Marriage Journey - Bab 56 Aku Akan Melindungimu Mulai Dari Sekarang

Sorotan mata Marsha sedikit bergerak dan terdapat senyum pada sudut bibirnya.

Raut wajahnya terdapat sedikit perubahan, akan tetapi dalam sekejap berubah kembali seperti sedia kala.

Dia tersenyum lembut kepada Sifa: “Kamu saja tidak memahami diriku, masih omong besar di sini.”

Setelah selesai berkata, sambil berdiri ia merapikan rambutnya dan sorotan matanya sedikit menganggap remeh.

Sifa menundukkan kepala, dengan wajah tersenyum ia berjalan ke hadapan Marsha.

Keduanya saling menatap: “Aku tidak memahamimu, aku hanya tahu kamu tidak menginginkan uang orang lain, kamu hanya dengan polos ingin wanita tersebut mengetahui hati prianya.”

“Aku tidak memahamimu, aku hanya tahu bahwa kamu hanyalah seorang gadis, tapi kamu berani melangkah maju dalam kondisi tidak ada orang yang peduli sama sekali.”

“Aku tidak peduli apa kata orang lain, aku hanya percaya dengan apa yang aku lihat, kamu yang seperti ini sudah sangat baik.” Sifa berkata dan menatap Marsha dengan sorotan mata yang jernih.

Marsha sedikit tercengang, ini adalah pertama kalinya bagi dia mendengar perkataan seperti itu dan bingkai matanya tampak sedikit memerah.

Marsha menundukkan kepala, dia merasakan kepahitan di dalam hatinya, wanita ini sejak pertama kali dia melihatnya, dia sudah merasa bahwa dia bukan wanita biasa.

Akan tetapi tidak disangka bahwa dirinya akan mengenal dan berhubungan dengannya.

Marsha menata kembali suasana hatinya, dia mengganti ekspresinya dan tersenyum penuh arti.

Dia berkata dengan senyum cemerlang di wajahnya: “Sifa, aku akan melindungimu mulai dari sekarang, kamu boleh memanggilku kapan saja saat ada masalah.”

Marsha mengangkat kepala dan berkata kepada Sifa sambil mengangkat alisnya.

Sifa menundukkan kepala sambil tersenyum, kemudian ia menatap Marsha, saat ini dua wanita yang sama sekali tidak memiliki hubungan apapun dipersatukan oleh takdir.

Marsha dan Sifa berjalan berdampingan di jalan raya, terkadang mereka saling mengobrol, seperti tidak terjadi hal apapun sebelumnya.

Beberapa tahun ini, Sifa hidup dalam kekangan Decky, sangat jarang berhubungan dengan dunia luar.

Jangankan menambah teman, Hendi yang merupakan temannya saja, sekarang dia menjadi tidak terlalu berani menghubunginya.

Marsha menyadari perubahan pada Sifa, saat dirinya pertama kali bertemu dengan Sifa, dia sudah kagum terhadapnya.

Orang-orang di perusahaan mengatakan bahwa Sifa dapat naik jabatan dikarenakan dia telah naik ke atas ranjang direktur Leng.

Tetapi dirinya tidak merasa begitu, saat pertama kali bertemu dengan Sifa, Laras langsung mengulurkan tangan untuk membantunya.

Apabila benar dia adalah wanita yang seperti itu, Laras pasti tidak akan membantunya, Marsha menyimpulkan bahwa Sifa pasti memiliki hubungan yang tidak biasa dengan Decky.

Saat dia bertanya kepada Sifa, tidak disangka Sifa langsung mengakuinya, walaupun dirinya bukan orang yang ingin menikah dengan keluarga kaya, namun terhadap Decky, dia juga ada keinginan untuk memahami lebih tentangnya.

Marsha menatap Sifa dan bertanya: “Sepertinya kamu punya beban pikiran, apakah berhubungan dengan direktur Leng, apakah aku boleh bertanya?”

Sifa tersenyum dan menganggukkan kepala: “Kamu sungguh pintar dalam mengamati pikiran orang lain, sedikit perubahan dariku saja kamu dapat menyadarinya.”

Marsha mengeluarkan sebungkus rokok, dengan terampil menghidupkan dan menghisapnya: “Aku adalah wanita yang sudah biasa melihat raut wajah orang di masyarakat ini, kalau ini saja tidak bisa, bagaimana bisa terus bertahan.”

Marsha menjepit rokok dengan jarinya yang cantik, menyipitkan mata dan menghisapnya dalam-dalam kemudian menghembuskan asap rokok ke arah Sifa.

Sifa sedikit mengerutkan alisnya dan berjalan mundur, tanpa sadar ia memegangi perutnya.

Marsha melihat semua gerak gerik Sifa, kemudian ia mematikan rokoknya, dengan wajah penasaran ia bertanya kepada Sifa: “Kamu hamil?”

Sifa sedikit kaget, dia tidak memberikan jawaban apapun.

Dalam sekejap Marsha sudah mengerti, ia menunggu hingga bau asap rokok pada dirinya sudah menghilang baru berjalan ke samping Sifa.

“Karena sudah hamil maka sudah harus lebih menjaga diri dengan baik, kamu tidak tahu kalau wanita-wanita di perusahaan kita banyak yang tidak suka denganmu, jadi kamu lebih membutuhkan perlindunganku lagi.”

Selesai berkata, dia mengedip-ngedipkan matanya pada Sifa.

Sifa tidak tahan lalu tertawa sambil menutup mulutnya.

Sudah sangat malam, Marsha memanggil taksi untuk mengantar Sifa pulang ke vila, walaupun tahu bahwa Sifa adalah wanitanya Decky, namun pertama kali menginjakkan kaki di depan vila membuatnya tercengang.

Marsha menatap Sifa sambil mengedipkan matanya lalu berkata dengan tidak percaya: “Jangan katakan bahwa kamu tinggal seorang diri di rumah besar ini, apakah kamu tidak takut?”

Sifa tersenyum: “Dulu memang hanya aku seorang, tapi sekarang sudah tidak lagi.”

Marsha mencibirkan mulutnya, dia memutar badan dan masuk ke mobil, dia melambaikan tangan kepada Sifa dan berkata: “Masuklah, sampai ketemu besok temanku.”

Selesai berkata, dia pergi dengan senyuman yang cemerlang di wajahnya, setelah mobilnya sudah pergi jauh, Sifa baru berjalan masuk.

Setelah masuk Sifa melihat sepatu kulit lembut berwarna hitam milik Decky, hal ini membuatnya menjadi sedikit gugup.

Bibi Wu melihat Sifa telah kembali, dia langsung menghampirinya dan berkata dengan suara kecil: “Nona, tuan sudah kembali dan terus berada di lantai atas.”

Sifa menganggukkan kepala dan tersenyum kepada bibi Wu: “Bibi Wu tidak perlu takut, tidak ada masalah.”

Sifa tahu kalau bibi Wu mencemaskan hubungannya dengan Decky, setiap kali dia kembali maka dirinya pasti mengalami kesulitan, bibi Wu sudah mengetahuinya sejak awal, sehingga setiap kali saat Decky kembali, bibi Wu akan menjadi sangat cemas.

Bibi Wu membuatkan sup untuknya, Sifa memakannya sedikit karena dia sedang tidak mempunyai selera makan, ditambah lagi kondisi penyakitnya yang semakin memburuk sehingga ia semakin kehilangan selera makannya.

Sifa makan sambil muntah, akan tetapi dia tetap berusaha untuk makan lebih banyak, ini semua demi anaknya.

Decky mendengar gerakan di luar, sejak Sifa kembali dia sudah tidak dapat menahan diri, dia membuka kamera di ruang utama dan terus duduk di depan komputer untuk mengamati setiap gerak gerik Sifa.

Hari ini wanita tersebut tidak pergi bekerja, dia tidak dapat tenang sepanjang hari, saat sudah malam dia melihat waktu dan tidak tahan untuk cepat pulang.

Dulunya ia tidak begitu, dia sangat ingin berada di kantor setiap hari, akan tetapi hari ini tanpa kehadiran Sifa membuat hatinya terasa kosong, merasa gelisah sehingga menjadi tidak fokus dalam bekerja.

Decky sedikit tidak tahu apa yang harus ia lakukan, diam-diam ia menenangkan dirinya sendiri, ini semua hanya karena dia ingin mempermainkan wanita ini, tidak ada unsur lainnya.

Setelah selesai makan, Sifa menyeduh teh dan berjalan menuju ke lantai dua, dia berdiri lama di depan kamar tempat Decky berada dan ragu untuk mengetuk pintu.

Sifa menundukkan kepala dan terus berpikir, apakah dirinya harus mengantarkan teh tersebut, akan tetapi bukankah Decky tidak mengizinkannya untuk masuk ke dalam kamar ini? Sifa menggeleng-gelengkan kepala, apa yang sedang dipikirkannya, lebih baik tidak usah mencari masalah.

Dia memutar badan dan ingin berjalan pergi, Decky terus menatap wanita dalam layar tersebut, saat dia melihat Sifa membawa teh dan berjalan ke arah pintu kamarnya.

Ternyata Decky bisa merasa sedikit gugup, dia menatap layar dengan panik dan tangannya tidak tahu diletakkan dimana.

Akan tetapi Sifa berdiri lama dan tidak mengetuk pintu juga tidak masuk ke dalam, membuat Decky merasa bingung, apa yang dilakukan wanita ini.

Novel Terkait

Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu