Marriage Journey - Bab 275 Dilema
Sifa memalingkan wajahnya "Aku akan membawa anak ini meninggalkan Keluarga Leng, tapi aku butuh waktu sekarang."
Decky tersenyum dingin "Hahahaha..."
"Kamu kira, aku masih percaya omong kosongmu? Kamu sama sekali tidak berencana meninggalkan keluarga Leng, kamu hanya ingin menunda waktu saja."
Mata Sifa yang besar dan indah berkedip padanya "Percayalah kepadaku, aku akan pelan-pelan meyakinkan kakek dan kemudian akan membawa anak ini pergi bersamaku."
Sudut bibir Decky naik, wajahnya tampak tidak senang “Aku peringati ya. Jika kamu tetap terus tinggal di sini, aku akan lebih kejam lagi menyiksamu. Jika kamu tidak ingin malu dan menderita, lebih baik kamu sadar diri dan menghilang dari hadapanku segera mungkin. Jangan bermain trik apapun lagi denganku.”
Sifa tidak menyangka setelah dia kembali yang dibawanya adalah penghinaan seperti ini. Selama setahun ini dia tidak pernah bertemu dengan Decky. Dia awalnya mengira kalau dendam Decky terhadapnya akan berkurang. Tapi tidak disangka, Decky masih saja membencinya seperti dulu. Dia pun benar-benar sudah kecewa terhadap Decky.
Ada keinginan kuat untuk melawan Decky tiba-tiba memenuhi hatinya. Dia dengan dingin menjawab "Aku akan membawa anakku pergi dari sini. Kamu tidak perlu mengkhawatirkan itu.”
“Tidak disangka setelah kamu pergi ke luar negeri, kamu jadi begitu berani ya. Apa karena ada orang yang mendukungmu hah.”
Lalu dia tersenyum dingin dan berkata “Oh iya, kamu sekarang sudah menemukan orang hebat yang bisa digantungkan, Hendi bukannya dari dulu selalu menyukaimu? Kenapa kamu tidak menikahinya saja. Malah kembali dan mengganggu kehidupanku yang damai?”
“Aku hampir saja menginginkan tubuhmu yang kotor itu. Aku tidak menyangka setelah pergi dariku kamu tidak bisa menahan rasa kesepianmu. Dan langsung masuk ke pelukan orang lain.”
Setiap kata diucapkan oleh Decky seperti pisau tajam yang menusuk begitu dalam di hati Sifa. Hingga hatinya berdarah...
Dia tidak menyangka Decky akan memandangnya dengan pikiran kotor seperti itu. Menghadapi penghinaan seperti itu, dia sudah tidak bisa tahan lagi.
Tatapan lemahnya menjadi tajam, dia menggendong anak itu di depan Decky, lalu mengangkat satu tangannya dan terdengarlah suara “Plakkk” sebuah tamparan yang keras mengenai wajah putih Decky yang tiba-tiba meninggalkan lima jejak jari di sana.
Decky langsung mencengkeram pergelangan tangan Sifa, wajahnya muram dan sangat marah saat ini.
Dia memandang Sifa dari atas ke bawah, merasa kalau wanita yang dulu begitu tidak asing baginya itu tiba-tiba menjadi asing.
Tamparan Sifa di wajah jelas membangkitkan amarah Decky.
Dia mengangkat tangannya tinggi-tinggi, lalu ketika tamparan tangannya yang akan jatuh ke wajah Sifa. Dia melihat mata polos bayi itu melihat perbuatannya ini, tiba-tiba bayi itu terkejut dan menangis ketakutan “Uweekkkk uweekkk..”
Mendengar tangis anak itu, hati Decky pun melembut. Dia menarik tangannya kembali dan tangan yang menggenggam erat pergelangan tangan Sifa pun dilepaskannya.
Meskipun dia selalu mengira anak ini adalah bidak catur yang digunakan Sifa untuk mengancamnya, namun bagaimanapun juga anak itu adalah darah dagingnya. Dia selalu memiliki perasaan yang tidak dapat dijelaskan pada anak ini, yang membuatnya jadi tidak tega.
Bulu mata anak itu sangat panjang, dia mengedipkan matanya diiringi suara tangisannya. Tatapan anak itu terasa sangat familiar bagi Decky. Itu sama seperti tatapannya saat bersedih ketika dia masih kecil, dia pun tertegun...
Sifa tidak memperhatikannya saat ini, hanya menggendong anak itu lebih erat.
"Maafkan aku, sayang, mama membuatmu ketakutan. Maafkan mama ya...”
Meski baru berusia beberapa bulan, anak itu sepertinya sudah memahami perkataan ibunya. Sifa terus menyalahkan dirinya dan anak itu pelahan berhenti menangis.
Sifa terus menghibur anak itu, sedangkan Decky hanya duduk melamun dengan bodohnya disini.
Mereka membeku seperti ini cukup lama. Decky baru ingat tujuannya datang ke kamar Sifa hari ini.
Dia dalam hati memaki dirinya, sialan! Kenapa aku begitu melihatnya tiba-tiba kehilangan akal sehatku.
Dia awalnya mau membuat kesepatakan dengan Sifa. Tapi tidak disangka mereka malah bertengkar dan sampai main tangan. Tangisan anak itu lagi dan lagi membuat Decky jadi tenang.
Dia merasa masalah ini cepat atau lambat harus diselesaikan. Dia memutuskan untuk bicara dengan tenang dan baik-baik dengan Sifa.
Dia tidak bisa menahan diri melihat ke arah anak itu. Dia melihat anak itu yang lagi-lagi menunjukkan senyuman tak berdosa yang begitu polos. Rasa bersalah dalam hatinya kepada anak itu menghilang.
“Karena anak itu sudah tidak menangis. Aku ingin bicara baik-baik denganmu.” Kata Decky memecahkan keheningan.
Sikapnya kali ini bisa dibilang cukup baik. Setidaknya dia tidak menggunakan tatapan dinginnya.
Sifa memunggunginya "Kalau ada yang mau dibicarkan langsung katakan saja. Jangan betele-tele di sini. Ini tidak seperti gayamu biasanya.”
Mendengar ucapan Sifa, Decky langsung bergetar dan membatin dengan sinisnya dalam hati: Kamu kira apa kamu sangat memahami dan mengenalku? Aku selamanya tidak akan membiarkamu tahu apa yang aku pikirkan. Diriku bukan milikmu, hatiku bukan milikmu dan semua pikiranku juga bukan milikmu.
Aku ingin membuatmu tahu kalau kamu adalah wanita yang paling gagal di dunia ini. Selamanya tidak akan mendapatkan cintaku. Aku ingin membuatmu membayar semua yang kamu ambil dari Yuli.
Pintu air pikiran Decky telah terbuka dan ketenangannya tadi telah digantikan oleh amarah yang mengikutinya.
"Jika kamu ingin tetap tinggal di rumah keluarga Leng, itu tidak akan ada gunanya bagimu. Semua orang di keluarga ini tidak ada yang menyukaimu. Hanya kakek yang terus melindungimu. Apa kamu dapat menjamin ketika kamu sangat membutuhkannya, dia akan muncul di depan kamu untuk mendukungmu? Jangan bermimpi lagi."
"Aku tidak membutuhkan siapa pun untuk mendukungku, tapi aku juga tidak akan mengizinkan siapa pun merebut anakku."
"Jangan bilang padaku hal tidak berguna ini. Aku tahu tujuanmu kembali ke sini kali ini adalah untuk uang. Menyukai uang bukanlah hal yang buruk. Mengapa kamu harus menutupinya seperti ini? benar-benar munafik."
Sifa sekali lagi sangat marah karena ucapan Decky, dia pun membalasnya dengan marah “Apa hebatnya punya uang banyak? Aku paling benci bau koin tembaga di tubuhmu itu. Aku datang ke sini tidak untuk mengambil apapun darimu? Aku hanya ingin bersama anaku dan menjalani hidup dengan damai. "
Decky mengangkat kaki nya dari duduk menekuknya, lalu bertepuk tangan dan berkata “Bagus sekali kaa-katanya, tapi aku tetap akan memperingatkanmu ya. Jika kamu tetap tinggal di rumah keluarga Leng ini, aku tidak hanya akan menyiksamu seperti dulu, tapi akan lebih buruk lagi.”
Sifa menjawab dengan dingin “Kamu mau melakukan apa, itu adalah urusanmu. Tidak ada hubungannya denganku.”
Ketenangan Sifa yang begitu dingin ini membuat Decky muram dan kesal. Sifa yang begitu lemah di matanya entah sekarang ada dimana. Tiba-tiba Sifa berubah jadi sangat kuat seperti ini.
Decky membatin dalam hatinya apa mungkin Sifa telah melalui dan mengalami banyak hal setahun ini sehingga dia berubah menjadi seperti sekarang ini.
Saat ini amarah Decky sudah berkurang. Tapi, malah muncul rasa penasaran dan ingin tahu yang kuat mengenai Sifa. Dia ingin tahu wanita ini mengalami apa saja sebenarnya selama setahun lebih ini? sehingga bisa begitu tampak asing seperti ini.
Sifa yang sekarang, bukan lagi wanita yang berada di bawah kekuasaannya dan yang patuh kepadanya.
"Jangan menipu diri sendiri lagi, bilang kalau tidak ada hubungannya denganku. Lalu kenapa kamu melahirkan anak ini. Karena kamu melahirkan seorang anak untukku, ini membuat kita tidak bisa melepaskan hubungan di antara kita."
"Satu-satunya solusi sekarang adalah aku memberimu sejumlah uang dan kamu pergi dengan uang itu dari sini. Tapi aku punya satu syarat, kamu harus meninggalkan anak itu disini."
Bulu mata panjang Sifa gemetar dan menatapnya dengan sangat waspada "Kamu tidak usah bermimpi untuk merebut anakku dari sisiku ya, jangan bermimpi lagi!”
Novel Terkait
Cinta Yang Dalam
Kim YongyiGadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku
Rio SaputraCinta Tapi Diam-Diam
RossieVillain's Giving Up
Axe AshciellyCutie Mom
AlexiaAnak Sultan Super
Tristan XuEternal Love
Regina WangMarriage Journey×
- Bab 1 : Kanker Lambung Stadium Terakhir
- Bab 2 : Kamu Kotor
- Bab 3 : Decky Menidurinya
- Bab 4 : Menghindar Bagaikan Ular Berbisa
- Bab 5 : Berikan Jantungku Kepadanya
- Bab 6 : Aku Merasa Aku Kotor !
- Bab 7 Transplantasi Dihentikan
- Bab 8 Hamil ?
- Bab 9 Anak Haram Siapa
- Bab 10 Kamu Tidak Pantas Menjadi Seorang Ibu
- Bab 9 Aku Tidak Punya Rumah
- Bab 12 Hasil Terburuk
- Bab 13 Wanita Tidak Tahu Malu
- Bab 14 Wanitaku
- Bab 15 Itu Anakku
- Bab 16 Shen, Kamu Tidak Pantas!
- Bab 17 Berubah Seiring Berjalannya Waktu
- Bab 18 Orang Seperti Apa
- Bab 19 Tamu Yang Tiba-tiba Datang Tanpa Diundang
- Bab 20 Membusuk Di Sekitarku
- Bab 21 Sedikit Berubah
- Bab 22 Harapan Mendapatkan Kekecewaan
- Bab 23 Bersimpati
- Bab 24 Bertemu di Rumah Sakit Secara Tidak Sengaja
- Bab 25 Keadaan Darurat
- Bab 26 Wanita Kuat
- Bab 27 Tidak Boleh Mati!
- Bab 28 Terserah!
- Bab 29 Mengkhawatirkanku?
- Bab 30 Seperti Sepasang Suami Istri
- Bab 31 Curiga
- Bab 32 Aku Nyonya Leng
- Bab 33 Kamu Mengorok
- Bab 34 Bawa Masuk
- Bab 35 Isi Hati
- Bab 36 Aku Sudah Memperkerjakan Pembantu Untukmu
- Bab 37 Shen Yang Berbeda
- Bab 38 Pembukuan?
- Bab 39 Kamu Hari Ini Cantik Sekali
- Bab 40 Makan Malam Keluarga Leng
- Bab 41 Serangan Balik
- Bab 42 Wanita Dengan Dua Watak
- Bab 43 Kami Akan Berusaha
- Bab 44 Secercah Harapan, Beratus Kali Lipat Usaha
- Bab 45 Menjadi Asistennya?
- Bab 46 Wanita Ini Tidak Gampang
- Bab 47 Rumor
- Bab 48 Bercanda Berlebihan
- Bab 49 Jaga Dirimu Dengan Baik (1)
- Bab 50 Jaga Dirimu Dengan Baik (2)
- Bab 51 Wanita Cantik, Marsha
- Bab 52 Pria Munafik
- Bab 53 Biarkan Aku Menemanimu Di Saat Sedih
- Bab 54 Wanita Pemberani
- Bab 55 Dengan Begini Apakah Kita Sudah Menjadi Teman?
- Bab 56 Aku Akan Melindungimu Mulai Dari Sekarang
- Bab 57 Bukankah Kamu Suka Seperti Ini?
- Bab 58 Bisakah Kamu Membawakanku Pakaian
- Bab 59 Tidak Peduli Apa Tujuanmu, Kamu Telah Berhasil
- Bab 60 Momen Yang Memalukan
- Bab 61 Tetap Terasa Dingin
- Bab 62 Apakah Dia Telah Pergi?
- Bab 63 Cemburu
- Bab 64 Lihat Saja Pulang Nanti
- Bab 65 Semakin Menarik Semakin Berbahaya
- Bab 66 Kekecewaan Dan Keputusasaan Datang Dari Harapan
- Bab 67 Tolong aku!
- Bab 68 Situasi Berbahaya
- Bab 69 Pegang Erat Tanganku
- Bab 70 Wanita Bertekad Dengan Pisau
- Bab 71 Tuhan Tahu Betapa Khawatirnya Dia
- Bab 72 Perubahan Mendadak
- Bab 73 Aku Dan Dia Pilih Salah Satu
- Bab 74 Jangan Bergerak!
- Bab 75 Melepaskanmu
- Bab 76 Kamu Tidak Pantas Menyukai Dia!
- Bab 77 Niat Licik
- Bab 79 Dia Sedang Sakit, Penyakit Yang Tidak Dapat Disembuhkan
- Bab 79 Laras, Tolong Menjaga Rahasia Ini
- Bab 80 Kondisi Penyakit Semakin Memburuk
- Bab 81 Perhatian Yang Tiba-Tiba
- Bab 82 Kehangatan
- Bab 83 Gaun Motif Bintang
- Bab 84 Sangat Cocok Denganmu
- Bab 85 Penghargaan Untukmu!
- Bab 86 Pikiran Ariana
- Bab 87 Lebih Perhatian Dari Dirinya Sendiri?
- Bab 88 Pusat Perhatian Semua Orang
- Bab 89 Tubuhmu Begitu Jujur?
- Bab 90 Beri Kesempatan?
- Bab 91 Mau Jadi Wanita Sejatiku?
- Bab 92 Wanita Yang Sedang Jatuh Cinta Memang Berbeda
- Bab 93 Hidup yang Didambakan
- Bab 94 Ngambek?
- Bab 95 Bagaimana Menghadapinya
- Bab 96 Tidak Ada Yang Lebih Mencintaimu Daripada Aku
- Bab 97 Merebut Wanita Orang Lain
- Bab 98 Harus Memperlakukannya Dengan Baik
- Bab 99 Pelecehan Seksual Dan Kekerasan
- Bab 100 Luka Hati
- Bab 101 Masalah Ini Tidak Begitu Sederhana
- Bab 102 Takut Akan Kepergiannya Yang Mendadak
- Bab 103 Kamu Suka Dia Kan?
- Bab 104 Aku Tidak Mau Bermain-Main Lagi
- Bab 105 Aku Jatuh Cinta Dengannya, Apakah Ada Yang Salah?
- Bab 106 Perjanjian Perceraian
- Bab 107 Ayo Kita Mulai Dari Awal Hubungan Kita?
- Bab 108 Selama Aku Ingin Kamu Milikku, Maka Kamu Hanya Bisa Jadi Milikku
- Bab 109 Kalau Merindukannya, Harusnya Pergi Langsung Menemuinya Tidak Peduli Seberapa Jauh Itu
- Bab 110 Aku Hanya Mencintai Satu Pria
- Bab 111 Gunung Es Ribuan Tahun Telah Meleleh?
- Bab 112 Romantis
- Bab 113 Sifa, Wanitaku
- Bab 114 Tidakkah Harus Memberiku Penghargaan?
- Bab 115 Takut Semua Ini Hanyalah Mimpi
- Bab 116 Penurunan Suhu Secara Tiba-tiba
- Bab 117 Mengibaskan Ekor
- Bab 118 Dia Tidak Bisa
- Bab 119 Mengapa Dia Melakukan Ini
- Bab 120 Cemburu
- Bab 121 Mengambil Inisiatif
- Bab 122 Perasaan Bukan Sesuatu Yang Dapat Dikendalikan
- Bab 123 Benar-Benar Menganggap Dirimu Sebagai Anak Dari Keluarga An
- Bab 124 Aku Tidak Akan Meremehkan Seseorang Sepertimu
- Bab 125 Memasuki Ranah Hiburan
- Bab 126 Status Sosial
- Bab 127 Sekolah Akting
- Bab 128 Cari Masalah?
- Bab 129 Kesempatan Membuktikan Diri
- Bab 130 Membentuk Tim Proyek
- Bab 131 Tidak Akan Melupakan Pelajaran
- Bab 132 Kura-kura Tua Akhirnya Berubah Cerdas
- Bab 133 Membuat Rencana Baru
- Bab 134 Mengambil Langkah Yang Tidak Biasa
- Bab 135 Bermain Dengan Api
- Bab 136 Apa Kamu Merindukan Aku ?
- Bab 137 Kebuntuan Investigasi
- Bab 138 Kekalahan
- Bab 139 Bisa Terpikirkan Aku, Itu Sudah Cukup
- Bab 140 Pertikaian Yang Jelas Sekali
- Bab 141 Tidak Kenal Akrab
- Bab 142 Kemunculan Yang Mengejutkan
- Bab 143 Kehangatan Sementara
- Bab 144 Krisis
- Bab 145 Menyelamatkan Korban
- Bab 146 Juna Lai
- Bab 147 Kamu Adalah Ayah Yang Baik
- Bab 148 Penyelidikan
- Bab 149 Kebenaran
- Bab 150 Keputusan Akhir
- Bab 151 Serangan Balik Yang Kuat
- Bab 152 Tertawalah Kalau Senang
- Bab 153 Bisakah Kamu Membantuku
- Bab 154 Apa Pun Yang Terjadi, Tolong Selamatkan Anakku
- Bab 155 Punya Hak Apa Kamu
- Bab 156 Jangan Mati Di Dalam Mobilku!
- Bab 157 Kabar Baik
- Bab 158 Kamu Tunggu Saja!
- Bab 159 Beritahu Aku Kalau Itu Bukan Sungguhan
- Bab 160 Pria Lain
- Bab 161 Kamu Coba Saja
- Bab 162 Perang Dingin
- Bab 163 Rasa Cemburu Yang Berlebihan
- Bab 164 Jangan Lupa Masalah Sebelumnya
- Bab 165 Sayang, Santai saja
- Bab 166 Kesempatan Yang Bisa Disembuhkan Dari Penyakit
- Bab 167 Selamat Ulang Tahun
- Bab 168 Rencana
- Bab 169 Rencana (2)
- Bab 170 Meskipun Tidak Percaya
- Bab 171 Aku Berharap Kamu Mati
- Bab 172 Badai Rumor
- Bab 173 Dia Yang Tidak Normal
- Bab 174 Perjanjian Perceraian
- Bab 175 Menginginkannya dengan Ganas
- Bab 176 Anakku ...
- Bab 178 Apakah Kondisi Ini Bisa Membaik?
- Bab 179 Gangguan Tanpa Henti
- Bab 180 Tidak Menghalangimu!
- Bab 181 Roda Berputar
- Bab 182 Apakah Kamu Orang Dunia Hiburan!
- Bab 183 Sadar Sepenuhnya
- Bab 184 Pergi
- Bab 185 Awalan Baru
- Bab 186 Masa Lalu Yang Tidak Bisa Dikenang
- Bab 187 Bangun
- Bab 188 Curhat
- Bab 189 Marsha Pergi
- Bab 190 Tindakan Kecil
- Bab 191 Terekspos
- Bab 192 Mencari Kesempatan
- Bab 193 Selalu Merindukannya
- Bab 194 Aku Ingin Dia Mati
- Bab 195 Sherly
- Bab 196 Pernah Mencintainya
- Bab 197 Menutup Pameran Lukisan
- Bab 198 Berangkat Ke Amerika Serikat
- Bab 199 Gerakan Janin
- Bab 200 Perhatian Hendi
- Bab 201 Sama Sekali Tidak Tahu Pameran Lukis Ditutup
- Bab 202 Diam-Diam Menyelidiki
- Bab 203 Menuju Apartemen
- Bab 204 Yuli Sakit Parah
- Bab 205 Menerima Pukulan
- Bab 206 Tidak Bisa Menghadapi Tekanan
- Bab 208 Tekanan Sifa
- Bab 208 Mendatangi
- Bab 209 Terpancing Emosi
- Bab 211 Kecemasan
- Bab 212 Kabar Mendadak
- Bab 213 Perasaan Bertentangan
- Bab 213 Penyebaran Sel Kanker
- Bab 214 Pertahanan Satu-Satunya
- Bab 215 Kedatangan Decky
- Bab 217 Tubuh Yang Lemah
- Bab 218 Kemarahan Yang Tidak Terkendali
- Bab 219 Diri Yang Tidak Berdaya
- Bab 219 Tubuh Lemah
- Bab 220 Memberi Tugas Secara Rahasia
- Bab 221 Menjaga Sepenuh Hati
- Bab 222 Menerima Pengobatan
- Bab 223 Mengatur Secara Rahasia
- Bab 224 Mengenang Masa Kecil
- Bab 225 Mendadak Pulang
- Bab 226 Bertemu Yuli
- Bab 227 Suasana yang Menekan
- Bab 228 Mengetahui Balas Dendam Dari Hendi
- Bab 229 Kerahasiaan Laras
- Bab 230 Kabar Baik Mendadak
- Bab 231 Yuli Akan Segera Bangun
- Bab 232 Ariana Memicu Keributan Besar
- Bab 233 Menjerat Tanpa Akhir
- Bab 234 Melihat Trik Licik Ariana
- Bab 235 Kabar Baik
- Bab 236 Insiden Ariana
- Bab 237 Yuli Bangun
- Bab 238 Mendapatkan Tanggapan
- Bab 239 Minta Enam Milyar
- Bab 240 Sudah Boleh Pulang
- Bab 241 Terus Berpikir
- Bab 242 Kembali Normal
- Bab 243 Panggilan Telepon Dari Ibu Leng
- Bab 244 Ketenangan Yang Akan Segera Hancur
- Bab 245 Tidak Ingin Membebani Hendi
- Bab 246 Kabar Baik Yang Tiba-Tiba Datang
- Bab 247 Dipaksa Kembali
- Bab 248 Diantar Lagi Ke Gerbang Pintu Rumah Keluarga Leng
- Bab 249 Hendi Mencari Dengan Sangat Panik
- Bab 250 Menanyakan Dan Menyalahkan
- Bab 251 Mendapat Saham
- Bab 252 Bertengkar
- Bab 253 Mengingat Masa Lalu
- Bab 254 Kekecewaan Tidak Berujung
- Bab 255 Menyewa Rumah Di Luar
- Bab 256 Bertemu Dengan Laras
- Bab 257 Hendi Kembali
- Bab 258 Tragedi
- Bab 259 Mengubah Pemikiran
- Bab 260 Pertemuan Yang Canggung
- Bab 262 Benar-Benar Kehilangan Harapan
- Bab 262 Sengketa Di Ruang Tamu
- Bab 264 Jatuh
- Bab 265 Mencoba Membuat Tuduhan Palsu
- Bab 266 Pertengkaran Antar Teman Baik
- Bab 267 Pikiran Yang Jahat
- Bab 268 Dia Sedang Berbohong
- Bab 269 Melakukan Kepalsuan
- Bab 270 Damai
- Bab 271 Tes DNA
- Bab 272 Ayo Bicarakan Ini Denganku
- Bab 273 Penghinaan
- Bab 274 Dilema
- Bab 275 Dilema
- 276 Menolak Cek
- 277 Berkomunikasi dengan Kakek
- BAB 278 Kecewa
- 279 Dalam Suasana Hati yang Buruk
- Bab 280 Bertemu Hendi Di Bar
- Bab 281 Main Tangan
- Bab 282 Kembali Ke Rumah Keluarga Leng
- Bab 283 Punya Pemikiran Masing-masing
- Bab 284 Diperingatkan
- Bab 285 Tidak Boleh Mengalah
- Bab 286 Dikalahkan
- Bab 287 Tidak Puas
- Bab 288 Kekhawatiran
- Bab 289 Diskusi Tak Berhasil
- Bab 290 Rapat di Ruang Kerja
- Bab 291 Tiga Persyaratan
- Bab 292 Mengikat
- Bab 293 Pembagian Warisan
- Bab 294 Mengobrol Secara Terbuka