki
- Bab 203 Menuju Apartemen
- Bab 204 Yuli Sakit Parah
- Bab 205 Menerima Pukulan
- Bab 206 Tidak Bisa Menghadapi Tekanan
- Bab 208 Tekanan Sifa
- Bab 208 Mendatangi
- Bab 209 Terpancing Emosi
- Bab 211 Kecemasan
- Bab 212 Kabar Mendadak
- Bab 213 Perasaan Bertentangan
- Bab 213 Penyebaran Sel Kanker
- Bab 214 Pertahanan Satu-Satunya
- Bab 215 Kedatangan Decky
- Bab 217 Tubuh Yang Lemah
- Bab 218 Kemarahan Yang Tidak Terkendali
- Bab 219 Diri Yang Tidak Berdaya
- Bab 219 Tubuh Lemah
- Bab 220 Memberi Tugas Secara Rahasia
- Bab 221 Menjaga Sepenuh Hati
- Bab 222 Menerima Pengobatan
- Bab 223 Mengatur Secara Rahasia
- Bab 224 Mengenang Masa Kecil
- Bab 225 Mendadak Pulang
- Bab 226 Bertemu Yuli
- Bab 227 Suasana yang Menekan
- Bab 228 Mengetahui Balas Dendam Dari Hendi
- Bab 229 Kerahasiaan Laras
- Bab 230 Kabar Baik Mendadak
- Bab 231 Yuli Akan Segera Bangun
- Bab 232 Ariana Memicu Keributan Besar
- Bab 233 Menjerat Tanpa Akhir
- Bab 234 Melihat Trik Licik Ariana
- Bab 235 Kabar Baik
- Bab 236 Insiden Ariana
- Bab 237 Yuli Bangun
- Bab 238 Mendapatkan Tanggapan
- Bab 239 Minta Enam Milyar
- Bab 240 Sudah Boleh Pulang
- Bab 241 Terus Berpikir
- Bab 242 Kembali Normal
- Bab 243 Panggilan Telepon Dari Ibu Leng
- Bab 244 Ketenangan Yang Akan Segera Hancur
- Bab 245 Tidak Ingin Membebani Hendi
- Bab 246 Kabar Baik Yang Tiba-Tiba Datang
- Bab 247 Dipaksa Kembali
- Bab 248 Diantar Lagi Ke Gerbang Pintu Rumah Keluarga Leng
- Bab 249 Hendi Mencari Dengan Sangat Panik
- Bab 250 Menanyakan Dan Menyalahkan
- Bab 251 Mendapat Saham
- Bab 252 Bertengkar
- Bab 253 Mengingat Masa Lalu
- Bab 254 Kekecewaan Tidak Berujung
- Bab 255 Menyewa Rumah Di Luar
- Bab 256 Bertemu Dengan Laras
- Bab 257 Hendi Kembali
- Bab 258 Tragedi
- Bab 259 Mengubah Pemikiran
- Bab 260 Pertemuan Yang Canggung
- Bab 262 Benar-Benar Kehilangan Harapan
- Bab 262 Sengketa Di Ruang Tamu
- Bab 264 Jatuh
- Bab 265 Mencoba Membuat Tuduhan Palsu
- Bab 266 Pertengkaran Antar Teman Baik
- Bab 267 Pikiran Yang Jahat
- Bab 268 Dia Sedang Berbohong
- Bab 269 Melakukan Kepalsuan
- Bab 270 Damai
- Bab 271 Tes DNA
- Bab 272 Ayo Bicarakan Ini Denganku
- Bab 273 Penghinaan
- Bab 274 Dilema
- Bab 275 Dilema
- 276 Menolak Cek
- 277 Berkomunikasi dengan Kakek
- BAB 278 Kecewa
- 279 Dalam Suasana Hati yang Buruk
- Bab 280 Bertemu Hendi Di Bar
- Bab 281 Main Tangan
- Bab 282 Kembali Ke Rumah Keluarga Leng
- Bab 283 Punya Pemikiran Masing-masing
- Bab 284 Diperingatkan
- Bab 285 Tidak Boleh Mengalah
- Bab 286 Dikalahkan
- Bab 287 Tidak Puas
- Bab 288 Kekhawatiran
- Bab 289 Diskusi Tak Berhasil
- Bab 290 Rapat di Ruang Kerja
- Bab 291 Tiga Persyaratan
- Bab 292 Mengikat
- Bab 293 Pembagian Warisan
- Bab 294 Mengobrol Secara Terbuka