Marriage Journey - Bab 289 Diskusi Tak Berhasil
Decky selalu mencintai Yuli, dia pasti akan memulai keluarga baru dengan Yuli dan meninggalkan Sifa dan anak, jika demikian, cicitnya akan menderita, memikirkan ini, Tuan Besar Leng samar-samar merasa sakit hati.
Jadi dia harus mengatur semuanya sebelum meninggal, alangkah baiknya jika dia bisa membuat Decky berubah pikiran, lalu menerima Sifa dan anak, hanya dengan cara inilah cucunya bisa memiliki keluarga yang utuh.
Ibunya Decky melihat Tuan Besar Leng ada di taman, dia pun berjalan mendekat.
Dia menyapa terlebih dahulu, "Ayah, hari ini ayah bangun segitu pagi?"
"Belakangan ini ada terlalu banyak masalah di rumah, benar-benar menjengkelkan, belum pagi, aku sudah bangun dan tidak bisa tidur lagi."
"Bagaimana kalau saya panggil dokter untuk memeriksa kesehatan ayah?"
Tuan Besar Leng melambaikan tangan dan berkata, "Lupakan saja, pada usiaku ini, kebanyakan organ tubuh sudah merosot, untuk Decky, kedepannya kamu harus menyuruhnya bangun pagi dan berolahraga, itu bermanfaat baik pada tubuh."
Ibunya Decky duduk di sebelah Tuan Besar Leng, "Saya akan mengingatkannya, saya mau membicarakan sesuatu dengan ayah."
Tuan Besar Leng memandangnya dengan bingung, "Ada apa?"
"Saya dengar dari Decky bahwa ayah mau menyerahkan properti Keluarga Leng kepada Sifa, apakah itu benar?"
Selesai membuat keputusan, Tuan Besar Leng sudah menduga bahwa ibunya Decky pasti akan menjadi orang pertama yang menantang keputusannya, namun, dia telah bertekad dan tidak ada yang bisa mengubah keputusannya.
Dia mengucapkan kata demi kata: "Karena kamu sudah tahu, maka kamu sebaiknya mengingatkan Decky untuk pulang tepat waktu setiap hari, jangan bermalam di luar, harta Keluarga Leng masih menjadi miliknya, tidak ada yang bisa rebut semua itu darinya.
Kalau dia tidak mendengarkan bujukan aku dan masih bergaul dengan wanita di luar itu, maka jangan salahkan aku bersikap kejam, demi cicitku, aku bisa melakukan apapun."
"Ayah, Decky bukan anak kecil lagi, dia punya pikiran mandiri, Ayah tidak boleh memaksanya dan mengekangnya seperti ini."
"Kalau aku tidak mengekangnya, apakah dia akan pulang ke rumah ini? Dia adalah putra kandungmu, kamu lebih tahu sifatnya daripada siapa pun."
Perkataan Tuan Besar Leng cukup tegas, tidak memberikan ruang untuk bantahan, selain itu, dia juga memperingatkan ibunya Decky untuk tidak memanjakan Decky.
"Ayah, ini tidak adil bagi Decky."
“Apanya yang tidak adil? Aku hanya mengharuskannya untuk pulang tepat waktu, serta memenuhi kewajiban sebagai seorang suami, apakah aku salah?” Tuan Besar Leng melotot.
Nadanya mengungkapkan bahwa dia sudah kesal.
"Saya tidak bermaksud seperti itu, hanya saja .., saya khawatir Decky akan ceroboh, kalau itu terjadi, maka bisnis Keluarga Leng yang dibangun dengan susah payah akan jatuh ke tangan Sifa."
"Memangnya kenapa jika jatuh ke tangan Sifa? Dia bukan orang luar, dia juga telah melahirkan cicit untukku, karena Decky tidak peduli, maka aku yang merupakan kakek buyut pun harus mengurus masalah ini."
“Ayah, pernahkah ayah berpikir kalau Sifa membawa semua harta Keluarga Leng dan pergi bersama orang lain, maka kita akan kehilangan orangnya beserta harta kita, apakah keputusan ayah sepadan dengan konsekuensi yang mungkin terjadi?”
"Kamu tidak mengajari aku apakah keputusanku sepadan atau tidak, aku rasa kamu sengaja memberontak."
Ibunya Decky telah masuk ke Keluarga Leng selama lebih dari 30 tahun, semua urusan di Keluarga Leng diketuai oleh Tuan Besar Leng, keputusannya tidak bisa diganggu gugat.
Ibunya Decky tidak pernah bertengkar dengan Tuan Besar Leng, baru pertama kali dia menantang keputusan Tuan Besar Leng, sehingga Tuan Besar Leng agak marah.
"Ayah, saya tidak bermaksud begitu, saya hanya takut Ayah salah menilai orang dan menyebabkan kemerosotan Keluarga Leng, saya cuman berpikir untuk kebaikan Keluarga Leng."
Tuan Besar Leng melambaikan tangan, "Jangan dibicarakan lagi, keputusanku tidak akan berubah, aku bukan mengambil keputusan karena dorongan sesaat, aku telah memikirkannya sejak lama."
Nada suaranya sangat tegas dan tidak bisa mentolerir bantahan apapun.
Melihat ketidaksetujuan Decky dan ibunya Decky, Tuan Besar Leng semakin ingin melindungi Sifa.
Karena ditolak, Ibunya Decky pun tidak berani berbicara lagi.
Semalam dia memikirkan masalah ini sepanjang malam, dia telah memikirkan banyak alasan untuk membujuk Tuan Besar Leng, tidak sangka, hanya beberapa di antaranya yang sempat digunakan.
Tuan Besar Leng langsung menahannya dan menghentikannya untuk membicarakan topik yang sama, dia duduk di kursi dengan bingung, memikirkan solusi lain.
Melihat dia melamun, Tuan Besar Leng menduga bahwa dia pasti merasa tidak senang, alhasil, Tuan Besar Leng mengetuk tanah beberapa kali dengan tongkat untuk mengingatkannya, "Setelah sarapan, suruh semua orang pergi ke ruang kerjaku, aku mau menyampaikan beberapa hal kepada kalian."
Mendengar Tuan Besar Leng berkata demikian, ibunya Decky heran apa yang akan dilakukan Tuan Besar Leng lagi, dia terbengong untuk waktu yang lama, tidak merespons Tuan Besar Leng,
Tuan Besar Leng sangat marah sehingga dia mengambil tongkat dan mengetuk tanah beberapa kali lagi, "Apa kamu tidak mendengar suaraku?"
Melihat Tuan Besar Leng marah, barulah ibunya Decky tersadar, "Saya akan memberi tahu mereka."
Usai itu, Tuan Besar Leng pergi dengan dukungan tongkat.
Dia datang ke sini untuk jalan pagi, tadi suasana hatinya sangat baik di mana burung berkicau-kicau dan aroma bunga bersebaran, tapi suasana hatinya yang baik langsung lenyap begitu mendengar kata-kata dari ibunya Decky.
Dia menyokong pada tongkat, duduk di ruang tamu, memikirkan bagaimana cara memberitahu seluruh keluarga tentang masalah ini.
Setelah berpikir sepanjang malam, dia memutuskan untuk menambah satu persyaratan yaitu Decky tidak boleh menikahi wanita lain kecuali Sifa, hanya dengan cara ini Decky bisa terikat kuat di rumah dan tidak pergi ke sisi Yuli.
Jika Decky tidak setuju, maka dia akan mengusir Decky dari rumah ini untuk selamanya dan menolak untuk mengakuinya sebagai cucu, berpikir demikian, dia segera menelepon pengacara.
Sifa dan anak sedang bermain di dalam kamar, dia sama sekali tidak tahu peristiwa besar yang akan terjadi setelah sarapan nanti, peristiwa besar yang berhubungan dengan dirinya.
Decky tidur tidak nyenyak tadi malam, pagi ini dia menambah waktu tidur, sekarang sedang tidur nyenyak.
Sejak Sifa pulang negeri, hidupnya seolah-olah terganggu, dia bahkan tidak punya niat untuk mengurus urusan perusahaan, sekarang semua beban berat dipikul oleh ayahnya sehingga dia terlihat relatif santai.
Entah berapa banyak orang yang mengagumi bahwa dia terlahir di keluarga kaya, namun, dia yang tidak perlu mencemaskan kebutuhan hidup juga memiliki kesulitan tersendiri.
Keluarga ini diketuai oleh kakek, mengenai persoalan Sifa, dia sama sekali tidak punya hak bicara, dia kesal dengan dirinya sendiri karena tidak bisa membawa wanita tercintanya pulang ke rumah.
Ayahnya Decky harus pergi ke perusahaan setelah sarapan karena ada rapat, mengingat kata-kata Tuan Besar Leng, ibunya Decky tidak berani tinggal lama di taman, dia langsung naik ke lantai atas untuk memberi tahu semua orang.
Ketika dia datang ke kamar Decky, dia mengetuk pintu beberapa kali, tapi Decky tidak menanggapinya.
Dia tahu Decky pasti masih tidur, jadi, dia memperkuat ketukan.
Mendengar ketukan pintu, Decky menggosok mata sambil bertanya, "Siapa?"
"Decky, ini ibu, cepat bangun, kakekmu mau mengadakan rapat setelah sarapan, semua orang harus pergi ke ruang kerja, jangan tidur kesiangan supaya tidak dimarahi kakekmu."
"Rapat apa lagi yang mau diadakan kakek?"
"Ibu tidak tahu jelas, tapi kurasa rapatnya pasti mau membahas masalah properti."
"Oke, saya sudah tahu, saya akan segera bangun."
Setelah memberi tahu Decky, dia pergi ke kamar Sifa lagi.
Novel Terkait
Beautiful Love
Stefen LeeSang Pendosa
DoniBalas Dendam Malah Cinta
SweetiesHusband Deeply Love
NaomiPria Misteriusku
LylyCinta Dibawah Sinar Rembulan
Denny AriantoWanita Yang Terbaik
Tudi SaktiMarriage Journey×
- Bab 1 : Kanker Lambung Stadium Terakhir
- Bab 2 : Kamu Kotor
- Bab 3 : Decky Menidurinya
- Bab 4 : Menghindar Bagaikan Ular Berbisa
- Bab 5 : Berikan Jantungku Kepadanya
- Bab 6 : Aku Merasa Aku Kotor !
- Bab 7 Transplantasi Dihentikan
- Bab 8 Hamil ?
- Bab 9 Anak Haram Siapa
- Bab 10 Kamu Tidak Pantas Menjadi Seorang Ibu
- Bab 9 Aku Tidak Punya Rumah
- Bab 12 Hasil Terburuk
- Bab 13 Wanita Tidak Tahu Malu
- Bab 14 Wanitaku
- Bab 15 Itu Anakku
- Bab 16 Shen, Kamu Tidak Pantas!
- Bab 17 Berubah Seiring Berjalannya Waktu
- Bab 18 Orang Seperti Apa
- Bab 19 Tamu Yang Tiba-tiba Datang Tanpa Diundang
- Bab 20 Membusuk Di Sekitarku
- Bab 21 Sedikit Berubah
- Bab 22 Harapan Mendapatkan Kekecewaan
- Bab 23 Bersimpati
- Bab 24 Bertemu di Rumah Sakit Secara Tidak Sengaja
- Bab 25 Keadaan Darurat
- Bab 26 Wanita Kuat
- Bab 27 Tidak Boleh Mati!
- Bab 28 Terserah!
- Bab 29 Mengkhawatirkanku?
- Bab 30 Seperti Sepasang Suami Istri
- Bab 31 Curiga
- Bab 32 Aku Nyonya Leng
- Bab 33 Kamu Mengorok
- Bab 34 Bawa Masuk
- Bab 35 Isi Hati
- Bab 36 Aku Sudah Memperkerjakan Pembantu Untukmu
- Bab 37 Shen Yang Berbeda
- Bab 38 Pembukuan?
- Bab 39 Kamu Hari Ini Cantik Sekali
- Bab 40 Makan Malam Keluarga Leng
- Bab 41 Serangan Balik
- Bab 42 Wanita Dengan Dua Watak
- Bab 43 Kami Akan Berusaha
- Bab 44 Secercah Harapan, Beratus Kali Lipat Usaha
- Bab 45 Menjadi Asistennya?
- Bab 46 Wanita Ini Tidak Gampang
- Bab 47 Rumor
- Bab 48 Bercanda Berlebihan
- Bab 49 Jaga Dirimu Dengan Baik (1)
- Bab 50 Jaga Dirimu Dengan Baik (2)
- Bab 51 Wanita Cantik, Marsha
- Bab 52 Pria Munafik
- Bab 53 Biarkan Aku Menemanimu Di Saat Sedih
- Bab 54 Wanita Pemberani
- Bab 55 Dengan Begini Apakah Kita Sudah Menjadi Teman?
- Bab 56 Aku Akan Melindungimu Mulai Dari Sekarang
- Bab 57 Bukankah Kamu Suka Seperti Ini?
- Bab 58 Bisakah Kamu Membawakanku Pakaian
- Bab 59 Tidak Peduli Apa Tujuanmu, Kamu Telah Berhasil
- Bab 60 Momen Yang Memalukan
- Bab 61 Tetap Terasa Dingin
- Bab 62 Apakah Dia Telah Pergi?
- Bab 63 Cemburu
- Bab 64 Lihat Saja Pulang Nanti
- Bab 65 Semakin Menarik Semakin Berbahaya
- Bab 66 Kekecewaan Dan Keputusasaan Datang Dari Harapan
- Bab 67 Tolong aku!
- Bab 68 Situasi Berbahaya
- Bab 69 Pegang Erat Tanganku
- Bab 70 Wanita Bertekad Dengan Pisau
- Bab 71 Tuhan Tahu Betapa Khawatirnya Dia
- Bab 72 Perubahan Mendadak
- Bab 73 Aku Dan Dia Pilih Salah Satu
- Bab 74 Jangan Bergerak!
- Bab 75 Melepaskanmu
- Bab 76 Kamu Tidak Pantas Menyukai Dia!
- Bab 77 Niat Licik
- Bab 79 Dia Sedang Sakit, Penyakit Yang Tidak Dapat Disembuhkan
- Bab 79 Laras, Tolong Menjaga Rahasia Ini
- Bab 80 Kondisi Penyakit Semakin Memburuk
- Bab 81 Perhatian Yang Tiba-Tiba
- Bab 82 Kehangatan
- Bab 83 Gaun Motif Bintang
- Bab 84 Sangat Cocok Denganmu
- Bab 85 Penghargaan Untukmu!
- Bab 86 Pikiran Ariana
- Bab 87 Lebih Perhatian Dari Dirinya Sendiri?
- Bab 88 Pusat Perhatian Semua Orang
- Bab 89 Tubuhmu Begitu Jujur?
- Bab 90 Beri Kesempatan?
- Bab 91 Mau Jadi Wanita Sejatiku?
- Bab 92 Wanita Yang Sedang Jatuh Cinta Memang Berbeda
- Bab 93 Hidup yang Didambakan
- Bab 94 Ngambek?
- Bab 95 Bagaimana Menghadapinya
- Bab 96 Tidak Ada Yang Lebih Mencintaimu Daripada Aku
- Bab 97 Merebut Wanita Orang Lain
- Bab 98 Harus Memperlakukannya Dengan Baik
- Bab 99 Pelecehan Seksual Dan Kekerasan
- Bab 100 Luka Hati
- Bab 101 Masalah Ini Tidak Begitu Sederhana
- Bab 102 Takut Akan Kepergiannya Yang Mendadak
- Bab 103 Kamu Suka Dia Kan?
- Bab 104 Aku Tidak Mau Bermain-Main Lagi
- Bab 105 Aku Jatuh Cinta Dengannya, Apakah Ada Yang Salah?
- Bab 106 Perjanjian Perceraian
- Bab 107 Ayo Kita Mulai Dari Awal Hubungan Kita?
- Bab 108 Selama Aku Ingin Kamu Milikku, Maka Kamu Hanya Bisa Jadi Milikku
- Bab 109 Kalau Merindukannya, Harusnya Pergi Langsung Menemuinya Tidak Peduli Seberapa Jauh Itu
- Bab 110 Aku Hanya Mencintai Satu Pria
- Bab 111 Gunung Es Ribuan Tahun Telah Meleleh?
- Bab 112 Romantis
- Bab 113 Sifa, Wanitaku
- Bab 114 Tidakkah Harus Memberiku Penghargaan?
- Bab 115 Takut Semua Ini Hanyalah Mimpi
- Bab 116 Penurunan Suhu Secara Tiba-tiba
- Bab 117 Mengibaskan Ekor
- Bab 118 Dia Tidak Bisa
- Bab 119 Mengapa Dia Melakukan Ini
- Bab 120 Cemburu
- Bab 121 Mengambil Inisiatif
- Bab 122 Perasaan Bukan Sesuatu Yang Dapat Dikendalikan
- Bab 123 Benar-Benar Menganggap Dirimu Sebagai Anak Dari Keluarga An
- Bab 124 Aku Tidak Akan Meremehkan Seseorang Sepertimu
- Bab 125 Memasuki Ranah Hiburan
- Bab 126 Status Sosial
- Bab 127 Sekolah Akting
- Bab 128 Cari Masalah?
- Bab 129 Kesempatan Membuktikan Diri
- Bab 130 Membentuk Tim Proyek
- Bab 131 Tidak Akan Melupakan Pelajaran
- Bab 132 Kura-kura Tua Akhirnya Berubah Cerdas
- Bab 133 Membuat Rencana Baru
- Bab 134 Mengambil Langkah Yang Tidak Biasa
- Bab 135 Bermain Dengan Api
- Bab 136 Apa Kamu Merindukan Aku ?
- Bab 137 Kebuntuan Investigasi
- Bab 138 Kekalahan
- Bab 139 Bisa Terpikirkan Aku, Itu Sudah Cukup
- Bab 140 Pertikaian Yang Jelas Sekali
- Bab 141 Tidak Kenal Akrab
- Bab 142 Kemunculan Yang Mengejutkan
- Bab 143 Kehangatan Sementara
- Bab 144 Krisis
- Bab 145 Menyelamatkan Korban
- Bab 146 Juna Lai
- Bab 147 Kamu Adalah Ayah Yang Baik
- Bab 148 Penyelidikan
- Bab 149 Kebenaran
- Bab 150 Keputusan Akhir
- Bab 151 Serangan Balik Yang Kuat
- Bab 152 Tertawalah Kalau Senang
- Bab 153 Bisakah Kamu Membantuku
- Bab 154 Apa Pun Yang Terjadi, Tolong Selamatkan Anakku
- Bab 155 Punya Hak Apa Kamu
- Bab 156 Jangan Mati Di Dalam Mobilku!
- Bab 157 Kabar Baik
- Bab 158 Kamu Tunggu Saja!
- Bab 159 Beritahu Aku Kalau Itu Bukan Sungguhan
- Bab 160 Pria Lain
- Bab 161 Kamu Coba Saja
- Bab 162 Perang Dingin
- Bab 163 Rasa Cemburu Yang Berlebihan
- Bab 164 Jangan Lupa Masalah Sebelumnya
- Bab 165 Sayang, Santai saja
- Bab 166 Kesempatan Yang Bisa Disembuhkan Dari Penyakit
- Bab 167 Selamat Ulang Tahun
- Bab 168 Rencana
- Bab 169 Rencana (2)
- Bab 170 Meskipun Tidak Percaya
- Bab 171 Aku Berharap Kamu Mati
- Bab 172 Badai Rumor
- Bab 173 Dia Yang Tidak Normal
- Bab 174 Perjanjian Perceraian
- Bab 175 Menginginkannya dengan Ganas
- Bab 176 Anakku ...
- Bab 178 Apakah Kondisi Ini Bisa Membaik?
- Bab 179 Gangguan Tanpa Henti
- Bab 180 Tidak Menghalangimu!
- Bab 181 Roda Berputar
- Bab 182 Apakah Kamu Orang Dunia Hiburan!
- Bab 183 Sadar Sepenuhnya
- Bab 184 Pergi
- Bab 185 Awalan Baru
- Bab 186 Masa Lalu Yang Tidak Bisa Dikenang
- Bab 187 Bangun
- Bab 188 Curhat
- Bab 189 Marsha Pergi
- Bab 190 Tindakan Kecil
- Bab 191 Terekspos
- Bab 192 Mencari Kesempatan
- Bab 193 Selalu Merindukannya
- Bab 194 Aku Ingin Dia Mati
- Bab 195 Sherly
- Bab 196 Pernah Mencintainya
- Bab 197 Menutup Pameran Lukisan
- Bab 198 Berangkat Ke Amerika Serikat
- Bab 199 Gerakan Janin
- Bab 200 Perhatian Hendi
- Bab 201 Sama Sekali Tidak Tahu Pameran Lukis Ditutup
- Bab 202 Diam-Diam Menyelidiki
- Bab 203 Menuju Apartemen
- Bab 204 Yuli Sakit Parah
- Bab 205 Menerima Pukulan
- Bab 206 Tidak Bisa Menghadapi Tekanan
- Bab 208 Tekanan Sifa
- Bab 208 Mendatangi
- Bab 209 Terpancing Emosi
- Bab 211 Kecemasan
- Bab 212 Kabar Mendadak
- Bab 213 Perasaan Bertentangan
- Bab 213 Penyebaran Sel Kanker
- Bab 214 Pertahanan Satu-Satunya
- Bab 215 Kedatangan Decky
- Bab 217 Tubuh Yang Lemah
- Bab 218 Kemarahan Yang Tidak Terkendali
- Bab 219 Diri Yang Tidak Berdaya
- Bab 219 Tubuh Lemah
- Bab 220 Memberi Tugas Secara Rahasia
- Bab 221 Menjaga Sepenuh Hati
- Bab 222 Menerima Pengobatan
- Bab 223 Mengatur Secara Rahasia
- Bab 224 Mengenang Masa Kecil
- Bab 225 Mendadak Pulang
- Bab 226 Bertemu Yuli
- Bab 227 Suasana yang Menekan
- Bab 228 Mengetahui Balas Dendam Dari Hendi
- Bab 229 Kerahasiaan Laras
- Bab 230 Kabar Baik Mendadak
- Bab 231 Yuli Akan Segera Bangun
- Bab 232 Ariana Memicu Keributan Besar
- Bab 233 Menjerat Tanpa Akhir
- Bab 234 Melihat Trik Licik Ariana
- Bab 235 Kabar Baik
- Bab 236 Insiden Ariana
- Bab 237 Yuli Bangun
- Bab 238 Mendapatkan Tanggapan
- Bab 239 Minta Enam Milyar
- Bab 240 Sudah Boleh Pulang
- Bab 241 Terus Berpikir
- Bab 242 Kembali Normal
- Bab 243 Panggilan Telepon Dari Ibu Leng
- Bab 244 Ketenangan Yang Akan Segera Hancur
- Bab 245 Tidak Ingin Membebani Hendi
- Bab 246 Kabar Baik Yang Tiba-Tiba Datang
- Bab 247 Dipaksa Kembali
- Bab 248 Diantar Lagi Ke Gerbang Pintu Rumah Keluarga Leng
- Bab 249 Hendi Mencari Dengan Sangat Panik
- Bab 250 Menanyakan Dan Menyalahkan
- Bab 251 Mendapat Saham
- Bab 252 Bertengkar
- Bab 253 Mengingat Masa Lalu
- Bab 254 Kekecewaan Tidak Berujung
- Bab 255 Menyewa Rumah Di Luar
- Bab 256 Bertemu Dengan Laras
- Bab 257 Hendi Kembali
- Bab 258 Tragedi
- Bab 259 Mengubah Pemikiran
- Bab 260 Pertemuan Yang Canggung
- Bab 262 Benar-Benar Kehilangan Harapan
- Bab 262 Sengketa Di Ruang Tamu
- Bab 264 Jatuh
- Bab 265 Mencoba Membuat Tuduhan Palsu
- Bab 266 Pertengkaran Antar Teman Baik
- Bab 267 Pikiran Yang Jahat
- Bab 268 Dia Sedang Berbohong
- Bab 269 Melakukan Kepalsuan
- Bab 270 Damai
- Bab 271 Tes DNA
- Bab 272 Ayo Bicarakan Ini Denganku
- Bab 273 Penghinaan
- Bab 274 Dilema
- Bab 275 Dilema
- 276 Menolak Cek
- 277 Berkomunikasi dengan Kakek
- BAB 278 Kecewa
- 279 Dalam Suasana Hati yang Buruk
- Bab 280 Bertemu Hendi Di Bar
- Bab 281 Main Tangan
- Bab 282 Kembali Ke Rumah Keluarga Leng
- Bab 283 Punya Pemikiran Masing-masing
- Bab 284 Diperingatkan
- Bab 285 Tidak Boleh Mengalah
- Bab 286 Dikalahkan
- Bab 287 Tidak Puas
- Bab 288 Kekhawatiran
- Bab 289 Diskusi Tak Berhasil
- Bab 290 Rapat di Ruang Kerja
- Bab 291 Tiga Persyaratan
- Bab 292 Mengikat
- Bab 293 Pembagian Warisan
- Bab 294 Mengobrol Secara Terbuka