Marriage Journey - Bab 284 Diperingatkan

Dalam hati Decky, Decky selalu bersalah pada Yuli.

Saat Yuli masih belum siuman, keinginan terbesarnya adalah berharap bahwa Yuli akan siuman suatu hari nanti.

Sekarang Yuli sudah siuman, Decky tentu saja ingin menikahinya dan menjadikannya sebagai istri yang sah, Decky ingin memberi Yuli sebuah status identitas.

Sebelum itu, Sifa pergi ke luar negeri, dan posisi Nyonya muda keluarga Leng sedang kosong, Decky dapat menikahi Yuli tanpa harus melalui perlawanan apapun, tetapi kenyataannya pada saat ini Sifa malah kembali, tidak hanya Sifa sendiri yang kembali, tetapi Sifa juga membawa kembali anak keluarga Leng.

Yang lebih menyebalkannya lagi adalah Sifa dan anak ini telah mendapatkan pengakuan dari Pak Tua Leng, selama Pak Tua Leng masih hidup, wanita Yuli itu tidak akan pernah diizinkan untuk masuk ke rumah keluarga Leng.

Semakin memikirkannya, Decky menjadi semakin cemas, jadi Decky menggunakan alkohol untuk menghilangkan kesedihannya.

Decky selalu ingin mengusir Sifa dari rumah Leng, tetapi Sifa memiliki perlindungan dari kakeknya, dan Decky tidak bisa berbuat apa-apa terhadap masalah ini.

Masalah tentang Sifa tinggal di rumah Leng, Decky masih belum membicarakannya dengan Yuli sampai sekarang, karena khawatir Yuli yang baru saja pulih tidak bisa menerima kenyataan ini.

Karena hari ini kakek berbicara terus terang dengannya tentang masalah ini, Decky merasa masalah ini harus diselesaikan, jadi Decky dengan tidak segan menceritakan semua pemikirannya.

Dalam hatinya berpikir, meskipun dirinya dan kakek bermusuhan, Decky tetap akan memperjuangkan kembali reputasi Yuli yang layak.

Entah karena Pak Tua Leng yang sudah berusia, atau terlalu banyak masalah yang terjadi di dalam keluarga Leng akhir-akhir ini, Pak Tua Leng selalu menderita insomnia selama beberapa waktu ini, dan tidak bisa tidur dengan nyenyak di tempat tidur pada malam hari.

Dokter meresepkan beberapa ramuan yang menenangkan untuknya, sup obat ini harus diminum setelah makan malam.

Setelah Pak Tua Leng makan malam, pelayan itu sudah meletakkan sup obat di mejanya, Melihat Decky saat ini sedang berpikir, Pak Tua Leng mengambil sup obat di atas meja dan minum perlahan.

Setelah menyesap dua teguk, Pak Tua Leng memandang Decky dengan penuh arti, "Katanya, obat yang baik itu rasanya pahit, perkataan ini memang benar, sebagai contoh, sup obat yang aku minum ini, lebih pahit dari pada Coptis, tetapi setelah aku meminum sup obat ini, gejala insomnia telah membaik."

Decky tahu bahwa kakek mengatakan ini padanya, jangan ada motif yang lain, dan ingin mengingatkannya.

Decky berpura-pura bingung dan menjawab: "Gejala insomnia kakek telah membaik, itu bagus sekali! Sepertinya dokter yang merawat Anda memiliki keterampilan medis yang lumayan bagus, Kakek, Anda perlu merekomendasikannya padaku, aku juga akan mengunjungi dokter saat waktu luang, aku juga sering menderita insomnia akhir-akhir ini."

Mendengar jawabannya, Pak Tua Leng tidak merasa cemas, tapi menyesap sup obatnya beberapa kali lagi.

"Sebenarnya, minum sup obat dan mengenali seseorang itu adalah hal yang sama, seringkali sisi baik yang kamu lihat itu bukanlah kebenaran, hanya obat yang baik akan terasa pahit, seiring berjalannya waktu, kamu akan menyadari bahwa obat yang menurutmu sangat pahit adalah yang terbaik untukmu."

Melihat Decky tidak berkata apa-apa, Pak Tua Leng berkata lagi: “Manusia ini, jika sudah berpenyakit, barulah sembarangan pergi melihat dokter, tapi setelah pengobatan sana sini, obat yang paling mujarab yang bisa menyembuhkan penyakit adalah obat paling pahit, tapi manusia Itu sering tidak memilihnya dari awal."

Kata-kata Pak Tua Leng sangat eksplisit, bagaimana mungkin Decky tidak mengerti?

Decky menjawab: "Meskipun perkataan anda sangat masuk akal, kakek, sepatu itu nyaman atau tidak di kaki, hanya kaki yang tahu, dengan memilih yang cocok untuk diri sendiri itulah yang paling baik, Hal semacam ini hanya bisa dimengerti diri sendiri yang mengalaminya. "

Kata-katanya ini tidak diragukan memiliki makna bahwa dirinya sedang memberitahu kepada kakek bahwa Yuli adalah kandidat yang terbaik untuk dirinya, dan orang lain tidak ada yang tahu bagaimana perasaannya.

Meskipun Decky menjawab dengan bijaksana, tetapi jawabannya tidak tepat untuk pikiran Pak Tua Leng.

Pada saat ini, Pak Tua Leng menutup kembali tatapan baiknya dan mengerutkan kening dengan erat.

"Kakek telah menempuh lebih banyak jalan daripada kamu, dan lebih teliti saat melihat dan menilai orang, aku harap kamu berhenti bersikap keras kepala dan harus menghargai orang-orang di depanmu."

Decky tahu, kakek berbasa-basi hanya berharap dirinya dan Sifa akan bersatu kembali, ini mana mungkin? Seumur hidupnya, Decky tidak mungkin bisa menerima Sifa, Decky menyalahkan Sifa atas semua kesalahan yang menyebabkan Yuli koma, dan tidak akan pernah memaafkan Sifa sepanjang hidupnya.

Karena hari ini kakek sudah berbicara dengannya tentang masalah ini, Decky akan bersedia menghadapinya.

"Kakek, Anda sangat mencintaiku sejak aku masih kecil, dan aku juga sangat menghormati Anda, tapi aku tidak bisa mengalah tentang masalah ini."

Mendengar Decky berkata seperti ini, kata-kata Pak Tua Leng menjadi lebih serius, "Sampai kapan kamu akan bersikap keras kepala seperti ini? Sejak Sifa masuk ke rumah Leng, kamu selalu menyiksanya, meskipun Kakek tidak pernah mengatakannya, tetapi aku melihat semuanya di mataku, "

"Ini semua pantas dia dapatkan, aku sudah bersikap sangat murah hati padanya, jika bukan karena dia, bagaimana mungkin Yuli ..."

Decky belum selesai berbicara, Pak Tua Leng langsung menyelanya, "Sudahkah kamu menyelidiki kebenaran masalah ini? Jika kamu salah paham terhadap Sifa karena prasangka sesaat, pernahkah kamu memikirkan tentang perasaannya?"

"Kakek, Anda jangan dibutakan oleh Sifa si wanita licik itu, dia tidak sebaik yang Anda katakan, dia menggunakan segala cara untuk menikah dengan keluarga Leng."

"Aku rasa kesalahpahamanmu terhadap Sifa sudah terlalu dalam, tidak peduli bagaimana kamu salah paham padanya, kakek selalu mempercayainya, dan aku yakin dia tidak akan melakukan sesuatu yang buruk."

"Kakek, Anda tidak bisa menilainya dari nalurimu, Anda akan terus memanjakannya jika melindunginya seperti ini, dan dia akan menjadi semakin arogan di bawah kasih sayangmu."

Mendengar Decky berkata seperti itu, Pak Tua Leng awalnya hendak mengusirnya, tetapi kemudian Pak Tua Leng tenang kembali.

Jika Decky diusir saat ini, masalah ini juga tidak akan selesai, sebaliknya kontradiksi antara Decky dan Sifa akan semakin dalam, ini adalah hal yang paling tidak dilihatnya.

Pak Tua Leng tidak pernah bisa mengerti, Pak Tua Leng bisa melihat bahwa Sifa selalu sangat mencintai Decky, tapi Decky selalu menyakitinya.

Kini Sifa mempertaruhkan nyawanya melahirkan seorang anak untuk Decky, asalkan mereka berdua bersatu kembali, kehidupan keluarga Leng akan bahagia dan sempurna.

Hal yang begitu sederhana, mengapa Decky tidak bisa berpikir lebih jernih? Dan bersikeras ingin membawa Yuli si wanita licik ini kembali ke rumah Leng.

Menghadapi Decky yang begitu keras kepala, Pak Tua Leng menjadi sangat cemas, Pak Tua Leng tahu bahwa Sifa telah banyak menderita selama bertahun-tahun, itulah penyebabnya mengapa Pak Tua Leng tidak rela memisahkan Sifa dan anaknya.

Tetapi jika tidak ingin memisahkan Sifa dan anaknya, satu-satunya cara adalah membuat cucunya ini berubah pikiran dan menerima Sifa.

Pak Tua Leng terus berpiikir, tapi tetap saja masih bingung mengapa Decky begitu membenci Sifa, Pak Tua Leng juga meminta seseorang untuk menyelidiki masalah ini, tetapi tidak pernah menemukan apa pun.

Pak Tua Leng selalu mengagumi Sifa di dalam hati, Pak Tua Leng tahu Sifa memiliki kepribadian yang baik dan lembut, dan tidak akan melakukan hal-hal yang seperti dikatakan oleh Decky, Pak Tua Leng selalu mempercayai Sifa, dan ini tidak pernah berubah sedikitpun.

Apalagi Sifa melahirkan cicit demi dirinya, Pak Tua Leng bahkan menganggap Sifa sebagai pahlawan dalam keluarga Leng, dalam hatinya, hanya Sifa yang layak untuk menjadi cucu menantunya.

Pak Tua Leng mengambil sup obat, mendongak dan meminum habis sekaligus, lalu melemparkan mangkuk sup obat ke atas meja, "Sampai kapan kamu akan bersikap keras kepala seperti ini?"

Novel Terkait

Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu