Marriage Journey - Bab 55 Dengan Begini Apakah Kita Sudah Menjadi Teman?

Sifa menatap wanita dan pria tersebut dengan kaget, masalah ini bukan lelucon.

Marsha menatap wanita itu dengan mata lebar kemudian melihat anak yang digendongnya, anak tersebut tertidur nyenyak seperti tidak terganggu oleh apa yang terjadi saat ini.

Tiba-tiba raut wajah Marsha menjadi berubah dan menatap pria tersebut sambil mengepalkan tangannya dengan erat, ia berdiri di depan wanita itu dan berkata dengan keras: “Kalau memang begitu, aku lebih tidak akan membiarkanmu membawanya pergi.”

Sorotan mata Marsha begitu tenang, sedikitpun tidak merasa takut.

Saat ini orang-orang di dalam bus mulai ribut, mereka mulai membicarakan beberapa orang pria tersebut.

Beberapa pria tersebut mulai tidak tahan, pria yang sedang marah yang menarik wanita tersebut berteriak keras.

“Bangsat, apa hubungannya denganmu, siapapun yang berani mencampuri urusan keluargaku, maka aku akan membunuhnya.”

Melihat apa yang dilakukannya terungkap, raut wajah pria tersebut menjadi bengis, ia melihat sekeliling dan berkata dengan marah.

Seketika orang-orang di dalam bus menjadi tenang, memang ini adalah hal yang tidak dapat mereka selesaikan, lebih baik tutup mulut dan tidak mengatakan apa-apa.

Marsha mendengus, raut wajahnya tidak berubah, sorotan matanya tetap tenang: “Kalau bisa aku ingin lihat siapa yang mematikan siapa.”

Selesai berkata, ia mengeluarkan ponsel dan ingin lapor polisi, Sifa berdiri di satu sisi sambil mengamati gerak-gerik beberapa pria tersebut.

Semua orang menatap Marsha, tidak disangka ada wanita yang begitu pemberani.

Melihat Marsha akan lapor polisi beberapa orang pria tersebut menampakkan sifat aslinya, mereka berjalan ke arah Marsha dan mengulurkan tangan ingin merebut ponselnya sambil mengeluarkan kata-kata yang tidak enak didengar.

Sifa sudah tidak tahan dan berjalan ke arah beberapa pria tersebut, dengan cakap menyemprotkan semprotan anti serigala yang sudah lama dipersiapkan di tangannya ke arah beberapa pria tersebut.

Pria-pria tersebut segera menutup mata dan berteriak keras, Marsha sedikit merasa terkejut melihat Sifa dan teleponnya sudah tersambung ke pihak kepolisian.

Mereka berusaha untuk menutupi mata dan melompat-lompat.

Suasana di dalam bus menjadi kacau dalam seketika, supir kelihatan takut dan ingin menghentikan bus dekat polisi lalu lintas, akan tetapi salah satu dari pria tersebut menyadarinya.

Dia mengeluarkan pisau dan berteriak kepada supir: “Hentikan busnya di sini.”

Supir melihat pisau yang tajam merasa ketakutan hingga gemetar, dia menganggukkan kepala dan menuruti kemauannya menghentikan bus.

Mata beberapa orang pria tersebut menjadi merah, mereka melotot kepada Marsha dan Sifa lalu berkata: “Kali ini kalian telah mencari masalah dengan kami, tunggu saja, aku pasti akan membuat kalian membayarnya.”

Beberapa pria tersebut sambil menutup mata dengan raut wajah yang bengis berkata kepada Sifa dan Marsha.

Selesai berkata, mereka melarikan diri dengan buru-buru meninggalkan wanita dan anak tersebut dan juga orang-orang di bus yang masih kelihatan shock.

Sifa belum pernah melakukan hal yang begitu berani sebelumnya, tanpa sadar tangannya sedikit gemetar.

Marsha terus menenangkan wanita tersebut dengan suara lembut, setelah melihat beberapa pria tersebut telah pergi, wanita tersebut duduk lemas di lantai sambil menangis.

Polisi sudah tiba dengan cepat dan memahami situasi yang terjadi, Marsha masih dengan raut wajah yang sama, kelihatan seperti masalah ini tidak begitu mempengaruhinya.

Polisi mendatangi Sifa dan Marsha dan ingin membawa mereka beserta wanita tersebut ke kantor polisi untuk membuat catatan.

Sifa menganggukkan kepala perlahan, Marsha menatap orang-orang di dalam bus yang barusan bersikap tidak peduli.

Dengan senyuman mencemooh, menyipitkan mata dan nada bicara yang jijik: “Aku akan mengingat wajah kalian semua, tikus pengecut yang tidak bersedia membantu orang lain, kalian pasti akan menerima balasannya.”

Semua orang menundukkan kepala dan merasa tidak enak sehingga tidak mengatakan apapun.

Masih dengan senyuman cemoohnya, dengan pelan dia menarik wanita tersebut dan memegang lengan Sifa: “Ayo kita pergi.”

Sifa terlihat sedikit lengah, ia menoleh melihat Marsha dan menganggukkan kepala.

Polisi membawa mereka ke kantor polisi untuk memahami proses kejadiannya.

Setelah selesai pemeriksaan, Sifa dan Marsha sudah boleh pulang namun wanita dan anak itu masih tetap tinggal untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Mata wanita tersebut penuh dengan air mata, dia memandangi Sifa dan Marsha dengan pandangan yang tulus dari balik pagar besi dengan suara tangis berkata: “Terima kasih.” Selesai berkata air matanya berlinang.

Marsha mengangguk-anggukkan kepala dan mereka dengan cepat di antar keluar.

Saat keluar, Sifa terlihat sedikit melamun, masalah tadi seperti sebuah mimpi baginya.

Marsha menatap Sifa dengan sorotan mata acuh tak acuh: “Aku kenal kamu.”

Sifa sedikit kaget, tidak disangka kalau Marsha mempunyai kesan terhadapnya.

Dia mengangguk-anggukkan kepalanya sambil tersenyum: “Aku juga mengenalmu.”

Marsha mengulurkan tangan dan tersenyum penuh dengan arti: “Namaku Marsha, memiliki arti yang indah.”

Rambut Sifa tertiup angin, dia menundukkan kepala sambil tertawa dan juga mengulurkan tangannya: “Sifa Shen, kamu yang indah, halo.”

Marsha mengangkat alis dan tersenyum, dia menatap Sifa tanpa berkata-kata.

Ini adalah pertama kalinya dalam beberapa tahun terakhir, Sifa ingin begitu mengenali seseorang.

Sifa dan Marsha berjalan berdampingan di jalanan, dua orang yang cantik menarik perhatian banyak orang.

Sifa terlihat dingin dan cantik, Marsha terlihat menawan dan penuh warna, masing-masing memiliki pesonanya sendiri.

Marsha menoleh ke arah Sifa dan berkata: “Kamu adalah wanita direktur Leng?”

Sifa sedikit terkejut, tidak disangka Marsha bisa begitu terus terang, walaupun Decky pernah memberitahunya untuk tidak mengatakan hal ini kepada orang lain.

Akan tetapi saat bersama dengan Marsha dia seperti tidak dapat berbohong, dia menatap mata Marsha : “Iya.” Sifa menjawab dengan nada yang mantap.

Marsha merasa sedikit kaget dan mengangkat alisnya, wanita ini sangat terus terang, pertanyaan sensitif seperti ini dia dapat langsung mengakuinya.

Sambil tersenyum dan terus berjalan, Marsha berkata: “Aku tidak menyangka kalau kamu bisa langsung mengakuinya, aku suka dengan orang sepertimu.”

Sifa tersenyum dangkal: “Kamu juga adalah orang yang ingin aku pahami.”

Marsha juga tersenyum dangkal: “Dengan begini apakah kita sudah menjadi teman?”

Sifa mengangkat bahunya: “Kalau kamu bersedia.”

Seketika Marsha tertawa keras: “Apakah kamu tidak tahu aku adalah orang yang seperti apa, apakah kamu tahu bagaimana orang-orang berkata tentangku, apakah kamu masih berani berteman denganku?”

Dengan ekspresi tenang Sifa berkata: “Aku merasa kamu tidak seperti yang dikatakan oleh mereka, aku percaya dengan penilaianku dan kamu juga sudah tahu kalau aku adalah wanita dari direktur Leng, apakah kamu masih berani berteman denganku?”

Sifa memutar balikkan perkataannya dan langsung bertanya kepada Marsha.

Marsha menatap wanita di depannya itu, ini adalah pertama kalinya dia mendengar perkataan seperti itu selama ini, dirinya berbeda dengan apa yang dikatakan oleh orang-orang, dia percaya pada dirinya sendiri?

Ekspresi Marsha sedikit berubah, sorotan matanya yang licik perlahan-lahan berkurang.

Marsha menghentikan langkahnya, dia menatap Sifa dengan tersenyum.

“Apakah kamu tidak membenci wanita sepertiku ini?” Marsha bertanya kepada Sifa.

Sifa dengan jelas merasakan perubahan pada Marsha, dia berjalan ke hadapan Marsha : “Aku sangat suka dengan gadis sepertimu ini.”

Novel Terkait

Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu