Marriage Journey - Bab 220 Memberi Tugas Secara Rahasia

Sudah, sekarang kondisi sudah seperti ini, tidak perlu berkata banyak lagi, urusan perusahaan di sana kamu selesaikan yang baik. Aku akan segera pulang.

Setelah Decky selesai mengatakan ini, lalu menutup telepon dengan Laras.

Laras mendengar telepon tit tit diputus, seketika tidak tahu apa yang seharusnya dia lakukan.

Dia ingin sekali saat ini, dirinya juga terbang ke Amerika sana melihat kondisi Sifa yang saat ini tidak tahu bagaimana.

Dia juga tahu ini hanya adalah pemikirannya sendiri, sama sekali tidak memungkinkan!

Mengingat sekarang Decky juga sudah berada di Amerika, kalau dirinya tidak baik-baik membantu mengurus masalah Grup, berikutnya, tidak tahu masih bisa terjadi apa lagi.

Laras bagaimana pun juga merasa masalah Grup perusahaan kali ini pasti tidak sesederhana itu, dia terus merasa ada satu kekuatan yang sengaja mempersulit Grup perusahaan.

Setelah menutup telepon, Laras lalu berpesan ke sekretaris Decky untuk memulai penyelidikan, mengenai penyebab utama penurunan hasil pemasaran kali ini.

Decky di hotel terus tidak tenang, dia juga tidak merasa telepon dari Laras ini mempengaruhi suasana hatinya.

Sebaliknya dalam benaknya tak berhenti muncul gambaran Sifa.

Pria itu mengingat kembali pandangan Sifa terbaring di atas ranjang melihat dirinya, hati tak bisa dilarang untuk bergetar.

Dia kembali mengambil telepon, menghubungi nomor sekretarisnya.

Saat setelah telepon tersambung, lalu di telepon Decky meminta sekretarisnya mengurus urusan selanjutnya.

"Sekarang hubungi tim dokter yang paling bagus di Amerika, kalau pun dari negara lain juga boleh, secepat mungkin minta mereka ke Amerika, mengobati Sifa !"

Saat sekretaris mendengarkan perkataannya ini, masih mengira dirinya seakan sudah salah dengar.

Sekretaris juga tidak tahu mengapa Decky membuat keputusan seperti ini lagi, semua orang tidak mengerti jalan pemikirannya.

"Baik! Aku sudah tahu, Direktur Leng, tapi sekarang perusahaan ada beberapa masalah, tidak tahu apa Laras sudah melaporkan ke kamu belum."

Decky tidak menyangka sekretaris kembali mengingatkan lagi tentang urusan kantor. Awalnya masalah pemasaran di kantor ini semuanya diserahkan ke Laras untuk bertanggung jawab, ternyata sekretaris juga sudah tahu, kelihatannya masalah kali ini pasti juga tidak sesederhana itu.

"Em, masalah ini Laras tadi sudah memberitahuku, kamu dan Laras kalian selesaikan saja, ingat urusan yang tadi aku pesan ke kamu, jangan biarkan siapa pun tahu!"

Decky di telepon sekali lagi berpesan ke sekretaris, jangan membocorkan urusan yang dia utus ini.

"Baik, Direktur Leng, aku pasti akan merahasiakannya dengan baik, segera menghubungi tim dokter."

Setelah selesai mengatakan ini, Decky lalu menutup telepon dengan sekretaris.

Pria itu tidak tahu mengapa dirinya tiba-tiba bisa mengambil keputusan seperti ini... Mungkin melihat Sifa seperti itu, hatinya merasa sedih dan kasihan.

Juga mungkin tidak ingin membuat wanita ini menghilang begitu saja dari dunia ini.

Pria itu di dalam hati memberitahu dirinya, bukan karena dirinya menyanyangi wanita ini, tapi karena Yuli!

Kalau bukan Sifa wanita yang kejam ini, membuat Yuli menjadi seperti sekarang ini, bagaimana bisa dirinya tidak bisa bersatu dengan orang yang dia cintai.

Sebaliknya bertolak belakang dengan nuraninya, menikah dengan Sifa, bahkan juga memiliki anak ini.

Decky dalam hati memberitahu diri sendiri, pasti harus membuat wanita ini terus hidup, hanya dengan seperti ini dirinya baru bisa menyiksanya dengan lebih baik! Seperti ini, baru bisa setimpal dengan penderitaan Yuli di ranjang pasien!

Dia tidak mungkin semudah ini membiarkan wanita ini mati.....

Hendi yang berada di lorong di dalam rumah sakit, mungkin karena terlalu lelah, makanya juga tertidur memejamkan mata di kursi.

Tunggu saat dia membuka mata, langit juga sudah sangat terang.

Pria itu tiba-tiba teringat Sifa di dalam kamar pasien, juga tidak tahu bagaimana kondisinya saat ini.

Makanya segera berjalan ke dalam kamar pasien.

Dan saat ini suster juga sudah mengukur suhu badan Sifa, kelihatan Hendi yang menerjang masuk, suster tersenyum dengannya.

"Sekarang kondisi pasien terbilang lumayan baik. Tapi mengingat dia baru selesai melahirkan, masih perlu memberinya gizi yang komplit."

Hendi mendengar suster berkata seperti ini dengan dirinya, di samping segara mengangguk.

Dalam hatinya berpikir seharusnya mau bagaimana mempersiapkan makanan Sifa berikutnya, mengingat sudah melahirkan seorang anak, saat ini badannya bisa lebih lemah dan juga perlu mempersiapkan makanan sehabis melahirkan yang berbeda, baru bisa memberi gizi yang menyeluruh untuk Sifa.

Hendi melihat sekilas Sifa yang di atas ranjang pasien, seakan masih tertidur.

Maka dari itu dia bisa tenang berjalan keluar ke luar kamar pasien.

Dia segera menghubungi pusat perawatan sehabis melahirkan yang terbaik di Amerika, berencana menyerahkan semua makanan Sifa ke pusat perawatan sehabis melahirkan untuk mempersiapkannya.

Baru saja Hendi selesai mengatur dengan baik, telepon dari dalam negeri berdering masuk kembali.

Setelah tersambung, dia lalu kedengaran, kabar yang bagi dirinya termasuk agak bagus.

“Direktur Shen! Dengan usaha keras seharian kemarin, kita sudah melakukan beberapa langkah penekanan terhadap perusahaan Decky, pemasaran perusahaan mereka sekarang pasti sudah menerima sedikit imbas.

Hendi kedengaran asistennya mengatakan perkataan seperti ini pada dirinya.

Hal yang awalnya dia harapkan, sudah berjalan lancar dan menyelesaikan langkah pertama, namun tidak tahu mengapa tidak bisa senang!

Ini adalah untuk pertama kalinya Hendi melakukan hal seperti ini, dia tidak tahu saat itu sebagaimana gegebah dirinya, baru bisa mengatur asisten pergi melakukan beberapa hal ini.

“Baik! Mengingat urusan terbilang lancar, kalau benar demikian teruskan, kali ini aku pasti akan membuat Decky tahu membuatku tidak senang akibatnya apa.”

Usai Hendi mendengar semua ini, lalu memutuskan telepon dengan asistennya.

Dia di dalam hati berpikir saat Decky tahu semua ini, apakah bisa marah besar, wajahnya bisa gimana, tapi Hendi merasa semua ini juga tidak terbilang apa-apa.

Mengingat penyiksaannya terhadap Sifa, dibandingkan dengan beberapa hal ini sungguh jauh sekali.

Setelah mengatur semua hal dengan baik, Hendi berjalan masuk lagi ke kamar pasien.

Dan saat ini, Sifa sudah bangun.

Mungkin setelah istirahat semalaman, Sifa kelihatannya juga sudah agak bertenaga.

Sifa melihat Hendi berdiri di hadapannya. Merasa dirinya sudah melewati satu hari dan satu malam ini, seakan dengan sangat panjang dan lama sekali.

Tapi pada akhirnya dia juga bisa melewatinya.

Hendi juga tersenyum manis melihat Sifa, merasa semua ini akhirnya sudah membaik, awan gelap yang menutupi hatinya, juga perlahan buyar dan menghilang.

“Hendi, terima kasih, terima kasih atas semua yang kamu lakukan untukku.”

Sifa di samping lanjut menggunakan nada suara yang agak lemah mengucapkan perkataan terima kasih ke pria itu.

Hendi segera berjalan ke sisi Sifa.

“ Sifa … kamu gadis bodoh, apa yang kamu katakan? Melakukan semua ini untukmu sudah merupakan hal yang seharusnya kulakukan.”

“Oh yah, apa kamu ingin melihat anakmu, aku sekarang panggil suruh suster gendong ke sini.”

Setelah Hendi usai berkata, langsung segera berdiri, ke arah pintu, berpesan ke suster segera gendong anak ke sini untuk diperlihatkan ke Sifa.

Kembali lagi balik ke kamar pasien dan Sifa juga sudah perlahan duduk.

Hendi mengambil sebuah bantal sandaran, untuk Sifa bersandar, pria itu melihat Sifa yang ada di hadapannya, memang benar dibanding sebelumnya sudah lebih bersemangat.

Suster menggendong anak berjalan masuk ke kamar pasien, Hendi dan Sifa dua orang mengeluarkan senyum kecil yang penuh pengertian.

Pria itu melihat senyuman di wajah Sifa sepertinya ini sudah lama sekali tidak pernah terlihat olehnya.

Novel Terkait

Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu