Marriage Journey - Bab 40 Makan Malam Keluarga Leng

Sifa sedikit tercengang, sedikit tidak bisa bereaksi, mengangguk dan bergumam pelan.

Duduk ke dalam mobil, wajah cantiknya tidak ada sedikitpun ekspresi, duduk di bangku belakang tidak berbicara dengan Laras.

Larasterus diam-diam memperhatikan Sifa yang dibelakang, melihat Sifa yang tak berekspresi dari kaca spion.

Dalam sekejap Larastidak tau harus mengatakan apa, suasana menjadi kaku, sepanjang jalan Sifa tidak terlalu banyak berbicara dengan Laras.

Disaat seperti ini, Mansion Leng ramai sekali, di depan pintu penuh dengan orang, semuanya adalah orang kaya yang terkenal, yang berhenti di depan pintu semuanya adalah mobil ekspor terkenal.

Laras memberhentikan mobilnya, membantu membuka pintu mobil, Sifa dengan berhati-hati mengangkat dressnya, melihat sekeliling.

Tatapannya tiba-tiba menjadi gelap, Decky sepertinya tidak datang, sebelumnya Decky pernah bilang kalau dirinya tidak pantas bersanding dengannya di ruang tamu keluarga Leng.

Sifa tertawa lemas, rupanya pria ini selalu menepati perkataannya.

Sifa turun dari mobil, semua tatapan langsung menuju pada Sifa, pandangan para pria seperti sudah terpesona,

Para wanita sedang mengatakan sesuatu, pandangannya sesekali melihat kearah Sifa , terhadap hal seperti ini, Sifa sudah terbiasa.

Tapi Sifa tidak berhenti, ikut ar pergi ke ruang tamu.

Di ruang tamu kakek Leng dan nenek sedang berdiri, mereka mengangkat gelas bir sedang berbicara dengan sekerumunan orang, mereka berbicara juga dibarengi dengan canda tawa.

Laras membawa Sifa ke sebelah kakek, dengan pelan mengatakan beberapa patah kata kepada kakek.

Braham memutar badannya, melihat Sifa lalu tersenyum, berjalan kemari: "Kamu sudah datang Sifa , cepat masuk kedalam, dimana Decky ?"

Braham melihat sekeliling, tapi tidak mendapatkan Decky , Sifa tersenyum dan berkata: "Kakek, kamu tau kalau Decky sangat sibuk, jadi tidak datang bersamaku."

Wajah Sifa memunculkan senyuman terpaksa, perkataan bohong seperti ini, dia sendiri saja tidak percaya, tapi di hadapan kakek terpaksa harus berkata seperti ini.

Braham hanya bisa mengangguk, ekspresi Sifa sedikit rumit, dia tau Decky selalu tidak baik terhadap Sifa karena masalah anak perempuan keluarga Jiang.

Tapi kesannya kepada anak gadis ini lebih bagus daripada Yuli Jiang itu, anak gadis ini mirip sekali dengan istrinya saat masih muda.

Braham menarik lamunannya, dengan pelan menepuk pundak Sifa : " Sifa , aku masih ada urusan, kamu masuk ke dalam duduk dulu."

"Kakek pergi sibuk dulu." Sifa mengangguk dengan pengertian, menginjakkan sepatu tingginya dengan pelan berjalan masuk ke ruang tamu.

Di dalam ruang tamu kebanyakan orang kaya, Sifa jarang sekali datang ke acara seperti ini, meskipun sudah datang, dia juga tidak akan bergabung dengan mereka.

Sifa mengerti sekali statusnya sendiri, Sifa mencari sebuah kursi di pinggir dan duduk disana.

Decky sedikit telat datang karena masalah rapat, dia tau Sifa akan datang ke acara malam ini, jadi sengaja telat lama sekali.

Dia ingin melihat saat kakeknya mempersulit Sifa .

Dia yang menyuruh Laras pergi, tentu saja dia tau kondisi wanita itu sekarang.

Decky tersenyum menyiksa, menarik bajunya sendiri, membuka pintu mobil dan turun.

Decky baru turun dari mobil, langsung menarik perhatian semua orang, bagaimana juga tuan muda keluarga Leng terkenal sangat tampan dan mempesona.

Semua wanita di ruang tamu melihat Decky tanpa berkedip, kedua mata penuh cinta, hatinya berbunga-bunga.

Malam ini Decky memakai jas berwarna hitam, dan juga memakai dasi hitam, jas yang terbalut di tubuhnya itu, menonjolkan badannya yang bagus dan besar.

Decky masih tetap mendatarkan wajahnya, seperti tidak merasakan ada keberadaan orang lain di sekitarnya, dengan cepat berjalan ke ruang tamu, berjalan ke arah Braham.

Beberapa wanita awalnya ingin mendekat dengan Decky , tapi Decky tidak memberikan sedikitpun kesempatan, langsung mengabaikan dan dengan cepat berjalan ke ruang tamu.

Sifa juga merasakan dengan jelas pergerakan di ruang tamu, tapi dia memang tidak begitu menyukai situasi seperti ini, jadi juga tidak menarik perhatian Sifa .

Braham melihat Decky berjalan ke arahnya, wajahnya tersenyum, tertawa kuat: " Decky , akhirnya sudah pulang juga."

Decky mengangguk: "Kakek, tadi di kantor ada sedikit urusan, makanya telat."

Braham mengayunkan tangannya berkata: "Tidak apa-apa, aku mengira kamu tidak akan datang."

Orang sekitar melihat kedatangan Decky , langsung dengan cepat mendekati Decky dan Braham.

Salah satu pria berparuh baya yang sedikit botak sudah datang ke sebelah Decky , dengan niat menjilat tersenyum dan berkata: "Presdir Leng, aku sudah lama mendengar nama kamu."

"Orang dunia luar semuanya mengatakan kamu tidak hanya tampan, tapi juga berbakat, hari ini aku akhirnya bisa bertemu dengan anda."

Decky mengambil segelas anggur merah dan mengayunkannya, bibirnya jelas sekali mengejek, perkataan seperti ini, dia sudah sering mendengarnya dari kecil.

Setelah besar, sama sekali sudah kebal, Decky tidak mempedulikan pria itu, langsung membawa gelasnya berjalan menuju ke arah lain.

Meninggalkan pria paruh baya yang botak itu dengan canggung berdiri di posisinya tidak tau harus bagaimana.

Braham dengan canggung berdehem lalu berjalan kesana, sambil tersenyum berkata: "Presdir Liu, cucuku itu memang seperti ini."

Braham sudah terbiasa melihat situasi seperti ini, Decky dari kecil memang seperti ini.

Presdir Liu hanya bisa berbicara dengan senyum dan canggung: "Tidak apa-apa, mungkin suaraku tadi kecil sekali......"

Decky sambil berjalan sambil melihat sekeliling, terus mencari bayangan Sifa .

Tidak peduli berjalan sampai mana, tatapan semua orang hanya mengikuti kemana tubuh Decky bergerak.

Sifa duduk di sudut sendirian, dia bukan pertama kalinya datang ke acara seperti ini, tapi dirinya memang tidak suka.

Hari ini dari dia datang sampai sekarang, Decky masih tidak kunjung datang, Sifa menundukkan kepalanya dan tersenyum kecut.

Acara malam kebanyakan dipenuhi dengan alkohol, sekarang Sifa sedang hamil, sama sekali tidak boleh menyentuh zat alkohol.

Saat ini Sifa sedikit lapar, dia sedikit menyesal sebelum datang tadi tidak mendengar perkataan bibi Wu, makan sedikit dulu.

Sampai sekarang juga tidak mungkin pergi mencari makan, Sifa hanya menahan perutnya yang terus berbunyi.

Sifa berpikir disini adalah Mansion Leng, sebelumnya pernah datang beberapa kali, jadi dia ingat arah pergi ke dapur.

Dengan tak berdaya hanya bisa memilih berjalan ke dapur, tapi Mansion Leng sangat besar, dekorasinya hampir sama semua Sifa terus mencari dan berhenti.

Sudah sangat jauh dari ruang tamu, di ruangan terpencil sama sekali tidak ada orang, para pelayan disini semuanya pergi ke ruang tamu, jadi disini tampak sedikit kosong.

Sifa juga tidak tau dirinya pergi kemana, hanya memikirkan ingin mencari makan, menyelesaikan masalah perutnya yang lapar.

Novel Terkait

Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu