Marriage Journey - Bab 36 Aku Sudah Memperkerjakan Pembantu Untukmu

Decky mendengar suara di toilet sana, mengerutkan keningnya, wanita ini sebenarnya sedang berakting apa?

Decky meletakkan sumpit di tangannya, langsung kehilangan mood untuk makan, dengan tidak senang naik ke atas, tanpa memperdulikan Sifa .

Sifa lama sekali baru membaik, bertopang pada gagang pintu dan berdiri, dengan wajah pucat berjalan ke ruang tamu.

Melihat ruang tamu yang sudah kosong melompong, lalu melihat pintu kamar di lantai kedua yang sudah tertutup, dia tersenyum kecut, sebenarnya apa yang dia harapkan.

Lalu Sifa mengangkat mangkuk dan sumpit berjalan ke ruang tamu, dia duduk dan makan sedikit, sebelumnya lambungnya memang tidak baik sekali, ditambah tadi dia muntah, membuat Sifa lebih sulit makan.

Decky membuka komputer terus melihat Sifa yang terus menunduk di toilet, dia tampak rapuh sekali, muntah sangat banyak.

Decky awalnya ingin turun ke bawah melihat, tapi saat berjalan ke pintu lalu berhenti, ada apa dengan dia selama ini.

Wanita itu hanya bisa berpura-pura menyedihkan dihadapannya, menggoyangkan ekor dan meminta perhatian saja, apa yang sedang tidak dia tegakan.

Decky berjalan ke meja komputernya, jarinya tidak berhenti mengetuk meja komputer, jelas sekali sedikit tidak tenang.

Sampai melihat Sifa seperti orang yang tidak kenapa-kenapa duduk di depan meja makan dan makan, dia baru bisa sedikit lebih santai.

Perut Sifa dari yang awalnya masih rata, mulai berubah sedikit buncit, ini membuat Sifa sangat senang, terkadangan ketika sendirian duduk di rumah sesekali berkaca dan mulai memegang perutnya sendiri.

Sepertinya Decky juga mulai mempedulikan masalah anak, Decky sering melihat Sifa sendirian mengerjakan pekerjaan rumah.

Rupanya mungkin dia sendiri sedikitpun tidak peduli, tapi bagaimana juga Sifa mengandung anaknya, sudah seharusnya memperkerjakan orang untuk menjaga Sifa .

Decky berkonflik dengan batinnya sendiri sangat lama, baru mendapatkan kesimpulannya yang sekarang, menelepon Laras menyuruhnya pergi mengurus tentang ini.

Laras setelah mendapatkan telepon ini sedikit terkejut, sejak kapan Decky begitu mempedulikan Sifa , kemarin menyuruhnya membeli suplemen, sekarang menyuruhnya mencarikan pembantu, ini sepertinya tidak mirip dengan Decky .

Decky hampir tidak ada acara makan bisnis, sepertinya sejak Yuli masuk rumah sakit, Decky menutupi dirinya sepenuhnya.

Orang yang berhubungan dengannya hanya beberapa orang saja, sejak keluar dari sekolah sampai sekarang, hampir semua waktunya dia habiskan di kantor.

Akhir-akhir ini orang rumahnya sering menelepon, bertanya bagaimana masalah Decky dan Sifa , sudah menikah 3 tahun lebih, kenapa masih belum ada kabar apa-apa.

Decky dengan wajah dingin berkata kepada kakek dari telepon: "Kakek jangan mengurus urusanku, waktuku untuk mengurus masalah perusahaan saja sudah tidak cukup."

Setelah Decky selesai berkata langsung memutuskan panggilan, dia paling tidak suka orang tua mencampuri urusannya.

Tapi sekarang dia tidak bisa mengatakan kalau Sifa sudah hamil, tidak tau kenapa, dia tidak bisa mengatakan kepada siapapun, wanita yang dia benci sudah mengandung anaknya.

Decky sedikit menertawai dirinya, lanjut membuka dokumen di tangannya dan melihat.

Sifa duduk di ruang tamu, melihat jam yang sudah lewat dari jam biasanya Decky pulang akhir-akhir ini, Sifa merasa sedikit aneh.

Akhir-akhir ini Decky sering pulang, bahkan dia sendiri tidak masuk kelas, dia takut terlalu telat pulang, tidak sempat memasakkan makan malam untuk Decky .

Hendi akhir-akhir ini juga tidak menghubungi dirinya, dalam sekejap Sifa kembali ke kehidupannya yang dulu.

Menunggu selalu terasa lama, Sifa bersandar di sofa melihat buku edukasi bayi, menunggu Decky pulang.

Tapi tak terasa, Sifa tertidur lelap.

Setelah Decky membereskan dokumennya, melihat jam yang sudah menunjukkan jam 11, Decky menggerakkan pundaknya yang sudah pegal.

Membawa badan yang kecapekan kembali ke villa, karena perkataan kakeknya hari ini, dia melamun sangat lama, kalau tidak pasti sudah pulang daritadi.

Decky berdiri di luar pintu berpikir sebentar, tidak tau apakah harus memberitahu Sifa tentang dia mencarikan pembantu untuknya.

Decky dilema sangat lama, akhirnya memutuskan lebih baik tidak usah dia katakan, kalau tidak nanti Sifa mengira dirinya sedang mempedulikannya.

Decky membuka pintu dan masuk, tapi yang tidak sama dengan sebelumnya adalah dia tidak melihat Sifa yang buru-buru tapi dengan hati-hati keluar menukarkan sepatu untuknya.

Decky mengerutkan keningnya, apakah suaranya pulang tidak terlalu besar, Decky batuk dengan kuat, ingin menarik perhatian Sifa .

Tapi ruang tamu masih tetap hening, Sifa sampai sekarang tidak datang juga.

Decky dengan tidak senang menukar sepatunya, Decky berjalan ke ruang tamu ingin melihat apa yang sedang dilakukan wanita ini.

Begitu masuk langsung melihat Sifa yang sudah berbaring tidur di sofa, dia hanya mengenakan baju tidur yang tipis, tangannya memegang buku dan tertidur.

Decky berjalan maju, melihat buku yang ada di tangan Sifa , edukasi janin? Tampaknya wanita ini sangat perhatian dengan anak ini.

Sifa tampaknya kurus sekali, kedua kakinya terbuka, sepertinya kedinginan sampai sedikit merah, Decky dengan hati-hati menyentuh tangannya, dingin sekali.

Melihat Sifa yang tidur nyenyak sekali, Decky tidak membangunkannya, melainkan dengan hati-hati menggendongnya.

Berjalan ke kamar Sifa , dengan hati-hati meletakkannya di tempat tidur dan memakaikan selimut, lalu merangkak keluar lagi. Decky melihat makanan di meja ruang tamu, wanita ini sepertinya sedang menunggu dirinya pulang lalu ketiduran disini setelah makan.

Decky turun ke bawah, mengambil mangkuk dan sumpit makan, sayurannya sudah dingin, tapi Decky tetap makan tidak sedikit, baru berjalan ke kamarnya sendiri.

Pagi hari ketika Sifa terbangun, menggosok lehernya, sedikit tidak sadar melihat sekeliling, bagaimana cara dirinya kembali ke kamar.

Bukankah dirinya ada di atas sofa, Sifa dengan berantakan berjalan ke ruang tamu, melihat Decky sudah duduk di sofa sambil membaca koran.

Kacau, pasti dirinya telat bangun, apa masih sempat sekarang membuat sarapan?

Sifa bergumam 'mampus', lalu dengan cepat berjalan ke dapur, ingin memasak.

Saat ini Decky menyatukan korannya dengan pelan berkata: "Kedepannya kamu tidak perlu melakukan ini lagi, kamu sudah hamil, aku sudah memperkerjakan seorang pembantu untukkmu."

Setelah mengatakannya, dia berdiri mengambil baju dan mau keluar, tangan Sifa masih terdiam.

Apa, dirinya tidak salah dengar kan? Decky bilang mencarikan pembantu untuknya.

Sifa memutarka badannya, melihat ke arah Decky pergi, dia sedikit senang berdiri di belakang Decky .

Apa maksudnya ini, apakah dia........sedang memperhatikannya?

Mata Sifa bersinar, dia menggigit bibirnya: " Decky ......."

Decky sedikit tidak mengerti memutar badannya, melihat Sifa yang dihadapannya dengan wajah heran: "Ehn?"

Novel Terkait

The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu