Marriage Journey - Bab 172 Badai Rumor
Decky menoleh, dan berjalan ke sisi Gustian, ekspresi di wajahnya sangat mengerikan: "Ini adalah urusanku, kalian tidak perlu ikut campur."
Setelah selesai berbicara, dia berbalik dan membiarkan pengawal membawa Sifa keluar.
Hendi meneriakkan nama Sifa dengan keras, Laras tampak sabar, tetapi dia mengepalkan tinjunya dengan erat.
“Apakah kamu sudah puas sekarang?” Hendi duduk di sofa dengan sangat tidak nyaman, dia menatap Laras dan berkata.
Laras mendongak, matanya penuh dengan air mata, dia menutup mata agar air matanya tidak mengalir.
Mereka bertiga duduk di sofa tanpa berbicara, pada saat ini, semua orang hanya bisa duduk dan menunggu, bagaimanapun juga, berdasarkan sifat Decky, dia seharusnya tidak akan melukai Sifa.
Sifa dibawa oleh Decky ke vila tepi pantai, di sini sudah tidak ada yang tinggal untuk waktu yang lama, dan terlihat suram.
Para pengawal pergi setelah membawa Sifa ke sini, dan dalam sekejap perasaan yang membuat Sifa ketakutan merayap di seluruh tubuhnya.
Sifa memeluk dirinya sendiri dengan ketakutan, dia melihat sekeliling dengan tatapan gelisah, emosi ketakutan tersebut membuat Sifa sangat panik.
Decky berdiri di samping, menatap Sifa dari atas, wajahnya tidak berekspresi.
“Apakah kamu ingat tempat ini?” Decky melihat sekeliling dan menatap Sifa yang ketakutan.
Sifa mengangguk, hal-hal di sini adalah sesuatu yang tidak akan pernah dia lupakan dalam seumur hidupnya.
Decky tersenyum dingin, dia mengeluarkan sebatang rokok dan menyalakannya, "Jika kamu tidak keberatan, aku bisa membiarkanmu merasakan kembali perasaan tersebut."
Wajah Sifa menjadi pucat dalam sekejap, dia berjalan terhuyung ke sisi Decky, dan memohon dengan lembut, "Jangan ..."
Decky meremas dagu Sifa dengan kuat, matanya penuh dengan api kemarahan: "Apakah kamu masih tahu takut? Apakah kamu masih tahu untuk memohon ampun? Mengapa kamu tidak memikirkan akhir seperti ini ketika kamu dan Laras pergi membuka kamar?"
Gerakan Decky membuat Sifa berteriak kesakitan: "Decky, aku tidak ada ..."
Sifa secara bertahap mengingat semuanya, pada momen terakhir, Laras dan dirinya sendiri tidak melakukan apa-apa.
"Jangan panggil namaku, kamu tidak layak, wanita sialan ..."
Decky meremas dagu Sifa dengan kuat, dia menatap Sifa yang wajahnya penuh dengan air mata, hatinya sedikit sakit.
"Dengarkan aku ..." Sebelum Sifa selesai berbicara, ponsel Decky berdering.
Decky mengangkat telepon dengan wajah buruk, kemudian dia mengerutkan kening dan menatap Sifa, tatapannya hampir bisa membunuh Sifa.
Setelah menutup telepon, dia meraih lengan Sifa dan membuangnya ke arah sofa.
"Kamu benar-benar adalah wanita yang licik, kamu berani mengekspos hubungan kita?"
Decky mengeluarkan remote dan menyalakan TV, sambil tersenyum dingin dan berkata kepada Sifa.
Sifa tampak bingung, dia melihat ke arah TV, berita di TV langsung mengejutkannya.
Foto dirinya dan Decky masuk dan keluar hotel, vila dan perumahan muncul di TV, dan berbagai foto dirinya berpegangan tangan dan berpelukan bersama Hendi dan Laras.
Foto-foto tersebut menunjukkan bahwa orang yang langsung tertangkap basah oleh media di hotel pada hari itu adalah dirinya sendiri, dan juga terdapat foto dirinya sendiri.
Foto-foto tersebut juga langsung mengekspos hubungan Sifa dengan Decky, di berita juga langsung memposting foto mesra Sifa dan Decky berciuman, serta foto masuk dan keluar hotel bersama.
Yang paling penting adalah foto tersebut langsung menunjukkan bahwa dia adalah orang ketiga yang ikut campur dalam hubungan Ariana dan Decky, Ariana telah menjadi orang yang dikasihani oleh semua orang dalam sekejap.
Decky sangat marah, dia mengambil cangkir air di atas meja kopi dan melemparkannya ke arah Sifa: "Dasar wanita sialan ..."
Sifa menjerit dan menghindarinya, dia menjaga perutnya dengan hati-hati, kemudian menggelengkan kepalanya dengan wajah yang penuh dengan air mata: "Bukan aku, benar-benar bukan aku, kamu percaya padaku, Decky..."
Sifa menangis dengan keras dan menjelaskan kepada Decky, tapi pada saat ini Decky seperti binatang buas yang tidak terkendali, dia tidak dapat mengendalikan emosinya, dan tidak bisa mendengarkannya.
"Kalau begitu kamu katakan padaku, siapa lagi yang tahu hubungan kita? Kamu, Laras dan Hendi bekerja sama untuk menjebakku, benar? Untuk melindungi anak haram di dalam perutmu, dan untuk menempati posisi Nyonya Muda Leng, kamu mencari wartawan untuk mengekspos semua ini, benar? "
Decky bertanya pada Sifa dengan keras.
Sifa menggelengkan kepalanya dan ingin melangkah maju untuk menjelaskan kepada Decky.
Namun sebelum dia berjalan mendekat, dia langsung dibentak balik oleh Decky: "Kamu jangan mendekatiku, aku awalnya masih berpikir, setidaknya hatimu tidak jahat, setidaknya kamu mencintaiku ... Tapi aku tidak menyangka, ternyata aku bisa jatuh ke dalam perangkapmu. "
Decky tersenyum dingin setelah selesai berbicara.
Sifa tersenyum dengan tidak berdaya, dia sudah tahu apa yang sedang terjadi.
Ariana selalu tidak menyukai dirinya sendiri dan menyimpan dendam terhadap hal-hal sebelumnya, jadi kali ini dia memanfaatkan kesempatan ketika semua orang tidak memperhatikannya.
Dalam sekejap, Sifa mengerti apa yang terjadi, ternyata Ariana yang menjebak dirinya sendiri. Ariana mengekspos hubungan Sifa dan Decky, lalu menimbulkan konflik antara Sifa dan Decky, alangkah pintarnya Ariana, dia membunuh dua burung dengan satu batu.
Ariana adalah wanita yang sangat pintar, sehingga dia bisa memikirkan metode seperti itu, Sifa jatuh ke lantai dan tertawa pahit.
Decky menatap Sifa dengan wajah tidak berekspresi, dia benar-benar sangat marah.
“Kamu tunggu saja balasannya.” Setelah Decky selesai berbicara, dia langsung berjalan keluar.
Vila segera menjadi kosong, hanya sisa Sifa sendirian.
Sifa akhirnya tidak bisa menahannya lagi, dia mengulurkan tangan untuk memeluk dirinya sendiri dan menangis dengan keras, mengapa hal ini bisa menjadi seperti ini ...
"Uhuk, Uhuk, Uhuk ..." Sifa merasa sakit hati, darah dari sudut mulutnya mengalir ke dagunya dan menetes ke pakaian putih Sifa.
Sifa tersenyum lembut, dia memikirkan semua hal-hal baik bersama Decky sebelumnya, tetapi tepat ketika dia berpikir semua akan menjadi lebih baik.
Mimpi indah tersebut runtuh dalam sekejap. Sifa merasa bahwa dia telah kembali ke masa lalu, Decky muncul di depannya dengan senyum lembut di wajahnya.
Sifa perlahan mengulurkan tangannya ke arah Decky, namun dia menemukan bahwa semua ini adalah ilusinya ...
Pada saat Hendi dan Gustian menemukan Sifa, Sifa telah berbaring di lantai yang dingin dengan demam tinggi selama beberapa jam.
Hendi dan Gustian segera membawa Sifa kembali untuk melakukan perawatan darurat.
Laras sudah dipanggil kembali oleh Keluarga An, dia tidak bisa terlepas dari tanggung jawabnya atas insiden besar kali ini.
Badai rumor telah menyelimuti kota dalam sekejap, yang merupakan berita yang diekspos oleh Ariana kali ini.
Banyak wartawan telah mengepung PT.Leng.Tbk, dan semua karyawan sedang menggosipkannya.
Kak Fey akhirnya menemukan kelemahan Sifa, dia berteriak dengan keras: "Aku sudah pernah berkata, Sifa bukanlah wanita yang baik, sekarang dia menyebabkan PT.Leng.Tbk terjebak dalam skandal seperti ini, dia merayu Direktur Leng dan Direktur An, jangan-jangan pada saat itu Direktur An memukul karyawan di perusahaan karena dia ... "
Perkataan Kak Fey langsung membuat semua orang menggelengkan kepala.
Novel Terkait
1001Malam bersama pramugari cantik
andrian wijayaCinta Yang Dalam
Kim YongyiMr Huo’s Sweetpie
EllyaMarriage Journey
Hyon SongGet Back To You
LexyMarriage Journey×
- Bab 1 : Kanker Lambung Stadium Terakhir
- Bab 2 : Kamu Kotor
- Bab 3 : Decky Menidurinya
- Bab 4 : Menghindar Bagaikan Ular Berbisa
- Bab 5 : Berikan Jantungku Kepadanya
- Bab 6 : Aku Merasa Aku Kotor !
- Bab 7 Transplantasi Dihentikan
- Bab 8 Hamil ?
- Bab 9 Anak Haram Siapa
- Bab 10 Kamu Tidak Pantas Menjadi Seorang Ibu
- Bab 9 Aku Tidak Punya Rumah
- Bab 12 Hasil Terburuk
- Bab 13 Wanita Tidak Tahu Malu
- Bab 14 Wanitaku
- Bab 15 Itu Anakku
- Bab 16 Shen, Kamu Tidak Pantas!
- Bab 17 Berubah Seiring Berjalannya Waktu
- Bab 18 Orang Seperti Apa
- Bab 19 Tamu Yang Tiba-tiba Datang Tanpa Diundang
- Bab 20 Membusuk Di Sekitarku
- Bab 21 Sedikit Berubah
- Bab 22 Harapan Mendapatkan Kekecewaan
- Bab 23 Bersimpati
- Bab 24 Bertemu di Rumah Sakit Secara Tidak Sengaja
- Bab 25 Keadaan Darurat
- Bab 26 Wanita Kuat
- Bab 27 Tidak Boleh Mati!
- Bab 28 Terserah!
- Bab 29 Mengkhawatirkanku?
- Bab 30 Seperti Sepasang Suami Istri
- Bab 31 Curiga
- Bab 32 Aku Nyonya Leng
- Bab 33 Kamu Mengorok
- Bab 34 Bawa Masuk
- Bab 35 Isi Hati
- Bab 36 Aku Sudah Memperkerjakan Pembantu Untukmu
- Bab 37 Shen Yang Berbeda
- Bab 38 Pembukuan?
- Bab 39 Kamu Hari Ini Cantik Sekali
- Bab 40 Makan Malam Keluarga Leng
- Bab 41 Serangan Balik
- Bab 42 Wanita Dengan Dua Watak
- Bab 43 Kami Akan Berusaha
- Bab 44 Secercah Harapan, Beratus Kali Lipat Usaha
- Bab 45 Menjadi Asistennya?
- Bab 46 Wanita Ini Tidak Gampang
- Bab 47 Rumor
- Bab 48 Bercanda Berlebihan
- Bab 49 Jaga Dirimu Dengan Baik (1)
- Bab 50 Jaga Dirimu Dengan Baik (2)
- Bab 51 Wanita Cantik, Marsha
- Bab 52 Pria Munafik
- Bab 53 Biarkan Aku Menemanimu Di Saat Sedih
- Bab 54 Wanita Pemberani
- Bab 55 Dengan Begini Apakah Kita Sudah Menjadi Teman?
- Bab 56 Aku Akan Melindungimu Mulai Dari Sekarang
- Bab 57 Bukankah Kamu Suka Seperti Ini?
- Bab 58 Bisakah Kamu Membawakanku Pakaian
- Bab 59 Tidak Peduli Apa Tujuanmu, Kamu Telah Berhasil
- Bab 60 Momen Yang Memalukan
- Bab 61 Tetap Terasa Dingin
- Bab 62 Apakah Dia Telah Pergi?
- Bab 63 Cemburu
- Bab 64 Lihat Saja Pulang Nanti
- Bab 65 Semakin Menarik Semakin Berbahaya
- Bab 66 Kekecewaan Dan Keputusasaan Datang Dari Harapan
- Bab 67 Tolong aku!
- Bab 68 Situasi Berbahaya
- Bab 69 Pegang Erat Tanganku
- Bab 70 Wanita Bertekad Dengan Pisau
- Bab 71 Tuhan Tahu Betapa Khawatirnya Dia
- Bab 72 Perubahan Mendadak
- Bab 73 Aku Dan Dia Pilih Salah Satu
- Bab 74 Jangan Bergerak!
- Bab 75 Melepaskanmu
- Bab 76 Kamu Tidak Pantas Menyukai Dia!
- Bab 77 Niat Licik
- Bab 79 Dia Sedang Sakit, Penyakit Yang Tidak Dapat Disembuhkan
- Bab 79 Laras, Tolong Menjaga Rahasia Ini
- Bab 80 Kondisi Penyakit Semakin Memburuk
- Bab 81 Perhatian Yang Tiba-Tiba
- Bab 82 Kehangatan
- Bab 83 Gaun Motif Bintang
- Bab 84 Sangat Cocok Denganmu
- Bab 85 Penghargaan Untukmu!
- Bab 86 Pikiran Ariana
- Bab 87 Lebih Perhatian Dari Dirinya Sendiri?
- Bab 88 Pusat Perhatian Semua Orang
- Bab 89 Tubuhmu Begitu Jujur?
- Bab 90 Beri Kesempatan?
- Bab 91 Mau Jadi Wanita Sejatiku?
- Bab 92 Wanita Yang Sedang Jatuh Cinta Memang Berbeda
- Bab 93 Hidup yang Didambakan
- Bab 94 Ngambek?
- Bab 95 Bagaimana Menghadapinya
- Bab 96 Tidak Ada Yang Lebih Mencintaimu Daripada Aku
- Bab 97 Merebut Wanita Orang Lain
- Bab 98 Harus Memperlakukannya Dengan Baik
- Bab 99 Pelecehan Seksual Dan Kekerasan
- Bab 100 Luka Hati
- Bab 101 Masalah Ini Tidak Begitu Sederhana
- Bab 102 Takut Akan Kepergiannya Yang Mendadak
- Bab 103 Kamu Suka Dia Kan?
- Bab 104 Aku Tidak Mau Bermain-Main Lagi
- Bab 105 Aku Jatuh Cinta Dengannya, Apakah Ada Yang Salah?
- Bab 106 Perjanjian Perceraian
- Bab 107 Ayo Kita Mulai Dari Awal Hubungan Kita?
- Bab 108 Selama Aku Ingin Kamu Milikku, Maka Kamu Hanya Bisa Jadi Milikku
- Bab 109 Kalau Merindukannya, Harusnya Pergi Langsung Menemuinya Tidak Peduli Seberapa Jauh Itu
- Bab 110 Aku Hanya Mencintai Satu Pria
- Bab 111 Gunung Es Ribuan Tahun Telah Meleleh?
- Bab 112 Romantis
- Bab 113 Sifa, Wanitaku
- Bab 114 Tidakkah Harus Memberiku Penghargaan?
- Bab 115 Takut Semua Ini Hanyalah Mimpi
- Bab 116 Penurunan Suhu Secara Tiba-tiba
- Bab 117 Mengibaskan Ekor
- Bab 118 Dia Tidak Bisa
- Bab 119 Mengapa Dia Melakukan Ini
- Bab 120 Cemburu
- Bab 121 Mengambil Inisiatif
- Bab 122 Perasaan Bukan Sesuatu Yang Dapat Dikendalikan
- Bab 123 Benar-Benar Menganggap Dirimu Sebagai Anak Dari Keluarga An
- Bab 124 Aku Tidak Akan Meremehkan Seseorang Sepertimu
- Bab 125 Memasuki Ranah Hiburan
- Bab 126 Status Sosial
- Bab 127 Sekolah Akting
- Bab 128 Cari Masalah?
- Bab 129 Kesempatan Membuktikan Diri
- Bab 130 Membentuk Tim Proyek
- Bab 131 Tidak Akan Melupakan Pelajaran
- Bab 132 Kura-kura Tua Akhirnya Berubah Cerdas
- Bab 133 Membuat Rencana Baru
- Bab 134 Mengambil Langkah Yang Tidak Biasa
- Bab 135 Bermain Dengan Api
- Bab 136 Apa Kamu Merindukan Aku ?
- Bab 137 Kebuntuan Investigasi
- Bab 138 Kekalahan
- Bab 139 Bisa Terpikirkan Aku, Itu Sudah Cukup
- Bab 140 Pertikaian Yang Jelas Sekali
- Bab 141 Tidak Kenal Akrab
- Bab 142 Kemunculan Yang Mengejutkan
- Bab 143 Kehangatan Sementara
- Bab 144 Krisis
- Bab 145 Menyelamatkan Korban
- Bab 146 Juna Lai
- Bab 147 Kamu Adalah Ayah Yang Baik
- Bab 148 Penyelidikan
- Bab 149 Kebenaran
- Bab 150 Keputusan Akhir
- Bab 151 Serangan Balik Yang Kuat
- Bab 152 Tertawalah Kalau Senang
- Bab 153 Bisakah Kamu Membantuku
- Bab 154 Apa Pun Yang Terjadi, Tolong Selamatkan Anakku
- Bab 155 Punya Hak Apa Kamu
- Bab 156 Jangan Mati Di Dalam Mobilku!
- Bab 157 Kabar Baik
- Bab 158 Kamu Tunggu Saja!
- Bab 159 Beritahu Aku Kalau Itu Bukan Sungguhan
- Bab 160 Pria Lain
- Bab 161 Kamu Coba Saja
- Bab 162 Perang Dingin
- Bab 163 Rasa Cemburu Yang Berlebihan
- Bab 164 Jangan Lupa Masalah Sebelumnya
- Bab 165 Sayang, Santai saja
- Bab 166 Kesempatan Yang Bisa Disembuhkan Dari Penyakit
- Bab 167 Selamat Ulang Tahun
- Bab 168 Rencana
- Bab 169 Rencana (2)
- Bab 170 Meskipun Tidak Percaya
- Bab 171 Aku Berharap Kamu Mati
- Bab 172 Badai Rumor
- Bab 173 Dia Yang Tidak Normal
- Bab 174 Perjanjian Perceraian
- Bab 175 Menginginkannya dengan Ganas
- Bab 176 Anakku ...
- Bab 178 Apakah Kondisi Ini Bisa Membaik?
- Bab 179 Gangguan Tanpa Henti
- Bab 180 Tidak Menghalangimu!
- Bab 181 Roda Berputar
- Bab 182 Apakah Kamu Orang Dunia Hiburan!
- Bab 183 Sadar Sepenuhnya
- Bab 184 Pergi
- Bab 185 Awalan Baru
- Bab 186 Masa Lalu Yang Tidak Bisa Dikenang
- Bab 187 Bangun
- Bab 188 Curhat
- Bab 189 Marsha Pergi
- Bab 190 Tindakan Kecil
- Bab 191 Terekspos
- Bab 192 Mencari Kesempatan
- Bab 193 Selalu Merindukannya
- Bab 194 Aku Ingin Dia Mati
- Bab 195 Sherly
- Bab 196 Pernah Mencintainya
- Bab 197 Menutup Pameran Lukisan
- Bab 198 Berangkat Ke Amerika Serikat
- Bab 199 Gerakan Janin
- Bab 200 Perhatian Hendi
- Bab 201 Sama Sekali Tidak Tahu Pameran Lukis Ditutup
- Bab 202 Diam-Diam Menyelidiki
- Bab 203 Menuju Apartemen
- Bab 204 Yuli Sakit Parah
- Bab 205 Menerima Pukulan
- Bab 206 Tidak Bisa Menghadapi Tekanan
- Bab 208 Tekanan Sifa
- Bab 208 Mendatangi
- Bab 209 Terpancing Emosi
- Bab 211 Kecemasan
- Bab 212 Kabar Mendadak
- Bab 213 Perasaan Bertentangan
- Bab 213 Penyebaran Sel Kanker
- Bab 214 Pertahanan Satu-Satunya
- Bab 215 Kedatangan Decky
- Bab 217 Tubuh Yang Lemah
- Bab 218 Kemarahan Yang Tidak Terkendali
- Bab 219 Diri Yang Tidak Berdaya
- Bab 219 Tubuh Lemah
- Bab 220 Memberi Tugas Secara Rahasia
- Bab 221 Menjaga Sepenuh Hati
- Bab 222 Menerima Pengobatan
- Bab 223 Mengatur Secara Rahasia
- Bab 224 Mengenang Masa Kecil
- Bab 225 Mendadak Pulang
- Bab 226 Bertemu Yuli
- Bab 227 Suasana yang Menekan
- Bab 228 Mengetahui Balas Dendam Dari Hendi
- Bab 229 Kerahasiaan Laras
- Bab 230 Kabar Baik Mendadak
- Bab 231 Yuli Akan Segera Bangun
- Bab 232 Ariana Memicu Keributan Besar
- Bab 233 Menjerat Tanpa Akhir
- Bab 234 Melihat Trik Licik Ariana
- Bab 235 Kabar Baik
- Bab 236 Insiden Ariana
- Bab 237 Yuli Bangun
- Bab 238 Mendapatkan Tanggapan
- Bab 239 Minta Enam Milyar
- Bab 240 Sudah Boleh Pulang
- Bab 241 Terus Berpikir
- Bab 242 Kembali Normal
- Bab 243 Panggilan Telepon Dari Ibu Leng
- Bab 244 Ketenangan Yang Akan Segera Hancur
- Bab 245 Tidak Ingin Membebani Hendi
- Bab 246 Kabar Baik Yang Tiba-Tiba Datang
- Bab 247 Dipaksa Kembali
- Bab 248 Diantar Lagi Ke Gerbang Pintu Rumah Keluarga Leng
- Bab 249 Hendi Mencari Dengan Sangat Panik
- Bab 250 Menanyakan Dan Menyalahkan
- Bab 251 Mendapat Saham
- Bab 252 Bertengkar
- Bab 253 Mengingat Masa Lalu
- Bab 254 Kekecewaan Tidak Berujung
- Bab 255 Menyewa Rumah Di Luar
- Bab 256 Bertemu Dengan Laras
- Bab 257 Hendi Kembali
- Bab 258 Tragedi
- Bab 259 Mengubah Pemikiran
- Bab 260 Pertemuan Yang Canggung
- Bab 262 Benar-Benar Kehilangan Harapan
- Bab 262 Sengketa Di Ruang Tamu
- Bab 264 Jatuh
- Bab 265 Mencoba Membuat Tuduhan Palsu
- Bab 266 Pertengkaran Antar Teman Baik
- Bab 267 Pikiran Yang Jahat
- Bab 268 Dia Sedang Berbohong
- Bab 269 Melakukan Kepalsuan
- Bab 270 Damai
- Bab 271 Tes DNA
- Bab 272 Ayo Bicarakan Ini Denganku
- Bab 273 Penghinaan
- Bab 274 Dilema
- Bab 275 Dilema
- 276 Menolak Cek
- 277 Berkomunikasi dengan Kakek
- BAB 278 Kecewa
- 279 Dalam Suasana Hati yang Buruk
- Bab 280 Bertemu Hendi Di Bar
- Bab 281 Main Tangan
- Bab 282 Kembali Ke Rumah Keluarga Leng
- Bab 283 Punya Pemikiran Masing-masing
- Bab 284 Diperingatkan
- Bab 285 Tidak Boleh Mengalah
- Bab 286 Dikalahkan
- Bab 287 Tidak Puas
- Bab 288 Kekhawatiran
- Bab 289 Diskusi Tak Berhasil
- Bab 290 Rapat di Ruang Kerja
- Bab 291 Tiga Persyaratan
- Bab 292 Mengikat
- Bab 293 Pembagian Warisan
- Bab 294 Mengobrol Secara Terbuka