Marriage Journey - Bab 218 Kemarahan Yang Tidak Terkendali

Saat ini, Hendi sudah tidak bisa menahan amarah di hatinya, suaranya bergetar ketika memberitahu Decky keadaan Sifa.

Meskipun Decky sudah mengetahui kabar ini sejak awal, tetapi ketika kata-kata ini keluar dari mulut Hendi. Tubuhnya juga bergetar sampai mundur dua langkah.

Dia tidak mengerti mengapa wanita ini ingin melahirkan anak ini, sampai membahayakan nyawanya sendiri!

Bahkan hatinya sempat mengira wanita ini melahirkan anak ini demi merebut harta atau ingin menggunakan anak ini mengancam dirinya, dan berbagai alasan lainnya.

Tetapi pada saat ini, ketika dia melihat ekspresi Sifa terbaring di tempat tidur, sepertinya pemikiran-pemikiran seperti itu menjadi tidak penting.

“Hehe, lagipula anak ini bukan miliknya sendiri, dia sendiri yang ingin melahirkannya, apakah aku memaksanya?”

Hati Decky meronta, mengatakan kata-kata ini pada Hendi sambil menyembunyikan isi lubuk hatinya.

Dia tidak ingin Hendi mengetahui ada perubahan di dalam hatinya.

“Kamu harus tahu, anak ini ada setelah dia mengetahui dirinya sakit, bukan aku yang memaksanya. Lagipula, kamu tidak terlibat dalam masalah sebelumnya, jadi jangan membantu Sifa berdalih.”

Meskipun kata-kata Hendi tadi membuat Decky sedikit terpukul, tetapi Decky tetap mengatakan kata-kata ini, membuat Hendi tidak bisa menerimanya.

Dia tahu apa tujuan Hendi mengatakan ini semua padanya, paling untuk memintanya memaafkan Sifa, bahkan memberikan keberanian Sifa untuk bertahan hidup, dan merubah sikap kepada Sifa!

Namun, Decky merasa sikapnya kepada Sifa tidak mungkin berubah. Terlebih, Yuli yang berada di dalam negeri juga menunjukkan gejala buruk, bagaimana mungkin di saat ini hatinya melembut pada Sifa!

“Decky, seperti yang kamu katakan, kamu tidak ingin mengakui anak ini, lalu untuk apa kamu datang ke rumah sakit? Ingin melihat dirinya yang kasihan, kalau begitu kamu sudah mendapatkan apa yang kamu inginkan sekarang, kamu sudah boleh pergi!”

Hendi meraung di samping dan mengucapkan kata-kata ini pada Decky.

Dia tahu, Decky datang ke sini untuk melihat penampilan menyedihkan Sifa, bahkan demi melihat hidup Sifa yang tidak lama.

Sekali lagi Hendi merasa kasihan kepada Sifa.

Dia tidak mengerti mengapa Sifa jatuh cinta pada pria brengsek ini!

“Hehe, kenapa aku harus pergi? Aku ke sini untuk menyiksanya. Sekalipun dia lari ke ujung dunia, aku juga tidak akan membiarkannya hidup tenang……”

Decky yang baru saja mengucapkan kata-kata ini, wajahnya langsung dipukul oleh tinju yang kejam.

Pukulan ini diberikan Hendi kepadanya, pukulan ini sepenuhnya untuk melindungi Sifa, bahkan untuk rasa ketidakadilan Sifa!

“Decky, aku beritahu, pukulanku ini tidak seberapa? Hari ini kamu dipukul karena memancing emosi Sifa!”

Decky yang dipukul oleh Hendi tidak bisa berdiri stabil.

Dia menutupi pipinya dengan kedua tangannya.

“Kamu gila ya, apa sudah giliranmu untuk ikut campur dalam urusanku dengannya? Dasar biadab!”

Decky yang dipukul oleh Hendi tidak bisa mengontrol amarahnya sendiri.

Dia menatap Hendi yang berada di depannya dengan penuh emosi, tetapi Hendi juga tidak lemah, ia menggunakan tatapannya yang kejam melototi Decky.

“Decky! Ku peringatkan kamu, jangan datang ke rumah sakit untuk membuat onar lagi, jangan ganggu kehidupan Sifa lagi!”

Hendi sekali lagi memperingatkan Decky, tetapi saat ini Decky seolah tidak bisa mengendalikan emosinya sendiri.

Dia menendang Hendi terjatuh ke lantai, sambil menoleh dan berjalan ke kamar pasien……

Hendi yang melihat situasi tidak beres, segera melempar ceret yang ada di tangannya. Kemudian berlari ke kamar.

Tapi saat ini, dia sudah tidak bisa menghalangi Decky.

Seiring pintu kamar dibuka dengan kasar oleh Decky!

Sifa terbangun oleh suara keras pintu terbuka……

Melihat Decky berdiri di pintu.

Dia menatapnya dengan bingung, kemudian perlahan duduk dari ranjang rumah sakit.

Dia memandang anak di sebelahnya dengan cemas, tidak tahu apa yang akan dilakukan Decky saat ini tiba-tiba masuk ke kamar.

Dan Hendi juga ikut masuk, mencoba menarik tangan Decky keluar dari kamar.

“Hendi! Lepaskan aku! Dasar biadab kamu!”

Saat ini, suara Decky berubah keras, sambil menghempaskan kedua tangan Decky.

Dia berjalan ke depan tempat tidur Sifa.

“Sifa! Aku dengar hidupmu tidak lama lagi, hehe! Orang sepertimu seharusnya tidak mati dengan mudah. Tidakkah menurutmu itu pembalasan untukmu?”

Sifa menatap mata setan Decky.

Dia mengatakan ini pada Sifa dengan senyum muram dan nada dingin.

Sifa tidak tahu bagaimana menjawabnya, ia memahami kondisi fisiknya dan dapat merasakan tubuhnya tidak sebaik sebelumnya.

Tetapi kata-kata ini keluar dari mulut Decky, membuat Sifa sangat terpukul!

Dan anak yang terbaring di sampingnya adalah darah dagingnya dengan Decky……

Dia tidak bisa membayangkan bagaimana pria ini memperlakukan anaknya kelak, Sifa tidak pernah memohon kepada Decky untuk mengakui anak ini.

Dia hanya ingin melahirkan dan membesarkan anak ini sendiri.

“Decky! Cukup, jangan buat onar di sini lagi, ok!”

Hendi meneriaki tindakan Decky tadi.

Saat ini, dokter dan perawat bergegas datang ketika mendengar suara itu.

“Kamu ini ada hati tidak? Pasiennya sudah seperti ini, kenapa masih membuat masalah sampai kemari?

Begitu dokter dan perawat berbicara, Decky terdiam.

Kemudian Hendi dan beberapa perawat mendorongnya keluar dari kamar.

Dan saat ini, Sifa yang terbaring di tempat tidur, tidak dapat berhenti meneteskan air matanya……

Meskipun Sifa merasa dia sangat kuat akhir-akhir ini, tetapi pada akhirnya dia tidak tahan dengan kata-kata yang diucapkan Decky untuk dirinya.

Iya, hidupnya tidak lama lagi!

Kalau begitu, mengapa Decky menolak melepas dirinya, malah selalu menyiksanya dengan mengucapkan kata-kata seperti itu!

Dia menatap anaknya yang baru lahir yang terlihat sangat manis, mungil dan begitu hangat.

Di tubuh anak ini mengalir darahnya dan Decky.

Meskipun dirinya tidak pernah berharap anak ini bisa merubah Decky, ia bahkan tidak pernah berpikiran menukar anak ini dengan sesuatu, atau bahkan mengambil sesuatu.

Tetapi pada saat ini, Sifa yang tidak pernah merasa dirinya begitu menyedihkan……

Mungkin karena kelahiran anak inilah, baru membuat dirinya merasa demikian.

Sifa bisa mendengar pertengkaran Hendi dan Decky di koridor, tapi dia tidak bisa mendengar isi percakapan mereka.

Saat ini, menghadapi situasi seperti itu, dirinya terbaring tidak berdaya di tempat tidur!

Hati Sifa seperti pisau, betapa tidak rela dirinya membiarkan dua orang yang lebih penting dari dirinya memiliki kebencian yang begitu besar.

Novel Terkait

The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
5 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu