Marriage Journey - Bab 24 Bertemu di Rumah Sakit Secara Tidak Sengaja
Sifa sedang duduk di sofa dengan senyum pahit, tidak tahu sejak kapan, dia sudah terbiasa dengan kelakuan Decky terhadapnya.
Sering kali, dia sudah tidak memiliki harapan terhadap Decky.
Hanya saja Decky, setelah menyiksaku sekali demi sekali, dia selalu memberiku sedikit harapan untuk membuatku melompat ke lubang api tanpa memikirkan keselamatan.
Sifa menundukkan kepalanya, air matanya mengaburkan penglihatannya, dia menyeka air matanya dengan senyum pahit, dan mulai membersihkan gelas kaca yang pecah di lantai.
Saat ini, dia baru menyadari bahwa tangannya sudah basah, bagian dalam telapak tangannya terluka ketika jatuh ke lantai, dan darah mengalir ke pergelangan tangannya.
Tidak tahu sejak kapan dia mulai merasa bahwa dia akan terluka ketika Decky kehilangan kesabaran, seperti Tuhan juga menghukum dirinya sendiri.
Sifa membalut tangannya tanpa peduli, dia sudah terbiasa dengan hal-hal seperti ini sejak lama.
Dalam setengah bulan berikutnya, Sifa tidak melihat Decky.
Setelah bertanya dalam waktu yang lama, Hendi akhirnya tahu tempat tinggal Sifa dan bergegas ke sana tanpa henti.
Sifa mengemas barang-barangnya, dan bersiap pergi ke rumah sakit untuk pemeriksaan fisik seperti yang dikatakan Hendi sebelumnya.
Ketika ingin keluar, kebetulan bertemu Hendi yang sedang melihat di luar, karena dekat dengan laut, jadi saat ini sangat dingin.
Hendi berdiri di pintu hampir setengah jam, dan bibirnya mulai mengering karena angin laut.
Seluruh orang dingin hingga meringkuk, Sifa melihat Hendi berdiri di satu sisi sedang melihat sekeliling, dia segera melangkah maju dan mulai bertanya.
Sifa sedikit terkejut: “ Hendi, mengapa kamu di sini?”
Hendi ditakuti oleh kedatangan Sifa dan menjawab dengan sedikit bingung: “Ini… aku ke sini untuk mencarimu, melihat keadaanmu…”
Hendi sedikit malu karena datang ke tempat tinggal Sifa dengan diam-diam, Sifa mengangguk dan melihat Hendi : “Tenyata begitu, jangan khawatir, aku berencana pergi ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan sekarang.”
Sifa tersenyum, berjalan menuju sisi lain, Hendi bergegas mengejarnya, dan berkata ke arah Sifa : “Ternyata begitu, aku menyetir mobil ke sini, aku membawamu pergi ke sana.”
Sifa mengangguk, mengikuti Hendi naik mobil, Sifa tidak banyak bicara dan hanya menatap pemandangan di sepanjang jalan.
Hendi melihat Sifa tidak berbicara, Hendi membuka mulut dulu: “Sifa, masalah waktu itu, Decky tidak melakukan apa pun padamu, kan? Setelah kamu pulang, aku juga mengikutimu pulang.”
Hendi menoleh dan menatap Sifa.
Tidak ada ekspresi di wajah Sifa, setelah beberapa saat, dia menggerakkan bibirnya dan berkata: “Tidak apa-apa, jangan khawatir.”
Setelah berbicara, tiba-tiba di dalam mobil kembali hening.
Mobil Hendi dengan cepat sampai di rumah sakit, menemani Sifa untuk melakukan berbagai pemeriksaan, pemeriksaan menunjukkan bahwa indikator tubuh Sifa sangat rendah.
Untungnya, anak ini masih kecil, tidak ada bahaya untuk sementara, tetapi menurut kondisi fisik Sifa, sangat mudah keguguran.
Hendi menstabilkan pikirannya, menatap wajah Sifa yang penuh penasaran dan berkata: “Tidak apa-apa, semua sangat baik, tetapi nutrisi kamu harus tetap terjaga.”
Sifa baru menghela napas panjang, menepuk dadanya dan berkata: “Baguslah, aku selalu khawatir dalam perjalanan.”
Hendi menatapnya dengan sedikit senyum, dan ingin memegang tangan Sifa berjalan ke depan seperti dulu kecil.
Sifa menghindar tanpa sadar, tangan Hendi yang terulur sedikit bingung dan sedikit terkejut dengan tindakan Sifa yang tiba-tiba, tetapi dia dengan cepat merespons, membelai rambut Sifa dengan senyum dan membawa Sifa berjalan ke luar.
Sifa tahu bahwa dia dan Hendi tidak dapat kembali ke hubungan sebelumnya, walaupun dia tidak memiliki hubungan dengan Hendi, tetapi sekarang dia sudah menikah, bagaimanapun juga harus tahu batas.
Hendi membawa Sifa bolak-balik di rumah sakit hampir sepanjang pagi, melihat Sifa yang lelah di belakangnya, Hendi merasa sangat sakit hati.
Setelah Sifa menyelesaikan pemeriksaan di rumah sakit, ketika Hendi bersiap untuk mengantar Sifa pulang rumah, Sifa tiba-tiba melihat sosok yang tidak asing.
Dia sangat tahu punggung Decky, Decky berjalan melewati belakangnya, tetapi dia tidak melihat Sifa.
Langsung menaiki tangga dan berjalan menuju lantai lima, Sifa sedikit terkejut, dia tidak berpikir bahwa akan melihat sosok Decky di rumah sakit.
Tetapi jam segini, bukannya waktu kerja? Bagaimana mungkin seorang presiden direktur datang ke rumah sakit pada saat ini?
Keingintahuan Sifa memaksanya mengikuti Decky diam-diam untuk mencari tahu apa yang dia lakukan di sini.
Hendi juga melihat Decky, wajahnya menunjukkan kekhawatiran Sifa yang tidak mudah dilihat orang, dia tahu Decky datang untuk apa.
Tetapi jika Sifa tahu, perasaannya akan seperti apa?
Hendi melangkah maju dan memegang lengan Sifa dengan tatapan serius: “Jangan pergi, bukan itu yang ingin kamu lihat.”
Wajah Sifa menunjukkan ekspresi bingung, apa yang tidak ingin dilihatnya.
Sifa menatap mata Hendi : “Aku hanya ingin melihat.” Setelah berbicara, langsung melepas tangan Hendi dan mengikuti langkah Decky.
Hendi tampak tak berdaya, bukan ini yang ingin dia lihat, tetapi dia tahu temperamen Sifa, dia tidak bisa melangkah maju untuk menghalanginya lagi, hanya bisa diam-diam mengikuti Sifa di belakang.
Decky langsung berjalan ke kamar VIP, perawat di kedua sisi mengangguk dan tersenyum sopan pada Decky.
Decky membuka pintu, langsung melihat Yuli yang sedang berbaring di tempat tidur seperti boneka.
Decky segera mengesampingkan sikap ketidakpedulian sebelumnya, menatap Yuli dengan wajah manja, dan tangannya dengan lembut membelai pipi Yuli.
Berkata dengan lembut: “ Yuli, aku datang menjengukmu, aku benar-benar sangat sibuk akhir-akhir ini, jadi jangan salahkan aku karena datang terlambat.”
Laras berdiri di pintu dan melihatnya, dia jarang melihat Decky yang seperti ini, mungkin hanya ketika berada di Yuli, dia baru bisa tidak menutup sifat aslinya, dan menjadi dirinya yang sebenarnya.
Namun, Laras tidak menyukai Yuli, bahkan kadang-kadang dia tidak mengerti mengapa Decky begitu pernuh perhatian pada Yuli.
Laras berbalik badan, telah melihat Sifa berdiri di dekat jendela sedang menatap kamar rumah sakit.
Sifa diam-diam mengikuti, dan telah mendengar perawat yang turun dari tangga berkata: “Ei, kehidupan Nona Keluarga Jiang benar-benar baik, bahkan jika dia menjadi mayat hidup, tuan muda dari PT Leng Tbk masih tetap setia kepadanya dan setiap hari datang untuk menjenguknya.”
Setelah berbicara, berjalan ke bawah dengan ekspresi iri.
Setelah Sifa mendengarnya, dia segera berhenti melangkah, seluruh orang seperti tersengat listrik, mereka berkata, Nona Keluarga Jiang?
Orang yang bisa membuat Decky begitu penuh perhatian dan meluangkan waktu untuk menjenguknya walaupun sangat sibuk pasti Yuli.
Novel Terkait
Awesome Guy
RobinMenaklukkan Suami CEO
Red MapleMr. Ceo's Woman
Rebecca WangBack To You
CC LennyHei Gadis jangan Lari
SandrakoAfter Met You
AmardaHidden Son-in-Law
Andy LeeMy Only One
Alice SongMarriage Journey×
- Bab 1 : Kanker Lambung Stadium Terakhir
- Bab 2 : Kamu Kotor
- Bab 3 : Decky Menidurinya
- Bab 4 : Menghindar Bagaikan Ular Berbisa
- Bab 5 : Berikan Jantungku Kepadanya
- Bab 6 : Aku Merasa Aku Kotor !
- Bab 7 Transplantasi Dihentikan
- Bab 8 Hamil ?
- Bab 9 Anak Haram Siapa
- Bab 10 Kamu Tidak Pantas Menjadi Seorang Ibu
- Bab 9 Aku Tidak Punya Rumah
- Bab 12 Hasil Terburuk
- Bab 13 Wanita Tidak Tahu Malu
- Bab 14 Wanitaku
- Bab 15 Itu Anakku
- Bab 16 Shen, Kamu Tidak Pantas!
- Bab 17 Berubah Seiring Berjalannya Waktu
- Bab 18 Orang Seperti Apa
- Bab 19 Tamu Yang Tiba-tiba Datang Tanpa Diundang
- Bab 20 Membusuk Di Sekitarku
- Bab 21 Sedikit Berubah
- Bab 22 Harapan Mendapatkan Kekecewaan
- Bab 23 Bersimpati
- Bab 24 Bertemu di Rumah Sakit Secara Tidak Sengaja
- Bab 25 Keadaan Darurat
- Bab 26 Wanita Kuat
- Bab 27 Tidak Boleh Mati!
- Bab 28 Terserah!
- Bab 29 Mengkhawatirkanku?
- Bab 30 Seperti Sepasang Suami Istri
- Bab 31 Curiga
- Bab 32 Aku Nyonya Leng
- Bab 33 Kamu Mengorok
- Bab 34 Bawa Masuk
- Bab 35 Isi Hati
- Bab 36 Aku Sudah Memperkerjakan Pembantu Untukmu
- Bab 37 Shen Yang Berbeda
- Bab 38 Pembukuan?
- Bab 39 Kamu Hari Ini Cantik Sekali
- Bab 40 Makan Malam Keluarga Leng
- Bab 41 Serangan Balik
- Bab 42 Wanita Dengan Dua Watak
- Bab 43 Kami Akan Berusaha
- Bab 44 Secercah Harapan, Beratus Kali Lipat Usaha
- Bab 45 Menjadi Asistennya?
- Bab 46 Wanita Ini Tidak Gampang
- Bab 47 Rumor
- Bab 48 Bercanda Berlebihan
- Bab 49 Jaga Dirimu Dengan Baik (1)
- Bab 50 Jaga Dirimu Dengan Baik (2)
- Bab 51 Wanita Cantik, Marsha
- Bab 52 Pria Munafik
- Bab 53 Biarkan Aku Menemanimu Di Saat Sedih
- Bab 54 Wanita Pemberani
- Bab 55 Dengan Begini Apakah Kita Sudah Menjadi Teman?
- Bab 56 Aku Akan Melindungimu Mulai Dari Sekarang
- Bab 57 Bukankah Kamu Suka Seperti Ini?
- Bab 58 Bisakah Kamu Membawakanku Pakaian
- Bab 59 Tidak Peduli Apa Tujuanmu, Kamu Telah Berhasil
- Bab 60 Momen Yang Memalukan
- Bab 61 Tetap Terasa Dingin
- Bab 62 Apakah Dia Telah Pergi?
- Bab 63 Cemburu
- Bab 64 Lihat Saja Pulang Nanti
- Bab 65 Semakin Menarik Semakin Berbahaya
- Bab 66 Kekecewaan Dan Keputusasaan Datang Dari Harapan
- Bab 67 Tolong aku!
- Bab 68 Situasi Berbahaya
- Bab 69 Pegang Erat Tanganku
- Bab 70 Wanita Bertekad Dengan Pisau
- Bab 71 Tuhan Tahu Betapa Khawatirnya Dia
- Bab 72 Perubahan Mendadak
- Bab 73 Aku Dan Dia Pilih Salah Satu
- Bab 74 Jangan Bergerak!
- Bab 75 Melepaskanmu
- Bab 76 Kamu Tidak Pantas Menyukai Dia!
- Bab 77 Niat Licik
- Bab 79 Dia Sedang Sakit, Penyakit Yang Tidak Dapat Disembuhkan
- Bab 79 Laras, Tolong Menjaga Rahasia Ini
- Bab 80 Kondisi Penyakit Semakin Memburuk
- Bab 81 Perhatian Yang Tiba-Tiba
- Bab 82 Kehangatan
- Bab 83 Gaun Motif Bintang
- Bab 84 Sangat Cocok Denganmu
- Bab 85 Penghargaan Untukmu!
- Bab 86 Pikiran Ariana
- Bab 87 Lebih Perhatian Dari Dirinya Sendiri?
- Bab 88 Pusat Perhatian Semua Orang
- Bab 89 Tubuhmu Begitu Jujur?
- Bab 90 Beri Kesempatan?
- Bab 91 Mau Jadi Wanita Sejatiku?
- Bab 92 Wanita Yang Sedang Jatuh Cinta Memang Berbeda
- Bab 93 Hidup yang Didambakan
- Bab 94 Ngambek?
- Bab 95 Bagaimana Menghadapinya
- Bab 96 Tidak Ada Yang Lebih Mencintaimu Daripada Aku
- Bab 97 Merebut Wanita Orang Lain
- Bab 98 Harus Memperlakukannya Dengan Baik
- Bab 99 Pelecehan Seksual Dan Kekerasan
- Bab 100 Luka Hati
- Bab 101 Masalah Ini Tidak Begitu Sederhana
- Bab 102 Takut Akan Kepergiannya Yang Mendadak
- Bab 103 Kamu Suka Dia Kan?
- Bab 104 Aku Tidak Mau Bermain-Main Lagi
- Bab 105 Aku Jatuh Cinta Dengannya, Apakah Ada Yang Salah?
- Bab 106 Perjanjian Perceraian
- Bab 107 Ayo Kita Mulai Dari Awal Hubungan Kita?
- Bab 108 Selama Aku Ingin Kamu Milikku, Maka Kamu Hanya Bisa Jadi Milikku
- Bab 109 Kalau Merindukannya, Harusnya Pergi Langsung Menemuinya Tidak Peduli Seberapa Jauh Itu
- Bab 110 Aku Hanya Mencintai Satu Pria
- Bab 111 Gunung Es Ribuan Tahun Telah Meleleh?
- Bab 112 Romantis
- Bab 113 Sifa, Wanitaku
- Bab 114 Tidakkah Harus Memberiku Penghargaan?
- Bab 115 Takut Semua Ini Hanyalah Mimpi
- Bab 116 Penurunan Suhu Secara Tiba-tiba
- Bab 117 Mengibaskan Ekor
- Bab 118 Dia Tidak Bisa
- Bab 119 Mengapa Dia Melakukan Ini
- Bab 120 Cemburu
- Bab 121 Mengambil Inisiatif
- Bab 122 Perasaan Bukan Sesuatu Yang Dapat Dikendalikan
- Bab 123 Benar-Benar Menganggap Dirimu Sebagai Anak Dari Keluarga An
- Bab 124 Aku Tidak Akan Meremehkan Seseorang Sepertimu
- Bab 125 Memasuki Ranah Hiburan
- Bab 126 Status Sosial
- Bab 127 Sekolah Akting
- Bab 128 Cari Masalah?
- Bab 129 Kesempatan Membuktikan Diri
- Bab 130 Membentuk Tim Proyek
- Bab 131 Tidak Akan Melupakan Pelajaran
- Bab 132 Kura-kura Tua Akhirnya Berubah Cerdas
- Bab 133 Membuat Rencana Baru
- Bab 134 Mengambil Langkah Yang Tidak Biasa
- Bab 135 Bermain Dengan Api
- Bab 136 Apa Kamu Merindukan Aku ?
- Bab 137 Kebuntuan Investigasi
- Bab 138 Kekalahan
- Bab 139 Bisa Terpikirkan Aku, Itu Sudah Cukup
- Bab 140 Pertikaian Yang Jelas Sekali
- Bab 141 Tidak Kenal Akrab
- Bab 142 Kemunculan Yang Mengejutkan
- Bab 143 Kehangatan Sementara
- Bab 144 Krisis
- Bab 145 Menyelamatkan Korban
- Bab 146 Juna Lai
- Bab 147 Kamu Adalah Ayah Yang Baik
- Bab 148 Penyelidikan
- Bab 149 Kebenaran
- Bab 150 Keputusan Akhir
- Bab 151 Serangan Balik Yang Kuat
- Bab 152 Tertawalah Kalau Senang
- Bab 153 Bisakah Kamu Membantuku
- Bab 154 Apa Pun Yang Terjadi, Tolong Selamatkan Anakku
- Bab 155 Punya Hak Apa Kamu
- Bab 156 Jangan Mati Di Dalam Mobilku!
- Bab 157 Kabar Baik
- Bab 158 Kamu Tunggu Saja!
- Bab 159 Beritahu Aku Kalau Itu Bukan Sungguhan
- Bab 160 Pria Lain
- Bab 161 Kamu Coba Saja
- Bab 162 Perang Dingin
- Bab 163 Rasa Cemburu Yang Berlebihan
- Bab 164 Jangan Lupa Masalah Sebelumnya
- Bab 165 Sayang, Santai saja
- Bab 166 Kesempatan Yang Bisa Disembuhkan Dari Penyakit
- Bab 167 Selamat Ulang Tahun
- Bab 168 Rencana
- Bab 169 Rencana (2)
- Bab 170 Meskipun Tidak Percaya
- Bab 171 Aku Berharap Kamu Mati
- Bab 172 Badai Rumor
- Bab 173 Dia Yang Tidak Normal
- Bab 174 Perjanjian Perceraian
- Bab 175 Menginginkannya dengan Ganas
- Bab 176 Anakku ...
- Bab 178 Apakah Kondisi Ini Bisa Membaik?
- Bab 179 Gangguan Tanpa Henti
- Bab 180 Tidak Menghalangimu!
- Bab 181 Roda Berputar
- Bab 182 Apakah Kamu Orang Dunia Hiburan!
- Bab 183 Sadar Sepenuhnya
- Bab 184 Pergi
- Bab 185 Awalan Baru
- Bab 186 Masa Lalu Yang Tidak Bisa Dikenang
- Bab 187 Bangun
- Bab 188 Curhat
- Bab 189 Marsha Pergi
- Bab 190 Tindakan Kecil
- Bab 191 Terekspos
- Bab 192 Mencari Kesempatan
- Bab 193 Selalu Merindukannya
- Bab 194 Aku Ingin Dia Mati
- Bab 195 Sherly
- Bab 196 Pernah Mencintainya
- Bab 197 Menutup Pameran Lukisan
- Bab 198 Berangkat Ke Amerika Serikat
- Bab 199 Gerakan Janin
- Bab 200 Perhatian Hendi
- Bab 201 Sama Sekali Tidak Tahu Pameran Lukis Ditutup
- Bab 202 Diam-Diam Menyelidiki
- Bab 203 Menuju Apartemen
- Bab 204 Yuli Sakit Parah
- Bab 205 Menerima Pukulan
- Bab 206 Tidak Bisa Menghadapi Tekanan
- Bab 208 Tekanan Sifa
- Bab 208 Mendatangi
- Bab 209 Terpancing Emosi
- Bab 211 Kecemasan
- Bab 212 Kabar Mendadak
- Bab 213 Perasaan Bertentangan
- Bab 213 Penyebaran Sel Kanker
- Bab 214 Pertahanan Satu-Satunya
- Bab 215 Kedatangan Decky
- Bab 217 Tubuh Yang Lemah
- Bab 218 Kemarahan Yang Tidak Terkendali
- Bab 219 Diri Yang Tidak Berdaya
- Bab 219 Tubuh Lemah
- Bab 220 Memberi Tugas Secara Rahasia
- Bab 221 Menjaga Sepenuh Hati
- Bab 222 Menerima Pengobatan
- Bab 223 Mengatur Secara Rahasia
- Bab 224 Mengenang Masa Kecil
- Bab 225 Mendadak Pulang
- Bab 226 Bertemu Yuli
- Bab 227 Suasana yang Menekan
- Bab 228 Mengetahui Balas Dendam Dari Hendi
- Bab 229 Kerahasiaan Laras
- Bab 230 Kabar Baik Mendadak
- Bab 231 Yuli Akan Segera Bangun
- Bab 232 Ariana Memicu Keributan Besar
- Bab 233 Menjerat Tanpa Akhir
- Bab 234 Melihat Trik Licik Ariana
- Bab 235 Kabar Baik
- Bab 236 Insiden Ariana
- Bab 237 Yuli Bangun
- Bab 238 Mendapatkan Tanggapan
- Bab 239 Minta Enam Milyar
- Bab 240 Sudah Boleh Pulang
- Bab 241 Terus Berpikir
- Bab 242 Kembali Normal
- Bab 243 Panggilan Telepon Dari Ibu Leng
- Bab 244 Ketenangan Yang Akan Segera Hancur
- Bab 245 Tidak Ingin Membebani Hendi
- Bab 246 Kabar Baik Yang Tiba-Tiba Datang
- Bab 247 Dipaksa Kembali
- Bab 248 Diantar Lagi Ke Gerbang Pintu Rumah Keluarga Leng
- Bab 249 Hendi Mencari Dengan Sangat Panik
- Bab 250 Menanyakan Dan Menyalahkan
- Bab 251 Mendapat Saham
- Bab 252 Bertengkar
- Bab 253 Mengingat Masa Lalu
- Bab 254 Kekecewaan Tidak Berujung
- Bab 255 Menyewa Rumah Di Luar
- Bab 256 Bertemu Dengan Laras
- Bab 257 Hendi Kembali
- Bab 258 Tragedi
- Bab 259 Mengubah Pemikiran
- Bab 260 Pertemuan Yang Canggung
- Bab 262 Benar-Benar Kehilangan Harapan
- Bab 262 Sengketa Di Ruang Tamu
- Bab 264 Jatuh
- Bab 265 Mencoba Membuat Tuduhan Palsu
- Bab 266 Pertengkaran Antar Teman Baik
- Bab 267 Pikiran Yang Jahat
- Bab 268 Dia Sedang Berbohong
- Bab 269 Melakukan Kepalsuan
- Bab 270 Damai
- Bab 271 Tes DNA
- Bab 272 Ayo Bicarakan Ini Denganku
- Bab 273 Penghinaan
- Bab 274 Dilema
- Bab 275 Dilema
- 276 Menolak Cek
- 277 Berkomunikasi dengan Kakek
- BAB 278 Kecewa
- 279 Dalam Suasana Hati yang Buruk
- Bab 280 Bertemu Hendi Di Bar
- Bab 281 Main Tangan
- Bab 282 Kembali Ke Rumah Keluarga Leng
- Bab 283 Punya Pemikiran Masing-masing
- Bab 284 Diperingatkan
- Bab 285 Tidak Boleh Mengalah
- Bab 286 Dikalahkan
- Bab 287 Tidak Puas
- Bab 288 Kekhawatiran
- Bab 289 Diskusi Tak Berhasil
- Bab 290 Rapat di Ruang Kerja
- Bab 291 Tiga Persyaratan
- Bab 292 Mengikat
- Bab 293 Pembagian Warisan
- Bab 294 Mengobrol Secara Terbuka