Marriage Journey - Bab 201 Sama Sekali Tidak Tahu Pameran Lukis Ditutup
Meskipun pemasukan dari pameran lukisan sudah cukup untuk membiayai semua pengobatan Sifa, namun Hendi sama sekali tidak pernah berpikir untuk memanfaatkan uang dari pameran lukis Sifa sepeserpun.
Semua biaya pengobatan Sifa diluar negeri selama ini, semua diselesaikan oleh Hendi seorang diri.
Bagaimanapun Hendi adalah seorang penerus perusahaan, semua biaya pengobatan dan kebutuhan Sifa sama sekali bukan angka yang besar baginya.
Meskipun Sifa selalu menekankan semua penghasilan dari pameran lukisan diatur oleh Hendi, namun dia tetap menyimpan semua penghasilan itu dalam sebuah tabungan untuk Sifa, karena Hendi merasa setelah Sifa melahirkan nanti, uang ini bisa menjadi tabungan pendidikan untuk anaknya kelak.
Hendi sudah membantu Sifa merencanakan semuanya, tidak perduli kelak bagaimana, dia bersedia menemani Sifa dan juga anak ini.
Meskipun Sifa tidak menganggapnya sebagai pasangan hidupnya, namun dalam hati Hendi dia sudah memutuskan untuk menemani seluruh sisa hidup Sifa.
Namun disaat ini, Sifa malah tidak berpikir demikian, yang direncanakan dalam hatinya, setelah anaknya lahir, dirinya tidak ingin merepotkan Hendi lagi.
Bagaimanapun dia tahu dengan jelas, Hendi tidak mungkin menemaninya seumur hidup dan kelak dia tetap harus menghabiskan masa depannya dengan orang yang dia cintai, dia tidak bisa menyusahkan Hendi terus menerus.
Walaupun hubungan mereka berdua sangat baik, sejak kecil Hendi sudah begitu mengerti dirinya, namun begitu mengingat Hendi sudah melakukan begitu banyak hal untuknya selama ini, bagaimana mungkin dia terus merepotkan Hendi lagi.
Namun Sifa dan Hendi saat ini sama sekali tidak menyadari perubahan yang sedang terjadi di dalam negeri, mereka juga tidak tahu Decky saat ini juga sedang bersiap-siap datang ke sisi Sifa, entah ini merupakan hal yang baik atau buruk untuk mereka.
Decky juga sudah mengatur sekretaris, membantunya mempersiapkan semua barang yang akan dibawa keluar negeri, bahkan dia juga sudah mengutus orang untuk mencari tahu posisi galeri lukis Sifa di luar negeri.
Meskipun dirinya tidak tahu dirinya pergi keluar negeri mencari Sifa untuk alasan apa.
Namun entah dorongan apa yang membuatnya ingin segera keluar negeri secepatnya dan melihat semua tentang Sifa dengan mata kepalanya sendiri.
Dia tidak tahu bagaimana kondisi anak dalam perut Sifa, karena dalam hatinya masih tidak ingin mengakui kalau anak itu adalah miliknya, sebenarnya hatinya tahu dengan jelas, anak itu miliknya dan tidak diragukan lagi.
Namun setiap kali dia teringat Yuli yang berbaring diatas ranjang, dia menjadi tidak ingin mengakui anak itu memiliki hubungan dengannya.
Sehingga ketika itu dia berusaha sekuat tenaga untuk menyiksa Sifa, karena dia merasa semua ini disebabkan oleh Sifa.
Meskipun kemudian dia dan Sifa melewati kehidupan yang lebih nyaman, namun setiap kali selalu karena hal besar atau kecil lainnya atau karena perkembangan penyakit Yuli, membuat hubungan yang indah diantara keduanya menjadi buyar begitu saja.
“Direktur Leng, saya sudah menyiapkan semua barang anda, apakah sekarang sudah bisa berangkat ke bandara?”
Lamunan Decky seketika buyar karena ucapan sekretaris.
Dia bangkit berdiri dan merapikan jasnya.
“Ayo berangkat sekarang!”
Setelah mengatakan ini, Decky dan sekretarisnya langsung pergi meninggalkan perusahaan.
Sebelum pergi, dia sudah meminta tolong pengurus perusahaan.
Ini merupakan orang professional yang dia pekerjakan, selama dirinya tidak ada, seluruh wewenang keputusan tentang operasional perusahaan ini dia serahkan sepenuhnya kepada orang ini.
Meskipun semua anggota keluarganya tidak setuju dengan kepergiannya keluar negeri, karena dia adalah penerus satu-satunya keluarga ini, namun Decky sama sekali tidak menghiraukan itu semua.
Sejak dia melihat semua yang ada di pameran lukisan itu, dia sudah tidak kuasa lagi menahan dirinya untuk keluar negeri untuk mencari keberadaan Sifa.
Dia tidak tahu kepergiannya ini untuk membuat perhitungan dengan Sifa atau ingin melihat kondisi Sifa yang sebenarnya diluar sana.
Mengenai alasan dia berbuat semua ini, Decky tidak bisa mengatakannya, dia hanya merasakan pergumulan dalam hatinya sendiri.
Setelah sekretaris dan supir mengantar Decky ke bandara, Decky langsung meminta mereka untuk pergi.
Dirinya duduk seorang diri di ruang tunggu yang begitu besar, membuatnya terus teringat semua yang pernah dilalui bersama dengan Sifa.
Mungkin dalam hati dia merasakan rasa bersalah terhadap Sifa, bagaimana pun semua ingatan penyiksaan itu, selamanya tidak akan bisa dia tepis dari hidupnya.
Selama ini, dirinya sering teringat hari-hari yang dia lalui dengan Sifa dulu.
Meskipun sering terjadi perang dingin diantara mereka, bertengkar, bahkan dirinya pernah memukul Sifa dan yang teringat selalu ingatan yang begitu kasar dan penuh kekerasan.
Tidak lama kemudian terdengar suara operator yang memanggil untuk segera naik pesawat.
Dia mengangkat koper yang begitu ringkas, melangkahkan kaki masuk ke dalam pesawat yang terbang menuju Amerika Serikat.
Setelah Hendi mengurus Sifa, dia meninggalkan tempat tinggal Sifa.
Meskipun dia tidak tinggal bersama Sifa, namun tempat tinggalnya berjarak sangat dekat dari tempat tinggal Sifa, cukup berjalan dua langkah saja sudah bisa tiba.
Ini semua diatur oleh Hendi agar lebih muda menjaga Sifa. Dalam hatinya dia tahu dengan jelas, Sifa merupakan orang yang tidak suka merepotkan orang lain.
Itu juga dia lakukan agar tidak memberikan beban bagi Sifa.
Dan tepat disaat ini, Hendi menerima telepon dari penanggungjawab pameran lukis Sifa yang berada di dalam negeri.
Ketika dia mengetahui semua pameran lukis yang ada di dalam negeri ditutup, dia begitu terkejut.
Dia menanyakan tentang keadaan pameran lukis kepada penanggungjawab yang ada di dalam negeri, penanggungjawab di dalam negeri mendapat kabar kalau di dalam negeri ada sebuah perusahaan besar yang sangat kuat dan berpengaruh, dia yang memerintahkan seluruh pameran lukis ditutup dan dihentikan.
“Apakah semua yang kamu katakan benar? Mengenai grup perusahaan ini, apakah kamu bisa membantuku mencari tahu!”
Hendi lanjut menanyakan kondisi yang berada di dalam negeri.
Dia tidak percaya pameran lukisan Sifa ternyata tutup di dalam negeri dengan secepat itu.
Dia harus mencaritahu apa yang terjadi segera, apa yang membuat semua pameran lukis dalam negeri tutup!
Bagaimanapun pameran lukisan yang berada didalam negeri berjalan dengan lancar selama ini, bahkan diadakan dengan sangat baik dan hasil yang dihasilkan sangat baik, juga mendapatkan pengakuan dari para peserta, entah apa yang menyebabkan semua pameran di dalam negeri bisa sampai ditutup seperti itu.
Ini membuat hati Hendi terasa begitu murung!
“Baiklah! Aku mengerti, aku akan segera mencaritahu informasinya, lalu melaporkannya segera pada anda!”
Setelah memutus sambungan telepon, rasa penasaran Hendi seketika menyelubungi seluruh pikiran dan dirinya.
Dia tidak tahu kalau penutupan pameran lukisan ini berhubungan dengan Decky.
Awalnya dia mengira kehidupan Sifa di luar negeri masih cukup stabil dan orang yang berada di dalam negeri itu juga sudah tidak mencaritahhu tentang informasi Sifa lagi, dia merasa tidak ada hubungannya dengan orang yang berada didalam negeri itu.
Dia merasa Decky yang berada didalam negeri sudah tidak ingin mengetahui apapun yang berhubungan dengan Sifa dan bagaimana mungkin ini semua dilakukan oleh Decky.
Namun dia sama sekali tidak menyangka, semua yang dia pikirkan adalah kebalikannya, semua ini memang Decky yang melakukannya.
Novel Terkait
Asisten Bos Cantik
Boris DreyCinta Di Balik Awan
KellyPernikahan Kontrak
JennyYama's Wife
ClarkThis Isn't Love
YuyuAngin Selatan Mewujudkan Impianku
Jiang MuyanMarriage Journey×
- Bab 1 : Kanker Lambung Stadium Terakhir
- Bab 2 : Kamu Kotor
- Bab 3 : Decky Menidurinya
- Bab 4 : Menghindar Bagaikan Ular Berbisa
- Bab 5 : Berikan Jantungku Kepadanya
- Bab 6 : Aku Merasa Aku Kotor !
- Bab 7 Transplantasi Dihentikan
- Bab 8 Hamil ?
- Bab 9 Anak Haram Siapa
- Bab 10 Kamu Tidak Pantas Menjadi Seorang Ibu
- Bab 9 Aku Tidak Punya Rumah
- Bab 12 Hasil Terburuk
- Bab 13 Wanita Tidak Tahu Malu
- Bab 14 Wanitaku
- Bab 15 Itu Anakku
- Bab 16 Shen, Kamu Tidak Pantas!
- Bab 17 Berubah Seiring Berjalannya Waktu
- Bab 18 Orang Seperti Apa
- Bab 19 Tamu Yang Tiba-tiba Datang Tanpa Diundang
- Bab 20 Membusuk Di Sekitarku
- Bab 21 Sedikit Berubah
- Bab 22 Harapan Mendapatkan Kekecewaan
- Bab 23 Bersimpati
- Bab 24 Bertemu di Rumah Sakit Secara Tidak Sengaja
- Bab 25 Keadaan Darurat
- Bab 26 Wanita Kuat
- Bab 27 Tidak Boleh Mati!
- Bab 28 Terserah!
- Bab 29 Mengkhawatirkanku?
- Bab 30 Seperti Sepasang Suami Istri
- Bab 31 Curiga
- Bab 32 Aku Nyonya Leng
- Bab 33 Kamu Mengorok
- Bab 34 Bawa Masuk
- Bab 35 Isi Hati
- Bab 36 Aku Sudah Memperkerjakan Pembantu Untukmu
- Bab 37 Shen Yang Berbeda
- Bab 38 Pembukuan?
- Bab 39 Kamu Hari Ini Cantik Sekali
- Bab 40 Makan Malam Keluarga Leng
- Bab 41 Serangan Balik
- Bab 42 Wanita Dengan Dua Watak
- Bab 43 Kami Akan Berusaha
- Bab 44 Secercah Harapan, Beratus Kali Lipat Usaha
- Bab 45 Menjadi Asistennya?
- Bab 46 Wanita Ini Tidak Gampang
- Bab 47 Rumor
- Bab 48 Bercanda Berlebihan
- Bab 49 Jaga Dirimu Dengan Baik (1)
- Bab 50 Jaga Dirimu Dengan Baik (2)
- Bab 51 Wanita Cantik, Marsha
- Bab 52 Pria Munafik
- Bab 53 Biarkan Aku Menemanimu Di Saat Sedih
- Bab 54 Wanita Pemberani
- Bab 55 Dengan Begini Apakah Kita Sudah Menjadi Teman?
- Bab 56 Aku Akan Melindungimu Mulai Dari Sekarang
- Bab 57 Bukankah Kamu Suka Seperti Ini?
- Bab 58 Bisakah Kamu Membawakanku Pakaian
- Bab 59 Tidak Peduli Apa Tujuanmu, Kamu Telah Berhasil
- Bab 60 Momen Yang Memalukan
- Bab 61 Tetap Terasa Dingin
- Bab 62 Apakah Dia Telah Pergi?
- Bab 63 Cemburu
- Bab 64 Lihat Saja Pulang Nanti
- Bab 65 Semakin Menarik Semakin Berbahaya
- Bab 66 Kekecewaan Dan Keputusasaan Datang Dari Harapan
- Bab 67 Tolong aku!
- Bab 68 Situasi Berbahaya
- Bab 69 Pegang Erat Tanganku
- Bab 70 Wanita Bertekad Dengan Pisau
- Bab 71 Tuhan Tahu Betapa Khawatirnya Dia
- Bab 72 Perubahan Mendadak
- Bab 73 Aku Dan Dia Pilih Salah Satu
- Bab 74 Jangan Bergerak!
- Bab 75 Melepaskanmu
- Bab 76 Kamu Tidak Pantas Menyukai Dia!
- Bab 77 Niat Licik
- Bab 79 Dia Sedang Sakit, Penyakit Yang Tidak Dapat Disembuhkan
- Bab 79 Laras, Tolong Menjaga Rahasia Ini
- Bab 80 Kondisi Penyakit Semakin Memburuk
- Bab 81 Perhatian Yang Tiba-Tiba
- Bab 82 Kehangatan
- Bab 83 Gaun Motif Bintang
- Bab 84 Sangat Cocok Denganmu
- Bab 85 Penghargaan Untukmu!
- Bab 86 Pikiran Ariana
- Bab 87 Lebih Perhatian Dari Dirinya Sendiri?
- Bab 88 Pusat Perhatian Semua Orang
- Bab 89 Tubuhmu Begitu Jujur?
- Bab 90 Beri Kesempatan?
- Bab 91 Mau Jadi Wanita Sejatiku?
- Bab 92 Wanita Yang Sedang Jatuh Cinta Memang Berbeda
- Bab 93 Hidup yang Didambakan
- Bab 94 Ngambek?
- Bab 95 Bagaimana Menghadapinya
- Bab 96 Tidak Ada Yang Lebih Mencintaimu Daripada Aku
- Bab 97 Merebut Wanita Orang Lain
- Bab 98 Harus Memperlakukannya Dengan Baik
- Bab 99 Pelecehan Seksual Dan Kekerasan
- Bab 100 Luka Hati
- Bab 101 Masalah Ini Tidak Begitu Sederhana
- Bab 102 Takut Akan Kepergiannya Yang Mendadak
- Bab 103 Kamu Suka Dia Kan?
- Bab 104 Aku Tidak Mau Bermain-Main Lagi
- Bab 105 Aku Jatuh Cinta Dengannya, Apakah Ada Yang Salah?
- Bab 106 Perjanjian Perceraian
- Bab 107 Ayo Kita Mulai Dari Awal Hubungan Kita?
- Bab 108 Selama Aku Ingin Kamu Milikku, Maka Kamu Hanya Bisa Jadi Milikku
- Bab 109 Kalau Merindukannya, Harusnya Pergi Langsung Menemuinya Tidak Peduli Seberapa Jauh Itu
- Bab 110 Aku Hanya Mencintai Satu Pria
- Bab 111 Gunung Es Ribuan Tahun Telah Meleleh?
- Bab 112 Romantis
- Bab 113 Sifa, Wanitaku
- Bab 114 Tidakkah Harus Memberiku Penghargaan?
- Bab 115 Takut Semua Ini Hanyalah Mimpi
- Bab 116 Penurunan Suhu Secara Tiba-tiba
- Bab 117 Mengibaskan Ekor
- Bab 118 Dia Tidak Bisa
- Bab 119 Mengapa Dia Melakukan Ini
- Bab 120 Cemburu
- Bab 121 Mengambil Inisiatif
- Bab 122 Perasaan Bukan Sesuatu Yang Dapat Dikendalikan
- Bab 123 Benar-Benar Menganggap Dirimu Sebagai Anak Dari Keluarga An
- Bab 124 Aku Tidak Akan Meremehkan Seseorang Sepertimu
- Bab 125 Memasuki Ranah Hiburan
- Bab 126 Status Sosial
- Bab 127 Sekolah Akting
- Bab 128 Cari Masalah?
- Bab 129 Kesempatan Membuktikan Diri
- Bab 130 Membentuk Tim Proyek
- Bab 131 Tidak Akan Melupakan Pelajaran
- Bab 132 Kura-kura Tua Akhirnya Berubah Cerdas
- Bab 133 Membuat Rencana Baru
- Bab 134 Mengambil Langkah Yang Tidak Biasa
- Bab 135 Bermain Dengan Api
- Bab 136 Apa Kamu Merindukan Aku ?
- Bab 137 Kebuntuan Investigasi
- Bab 138 Kekalahan
- Bab 139 Bisa Terpikirkan Aku, Itu Sudah Cukup
- Bab 140 Pertikaian Yang Jelas Sekali
- Bab 141 Tidak Kenal Akrab
- Bab 142 Kemunculan Yang Mengejutkan
- Bab 143 Kehangatan Sementara
- Bab 144 Krisis
- Bab 145 Menyelamatkan Korban
- Bab 146 Juna Lai
- Bab 147 Kamu Adalah Ayah Yang Baik
- Bab 148 Penyelidikan
- Bab 149 Kebenaran
- Bab 150 Keputusan Akhir
- Bab 151 Serangan Balik Yang Kuat
- Bab 152 Tertawalah Kalau Senang
- Bab 153 Bisakah Kamu Membantuku
- Bab 154 Apa Pun Yang Terjadi, Tolong Selamatkan Anakku
- Bab 155 Punya Hak Apa Kamu
- Bab 156 Jangan Mati Di Dalam Mobilku!
- Bab 157 Kabar Baik
- Bab 158 Kamu Tunggu Saja!
- Bab 159 Beritahu Aku Kalau Itu Bukan Sungguhan
- Bab 160 Pria Lain
- Bab 161 Kamu Coba Saja
- Bab 162 Perang Dingin
- Bab 163 Rasa Cemburu Yang Berlebihan
- Bab 164 Jangan Lupa Masalah Sebelumnya
- Bab 165 Sayang, Santai saja
- Bab 166 Kesempatan Yang Bisa Disembuhkan Dari Penyakit
- Bab 167 Selamat Ulang Tahun
- Bab 168 Rencana
- Bab 169 Rencana (2)
- Bab 170 Meskipun Tidak Percaya
- Bab 171 Aku Berharap Kamu Mati
- Bab 172 Badai Rumor
- Bab 173 Dia Yang Tidak Normal
- Bab 174 Perjanjian Perceraian
- Bab 175 Menginginkannya dengan Ganas
- Bab 176 Anakku ...
- Bab 178 Apakah Kondisi Ini Bisa Membaik?
- Bab 179 Gangguan Tanpa Henti
- Bab 180 Tidak Menghalangimu!
- Bab 181 Roda Berputar
- Bab 182 Apakah Kamu Orang Dunia Hiburan!
- Bab 183 Sadar Sepenuhnya
- Bab 184 Pergi
- Bab 185 Awalan Baru
- Bab 186 Masa Lalu Yang Tidak Bisa Dikenang
- Bab 187 Bangun
- Bab 188 Curhat
- Bab 189 Marsha Pergi
- Bab 190 Tindakan Kecil
- Bab 191 Terekspos
- Bab 192 Mencari Kesempatan
- Bab 193 Selalu Merindukannya
- Bab 194 Aku Ingin Dia Mati
- Bab 195 Sherly
- Bab 196 Pernah Mencintainya
- Bab 197 Menutup Pameran Lukisan
- Bab 198 Berangkat Ke Amerika Serikat
- Bab 199 Gerakan Janin
- Bab 200 Perhatian Hendi
- Bab 201 Sama Sekali Tidak Tahu Pameran Lukis Ditutup
- Bab 202 Diam-Diam Menyelidiki
- Bab 203 Menuju Apartemen
- Bab 204 Yuli Sakit Parah
- Bab 205 Menerima Pukulan
- Bab 206 Tidak Bisa Menghadapi Tekanan
- Bab 208 Tekanan Sifa
- Bab 208 Mendatangi
- Bab 209 Terpancing Emosi
- Bab 211 Kecemasan
- Bab 212 Kabar Mendadak
- Bab 213 Perasaan Bertentangan
- Bab 213 Penyebaran Sel Kanker
- Bab 214 Pertahanan Satu-Satunya
- Bab 215 Kedatangan Decky
- Bab 217 Tubuh Yang Lemah
- Bab 218 Kemarahan Yang Tidak Terkendali
- Bab 219 Diri Yang Tidak Berdaya
- Bab 219 Tubuh Lemah
- Bab 220 Memberi Tugas Secara Rahasia
- Bab 221 Menjaga Sepenuh Hati
- Bab 222 Menerima Pengobatan
- Bab 223 Mengatur Secara Rahasia
- Bab 224 Mengenang Masa Kecil
- Bab 225 Mendadak Pulang
- Bab 226 Bertemu Yuli
- Bab 227 Suasana yang Menekan
- Bab 228 Mengetahui Balas Dendam Dari Hendi
- Bab 229 Kerahasiaan Laras
- Bab 230 Kabar Baik Mendadak
- Bab 231 Yuli Akan Segera Bangun
- Bab 232 Ariana Memicu Keributan Besar
- Bab 233 Menjerat Tanpa Akhir
- Bab 234 Melihat Trik Licik Ariana
- Bab 235 Kabar Baik
- Bab 236 Insiden Ariana
- Bab 237 Yuli Bangun
- Bab 238 Mendapatkan Tanggapan
- Bab 239 Minta Enam Milyar
- Bab 240 Sudah Boleh Pulang
- Bab 241 Terus Berpikir
- Bab 242 Kembali Normal
- Bab 243 Panggilan Telepon Dari Ibu Leng
- Bab 244 Ketenangan Yang Akan Segera Hancur
- Bab 245 Tidak Ingin Membebani Hendi
- Bab 246 Kabar Baik Yang Tiba-Tiba Datang
- Bab 247 Dipaksa Kembali
- Bab 248 Diantar Lagi Ke Gerbang Pintu Rumah Keluarga Leng
- Bab 249 Hendi Mencari Dengan Sangat Panik
- Bab 250 Menanyakan Dan Menyalahkan
- Bab 251 Mendapat Saham
- Bab 252 Bertengkar
- Bab 253 Mengingat Masa Lalu
- Bab 254 Kekecewaan Tidak Berujung
- Bab 255 Menyewa Rumah Di Luar
- Bab 256 Bertemu Dengan Laras
- Bab 257 Hendi Kembali
- Bab 258 Tragedi
- Bab 259 Mengubah Pemikiran
- Bab 260 Pertemuan Yang Canggung
- Bab 262 Benar-Benar Kehilangan Harapan
- Bab 262 Sengketa Di Ruang Tamu
- Bab 264 Jatuh
- Bab 265 Mencoba Membuat Tuduhan Palsu
- Bab 266 Pertengkaran Antar Teman Baik
- Bab 267 Pikiran Yang Jahat
- Bab 268 Dia Sedang Berbohong
- Bab 269 Melakukan Kepalsuan
- Bab 270 Damai
- Bab 271 Tes DNA
- Bab 272 Ayo Bicarakan Ini Denganku
- Bab 273 Penghinaan
- Bab 274 Dilema
- Bab 275 Dilema
- 276 Menolak Cek
- 277 Berkomunikasi dengan Kakek
- BAB 278 Kecewa
- 279 Dalam Suasana Hati yang Buruk
- Bab 280 Bertemu Hendi Di Bar
- Bab 281 Main Tangan
- Bab 282 Kembali Ke Rumah Keluarga Leng
- Bab 283 Punya Pemikiran Masing-masing
- Bab 284 Diperingatkan
- Bab 285 Tidak Boleh Mengalah
- Bab 286 Dikalahkan
- Bab 287 Tidak Puas
- Bab 288 Kekhawatiran
- Bab 289 Diskusi Tak Berhasil
- Bab 290 Rapat di Ruang Kerja
- Bab 291 Tiga Persyaratan
- Bab 292 Mengikat
- Bab 293 Pembagian Warisan
- Bab 294 Mengobrol Secara Terbuka