Marriage Journey - 279 Dalam Suasana Hati yang Buruk
Laras melihat di mata, cemas di hati, Decky baru saja meneleponnya, dia sudah bisa menebak hal buruk apa lagi yang terjadi pada Decky.
Dia menerima telepon dari Decky, segera meletakkan pekerjaannya dan pergi ke rumah Leng.
Ketika dia sampai di kamar Decky, pintunya terbuka, dia mendorongnya dengan lembut, dia melihat Decky duduk di kursi dengan wajah marah.
"Hal buruk apa yang terjadi, kamu membiarkan aku terburu-buru kemari, dan memberiku waktu lima menit untuk sampai ke sini, kamu mengira aku sedang mengendarai roket!"
Laras dan Decky tumbuh bersama, otomatis mereka berdua sangat mengenal satu sama lain, mereka tidak takut untuk berbicara, alasan kenapa dia bercanda dengan Decky, adalah karena dia tidak ingin Decky terus tenggelam dalam kesedihan.
Tatapan sedih dari mata Decky, dia mengeluarkan sebatang rokok dari mejanya dan menyalakannya, setelah beberapa hisapan dia berkata: "Kamu harus memikirkan cara, untuk mengeluarkan Sifa dari rumah Leng."
Ketika Laras mendengar dia mengatakan ini, dia tertegun pada awalnya, dan kemudian kembali tenang.
"Aku pikir kamu memiliki kesalahpahaman yang dalam terhadap Sifa, tidak peduli apa, dia telah melahirkan seorang anak untukmu, walaupun kamu memiliki kebencian terhadapnya, kamu tidak perlu memperlakukan mereka dengan dingin."
"Laras, kamu tidak tahu tentang wanita ini, aku duduk bersamanya dengan damai dan berbicara dengannya hari ini, tapi dia tidak menyetujui persyaratanku."
Laras sangat tertarik mendengarnya, "istilah apa yang kamu tawarkan? Katakan padaku."
"Aku memberinya cek, berharap dia bisa pergi membawa cek dan pergi bersama Hendi ..."
"Syaratnya dia harus meninggalkan anaknya, kan?" sebelum di menyelesaikan omongannya sudah diputusin sama Laras.
Dia menatap Laras dengan curiga, "Bagaimana kamu tahu?"
"Apakah aku tidak bisa menebak pikiranmu, tapi pernahkah kamu berpikir, seperti ini apakah tidak terlalu kejam terhadap Sifa?"
"Aku memberinya cek dan tidak mengisi jumlahnya, dia bisa mengisi sebanyak yang dia mau, dia masih tidak puas, " Keluh Decky.
"Pernahkah kamu berpikir, bahwa Sifa tidak memiliki apa-apa sekarang, dan anaknya adalah dukungan spiritualnya, bagaimana dia bisa menyerah?"
"Orang seperti dia yang menyukai kesombongan, bagaikan wanita yang ingin terbang ke cabang dan menjadi burung phoenix, ada apa yang tidak bisa dilakukannya?"
Laras tahu bahwa Decky selalu membenci Sifa, tetapi dia tidak menyangka Decky akan mengomentari Sifa dengan cara ini, walaupun dia tidak membawa perasaan pribadi, dia juga akan mengatakan kata-kata yang adil untuk Sifa.
"Mungkin kamu yang salah paham terhadap Sifa selama ini, kebencianmu padanya yang mengarahkanmu ke pandangan buruk tentangnya."
"Kamu masih teman baikku atau bukan, kenapa kamu selalu berbicara untuk wanita itu?"
Mendengar penyalahannya, Laras tertegun sejenak, dia tidak ingin Decky tahu cintanya pada Sifa.
Dia segera menutupinya, "Aku hanya membicarakan masalah ini, bukankah ada pepatah lama berkata, orang yang bertanggung jawab bingung dan penontonnya jernih, pemikiran otakmu sekarang lebih kacau dan sangat tidak rasional, tunggu kamu sudah rasional, kamu tidak akan berpikir seperti ini lagi. "
Decky diam....
Jelas, dia merasa bahwa kata-kata Laras tampak masuk akal, tetapi tidak mungkin baginya untuk tidak membenci Sifa.
Karena Sifa, Yuli telah terbaring di tempat tidur selama tiga tahun, jika bukan karena adanya keajaiban, Yuli akan dalam keadaan koma sepanjang hidupnya.
Semua ini, Decky mengingat di dalam hatinya, bagaimana bisa hanya karena Sifa melahirkan seorang anak untuknya dia melupakan semuanya? Dan dia sama sekali tidak menginginkan anak ini, anak hanya sebuah kecelakaan.
Anak ini telah menjadi batu sandungan baginya untuk membawa Yuli kembali ke rumahnya, dan Sifa juga menggunakannya sebagai trik untuk menyiksanya.
Decky terdiam, matanya terpejam menykamur di kursi.
Melihatnya mengerutkan alisnya, Laras tidak tahu bagaimana menghiburnya sejenak, sebaliknya, dia merasa lebih baik membiarkannya menenangkan diri.
Ketika abu rokok jatuh, kena dirinya, Decky perlahan membuka matanya.
"Mengapa wanita ini selalu menghantuiku?" Dia komplain
"Tidak peduli apa, anak ini adalah daging dan darahmu, tidak ada keraguan tentang itu, bagaimana kamu bisa mengusir mereka dari rumah Leng?"
"Tapi jika tidak melakukan ini, kamu mau aku bagaimana memberikan penjelasan pada Yuli, aku tidak mungkin selalu membiarkannya diluar, aku selalu merasa bersalah padanya selama beberapa tahun ini."
"Ketika dia belum bangun, aku sudah berkata akan memberikan kompensasi kepadanya, tetapi ketika dia bangun aku malah tidak bisa berbuat apa-apa, apa yang kamu ingin aku lakukan?"
Ketika dia bertanya, Laras terdiam, dan tidak tahu bagaimana menghiburnya.
Decky tiba-tiba berdiri dari kursi, "Ayo kita pergi ke bar dan minum, minum sampai mabuk oke?"
Laras tidak punya pilihan selain menggelengkan kepalanya, bertindak sebagai supir, dan mereka dengan cepat sampai di bar.
Di tempat lampu merah wine hijau seperti ini, wajar saja banyak pria ganteng dan wanita cantik, di bawah lampu neon yang berkedip, pria dan wanita yang mengenakan pakaian modis, menggelengkan kepala dan menggerakkan tubuhnya.
Sejak Decky dan Laras memasuki bar, mereka telah menjadi perhatian orang, penampilan mereka yang tampan dan postur yang tegap, tentu menjadi pemkamungan yang indah di bar.
Tidak ada kekurangan pria tampan di sini, tetapi yang tampan sampai seperti mereka berdua, hanya mereka berdua saja.
Jadi mereka sangat menarik, apalagi wanita cantik.
Baru saja datang ke sudut gelap bar dan duduk, seorang gadis cantik yang berpakaian sangat minim, dengan jalinan tulang ikan mendatangi mereka.
Bertanya dengan sangat manis: "Dua pria tampan, tidakkah kamu mengundang aku untuk minum?"
Laras awalnya ingin mengirim gadis itu pergi, tidak menyangka Decky malah mengulurkan tangannya dan menarik gadis itu.
"Jika wanita cantik tertarik pada minuman, maka mari kita minum sebotol '82 Lafite."
Pelayan yang berdiri di samping saat mendengarkannya, pergi mengambil anggur dengan sangat gembira.
Umumnya, mereka yang mampu membeli wine jenis ini di sini, semuanya adalah orang-orang kelas atas, para pelayan pasti akan sangat perhatian, dan tidak berani mengabaikan mereka sama sekali.
Dengan cepat anggur itu dibawa kemari, dan pelayan membukanya dan menuangkannya ke dalam gelas wine.
Gadis melihat pemborosan Decky, melihat lagi pada pakaian Decky dan Laras, langsung memutuskan bahwa mereka adalah generasi kedua dari orang kaya, dengan senang hati dia duduk di samping mereka dan minum anggur.
Sambil minum dan mengobrol dengan Decky, Laras malah berdiam di sampingnya, dia sebenarnya tidak suka bar dekat lampu merah dan minum anggur hijau seperti ini.
Orang orang disini memiliki karakter berbeda beda, wanita cantik yang datang kesini kebanyakan berpakaian sexy, sangat berani dan terbuka saat berbicara dan melalukan sesuatu.
Masih ada beberapa gadis muda datang untuk mencari menantu kaya, makanya Laras sangat benci tempat seperti ini, kalau bukan karena melihat Decky sedih, dia tidak akan membawa Decky datang ke tempat seperti ini.
Setelah gadit menghabiskan segelas wine, gadis itu mulai menanyakan identitas Decky, Decky bahkan memeluk gadis itu, tanpa diduga gadis itu tidak mengelak sama sekali, melainkan bersandar padanya.
Meskipun Laras tahu bahwa Decky sedang berakting di tempat seperti ini, tetapi dia malah merasa jijik, dan hanya bermain dengan ponselnya, dan mengabaikan mereka berdua.
Meskipun Decky sangat sedih, dia masih termasuk rasional, dia tidak mengungkapkan identitasnya, tetapi hanya memberitahu gadis itu bahwa dirinya hanya melakukan bisnis kecil.
"Ayolah, pria tampan, mari kita bersulang, melihatmu seperti ini apakah kamu mengalami hal-hal yang menyedihkan? Bisakah kamu ceritakan."
Novel Terkait
Si Menantu Buta
DeddyBack To You
CC LennyDemanding Husband
MarshallPernikahan Tak Sempurna
Azalea_CEO Daddy
TantoAfter Met You
AmardaLove And War
JaneMarriage Journey×
- Bab 1 : Kanker Lambung Stadium Terakhir
- Bab 2 : Kamu Kotor
- Bab 3 : Decky Menidurinya
- Bab 4 : Menghindar Bagaikan Ular Berbisa
- Bab 5 : Berikan Jantungku Kepadanya
- Bab 6 : Aku Merasa Aku Kotor !
- Bab 7 Transplantasi Dihentikan
- Bab 8 Hamil ?
- Bab 9 Anak Haram Siapa
- Bab 10 Kamu Tidak Pantas Menjadi Seorang Ibu
- Bab 9 Aku Tidak Punya Rumah
- Bab 12 Hasil Terburuk
- Bab 13 Wanita Tidak Tahu Malu
- Bab 14 Wanitaku
- Bab 15 Itu Anakku
- Bab 16 Shen, Kamu Tidak Pantas!
- Bab 17 Berubah Seiring Berjalannya Waktu
- Bab 18 Orang Seperti Apa
- Bab 19 Tamu Yang Tiba-tiba Datang Tanpa Diundang
- Bab 20 Membusuk Di Sekitarku
- Bab 21 Sedikit Berubah
- Bab 22 Harapan Mendapatkan Kekecewaan
- Bab 23 Bersimpati
- Bab 24 Bertemu di Rumah Sakit Secara Tidak Sengaja
- Bab 25 Keadaan Darurat
- Bab 26 Wanita Kuat
- Bab 27 Tidak Boleh Mati!
- Bab 28 Terserah!
- Bab 29 Mengkhawatirkanku?
- Bab 30 Seperti Sepasang Suami Istri
- Bab 31 Curiga
- Bab 32 Aku Nyonya Leng
- Bab 33 Kamu Mengorok
- Bab 34 Bawa Masuk
- Bab 35 Isi Hati
- Bab 36 Aku Sudah Memperkerjakan Pembantu Untukmu
- Bab 37 Shen Yang Berbeda
- Bab 38 Pembukuan?
- Bab 39 Kamu Hari Ini Cantik Sekali
- Bab 40 Makan Malam Keluarga Leng
- Bab 41 Serangan Balik
- Bab 42 Wanita Dengan Dua Watak
- Bab 43 Kami Akan Berusaha
- Bab 44 Secercah Harapan, Beratus Kali Lipat Usaha
- Bab 45 Menjadi Asistennya?
- Bab 46 Wanita Ini Tidak Gampang
- Bab 47 Rumor
- Bab 48 Bercanda Berlebihan
- Bab 49 Jaga Dirimu Dengan Baik (1)
- Bab 50 Jaga Dirimu Dengan Baik (2)
- Bab 51 Wanita Cantik, Marsha
- Bab 52 Pria Munafik
- Bab 53 Biarkan Aku Menemanimu Di Saat Sedih
- Bab 54 Wanita Pemberani
- Bab 55 Dengan Begini Apakah Kita Sudah Menjadi Teman?
- Bab 56 Aku Akan Melindungimu Mulai Dari Sekarang
- Bab 57 Bukankah Kamu Suka Seperti Ini?
- Bab 58 Bisakah Kamu Membawakanku Pakaian
- Bab 59 Tidak Peduli Apa Tujuanmu, Kamu Telah Berhasil
- Bab 60 Momen Yang Memalukan
- Bab 61 Tetap Terasa Dingin
- Bab 62 Apakah Dia Telah Pergi?
- Bab 63 Cemburu
- Bab 64 Lihat Saja Pulang Nanti
- Bab 65 Semakin Menarik Semakin Berbahaya
- Bab 66 Kekecewaan Dan Keputusasaan Datang Dari Harapan
- Bab 67 Tolong aku!
- Bab 68 Situasi Berbahaya
- Bab 69 Pegang Erat Tanganku
- Bab 70 Wanita Bertekad Dengan Pisau
- Bab 71 Tuhan Tahu Betapa Khawatirnya Dia
- Bab 72 Perubahan Mendadak
- Bab 73 Aku Dan Dia Pilih Salah Satu
- Bab 74 Jangan Bergerak!
- Bab 75 Melepaskanmu
- Bab 76 Kamu Tidak Pantas Menyukai Dia!
- Bab 77 Niat Licik
- Bab 79 Dia Sedang Sakit, Penyakit Yang Tidak Dapat Disembuhkan
- Bab 79 Laras, Tolong Menjaga Rahasia Ini
- Bab 80 Kondisi Penyakit Semakin Memburuk
- Bab 81 Perhatian Yang Tiba-Tiba
- Bab 82 Kehangatan
- Bab 83 Gaun Motif Bintang
- Bab 84 Sangat Cocok Denganmu
- Bab 85 Penghargaan Untukmu!
- Bab 86 Pikiran Ariana
- Bab 87 Lebih Perhatian Dari Dirinya Sendiri?
- Bab 88 Pusat Perhatian Semua Orang
- Bab 89 Tubuhmu Begitu Jujur?
- Bab 90 Beri Kesempatan?
- Bab 91 Mau Jadi Wanita Sejatiku?
- Bab 92 Wanita Yang Sedang Jatuh Cinta Memang Berbeda
- Bab 93 Hidup yang Didambakan
- Bab 94 Ngambek?
- Bab 95 Bagaimana Menghadapinya
- Bab 96 Tidak Ada Yang Lebih Mencintaimu Daripada Aku
- Bab 97 Merebut Wanita Orang Lain
- Bab 98 Harus Memperlakukannya Dengan Baik
- Bab 99 Pelecehan Seksual Dan Kekerasan
- Bab 100 Luka Hati
- Bab 101 Masalah Ini Tidak Begitu Sederhana
- Bab 102 Takut Akan Kepergiannya Yang Mendadak
- Bab 103 Kamu Suka Dia Kan?
- Bab 104 Aku Tidak Mau Bermain-Main Lagi
- Bab 105 Aku Jatuh Cinta Dengannya, Apakah Ada Yang Salah?
- Bab 106 Perjanjian Perceraian
- Bab 107 Ayo Kita Mulai Dari Awal Hubungan Kita?
- Bab 108 Selama Aku Ingin Kamu Milikku, Maka Kamu Hanya Bisa Jadi Milikku
- Bab 109 Kalau Merindukannya, Harusnya Pergi Langsung Menemuinya Tidak Peduli Seberapa Jauh Itu
- Bab 110 Aku Hanya Mencintai Satu Pria
- Bab 111 Gunung Es Ribuan Tahun Telah Meleleh?
- Bab 112 Romantis
- Bab 113 Sifa, Wanitaku
- Bab 114 Tidakkah Harus Memberiku Penghargaan?
- Bab 115 Takut Semua Ini Hanyalah Mimpi
- Bab 116 Penurunan Suhu Secara Tiba-tiba
- Bab 117 Mengibaskan Ekor
- Bab 118 Dia Tidak Bisa
- Bab 119 Mengapa Dia Melakukan Ini
- Bab 120 Cemburu
- Bab 121 Mengambil Inisiatif
- Bab 122 Perasaan Bukan Sesuatu Yang Dapat Dikendalikan
- Bab 123 Benar-Benar Menganggap Dirimu Sebagai Anak Dari Keluarga An
- Bab 124 Aku Tidak Akan Meremehkan Seseorang Sepertimu
- Bab 125 Memasuki Ranah Hiburan
- Bab 126 Status Sosial
- Bab 127 Sekolah Akting
- Bab 128 Cari Masalah?
- Bab 129 Kesempatan Membuktikan Diri
- Bab 130 Membentuk Tim Proyek
- Bab 131 Tidak Akan Melupakan Pelajaran
- Bab 132 Kura-kura Tua Akhirnya Berubah Cerdas
- Bab 133 Membuat Rencana Baru
- Bab 134 Mengambil Langkah Yang Tidak Biasa
- Bab 135 Bermain Dengan Api
- Bab 136 Apa Kamu Merindukan Aku ?
- Bab 137 Kebuntuan Investigasi
- Bab 138 Kekalahan
- Bab 139 Bisa Terpikirkan Aku, Itu Sudah Cukup
- Bab 140 Pertikaian Yang Jelas Sekali
- Bab 141 Tidak Kenal Akrab
- Bab 142 Kemunculan Yang Mengejutkan
- Bab 143 Kehangatan Sementara
- Bab 144 Krisis
- Bab 145 Menyelamatkan Korban
- Bab 146 Juna Lai
- Bab 147 Kamu Adalah Ayah Yang Baik
- Bab 148 Penyelidikan
- Bab 149 Kebenaran
- Bab 150 Keputusan Akhir
- Bab 151 Serangan Balik Yang Kuat
- Bab 152 Tertawalah Kalau Senang
- Bab 153 Bisakah Kamu Membantuku
- Bab 154 Apa Pun Yang Terjadi, Tolong Selamatkan Anakku
- Bab 155 Punya Hak Apa Kamu
- Bab 156 Jangan Mati Di Dalam Mobilku!
- Bab 157 Kabar Baik
- Bab 158 Kamu Tunggu Saja!
- Bab 159 Beritahu Aku Kalau Itu Bukan Sungguhan
- Bab 160 Pria Lain
- Bab 161 Kamu Coba Saja
- Bab 162 Perang Dingin
- Bab 163 Rasa Cemburu Yang Berlebihan
- Bab 164 Jangan Lupa Masalah Sebelumnya
- Bab 165 Sayang, Santai saja
- Bab 166 Kesempatan Yang Bisa Disembuhkan Dari Penyakit
- Bab 167 Selamat Ulang Tahun
- Bab 168 Rencana
- Bab 169 Rencana (2)
- Bab 170 Meskipun Tidak Percaya
- Bab 171 Aku Berharap Kamu Mati
- Bab 172 Badai Rumor
- Bab 173 Dia Yang Tidak Normal
- Bab 174 Perjanjian Perceraian
- Bab 175 Menginginkannya dengan Ganas
- Bab 176 Anakku ...
- Bab 178 Apakah Kondisi Ini Bisa Membaik?
- Bab 179 Gangguan Tanpa Henti
- Bab 180 Tidak Menghalangimu!
- Bab 181 Roda Berputar
- Bab 182 Apakah Kamu Orang Dunia Hiburan!
- Bab 183 Sadar Sepenuhnya
- Bab 184 Pergi
- Bab 185 Awalan Baru
- Bab 186 Masa Lalu Yang Tidak Bisa Dikenang
- Bab 187 Bangun
- Bab 188 Curhat
- Bab 189 Marsha Pergi
- Bab 190 Tindakan Kecil
- Bab 191 Terekspos
- Bab 192 Mencari Kesempatan
- Bab 193 Selalu Merindukannya
- Bab 194 Aku Ingin Dia Mati
- Bab 195 Sherly
- Bab 196 Pernah Mencintainya
- Bab 197 Menutup Pameran Lukisan
- Bab 198 Berangkat Ke Amerika Serikat
- Bab 199 Gerakan Janin
- Bab 200 Perhatian Hendi
- Bab 201 Sama Sekali Tidak Tahu Pameran Lukis Ditutup
- Bab 202 Diam-Diam Menyelidiki
- Bab 203 Menuju Apartemen
- Bab 204 Yuli Sakit Parah
- Bab 205 Menerima Pukulan
- Bab 206 Tidak Bisa Menghadapi Tekanan
- Bab 208 Tekanan Sifa
- Bab 208 Mendatangi
- Bab 209 Terpancing Emosi
- Bab 211 Kecemasan
- Bab 212 Kabar Mendadak
- Bab 213 Perasaan Bertentangan
- Bab 213 Penyebaran Sel Kanker
- Bab 214 Pertahanan Satu-Satunya
- Bab 215 Kedatangan Decky
- Bab 217 Tubuh Yang Lemah
- Bab 218 Kemarahan Yang Tidak Terkendali
- Bab 219 Diri Yang Tidak Berdaya
- Bab 219 Tubuh Lemah
- Bab 220 Memberi Tugas Secara Rahasia
- Bab 221 Menjaga Sepenuh Hati
- Bab 222 Menerima Pengobatan
- Bab 223 Mengatur Secara Rahasia
- Bab 224 Mengenang Masa Kecil
- Bab 225 Mendadak Pulang
- Bab 226 Bertemu Yuli
- Bab 227 Suasana yang Menekan
- Bab 228 Mengetahui Balas Dendam Dari Hendi
- Bab 229 Kerahasiaan Laras
- Bab 230 Kabar Baik Mendadak
- Bab 231 Yuli Akan Segera Bangun
- Bab 232 Ariana Memicu Keributan Besar
- Bab 233 Menjerat Tanpa Akhir
- Bab 234 Melihat Trik Licik Ariana
- Bab 235 Kabar Baik
- Bab 236 Insiden Ariana
- Bab 237 Yuli Bangun
- Bab 238 Mendapatkan Tanggapan
- Bab 239 Minta Enam Milyar
- Bab 240 Sudah Boleh Pulang
- Bab 241 Terus Berpikir
- Bab 242 Kembali Normal
- Bab 243 Panggilan Telepon Dari Ibu Leng
- Bab 244 Ketenangan Yang Akan Segera Hancur
- Bab 245 Tidak Ingin Membebani Hendi
- Bab 246 Kabar Baik Yang Tiba-Tiba Datang
- Bab 247 Dipaksa Kembali
- Bab 248 Diantar Lagi Ke Gerbang Pintu Rumah Keluarga Leng
- Bab 249 Hendi Mencari Dengan Sangat Panik
- Bab 250 Menanyakan Dan Menyalahkan
- Bab 251 Mendapat Saham
- Bab 252 Bertengkar
- Bab 253 Mengingat Masa Lalu
- Bab 254 Kekecewaan Tidak Berujung
- Bab 255 Menyewa Rumah Di Luar
- Bab 256 Bertemu Dengan Laras
- Bab 257 Hendi Kembali
- Bab 258 Tragedi
- Bab 259 Mengubah Pemikiran
- Bab 260 Pertemuan Yang Canggung
- Bab 262 Benar-Benar Kehilangan Harapan
- Bab 262 Sengketa Di Ruang Tamu
- Bab 264 Jatuh
- Bab 265 Mencoba Membuat Tuduhan Palsu
- Bab 266 Pertengkaran Antar Teman Baik
- Bab 267 Pikiran Yang Jahat
- Bab 268 Dia Sedang Berbohong
- Bab 269 Melakukan Kepalsuan
- Bab 270 Damai
- Bab 271 Tes DNA
- Bab 272 Ayo Bicarakan Ini Denganku
- Bab 273 Penghinaan
- Bab 274 Dilema
- Bab 275 Dilema
- 276 Menolak Cek
- 277 Berkomunikasi dengan Kakek
- BAB 278 Kecewa
- 279 Dalam Suasana Hati yang Buruk
- Bab 280 Bertemu Hendi Di Bar
- Bab 281 Main Tangan
- Bab 282 Kembali Ke Rumah Keluarga Leng
- Bab 283 Punya Pemikiran Masing-masing
- Bab 284 Diperingatkan
- Bab 285 Tidak Boleh Mengalah
- Bab 286 Dikalahkan
- Bab 287 Tidak Puas
- Bab 288 Kekhawatiran
- Bab 289 Diskusi Tak Berhasil
- Bab 290 Rapat di Ruang Kerja
- Bab 291 Tiga Persyaratan
- Bab 292 Mengikat
- Bab 293 Pembagian Warisan
- Bab 294 Mengobrol Secara Terbuka