Marriage Journey - Bab 208 Tekanan Sifa

Mendengarkan teman baiknya mengatakan hal ini pada dirinya di ujung telepon, meskipun Hendi tidak ingin mendengarkan kata-kata ini, tetapi Hendi tahu bahwa teman ini berkata seperti itu untuk kebaikannya sendiri.

"Kamu tidak perlu khawatir dengan urusanku, tapi aku juga ingin meminta bantuanmu. Jika ada informasi yang beredar di dalam negeri, kamu harus memberitahuku, terutama tentang Decky, pria ini tidak akan tinggal diam."

Setelah selesai berbicara, Hendi menghela nafas di telepon.

Hendi tidak tahu hal-hal gawat apa lagi yang akan terjadi selanjutnya, tetapi bagaimanapun juga, dirinya harus mencegah agar hal-hal selanjutnya tidak terjadi.

"Baik, aku tahu, Hendi, aku akan mencari informasi ini secara pribadi untukmu, tetapi kamu di Amerika Serikat juga harus memikirkannya dengan baik. Jika kamu tinggal di Amerika Serikat untuk waktu yang lama dan tidak kembali, maka itu akan baik untuk kariermu."

Hendi mendengarkan teguran temannya di telepon. Tetapi tidak tahu bagaimana menanggapinya.

"Um, baik, aku tahu, aku tahu kamu begini demi kebaikanku, begini saja dulu, harap ingat, beritahu aku kabar apa pun, kapan pun, beritahu aku secepat mungkin!"

Setelah menutup telepon, Hendi perlahan masuk ke toko buah.

Pada saat ini, mobil Decky kembali melaju ke pintu apartemen Sifa. Decky melihat Sifa sibuk sendirian di dapur, dan terasa sedikit bingung karena Hendi yang menyebalkan itu tidak ada di sini bersama Sifa.

Decky keluar dari mobil dan mulai berjalan menuju apartemen.

Tidak diduga, pintu itu dengan pelan terbuka, dan pada saat ini, Sifa mendengar langkah kaki dan mengira itu adalah Hendi yang sudah kembali.

Sifa sibuk di dapur dan tidak menoleh ke belakang, lalu berkata ke luar dapur: "Mengapa kamu membeli buah begitu lama? Aku sudah menyiapkan makan siang. Lihat apakah itu sesuai dengan selera makanmu."

Dari nada kata-kata ini, Decky dapat dengan jelas merasakan bahwa Sifa tampaknya tidak terpengaruh sama sekali oleh panggilan teleponnya, sebaliknya, dari nadanya Sifa, bisa mendengar sedikit perasaan senang.

Decky tidak menjawab apapun, tapi berjalan perlahan menuju dapur ...

Pada saat ini, Sifa sepertinya tidak memperhatikan sesuatu yang aneh, masih berpikir bahwa orang di luar adalah Hendi ...

Saat ini, Decky juga sudah mendekati pintu dapur.

Decky berdiri di pintu dan memandang Sifa yang sibuk berjalan-jalan di dapur dengan ekspresi yang sangat serius.

Meskipun Decky ingin sekali mengatakan sesuatu untuk menarik perhatian Sifa dan membuatnya sadar akan kedatangannya, tetapi Decky tidak tahu harus berkata apa.

Decky hanya bisa berdiri di samping dan tetap diam, terus mengamati setiap gerakan Sifa di dapur ...

Mungkin Sifa merasakan sesuatu yang aneh, jadi Sifa memegang makanan di tangannya dan melihat ke arah pintu dapur.

Begitu melihat Decky, piring makanan di tangannya tergelincir ke lantai dan piring itu jatuh, membuat suara pecah belah ...

Makanan yang baru saja siap dan diletakkan di piring berserakkan di lantai.

Sifa melihat Decky berdiri di depan pintu dapur, Sifa tidak menyadari kapan Decky masuk ke dalam.

Sifa tiba-tiba teringat bahwa dirinya baru saja mengatakan perkataan ini kepada orang di luar pintu, awalnya mengira Hendi yang kembali dari membeli buah, tetapi tidak disangka bahwa orang yang berdiri di luar adalah Decky.

Sifa tertegun menatap pria di depannya dan tanpa sadar mengelus perut bagian bawahnya perlahan.

Sifa tidak tahu kata-kata pembuka seperti apa yang harus dirinya ucapkan kepada Decky ...

Pada saat ini, Decky memandang Sifa yang berdiri diam.

Ekspresinya agak kaku, tapi dengan cepat menunjukkan cibiran seperti ejekan.

"Decky, bagaimana kamu bisa datang kemari? Bukankah kamu seharusnya berada di dalam negeri?"

Sifa mengucapkan kata-kata ini dengan hati-hati kepada Decky.

Sifa tahu, dirinya tidak sedang menanyai Decky, hanya saja Decky sangat mencurigakan, mengapa bisa menemukan kediamannya.

Bahkan jauh-jauh datang ke Amerika Serikat, Sifa teringat dengan panggilan telepon yang baru saja dilakukan Decky, dalam hatinya merasa firasat buruk. Perasaan ini dengan cepat memenuhi seluruh hatinya ... Sifa merasa kedatangan Decky bukanlah hal yang baik!

Pria ini menyiksanya selama beberapa tahun, dan saat ini datang ke Amerika Serikat, Sifa sudah tahu betul panggilan telepon tadi.

"Hehe, kelihatannya kamu melewati kehidupanmu dengan cukup baik di sini. Tidak disangka, wanita seperti dirimu benar-benar memiliki banyak tipu muslihat. Meskipun sudah sampai di Amerika Serikat yang begitu jauh, tetapi masih bisa merayu pria untuk menjagamu, sungguh luar biasa! "

Decky mengucapkan kata-kata yang agak dingin ini dengan nada mengejek.

Tapi ekspresi wajahnya tidak berubah sama sekali, masih seperti sebelumnya, tatapan mata yang tidak pernah menatap Sifa dengan baik.

Sifa mendengarkan kata-kata yang menyakiti dirinya, seolah-olah dirinya sudah kebal terhadap kata-kata seperti itu dan tidak merasa begitu marah.

Meskipun kata-kata ini memang membuat Sifa merasa sedikit tidak senang, bagaimanapun juga, kata-kata ini diucapkan oleh Decky, bukankah pria ini sering mengucapkan kata-kata seperti itu untuk memancing emosinya?

Sifa terus menghibur diri sendiri di dalam hati, agar dirinya tidak membuat janinnya tertekan karena hal ini dan mempengaruhi anak di perutnya.

Sifa berusaha untuk menenangkan perasaan tidak enak di hati.

Decky masih berdiri di depan pintu dapur, Sifa memandangi kotak makanan yang berserakan di lantai, piring-piring yang telah terpecah belah dan mulai kikuk.

Sifa ingin membersihkan barang yang berserakkan di dapur, tetapi melihat Decky berdiri di depan pintu, Sifa tidak tahu harus berbuat apa.

Jika dirinya tidak menanggapi perkataannya, tidak tahu kata-kata apa lagi yang akan digunakan pria ini untuk menyerangnya.

"Karena kamu sudah datang, jangan berdiri terus di sini, pergilah ke luar ruang tamu dan duduklah ..."

Sambil berbicara, Sifa berjalan mengitari potongan piring yang tersebar di lantai dan beberapa makanan yang tidak bisa dimakan lagi.

Setelah mendengar kata-kata Sifa, Decky hanya bergerak sedikit dan memberi jalan untuk Sifa, tapi Decky masih berdiri di tempat itu dan tidak berniat pergi ke ruang tamu.

Tapi Sifa berjalan menuju sofa di ruang tamu ...

Dalam hatinya berpikir, untuk orang bertemperamen seperti Decky, benar-benar tidak bisa membujuknya berulang kali, hanya dengan diri sendiri berjalan kemari, meskipun Decky datang mencari masalah dengannya, itu lebih baik daripada berdiri di depan pintu dapur dan menatapnya. Ini membuat Sifa merasa lebih nyaman!

Benar saja, sama seperti dugaan Sifa, kepribadian Decky tetap sama seperti sebelumnya, Setelah beberapa saat, Decky mengikuti Sifa dan perlahan masuk ke ruang tamu.

Kemudian Sifa berjalani ke meja, menuangkan segelas air untuk Decky, dan meletakkannya di atas meja di ruang tamu. Lalu perlahan duduk di sofa.

Lagipula, sekarang Sifa sudah mendekati bulan persalinan, bahkan duduk di sofa saja terasa membutuhkan tenaga lebih.

Dari samping, Decky memandang Sifa yang berpenampilan seperti ini, hati Decky tiba-tiba merasakan sakit yang tak bisa dijelaskan.

Tetapi Decky merasa rasa sakit ini sepertinya bukan perasaan prihatin, melainkan perasaan benci terhadap wanita ini.

Novel Terkait

Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu